BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

*Armi

Mei Vita Cahya Ningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NEONATUS BERESIKO TINGGI

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan. Dan. dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior).

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. dengan preeklamsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sesuai kriteria inklusi

HUBUNGAN ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI DESA TARAMAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

BAB II TINJAUAN TEORI

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) a. Pengertian Menurut Yulifah & Yuswanto (2009) bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1.500 gram sampai 2500 gram. Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati & Ismawati, 2010). Bayi berat lahir rendah adalah neonates dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan (Ambarwati & Rismintari, 2009) b. Faktor-faktor terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah Menurut Proverawati & Ismawati (2010) faktor-faktor yang menyebabkan BBLR adalah: 1) Faktor Ibu a) Penyakit:mengalami komplikasi kehamilan seperti anemia sel berat, perdarahan antepartum, hipertensi, pre eklampsi berat, eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal), malaria, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS, TORCH. 8

9 b) Ibu: kehamilan pada usia kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun, kehamilan ganda (multigravida), jarak kelahiran yang terlalu pendek (kurang dari 1 tahun), riwayat BBLR sebelumnya. c) Keadaan sosial ekonomi: golongan sosial ekonomi rendah, mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat, keadaan gizi yang kurang baik, prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan tidak sah. d) Sebab lain: ibu perokok, pecandu alkohol, pecandu obat narkotika, pengguna obat anti metabolic. 2) Faktor janin Kelainan kromosom, infeksi janin kronik, radiasi, kehamilan kembar, aplasia pankreas 3) Faktor plasenta Berat plasenta berkurang atau berongga, luas permukaan berkurang, plasentitis vilus (bakteri, virus, dan parasit), plasenta yang lepas, sindrom plasenta yang lepas, sindrom tranfusi bayi kembar. 4) Faktor lingkungan Bertempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, terpapar zat racun. c. Klasifikasi Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi: 1) Menurut harapan hidupnya

10 a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir antara 1.500-2.500 gram b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir antara 1.000 1.500 gram c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1.000 gram (Wiknjosastro, 2002) 2) Menurut masa gestasinya a) Prematuritas murni Menurut NKB-SMK (Jitiwiyono dan Kristiyanasari, 2010) prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut dengan neonates kurang bulan sesuai masa kehamilan. b) Dismaturitas Menurut KMK/SGA (Pantiawati, 2010) adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurve pertumbuhan intra uterin, disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. d. Manifestasi klinik Secara umum, gambaran klinis dari bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu berat kurang dari 2.500 gram, panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur

11 kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala lebih besar, kulit tipis (transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang), otot hipotonik kurang, pernafasan tidak teratur bisa terjadi apnue, ekstremitas (paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus), kepala tidak mampu tegak, pernafasan 40-50 kali per menit, nadi 100-140 kali per menit (Proverawati & Ismawati, 2010). e. Penanganan bayi berat lahir rendah Penanganan dapat dilakukan dengan cara: 1) Mempertahankan suhu dengan ketat Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mudah mengalami hipotermia, oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. 2) Mencegah infeksi dengan ketat Bayi berat lahir rendah sangat rentan dengan infeksi, oleh sebab itu pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan harus dilakukan sebelum memegang bayi. 3) Pengawasan nutisi/asi Reflek menelan bayi berat lahir rendah (BBLR) belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. 4) Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu

12 penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Saiffudin, 2008). 2. Metode Kangguru a. Pengertian Menurut Proverawati & Ismawati (2010) perawatan metode kangguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat. Pelaksanaan metode kangguru dapat dilakukan di rumah sakit dan di rumah.menurut Suriviana (2009) metode kangguru merupakan cara yang sederhana untuk merawat bayi berat lahir rendah yang menggunakan suhu tubuh ibu untuk menghangatkan bayinya. b. Kriteria bayi yang diberikan metode kangguru Beberapa kriteria dilakukan metode kangguru 1) Bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram 2) Tidak terdapat kelainan atau penyakit yang menyertai 3) Reflek dan kordinasi isap menelan yang baik. 4) Suhu tubuh yang stabil (36,5 o C 37,5 o C) 5) Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan (Pantiawati, 2010) c. Manfaat Perawatan Metode Kangguru 1) Manfaat Perawatan Metode Kangguru (PMK) bagi Bayi : Stabilitas suhu (36,5 o C 37,5 o C), stabilisasi laju denyut jantung (100-140 kali/menit) & pernapasan (40-50 kali/menit),

13 perilaku bayi lebih baik (menangis kurang, sering menetek ASI & lebih lama), mengurangi stress pada bayi (tidak rewel, tidak gelisah, menangis kurang, berat badan naik, menetek kuat), kenaikan berat badan lebih baik, waktu tidur bayi lebih lama, hubungan lekat bayi dan ibu lebih baik, berkurangnya kejadian infeksi. 2) Manfaat Perawatan Metode Kangguru (PMK) bagi Ibu : Efektif (tidak membutuhkan alat, terjangkau, masih bisa beraktivitas), mempermudah pemberian ASI, mengurangi stress pada ibu, ibu lebih percaya diri, hubungan lekat lebih baik, ibu lebih sayang, pengaruh psikologis ketenangan ibu & keluarga, peningkatan produksi ASI. 3) Manfaat bagi Tenaga Kesehatan Bagi petugas kesehatan akan bermanfaat dari segi keefektifan dan efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam menerapkan perawatan metode kangguru (DepKes RI, 2008). d. Perawatan Metode Kangguru 1) Perawatan Kangguru Intermiten Perawatan kangguru intermiten adalah perawatan dengan jangka waktu yang pendek (perlekatan lebih dari satu jam per hari)

14 dilakukan saat ibu berkunjung. Perawatan ini diperuntukkan bagi bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan pengobatan medis (infuse, oksigen).tujuan perawatan ini adalah untuk melindungi bayi dari infeksi. 2) Perawatan Kangguru Kontinu Perawatan Kangguru Kontinu adalah perawatan dengan jangka waktu yang lebih lama dari pada perawatan intermiten. Pada metode ini perawatan bayi dilakukan selama 24 jam sehari (Suriviana, 2009). e. Tahap-tahap Perawatan Metode Kangguru Tahap-tahap pelaksanaan perawatan metode kangguru adalah: 1) Cuci tangan, keringkan dan pakai gel handrub. 2) Ukur bayi dengan dengan thermometer. 3) Pakaikan baju kangguru pada ibu 4) Bayi dimasukkan dalam posisi kangguru, menggunakan topi, popok, dan kaos kaki yang telah dihangatkan terlebih dahulu. 5) Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak atau ekstensi. 6) Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran baju yang lebih besar dari badan ibu dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju

15 ditangkupkan kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak jatuh. 7) Bila baju tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong untuk dapat menyangga tubuh bayi sedemikian juga. 8) Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi ibu setengah duduk dengan meletakkan bantal dibelakang punggung ibu. 9) Bila ibu ingin istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain (Proverawati & Ismawati, 2010). f. Tahap penggunaan metode kangguru Tahap penggunaan metode kangguru menurut Perinasia 1) Persiapan Ibu a) Membersihakan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun mandi 2-3 kali sehari b) Mempersihakan kuku dan tangan c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai d) Selama pelaksanaan metode kangguru ibu tidak memakai BH e) Memakai kain baju yang dapat direnggangkan atau longgar. 2) Persiapan Bayi a) Bayi jangan dimandikan, hanya dibersihakan dengan kain bersih dan hangat.

16 b) Bayi perlu menggunakan tutup kepala ataupun topi dan popok selama metode berlangsung. c) Posisi bayi vertikal di tengah payudara atau sedikit kesamping kanan/kiri sesuai dengan kenyamanan ibu dan bayi. Usahakan kulit bayi kontak langsung terus menerus dengan kulit ibunya. d) Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu. Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang disekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi (Surviana, 2009). 3. Sikap a. Pengertian Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2011). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007). b. Komponen Sikap Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu:

17 1) Komponen Kognitif Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. 2) Komponen Afektif Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 3) Komponen Konatif Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku (Wawan dan Dewi, 2010).

18 c. Tingkatan Sikap Tingkatan sikap terdiri dari: 1) Menerima (receiving) Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. 3) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi dalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4) Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi (Wawan & Dewi, 2010).

19 d. Sifat Sikap Menurut Purwanto dalam buku Wawan & Dewi (2010) sikap dapat pula bersifat positif dan negatif: 1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. 2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. e. Teori Lawrence Green Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1) Faktor predisposisi (predisposing factor) Dalam hal ini pendidikan atau promosi kesehatan ditunjukkan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi diri sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu, dalam konteks ini juga memberikan pengertian tentang tradisi kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun menguntungkan bagi kesehatan.

20 2) Faktor pendukung (enabling factor) Faktor ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatan adalah memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik dan Rumah Bersalin. 3) Faktor pendorong (reinforcing factor) Faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh agama serta petugas termasuk petugas kesehatan. Agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat (perilaku hidup sehat) maka petugas kesehatan melakukan pelatihan bagi toga, toma dan petugas kesehatan sendiri. B. Kerangka Teori Faktor Predisposisi: 1. Pendidikan Tenaga Kesehatan 2. Pengetahuan Tenaga Kesehatan 3. Sikap Tenaga Kesehatan Faktor Pendukung: 1. Keterbatasan Waktu 2. Efektifitas Pelaksanaan Metode pada Kanguru Bayi Berat Lahir Rendah Faktor Pendorong: 1. Dukungan keluarga 2. Motivasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005)

21