KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN LINDUNG MENJADI KAWASAN BUDIDAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

Pengembangan Wisata Terpadu Berdasarkan Daya Tarik Kawasan Konservasi di Kecamatan Cimenyan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

KONSEP RESORT AND LEISURE

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI

19 Oktober Ema Umilia

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Transkripsi:

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU 1. Latar Belakang Sebagai modal dasar untuk mengembangkan kepariwisataannya yaitu alam dan budaya tersebut meliputi alam dengan segala isi dan bentuknya baik berupa bentangan alam, panorama, gunung, hutan, pantai dan sebagainya. Sedangkan kebudayaan yang menjadi olahan bidang kebudayaan seperti kehidupan masyarakat, kesenian, peninggalan sejarah, nilai nilai tradisi, museum, kepurbakalaan sastra bahasa. Kedua potensi tersebut memiliki kekuatan dan nilai tersendiri dalam upaya menempatkan keunggulan tersebut sebagai bagian penting dalam pengembangan kepariwisataan. Potensi sumber daya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan adalah sumber daya yang berbentuk danau. Potensi danau sebagai daya tarik wisata memiliki karakter tersendiri. Danau merupakan suatu tempat di mana perpaduan antar tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam memberikan kehidupan di sekitarnya. Dan danau adalah satu potensi yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata. Bilamana di lihat secara fungsi, danau berfungsi sebagai tempat reservoir air atau menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat 1

memelihara hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana fungsi air pada daerah tertentu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi pengairan, pelistrikan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat. Keberadaan situ / danau / waduk dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata danau dalam pengembangannya perlu memperhatikan beberapa kriteria pengembangan kawasan wisata danau seperti : 1. Menciptakan kesadaran wisatawan tentang konservasi sumber daya alam melalui pemanfaatan sumber daya wisata secara berkelanjutan dan menciptakan pencegahan dampak negatif lingkungan. 2. Menciptakan rasa bangga masyarakat local terhadap lokasi yang dimilikinya melalui penyediaan berbagai fasilitas yang sesuai dengan karakter alam situ / danau / waduk. 3. Mendorong partisipasi masyarakat lokal untuk mengembangkan kemampuan mengelola usaha pariwisata. 4. Memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas yang berkaitan dengan penyediaan berbagai kebutuhan wisatawan seperti cinderamata, makanan khas daerah setempat, usaha transportasi Di samping kriteria sebagaimana dijelaskan di atas, dalam hal pengembangan kawasan wisata danau perlu memperhatikan kriteria fisik yang harus jadi landasan dalam pengembangannya. Kriteria dimaksud meliputi ; 1. Penyusunan peta pengembangan dan rencana penyediaan infrastruktur, di mana jalan setapak di kawasan danau merupakan jalan yang memiliki kegunaan yang cukup tinggi, oleh 2

karena pengunjung yang memasuki kawasan wisata danau tidak diperbolehkan membawa alat transportasi dalam bentuk apapun dengan peta lokasi sebagai penunjuk jalan yang berfungsi penting dan dapat merubah pola sikap dan cara pengunjung selama berada di lokasi tempat rekreasi. 2. Penetapan kegiatan-kegiatan pengembangan infrastruktur yang mendukung kawasan wisata danau. Penyediaan infrastruktur ini mencakup jalan menuju kawasan, prasarana air bersih, listrik, telekomunikasi, kesehatan dan lain-lain. Panjang lebar jalan perlu dijelaskan secara rinci. 3. Penentuan dasar hukum/kebijakan dan masalah pembiayaan dan berkaitan dengan kepemilikan lahan seperti danau, situ dan waduk kadang-kadang menjadi permasalahan yang cukup rumit, mengingat situ, danau dan waduk lahan dan lingkungannya berkaitan dengan berbagai aspek peraturan lingkungan, terutama lahan tanah yang dikuasai oleh negara, sehingga tingkat procedural cukup tinggi dalam memanfaatkan lahan atau tanah untuk kepentingan pariwisata. Kebijakan dalam pengembangan kawasan wisata danau seringkali dikaitkan dengan berbagai fungsi seperti fungsi lingkungan, fungsi pengairan, fungsi kelistrikan, fungsi irigasi, fungsi perikanan dan seringkali fungsi pariwisata kadang-kadang tidak begitu menjadi perhatian. Pembiayaan merupakan faktor esensial bagi pengembangan kawasan wisata danau, pembiayaan tidak saja berkaitan dengan biaya yang bersifat operasional rutin bagi kepentingan manajemen akan tetapi analisis pembiayaan yang berkaitan dengan dampak yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan, dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, dalam arti apakah pengembangan kawasan memberikan dampak terhadap 3

ekonomi lingkungan atau sebaliknya. Lingkungan yang dikembangkan berakibat kepada daya dukung ekonomi masyarakat menjadi menurun 4. Melakukan pengawasan dan rencana pengembangan kawasan wisata danau agar tidak mengingkari prinsip berkelanjutan, misalnya dengan menetapkan standarisasi produk, ramah lingkungan dan standar fasilitas yang sesuai dengan karakter alam dan potensi yang dimiliki oleh danau/situ. Dengan memperhatikan kriteria, fungsi dan esensi tersebut di atas, pengembangan kawasan wisata danau, membutuhkan beberapa pendekatan yang terintegrasi dengan mengembangkan sikap kepedulian lingkungan bagi siapapun yang akan mengelola kawasan wisata danau. 2. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud perencanaan dan pengembangan kawasan wisata danau adalah : a. Meningkatkan kesadaran lingkungan dan kepekaan budaya di masyarakat sehingga menjadi bagian dari perilaku dan kebutuhan yang esensial dalam mengembangkan sumber daya alam sebagi bagian kehidupan dimasa yang akan datang. b. Mengembangkan kesadaran bahwa pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan lingkungan dan sosial budaya di daerah tujuan wisata. c. Memberikan kriteria-kriteria dasar yang memiliki esensi penting dalam pengelolaan kawasan wisata danau, dengan 4

selalu memperhatikan keseimbangan agar pemanfaatan tata ruang sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan d. Memberikan batas-batas pengembangan, baik pengembangan yang bersifat fisik maupun non fisik agar tidak terjadi pemanfaatan sumber daya yang berlebihan 2. Tujuan Tujuan perencanaan dan pengembangan kawasan wisata danau adalah : a. Mengembangkan sistem pengelolaan kawasan wisata danau melalui pengelolaan yang memiliki keterkaitan dengan karakter potensi alam, masyarakat setempat dan didukung tenaga ahli di bidangnya. b. Mengembangkan fungsi danau di samping sebagai fungsi kelistrikan, pengairan, pertanian dan perikanan dapat pula berkembang fungsinya menjadi rekreasi dan hiburan yang berlandaskan kepada kegiatan wisata ramah lingkungan c. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan ekosistem danau serta budaya dan didasari tujuan wisata baik pada diri wisatawan maupun pengembang. d. Mengembangkan prasarana di kawasan wisata danau sebagai bagian pelayanan kepada wisatawan e. Membangun citra kepariwisataan daerah. 3. Sasaran 1. Terwujudnya kawasan wisata danau yang memiliki kriteriakriteria pengembangan baik dari sisi fisik maupun non fisik seperti pemanfaatan ruang kegunaan lahan, pemberdayaan masyarakat dan lain-lain. 2. Tersusunnya tata letak fasilitas usaha pariwisata pada kawasan danau sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan. 5

3. Terkendalinya kawasan wisata danau, yang dapat memberikan keuntungan untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan. 4. Terwujudnya pengembangan kawasan wisata danau yang bernilai ekologi tinggi 5. Terwujudnya citra kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan wisata danau ungggulan. 4. Konsep Pengembangan kawasan Wisata Danau Konsep pengembangan kawasan wisata danau mengacu kepada empat konsep dasar, yaitu : 1. Konsep Philosophy of Planning Dalam membangun kawasan wisata danau, perencanaan yang memiliki keterkaitan dengan tersedianya lahan di sekitar danau akan menghindari kerusakan lingkungan, maksudnya adalah pencegahan akan diawali dengan pendekatan tata guna lahan dan peruntukan lahan serta pemilik lahan, oleh karena ketergantungan terhadap lahan akan menjadi penyebab tidak berkembangnya sistem perencanaan. Dengan tidak berkembangnya sistem perencanaan dikhawatirkan akan berakibat kepada munculnya permasalahan lingkungan dan masalah pemberdayaan masyarakat. Perencanaan yang mendekatkan peran lahan/tanah untuk pengembangan kawasan sedikit banyak akan menghindari benturan kepentingan di antara pengguna lahan. 2. Konsep Philosophy of Leisure Danau dengan alam yang asri di sekitarnya akan memberikan kesejukan, kenyamanan bagi siapapun yang menyenangi ketenangan dari penciptaan dan pengkayaan ekosistem danau. Dengan keinginan untuk membangun fasilitas 6

yang didasarkan pada keinginan semata tanpa melalui kajian secara matang, dikhawatirkan makna santai dari satu kawasan wisata danau akan terganggu atau hilang. Oleh karena apapun yang dapat dikembangkan seyogianya menjadikan keindahan dan kenyamanan sebagai bagian dari philosophy of leisure. 3. Konsep Philosophy of Recreation Kawasan wisata danau yang memiliki keindahan alam, kesejukan iklim, kesesuaian lingkungan merupakan modal untuk berkembangnya kegiatan rekreasi di alam bebas. Rekreasi di alam bebas akan memberikan dampak positif bagi kesehatan baik jasmani maupun rohani. Jasmani memberikan dorongan bagi kebugaran dan kesegaran fisik, sedangkan rohani secara tidak langsung akan berdampak kepada kecintaan manusia akan kepada sang pencipta Allah SWT yang telah menciptakan alam beserta isinya dan berdampak pula pada kegiatan rekreasi yang selalu mengkaitkan dengan pemeliharaan, kepedulian terhadap lingkungan bilamana keseimbangan antara rekreasi dan kepedulian terhadap lingkungan dimiliki oleh setiap individu wisatawan maupun pengelola kawasan wisata danau akan berkembang secara berkelanjutan. 4. Konsep Philosophy of Marketing Memasarkan kawasan wisata danau tidak semata-mata memasarkan kawasan dengan tujuan bisnis akan tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial. Dalam pemasaran sosial unsur keberlanjutan pembangunan lingkungan harus menjadi dasar untuk mempengaruhi wisatawan tidak hanya melihat dari segi keuntungan perjalanannya, akan tetapi sampai sejauh mana wisatawan terpengaruh oleh pesan-pesan promosi yang berkaitan, dengan memelihara, memperbaiki lingkungan secara 7

penuh kesadaran, dan pemanfaatan lingkungan yang bertujuan ke masa depan. Kesan pemasaran sosial lebih memfokuskan kepada kemampuan wisatawan untuk melakukan tindakan pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan secara bertanggung jawab Corporate Social Responsibility (CSR). terutama yang berkaitan dengan pembangunan sarana fisik di wilayah tersebut melalui kebijakan pemanfaatan ruang adalah : 1. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat mengganggu fungsi danau (terutama sebagai sumber air dan sumber energi listrik) 2. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar danau 3. Pengamanan daerah hulu. Dengan memperhatikan berbagai aspek, baik aspek lingkungan, geologi, morfologi, geografi, dan pariwisata, maka dalam mengembangkan kawasan wisata danau dibutuhkan fasilitas rekreasi, sarana usaha pariwisata, dan prasarana jalan yang dapat seimbang antara kebutuhan fasilitas bagi pelayanan kepada wisatawan dan kebijakan pemanfaatan ruang. Sejalan dengan itu, agar keseimbangan dapat tercapai, maka dalam perencanaan pengembangan kawasan wisata danau dapat dilakukan sistem zonasi baik terhadap aspek kewilayahan maupun aspek lingkungan dan pariwisata. 8