T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

dokumen-dokumen yang mirip
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

N - Heptana. N - heptane

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

Material Safety Data Sheet

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Asam Maleat MALEIC ACID

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Metil Asetat

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Polietilen Tereftalat (PET)

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

BENDIOKARB BENDIOCARB

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

MSDS NaCl (natrium klorida)

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

: Prevathon 50 SC Insektisida

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

RHODAMIN B RHODAMINE B

PT. BINA KARYA KUSUMA

MINYAK JARAK CASTOR OIL

Lenkote Alkali Resisting Primer

Lembar Data Keamanan Bahan Butyl glycol ether

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

ASAM ASETAT ACETIC ACID

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

Alcohol Absolute 99% Effective Date : 09/30/2012

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

Lembar Data Keamanan Bahan n-butyl acrylate

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Jenis Penggunaan Untuk Campuran Cat Kedap Air ( Waterproofing ) PT. Avia Avian

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Boyo Politur. Menyebabkan iritasi kulit ringan Uapnya dapat menyebabkan pusing

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Lembaran Data Keselamatan Bahan

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembar Data Keamanan Bahan Sabutol

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

ASAM BORAT BORIC ACID

VIPLAS. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembar Data Keamanan Bahan Ethanol 99.9/UN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

PT. BINA KARYA KUSUMA

Transkripsi:

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL 1. N a m a Golongan Alkohol tersier Sinonim/Nama Dagang (1,2,4,6) Trimetylcarbinol; tert-butyl alcohol;, t-butanol; tert-butanol; 2-Methyl-2- propanol; 2-Methylpropan-2-ol: 1,1-Dimethylethanol; tert-butyl hydroxide; Trimethyl methanol; TBA; Dimethylethanol; Methyl-2-propanol; Tertiary-butyl alcohol. Nomor Identifikasi (1,2,3,4) Nomor CAS : 75-65-0 Nomor RTCES : EO1925000 Nomor EINECS : 200-889-7 Nomor UN : 1987; 1120 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan T-Butil alkohol Deskripsi (1,2,3,5,6) Berbentuk cairan; cairan tidak berwarna pada suhu di atas 78F, yang membentuk kristal rhombik putih; Berbau menyerupai kamfer; Rumus molekul (CH 3 ) 3 COH; Berat molekul 74,12 g/mol; Titik didih 82,41 C (180,3 F); Titik leleh 25,7 C (78,3 F); Titik nyala 11,1 o C (52F); Kerapatan relatif 2,55 (udara = 1); Tekanan uap 4,1 kpa (@ 20 C); Kerapatan uap 2,55 (udara = 1); Kerapatan (g cm -3 ): 0,78; Batas ledakan 2,4 8%; Berat jenis 0,78581 (air = 1); Larut dalam air dingin, air panas, ester, hidrokarbon aromatik dan alifatik, alkohol, dan eter. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,2,3) : Kesehatan 1 = Tingkat keparahan tinggi 1

Kebakaran 3 = Sangat mudah terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (1,2,4,6) : X n = Berbahaya F = Sangat mudah terbakar R11 = Sangat mudah menyala R20 = Berbahaya jika terhirup R21 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak S9 = Letakkan wadah di tempat berventilasi baik S16 = Jauhkan dari sumber nyala - dilarang merokok S46 = Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatan wadah/label kemasan produk S36/37 = Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik. 3. Penggunaan (5,6) Kegunaan utama t-butil alkohol adalah untuk pembuatan zat flotasi, penghilang cat, metakrilat, dan penyedap rasa; dapat pula digunakan sebagai denaturan untuk etanol, penggerak oktan pada bensin tanpa timbal, dan sebagai bahan pembersih dan pelarut untuk farmasetikal, lilin dan lak. Perlengkapan rumah tangga yang bahan utamanya t-butil alkohol seperti furnitur dan berbagai produk dari karet, plastik, dan kaca. T-Butil alkohol juga digunakan sebagai pelarut non-reaktif pada reaksi kimia, sebagai kompatibiliser non-surfaktan untuk berbagai campuran pelarut, dan sebagai pelarut non-korosif; digunakan pada polimerisasi radikal bebas untuk melarutkan monomer; digunakan sebagai kopling tambahan dalam pembuatan pestisida dan pupuk dalam larutan tanpa membentuk emulsi; sebagai pelarut reaksi, disamping sebagai zat antara untuk produk peroksida organik dan logam alkoksida. 4. Identifikasi Bahaya (1,4) Risiko utama dan organ sasaran 2

Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan iritasi mata, kulit, saluran napas, dan saluran cerna. Organ sasaran: Ginjal, sistem saraf pusat, hati. Rute paparan (4) Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi membran mukosa dan saluran napas, dispnea, kerusakan paru-paru, perubahan darah. Kontak dengan kulit Iritasi kulit, dapat terserap melalui kulit pada jumlah yang membahayakan. Kontak dengan mata Iritasi mata. Tertelan Iritasi saluran cerna, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Paparan jangka panjang Terhirup Dapat mengakibatkan efek pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dispnea, dan tidak sadarkan diri. Kontak dengan kulit Dapat mengakibatkan defatting, yaitu terjadinya pelarutan lemak pada kulit. Dapat mengakibatkan dermatitis. Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada jangka pendek. Paparan berulang dapat mengakibatkan abnormalitas penglihatan, termasuk penglihatan buram dan fotosensitivitas. Tertelan Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, menyebabkan mual, muntah, dan sakit kepala. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, dan mual. Gejala lebih 3

lanjut dapat terjadi kolaps, tidak sadarkan diri, koma, dan bahkan kematian akibat kegagalan saluran napas. 5. Stabilitas dan Reaktivitas (1,2,3,4) Reaktivitas : Sangat mudah mudah terbakar. Batas mudah terbakar adalah batas bawah 2,4%; batas atas 8%. Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal. Stabil pada suhu ruangan dalam wadah tertutup pada penyimpanan dan penanganan normal. Kondisi yang harus : Panas, percikan, nyala, atau sumber api lainnya. dihindari Bahan tak tercampurkan : Alumunium, kromium trioksida, peroksida organik, oksidator kuat, asam mineral kuat dan HCl kuat, tembaga, campuran tembaga, besi alkali, Bahaya dekomposisi : Produk hasil dekomposisi: Karbon monoksida, karbon dioksida Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi. 6. Penyimpanan (1,3,4) Simpan di tempat tersendiri dan di tempat yang telah disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi baik. Jaga wadah tertutup rapat dan tersegel hingga siap digunakan. Hindari semua sumber nyala (percikan atau nyala). Jauhkan dari panas dan bahan tak tercampurkan. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada hewan (1,2.4) LD 50 oral-tikus 3500 mg/kg; LD 50 oral-tikus 2743 mg/kg; LD 50 intraperitonealmencit 933 mg/kg; LC 50 inhalasi-tikus >10000 ppm; LD 50 oral-kelinci 3559 mg/kg; LD 50 intravena-mencit 1538 mg/kg; LD 50 kulit-kelinci 2000 mg/kg; LC 50 inhalasi-tikus 10000 selama 4 jam. Data Karsinogenik (1,4,5) 4

ACGIH: A4 (tidak terklasifikasi pada manusia atau hewan). IARC atau U.S. EPA: Belum mengevaluasi karsinogenisitas bahan ini. Terdapat beberapa bukti karsinogenisitas pada tikus jantan dan betina yang terpapar bahan selama 2 tahun melalui air minumnya, yaitu adanya peningkatan tumor pada ginjal dan kelenjar tiroid. Data Mutagenik (1) Bersifat mutagenik terhadap bakteri dan/atau ragi. Data Teratogenik (4) Embrio atau fetus: fetotoksisitas (janin/fetus dapat terhambat), TCLo inhalasitikus 8000 ppm/7 jam. Informasi Ekologi (1,4) Ekotoksisitas: Kematian goldfish (dalam air segar): 1000 ppm/24 jam; Fathead minnow LC 50 : 1940 mg/l/1 jam; Toksisitas tanaman perairan 8500 ppm; Multiplikasi sel yang terhambat pada bakteri (Pseudomonas putida) 650 mg/l. BOD5 dan COD: Tidak tersedia informasi. Produk biodegradasi: Produk degradasi yang mungkin berbahaya pada jangka pendek mungkin tidak ada, tetapi produk degradasi untuk jangka panjang dapat meningkat Toksisitas dari Produk Biodegradasi: Produk degradasi kurang toksik dibandingkan dengan produk aslinya sendiri. 8. Efek Klinis (1,4) Keracunan akut Terhirup Menghirup bahan dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat, yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dan iritasi saluran napas. Menyebabkan iritasi pada saluran nafas, iritasi membran mukosa, dan dispnea. Kontak dengan kulit Menyebabkan iritasi kulit, dapat terserap melalui kulit pada jumlah yang membahayakan. Kontak dengan mata 5

Iritasi mata. Tertelan Iritasi saluran cerna, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Keracunan Kronik Terhirup Dapat mengakibatkan efek pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dispnea, dan tidak sadarkan diri. Dapat berefek pada tindakan yang dikontrol oleh sistem saraf pusat seperti konvulsi, kejang (seizure), dan gejala putus obat (withdrawal syndrome). Kontak dengan kulit Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan defatting, yaitu terjadinya pelarutan kimia dari lemak pada kulit dan dermatitis. Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada jangka pendek. Paparan berulang dapat mengakibatkan abnormalitas penglihatan, termasuk penglihatan buram dan fotosensitivitas. Tertelan Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, menyebabkan mual, muntah, dan sakit kepala. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, ataksia,.dan somnolen (tidak sadarkan diri). Berpengaruh pada sistem saluran kencing, metabolisme, dan hati. Gejala lebih lanjut dapat meliputi kolaps, tidak sadarkan diri, koma, dan bahkan kematian akibat kegagalan saluran nafas. 9. Pertolongan Pertama (1,4) Terhirup Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang berudara bersih. Jika korban tidak bernafas berikan pernafasan buatan. Jika terjadi kesulitan bernapas, berikan oksigen. Jika terjadi gangguan inhalasi yang serius, segera evakuasi korban ke tempat yang aman. Longgarkan pakaian, dasi, atau ikat pinggang. Jika korban sulit 6

bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, berikan resusitasi dari mulut ke mulut. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera bilas kulit dengan air yang banyak. Dapat digunakan air dingin. Lindungi kulit yang teriritasi dengan emolien. Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Jika terjadi kontak yang serius pada kulit, cuci dengan sabun disinfektan dan olesi kulit yang terkontaminasi dengan krim antibakteri. Bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Periksa dan lepaskan kontak lensa, segera bilas mata dengan air mengalir sekurangnya 15 menit dengan menjaga kelopak mata terbuka. Dapat digunakan air dingin. Jangan menggosok atau menutup mata. Bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan. Tertelan Jangan menginduksi muntah, kecuali jika disarankan oleh dokter. Jangan memberikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban dalam kondisi sadar, bersihkan mulutnya lalu berikan 2-4 cangkir air untuk diminum. Longgarkan pakaian, dasi, atau ikat pinggang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (4). 10. Penatalaksanaan oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi 7

a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna Jangan menginduksi muntah, kecuali jika diarahkan oleh dokter. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Antidotum: Tidak ada informasi mengenai antidotum spesifik untuk keracunan t-butil alkohol. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (1,4) 8

Batas paparan TWA: 300 (mg/m 3 ) dari ACGIH (TLV) [United States] TWA: 100 (ppm) dari ACGIH (TLV) [United States] TWA: 100 STEL: 150 dari NIOSH [United States] TWA: 300 STEL: 450 (mg/m3) dari NIOSH [United States] TWA: 100 STEL: 150 (ppm) [United Kingdom (UK)] TWA: 308 STEL: 462 (mg/m3) [United Kingdom (UK)] TWA: 100 STEL: 150 (ppm) [Canada] TWA: 303 STEL: 455 (mg/m3) [Canada] TWA: 100 dari OSHA (PEL) [United States] TWA: 300 from OSHA (PEL) [United States] Proteksi personal: Kaca mata pengaman tahan percikan, jas lab, sarung tangan, respirator uap. Pastikan respirator uap yang digunakan bersertifikat. Proteksi personal untuk mengantisipasi tumpahan yang banyak: Kaca mata pengaman tahan percikan, setelan lengkap, sarung tangan, sepatu boot, respirator uap. Perlengkapan pernafasan lengkap harus digunakan untuk menghindari inhalasi bahan. Jika dikuatirkan pakaian pelindung mungkin tidak memadai, konsultasikan dengan ahli sebelum menangani produk ini. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Gunakan kaca mata proteksi yang tepat atau kaca mata pengaman kimia yang dideskripsikan oleh OSHA. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang untuk mencegah paparan terhadap kulit. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Gunakan respirator sesuai yang telah disetujui NIOSH/MSHA atau standar Eropa EN 149. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran (1,4) Bahaya ledakan dan kebakaran: Cairan yang mudah terbakar dapat melepaskan uap dari campuran eksplosif saat suhu melebihi titik nyala api. Gunakan semprotan untuk menjaga wadah yang terpapar api tetap dingin. Air 9

tidak efektif karena bahan bersifat lebih ringan daripada air sehingga api dapat menyebar akibat penggunaan air Media pemadam kebakaran: Semprotan air, karbon dioksida, bahan kimia kering, serbuk, busa. Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, busa tahan alkohol. Kebakaran besar: Gunakan busa tahan alkohol, semprotan air, atau asap kabut. Tanda khusus pada bahaya kebakaran: Dapat membentuk campuran eksplosif dengan udara. Perhatian: dapat terbakar dengan nyala yang tidak terlihat. 13. Manajemen Tumpahan (1,4) Pakailah pakaian pelindung yang telah disebutkan sebelumnya. Tumpahan sedikit: Larutkan dengan air dan bersihkan, atau serap tumpahan dengan bahan inert kering lalu tempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat. Tumpahan yang banyak: Bahan merupakan bahan yang mudah terbakar. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber pengapian. Hentikan tumpahan jika dapat dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Jika produk dalam bentuk padatan: gunakan sekop untuk menempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat. Jika produk dalam bentuk cair: serap dengan tanah kering, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar. Serap dengan bahan inert dan tempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat. Jangan menyentuh tumpahan. Cegah tumpahan masuk ke saluran air, ruang bawah tanah, atau area tertentu; buat tanggul jika diperlukan. Berhati-hatilah agar produk tidak berada pada tingkat konsentrasi di atas TLV. Periksa TLV pada MSDS dan peraturan setempat 14. Daftar Pustaka 1. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9923195 (diunduh Agustus 2012) 2. http://physchem.ox.ac.uk/msds/bu/tert-butyl_alcohol.html 10

(diunduh Agustus 2012) 3. http://www.sciencestuff.com/msds/c1403.html (diunduh Agustus 2012) 4. http://www.atmos.umd.edu/~russ/msds/tertbutanol.html (diunduh Agustus 2012) 5. http://scorecard.goodguide.com/chemical-profiles/html/terbutyl_alcohol.html (diunduh Agustus 2012) 6. http://www.chemicalland21.com/industrialchem/solalc/tert- BUTYL%20ALCOHOL.htm (diunduh Agustus 2012) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 11