BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengajar guru, sebab dilingkungan sekolah guru pemeran utama dalam upaya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan

BAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh sebagian besar guru. Apakah hal tesebut dikarenakan guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani ( civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS diajarkan berjenjang mulai dari tingkat bawah SD/MI

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Siti Maemunah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB II KAJIAN TEORITIK

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB II KERANGKA TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

Bab II Landasan Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Dalam A.M. Sardiman (2001 : 5) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Menurut Koeswara dalam Dimyati (2006 : 80) dalam motivasi terkandung adanya keiginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Menurut Gray, dkk dalam Winardi (2001 : 2) motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Fathurrohman (200 : 19) jenis-jenis motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik. 1. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. 2. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang tua dan guru, sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. 2.1.2 Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010 : 2) mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 2.1.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar Menurut Hamalik (2001 : 161), menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang di inginkan. c. Motivasi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Dari beberapa uraian diatas, Nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting

untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa. Menurut uno (2012 : 23) mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ektrinsik, berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat kedua factor tersebut harus disesbabkan oleh ransangan tetentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peran besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

2.1.4 Strategi guru dalam menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2001 : 166-168) Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut : 1. Memberi Angka. Umumnya setiap siswa Ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru 2. Pujian. Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. 3. Hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu. 4. Kerja Kelompok. Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar. 5. Persaingan. Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motifmotif social kepada murid. 6. Tujuan dan level of aspiration. Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa.

. Sarkasme. Ialah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. 8. Penilaian. Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 9. Karyawisata dan ekskursi. Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar oleh karena dalam kegiatan ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya. 10. Film pendidikan. Setiap siswa merasa senang menonton film. 11. Belajar melalui radio. Mendengarkan radio lebih menghasilkan dari pada mendengarkan ceramah guru. Adapun yang terjadi tujuan hal tersebut diatas yaitu untuk membangkitkan perhatian, semangat, serta dorongan bagi para siswa untuk melakukan sesuatu sehingga mempunyai kemauan yang kuat dalam kegiatan belajar. Oleh sebab itu belajar dan motivasi harus disatukan dan tidak boleh dipisahkan. Karena berhasil tidaknya seorang siswa dalam belajar banya ditentukan oleh motivasi dari diri siswa tersebut. Dengan demikian makin tinggi motivasi, semakin baik pula hasil belajar siswa, sebaliknya jika kurang motivasi siswa dalam belajar, maka akan mengakibatkan kegagalan siswa dalam belajar.

2.1.5 Pengertian Kreativitas Faktor utama yang menjadi dasar mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kreativitas guru. Hal ini dikarenakan di lingkungan sekolah guru sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu guru harus menyadari bahwa tidak semua materi yang dijarkan oleh gurutersebut mudah dipahami oleh setiap siswa dalam hal ini peserta didik. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberikan motivasi kepada siswa, dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap bahan pelajaran yang sedang dijarkan. Guru harus menyadari bahwa tidak semua bahan pelajaran menarik perhatian siswa, begitupun sebaliknya tidak semua siswa menarik bahan pelajaran yang sama. Hal ini perlu diperhatikan dalam kecakapan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Perhatian yang dibangkitkan oleh seorang guru itu merupakan perhatian yang disengaja, sedangkan perhatian yang dilakukan oleh seorang siswa itu merupakan perhatian yang spontan. Perhatian spontan ini biasanya akan berlangsung lama dan perhatian disengaja itu lebih baik diterapkan ditengah-tengah masyarakat, karena perhatian disengaja itu lebih penting. Munandar (1985 : 50). Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan

orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir bersama lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu sudah memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia banyak melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya karya yang spektakuler sehingga banyak diminati dan dicari banyak orang. Slameto (2010 : 145) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, bangunan, dan lain-lain. Menurut Moreno dalam Slameto (2010 : 146) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya

seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai. Munandar (1985 : 51) ciri-ciri kreativitas seperti yang dibahas terlebih dahulu (kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, atau perincian). Meripakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir seseorang dengan kemampuan berpikir kreatif. Makin kreatif seseorang cirriciri tersebut makin dimiliki. Namun memiliki ciri-ciri berpikir tersebut belum menjamin perwujudan kreatif seseorang. Ciri-ciri lain yang berkaitan dengan perkembangan afektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang disebut ciri-ciri afektif dari kreativitas. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian atau pengikatan diri terhadap suatu tugas termasuk ciriciri afektif kreativitas. 2.1.6 Kreativitas Guru Dalam Belajar Mengajar Fauzi Hamzah, Muhamad. (2011) Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena dituntut dari guru kemampuan personil, profesional, dan sosial cultural secara terpadu dalam proses mengajar. Dikatakan kompleks karena dituntut dari guru tersebut integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam interaksi siswa.

Dikatakan kompleks karena sekaligus mengandung unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan evaluator. Sandri09. (2013) Widada (1994) dalam Akhmad Sudrajat(2009) mengemukakan bahwa untuk meningkat aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut : Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri siswa) siswa. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.

Value clarification an moral development approach; mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, termasuk dalam hal etika dan moral. Multipletalent approach; pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiahnya. Pictorial riddle approach; mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Synetics approach; lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sutu proses kegiatan dimana terjadi interaksi antara 2 orang atau lebih yang dalam hal ini yakni guru dan siswa, dimana guru sebagaipengajar dan siswa sebagai yang diajar. Dalam proses belajar mengajar sikap kreatif dari seorang guru tersebut harus dikembangkan, agar proses belajar mengajar bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut pendapat Sund dalam Slameto (2010 : 14-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3. Panjang akal. 4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 5. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. 6. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.. Berpikir fleksibel. 8. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak. 9. Kemampuan membuat analisis dan sitesis. 10. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 11. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. 12. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Munandar (1985 : 9-81) Belajar kreatif tidak timbul secara kebetulan tetapi memerlukan persiapan, antara lain dengan menyiapkan suatu lingkungan kelas yang merangsang anak-anak untuk belajar secara kreatif.

Menurut Feldhusen dan Treffingger (1980), suatu lingkungan kreatif dapat tercipta dengan: 1. Memberikan pemanasan, sebelum mulai dengan suatu proyek atau kegiatan yang menuntut perilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran, perlu terlebih dahulu diusahakan sikap menerima dikalangan siswa. 2. Pengaturan fisik, salah satu cara menciptakan suasana belajar kreatif adalah dengan memperhatikan pengaturan fisik di dalam kelas. 3. Kesibukan di dalam kelas, kegiatan belajar mengajar kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik dan diskusi diantara siswa. 4. Guru sebagai fasilitator, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, guru anak berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menentukan segala-galanya bagi siswa. Menurut klausmeier dalam Slameto (2010 : 152-153), langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan keterampilan memecahkan masalah berlaku pula untuk pembentukan kreativitas. Sekolah dapat menolong siswa mengembangkan keterampilan memecahkan masalah-masalah dan sekaligus mengembangkan kreativitas melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menolong siswa mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan.

2. Menolong siswa menemukan informasi, pengertian-pengertian, asasasas, dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah. 3. Menolong siswa merumuskan dan membatasi masalah-masalah. 4. Menolong siswa mengolah dan kemudian menerapkan informasi, pengertian, asas-asas, dan metode-metode itu pada masalah tersebut untuk memperoleh kemungkinan-kemungkinan pemecahan hipotesis. 5. Mendorong siswa merumuskan dan menguji hipotesis-hipotesis itu untuk memperoleh pemecahan masalah. 6. Mendorong siswa mengadakan penemuan dan penilaian sendiri secara bebas. Ada beberapa syarat untuk menjadi guru yang kreatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Munandar (1985 : 60-61) yaitu : 1. Profesional, yaitu sudah berpengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif mencari berbagai cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara individual dan kelompok, disamping secara klasikal, mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam setiap kesempatan, menguasai berbagai teknik dan model penelitian. 2. Memiliki kepribadian, antara lain : bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan

dalam, penuh perhatian, mempunyai sifat toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu. 3. Menjalin hubungan sosial, antara lain : suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat dengan segala keresahannya dan memahami anak tersebut, dapat menyesuaikan diri, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain. Apabila syarat diatas terpenuhi maka sangatlah mungkin ia akan menjadi guru yang kreatif, sehingga mampu mendorong siswa belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar. 2.1. Peranan Guru Dalam Kelas Hamalik dalam Kunandar (2009 : 58-59) menyatakan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar), yakni : 1. Guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan (perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa dikelas). 2. Guru sebagai pemimpin kelas perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok siswa. 3. Guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

4. Guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. 5. Guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. 6. Guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumbersumber masyarakat yang akan digunakan.. Guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara professional. 8. Guru sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan keterlibatan kelas. 9. Guru sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa. 10. Guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah. 11. Guru sebagai pengajar perlu keterampilan cara memberikan ganjaran terhadap siswa yang berprestasi. 12. Guru sebagai evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai siswa secara obyektif, kontinu, dan komprehensif. 13. Guru sebagai konsuler perlu memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan tertentu.

2.1.8 Keterkaitan Kreativitas Mengajar Guru Dalam Motivasi Belajar Siswa Berbicara tentang kreativitas mengajar guru dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk memotivasi siswa dalam belajar, merupakan suatu hal yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh guru dalam hal untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal mencapai tujuan diatas, maka dibutuhkan guru yang kreatif sehingga dapat memotivasi siwanya di dalam pembelajaran. Kreativitas guru merupakan suatu hal yang sangat penting, terutama untuk keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Karena melalui hal tersebut dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari pendidikan. Dengan kata lain melalui kreativitas mengajar guru, siswa dapat termotivasi sehingga siswa tersebut bisa mencapai prestasi belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan oleh para guru. Menurut Munandar (2009 : 145) ada 3 hal yang harus dapat dikerjakan oleh guru dalam memberikan motivasi terhadap siswanya adalah sebagai berikut : 1. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan reinforcement untuk mendinamisasikan potensi jiwa.

2. Guru dapat meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. 3. Guru dapat meningkatkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Selain memberikan motivasi kepada anak didik yang dalam hal ini siswa seorang guru harus mampu berperan sebagai pembimbing didalam belajar, oleh karena itu seorang guru diharapkan mampu untuk mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tercapainya keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kreativitas mengajar guru. 2.2 Kajian Penelitian Relevan Ada beberapa hasil penelitian relevansi dengan kajian penelitian. diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Febrianty Maitala (2012) dengan judul: Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Prasetya Gorontalo (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi SMA Presetya Gorontalo). Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah : variabel X (Kreativitas Mengajar Guru) dengan indikator : Penguasaan materi/bahan pelajaran, Pengelolaan kelas, Penggunaan media dalam proses belajar mengajar, Penggunaan metode mengajar, dan Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, sedangkan variabel Y

(Motivasi Belajar Siswa) dengan indikator sebagai berikut : Adanya hasrat dan keinginan berhasil, Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dan Adanya penghargaan dalam belajar. Kajian yang relevan juga di temukan dari hasil penelitian Suratinijo (2011) dengan judul : Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS (Ilmu Sosial) SMA Negeri 4 Gorontalo. Dari hasil penelitiannya menunjukkan kreativitas mengajar guru mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IS (Ilmu Sosial) SMA Negeri 4 Gorontalo dapat diterima. Semakin tinggi kreativitas yang dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar, maka motivasi belajar akan meningkat. Kajian yang relevan juga ditemukan dari hasil penelitian Novilawaty Jafar (2012) dengan judul : Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (Penelitian Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kota Gorontalo). Dengan variabel penelitian X (Kreativitas Mengajar Guru) dengan indikator : mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, membuat alat bantu belajar, memanfaatkan lingkungan, dan mengelola kelas dan sumber belajar, sedangkan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dengan indikator : hasrat dan

keiginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan citacita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara kreatifitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa dapat diterima pada taraf yang signifikan. 2.3 Kerangka Pikir Keberhasilan proses belajar mengajar sangat di tentukan oleh peran seorang guru. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa dalam upaya meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar dibutuhkan aspek yang paling menentu yaitu kualitas guru. Untuk itu upaya awal yang dilakukan untuk peningkatan keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah kreativitas guru. Kreativitas mengajar guru yang terjadi pada proses pembelajaran meliputi Penguasaan materi/bahan pelajaran, Pengelolaan kelas, Penggunaan media dalam proses belajar mengajar, Penggunaan metode mengajar, dan Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar. Apabila hal diatas dapat dilakukan secara kreatif mungkin oleh guru sebagai pengajar. Secara konseptual, aktivitas belajar siswa di pengaruhi oleh motivasi atau keinginan dari diri siswa itu sendiri dan semua itu akan berdampak pada prestasi belajar. Baik atau tidaknya perolehan aktivitas belajar pada umumnya tergantung dari kreativitas guru menyajikan materi

pelajaran. Kreativitas mengajar guru yang baik, umumnya memberikan perolehan prestasi belajar siswa yang tinggi, sebaliknya rendahnya kreativitas mengajar guru akan mengakibatkan pula rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Batudaa. berikut : Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan kerangka pikir sebagai 1. Penguasaan materi/bahan pelajaran 2. Pengelolaan kelas 3. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar 4. Penggunaan metode mengajar 5. Melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar Kreativitas Mengajar Guru (Variabel X) 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya penghargaan dalam belajar Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Menurut Slameto, (2010 : 145) Menurut Uno, (2012 : 23) Gambar 1.1 : Model Konseptual Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.

2.4 Hipotesis Menurut Arikunto (2002 : 94) hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Kreatifitas Mengajar Guru Berpengaruh Positif Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di Kelas X di SMK Negeri 1 Batudaa.