BAB I PENDAHULUAN. kelas VIII SMP Harapan Stabat Sekarang ini banyak siswa yang kurang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB V PEMBAHASAN. Learning Start With a Question (LSQ) dengan pembelajaran konvensional pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Metode Tanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pesan yang tersurat maupun yang tersirat. Anthony (1971) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam proses pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. perangkat media pembelajaran, dan lain-lain. Melalui usaha ini diharapkan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan profesional, serta memiliki kompetensi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. membaca, berbicara dan menyimak. Di sekolah keterampilan menulis diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENERAPKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION HILMARISA 2008/02393

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar ANI UZLIFATUL JANNAH

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNSCAPE

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

PENERAPAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Seseorang dapat menyampaikan perasaanya kepada orang lain dengan bahasa. Bahasa harus disusun dengan baik dan benar agar dapat dipahami oleh penutur maupun pendengar sehingga muncul sebuah respon yang sesuai dengan harapan. Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu materi pembelajaran pada pengajar di sekolah-sekolah. Keterampilan berbahasa berhubungan erat dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Kegiatan manusia tidak lepas dari kekurangan atau kesalahan, baik dalam sikap maupun berinteraksi, berkomunikasi dengan sesama. Manusia dalam berbahasa masih terjadi kesalahan-kesalahan sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan. Kesalahan berbahasa berada dalam wilayah kompetensi atau dalam wilayah pengetahuan. Artinya, peserta didik belum memahami benar bahasa yang dipelajarinya. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Sekarang ini banyak siswa yang kurang minatnya akan membaca ekstensif berita, apalagi membaca media masa seperti membaca berita dari koran. Walaupun di sekolah banyak sarana yang 1

2 dapat menunjang dalan kegiatan membaca, seperti perpustakaan, tetapi banyak siswa yang belum bisa memanfaatkan perpustakaan. Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII SMP Harapan Stabat, ternyata didalam kelas kemampuan membaca ekstensif siswa kelas VIII masih rendah, nilai yang dipeloreh siswa dalam membaca ekstensif hanya sebesar 57,75 belum memenuhi (KKM). karena kurangnya latihan membaca ekstensif. Siswa juga kurang tertarik dalam membaca berita karena menurut mereka membaca berita membosankan. Dalam hal ini siswa juga sulit mencari jawaban dan memberi pertanyaan kepada guru. Dengan demikian, keterampilan siswa membaca ekstensif siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat perlu ditingkatkan. Dalam pembalajaran bahasa Indonesia seorang guru harus menciptakan situasi belajar mengajar yang memungkinkan siswa melakukan katifitas membaca ekstensif serta mencari informasi secara kritis. Kegiatan membaca di sekolah sering mengalami hambatan, jika siswa kurang terbiasa melihat huruf terangkai dalam bentuk kelompok kata atau kalimat panjang, dan kata-kata asing yang jarang dilihat atau didengar akan menjadi sebuah hambatan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini berlaku menutut siswa berperan aktif dalam proses belajar sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang mendukung untuk tercapainya tujuan tersebut. Siswa sebagai subjek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dinilai dari perananya dalam pembelajaran. Seperti bertanya, menjawab pertanyaan, dan membari tanggapan. Disamping itu, keaktifan siswa 2

3 merupakan bentuk pembelajaran mandiri. Kompetensi yang diharapkan untuk siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat semester II, KD 11.1, yaitu menemukan masalah utama dari berbagai berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa materi membaca berita salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar disekolah. Agar tercapai kompetensi yang tertuang pada kurikulum 2006, tentu tidak terlepas dari peranan guru pengampuh mata pelajaran yang sebagai fasilitator dalam menciptakan teknik, metode maupun media. Dari hasil penelitian sebelumnya Imam Setyawan (2011) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII 3 SMP Muhamadiyah Semarang, menyatakan bahwa pada saat siswa membaca ekstensif banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam tulisan yang mereka baca. Hal ini terjadi karena siswa tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari apa yang telah mereka baca sehingga terkesan siswa hanya asal membaca dan mencari jawaban dari soal yang diberikan. Selain itu masalah yang dihadapi iswa adalah keterbatasan waktu, hal ini terjadi karena siswa hanya terpaku untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan tanpa memperhatikan isi bacaan sehingga siswa menghabiskan waktu untuk membaca berulang-ulang. Setelah menggunakan model pembelajaran P2R dalam membaca berita hasil 3

4 tes membaca ekstensif siklus 1 secara klasikal nilai 2305, dengan rata-rata 65.86 dari 35 siswa, siklus II 78,41 terjadi peningkatan dari silus I dan II. Oktarina (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Berita Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Critical Discouser Analysis Kelas VIII SMP, dalam penelitian ini Okataria mengunakan model pembelajaran (CDA) untuk meningkatkan keterampilan membaca ekstensif. Hasil tes pra siklus I dan II meningkat hasil membaca ekstensif pada pra tindakan 61,3 setelah mengunakan (CDA) meningkat menjadi 68,8 mengalami peningkatan 6,1%. Pada siklus II meningkat 71,8 mengalami peningkatan 15,6% terjadi peningkatan dari siklus I dan II. Dengan membaca berita, siswa dapat memperoleh informasi unsurunsur berita dan masalah utama dari berbagai berita yang memiliki topik yang sama. Siswa juga harus mampu bertanya atau memberikan pertanyaan. Hal ini dapat diketahui oleh guru pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII. Kurangnya minat baca siswa apalagi membaca berita sangat membosankan dan tidak sangat terhibur. Dalam hal ini peneliti menggunakan model Pembalajaran Learning Start With A Question (LSQ). Tiambun, Roawati (2014) Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 7, No. 2, Oktober 2014, yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Learning Start With A Question Kompetensi Dasar Analisis Vektor Untuk Gerak Mata Pelajaran Visika Dikelas XI IPA SMA Negari 3 Medan, mengatakan model pembalajaran Learning Start With A Question adalah suatu 4

5 model pembalajaran aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tetang materi yang akan dipelajarinya sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersamaan. Eko Budi Susatyo, dkk (2009) Dalam Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3, No. 1, 2009, Hlm 406-412, yang berjudul Penggunaan Model Learning Start With A Question Dan Selft Regulated Pada Pembelajaran Kimia, mengatakan model pembelajaran Learning Start With A Question adalah merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya, dimana agar siswa aktif dalam bertanya maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas secara bersama-sama didalam kelas. Kelebihan model Learning Start With A Question adalah siswa menjadi siap mulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapatkan tambahan pelajaran dari guru, siswa akan lebih aktif membaca, materi akan dapat diinggat lebih lama, kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tanpa bantuan guru, mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan 5

6 melalui bertukar pendapat secara kelompok. Adapun kelemahan model Learning Start With A Question adalah ada beberapa siswa yang malu bertanya, sehingga guru tidak mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa, tidak semua siswa membaca materi pelajaran di rumah sehingga siswa sulit untuk memahami konsep materi pelajaran Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Learning Starts With A Question (LSQ) Terhadap Kemampuan Membaca Ekstensif Berita Kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Pembelajaran 2016-2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah muncul untuk memperkuat alasan mengapa permasalahan dalam penelitian harus dianggkat. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa membaca ekstensif masih kurang dari yang diharapkan. 2. Keterampilan dalam menemukan informasi siswa masih rendah. 3. Pengunaan media pembelajaran yang digunakan kurang efektif. 4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan uraian di atas masalah yang muncul sangat kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak telalu luas. Pada umumnya membaca 6

7 ekstensif ini menuntut pembaca agar mereka memahami isi bacaan yang dianggap penting, dengan demikian kita dapat melaksanakan membaca secara efisien. Pembatas masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian untuk menciptakan hasil yang lebih baik dapat dipertanggung jawabkan. Melihat begitu luasnya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi serta keterbatasan kemampuan untuk meneliti keseluruhan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa membaca ekstensif berita masih kurang dan pengunaan model Learning Start With A Question dalam pembalajaran membaca ekstensif berita. Dalam hal ini penelitian ini dilakukan hanya di kelas VIII SMP Harapan Stabat. D. Rumusan Masalah Sesuai masalah yang dibatasi pada bagian pembatas masalah, peneliti merumuskan masalah ini menjadi beberapa bagian. 1. Bagaimana kemampuan membaca ektensif berita siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum mengunakan model Learning Start With A Question? 2. Bagaimana kemampuan membaca ekstensif berita siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 sesudah menggunakan Learning Start With A Question? 3. Adakah pengaruh model Learning Start With A Question terhadap kemampuan membaca ekstensif berita pada siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016? 7

8 E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah diuraikan seperti diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca ekstensif siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model Learning Start With A Question. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemepuan membaca ekstensif siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model Learning Start With A Question. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh model Learning Start With A Question terhadap kemampuan membaca ekstensif berita pada siswa kelas VIII SMP Harapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Tercapainya tujuan penelitian diatas, diharapkan nantinya memberikan manfaat. Manfaat penelitian terdiri dari dua bagian yaitu, manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pembelajaran membaca ekstensif dengan model Learning Start With A Question. 8

9 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia dalam merencakan pembelajaran b. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa menambah motofasi dalam membaca berita c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalam dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca ekstensif barita dengan model Learning Start With A Question. 9