BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian DBD

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program kelanjutan dari

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Corynebacterium Diphtheria bersifat toxin-mediated desease yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti ini menjadi penyakit tular virus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple burden. Seiring dengan terjadinya peningkatan kasus penyakit tidak menular, muncul penyakit baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Sementara kasus penyakit menular masih tinggi dan menjadi salah satu penyebab tingginya angka morbiditas di Indonesia. (1) Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah utama adalah penyakit akibat infeksi dengue. Infeksi dengue merupakan penyakit berbasis vektor yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes. (2) Infeksi dengue terutama demam berdarah dengue (DBD) bukan hanya menjadi masalah bagi negara Indonesia saja, tetapi juga menjadi masalah di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), DBD sudah menjadi endemik di 100 negara. Negara yang memiliki dampak serius adalah wilayah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Pada tahun 2008 dilaporkan kasus DBD 1,2 juta di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Kasus ini meningkat ditahun 2013 menjadi lebih dari 3 juta kasus. Tahun 2014 terjadi peningkatan kasus di Republik Rakyat Cina, Kepulauan Cook, Fiji, Malaysia dan Vanuatu. Tahun 2015 terjadi peningkatan kasus di Brazil dan beberapa negara tetangga seperti Pasifik, Fiji, Tonga, Polinesia dan Prancis. (3) Menurut WHO tahun 2012 Indonesia merupakan negara dengan peringkat kedua setelah negara Laos di Asia Tenggara yang memiliki angka kesakitan dan kematian akibat dengue sebesar 142.100/246.486.000 populasi. Diikuti oleh Pilipina, Vietnam, Cambodia, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Singapura. (4)

Pada tahun 2012 terdapat 90.245 kasus DBD di Indonesia dengan Incidnce Rate (IR) sebesar 37,27/100.000. Tahun 2013 terjadi peningkatan kasus menjadi 112.511 kasus DBD dengan IR sebesar 45,85/100.000 dan Case Fatality Rate (CFR) 0,77%. Tahun 2014 kasus DBD mengalami penurunan menjadi 71.668 kasus dengan IR sebesar 39,51/100.000 dan CFR sebesar 0,91%. (5) Sumatera Barat adalah provinsi yang sembilan daerah Kabupaten/Kotanya merupakan daerah endemis DBD, seperti Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung. Tahun 2011 terdapat 2.199 kasus DBD dengan IR sebesar 44,65/100.000 di Provinsi Sumatera Barat, sedangkan tahun 2012 jumlah kasus meningkat menjadi 3.158 dengan IR sebesar 66,72/100.000. Pada tahun 2013 kasus DBD mengalami penurunan menjadi 2.206 kasus dengan IR sebesar 46,63/100.000 dengan angka CFR 0,73%, dan di tahun 2014 terjadi peningkatan kasus dengan IR sebesar 47,55/100.000. (6) Kasus DBD di Kota Padang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 terdapat 1045 kasus dengan IR 126/100.000 penduduk dan CFR 0,5%, sedangkan tahun 2011 mengalami sedikit penurunan menjadi 1.015 kasus dengan IR 120/100.000 penduduk. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus menjadi 1.526 kasus dengan IR 179/100.000 penduduk dan mengalami penurunan lagi ditahun 2013 menjadi 1007 kasus dengan IR 115/100.000 penduduk dan CFR 0,9%. Tahun 2014 kasus DBD mengalami penurunan lagi menjadi 672 kasus dengan IR 76/100.000 penduduk dengan CFR 0,9% dan tahun 2015 mengalami peningkatan yang tajam menjadi 1125 kasus dengan IR 125/100.000 penduduk dengan CFR 0,7%. (7)

Infeksi dengue menimbulkan manifestasi demam akut yang berbeda beda sehingga di kelompokan berdasarkan derajat keparahanya. Mulai dari demam dengue (DD), DBD tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV. (2) Penderita DBD harus ditangani dengan cepat agar penderita terhindar dari peningkatan derajat keparahan hingga kematian. Menurut WHO, DBD merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama rawat inap dan kematian terutama di Asia Tenggara. (8) Data konfirmasi DBD Rumah Sakit Indonesia tahun 2004-2008 melaporkan terjadi peningkatan kunjungan rawat inap setiap tahunnya. Di tahun 2004 terdapat 49.741 total kunjungan dan meningkat menjadi 90.466 kunjungan ditahun 2008. (9) Dengue Syok Sindrom (DSS) atau DBD III-IV merupakan derajat infeksi dengue paling parah dan berisiko tinggi untuk memgalami kematian. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 DSS memiliki risiko sebesar 10 kali untuk mengalami kematian. (10) Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamluatul dan Oktia tahun 2015 DBD derajat berat memiliki risiko 3,9 kali untuk mengalami kematian. (11) Dari beberapa hasil penelitian, banyak faktor yang mempengaruhi derajat keparahan infeksi dengue. Faktor tersebut berkaitan dengan karakteristik host seperti umur, jenis kelamin, IMT, golongan darah, penyakit penyerta, sistem imun, trombosit, leukosit dan hematokrit. Faktor yang berkaitan dengan karakteristik agent yaitu serotipe virus dan yang berkaitan dengan karakteristik environment adalah tempat tinggal, kelas perawatan, status jaminan kesehatan. Banyak peneliti yang meneliti hubungan faktor faktor tersebut dengan derajat keparahan infeksi dengue. Beberapa penelitian menemukan hubungan antara (10, 12-22) faktor yang dikaji dengan derajat keparahan infeksi dengue.

Menurut Jeanne A. Pawitan beberapa penelitian menunjukan bahwa usia berkaitan dengan derajat keparahan infeksi dengue. WHO menyatakan bahwa bayi dan orang tua merupakan kelompok rentan yang harus dirujuk kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan. (23) Dalam penelitian Kyi Lai Lai Aung tahun 2013 ditemukan bahwa perempuan memiliki risiko dua kali untuk memiliki derajat infeksi dengue yang parah. (12) Berbeda dengan yang hasil penelitian yang ditemukan oleh Bima tahun 2013, jenis kelamin tidak berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue. (24) Hasil penelitian Yuke Yuliana, dkk, menunjukan bahwa, jenis infeksi dengue memiliki hubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue. (22) Hasil ini juga sesuai dengan penelitian I Made bahwa pasien yang pernah mengalami DBD sebelumnya memiliki risiko 8 kali untuk mengalami DSS. Dalam penelitia I Made juga ditemukan bahwa Lama demam sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan status jaminan kesehatan berhubungan dengan kejadian DSS dengan nilai OR=8,18 dan OR =5,33 (10) Dalam penelitian Nur Syiam dkk status penyakit kronis berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue.. (18) Berbeda dengan hasil temuan Shahid Mahmod et.al bahwa penyakit kormobid tidak berhubungan dengan peningkatan risiko DBD dan DSS. (13) Sama dengan hasil penelitian Maria Gloria Texeir et.al bahwa penyakit kronis tidak berhubungan dengan risiko meningkatnya derajat keparahan infeksi dengue. (20) RSUP Dr. M. Djamil adalah rumah sakit pemerintah tipe B pendidikan yang berada di kota Padang. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan di wilayah Sumatera bagian tengah meliputi wilayah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu dan bagian selatan Sumatera Utara. Di rumah sakit ini terdapat bagian rawat inap penyakit dalam yang merawat pasien dengan diagnosis infeksi

dengue. (25) Berdasarkan data dari buku register pasien masuk bagian penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil jumlah kasus infeksi dengue tahun 2014 adalah 209 kasus dengan jumlah kasus DSS sebanyak 9 kasus sedangkan pada periode januari-oktober 2015 jumlah kasus infeksi dengue adalah 205 kasus dengan jumlah kasus DSS sebanyak 26 kasus. Hal ini menggambarkan terjadinya peningkatan kasus secara tajam sehingga harus mendapatkan perhatian penuh. Masyarakat harus segera mendapatkan pelayanan kesehatan jika sudah merasakan gejala awal infeksi dengue agar terhindar dari infeksi dengue derajat parah. Karena infeksi dengue derajat parah berhubungan dengan risiko kematian, dirasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keparahan infeksi dengue. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue di bagian rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. Dengan adanya penelitian ini dapat membantu pihak rumah sakit untuk menanggulangi dan menurunkan jumlah kasus DBD derajat parah. 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini akan di teliti hubungan beberapa faktor dengan derajat keparahan infeksi dengue di Bagian Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. Karena menggunakan data sekunder maka faktor yang diteliti disesuaikan dengan data yang tersedia. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue di bagian rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue di bagian rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan derajat keparahan infeksi dengue. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan umur. 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin. 4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan sumber pembiayaan berobat. 5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan lama demam SMRS. 6. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan riwayat infeksi dengue. 7. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan komorbid. 8. Untuk mengetahui hubungan umur dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 9. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015.

10. Untuk mengetahui hubungan sumber pembiayaan berobat dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 11. Untuk mengetahui hubungan riwayat infeksi dengue dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 12. Untuk mengetahui hubungan penyakit penyerta dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 13. Untuk mengetahui hubungan lama demam SMRS dengan derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 14. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi derajat keparahan infeksi dengue di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam upaya pengendalian risiko keparahan infeksi dengue terutama pada pasien infeksi dengue di bagian rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana penambah wawasan dan informasi bagi mahasiswa terkait dengan variabel yang diteliti. 3. Bagi peneliti Penelitian ini dijadikan sebagai sarana pengembangan kemampuan bagi peneliti. Agar mampu menganalisis dan memecahkan masalah serta memperluas wawasan terutama yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi derajat keparahan infeksi dengue.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan derajat keparahan infeksi dengue di rawat inap bagian penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. Adapun variabel dependennya adalah derajat keparahan infeksi dengue. Variabel independennya adalah umur, jenis kelamin, sumber pembiayaan berobat, riwayat infeksi dengue, kormobid atau penyakit penyerta, lama demam SMRS.