LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK. I. STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

FISIKA XI SMA 3

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Keseimbangan, Momen Gaya, Pusat Massa, dan Titik Berat

Mekanika Rekayasa/Teknik I

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

MAKALAH MOMEN INERSIA

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

SILABUS Mata Pelajaran : Fisika

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

MEKANIKA TEKNIK. Sitti Nur Faridah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

3.8 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan seharihari.

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Bab VI Dinamika Rotasi

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

Mekanika. Teknik (Statika Struktur)

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Pak Anang. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh :

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 3 Tanggal Berlaku : 02 Maret 2012

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

BAB I. Penyusun SUMARTI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Kata Pengantar. Modul Keseimbangan Benda Tegar 2

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Keseimbangan Benda Tegar dan Usaha

Program Studi Teknik Mesin S1

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

I. Hukum lintasan : Semua planet bergerak dalarn lintasan berupa elips, dengan matahari pada salah satu titik fokusnya.

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B

SILABUS. Religius Jujur Toleransi Disiplin Mandiri Rasa ingin tahu Tanggung jawab. 1 / Silabus Fisika XI / Kurikulum SMA Negeri 5 Surabaya

DINAMIKA. Atau lebih umum adalah

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

SASARAN PEMBELAJARAN

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

MEKANIKA BESARAN. 06. EBTANAS Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T 2 C. M L T 1 D. M L T 2 E. M L 2 T 1

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Cara Pembuatan Alat Peraga a. Alat dan Bahan Alat - Gergaji - Palu - Obeng - Lilin - Kuas - Spidol - Silet - Alat Tulis - Penggaris - Gunting

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

dan penggunaan angka penting ( pembacaan jangka sorong / mikrometer sekrup ) 2. Operasi vektor ( penjumlahan / pengurangan vektor )

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

MEKANIKA TEKNIK. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir. Disusun Oleh: Andri Firardi Utama L0G

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

ROTASI BENDA LANGIT. Chatief Kunjaya. KK Atronomi, ITB. Oleh : TPOA, Kunjaya 2014

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH FISIKA 1(IB) KODE/SKS KD /2SKS

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Transkripsi:

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK I. STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah II. KOMPETENSI DASAR : Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI A. Kognitif 1. Produk Menerapkan konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari 2. Proses Melakukan percobaan menentukan titik berat benda tidak beraturan A. Psikomotor Melakukan percobaan titik berat B. Afektif 1. Karakter : Berfikir kreatif, kritis dan logis, bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab peduli, serta berprilaku santun. 2. Keterampilan sosial, bekerja sama, menyatakan pendapat, menjadi pendengar yang baik dan menanggapi pendapat orang lain. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Kognitif 1. Produk a. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian titik berat dengan kaliamat sendiri b. Dengan seperangkat alat percobaan titik berat siswa dapat melakukan percobaan untuk menetukan titik berat benda tidak beraturan. c. Siswa dapat menentukan titik berat benda secara perhitungan dengan benar. d. Siswa dapat menerapkan konsep titik berat dalam kehidupan se-hari -hari 2. Proses a. Melakukan percobaan menentukan titik berat benda tidak beraturan b. Menentukan titik berat benda yang beraturan secara perhitungan dan percobaan B. Psikomotor Siswa trampil melakukan percobaan menentukan titik berat benda C. Afektif 1.Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berfikir kreatif, kritis dan logis, bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab peduli, serta berprilaku santun. 2.Bekerja sama dalam kegiatan praktek dan aktif menyatakan pendapat, menjadi pendengar yang baik dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi.. FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 1

V. Materi Pembelajaran TITIK BERAT Pernahkah kamu melihat permainan sirkus seperti gambar di atas..? Apakah rahasia dari para pemain sirkus sehingga dapat beraksi seperti gambar di atas tanpa jatuh..? Rahasianya adalah titik berat. Apakah titik berat itu? Mari kita cari tahu..! Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja Contoh soal Empat buah gaya masing-masing F 1 = 20N, F 2 = 30N, F 3 = 40N dan F 4 = 10N bekerja pada sepanjang sumbu x seperti gambar berikut. Tentukanlah letak resultan keempat gaya tersebut! Jawab: gaya F 1 = 20 N dengan x 1 =-1m gaya F 2 =30 N dengan x 2 =1m gaya F 3 =40 N dengan x 3 =2m gaya F 4 = 10 N dengan x 4 =3m FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 2

Letak Resultan keempat gaya tersebut dapat di tentukan dengan persamaan Konsep Titik Berat Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar. Contoh soal Empat buah gaya masing-masing F 1 = 20N, F 2 = 30N, F 3 = 40N dan F 4 = 10N bekerja pada sepanjang sumbu x seperti gambar berikut. Tentukanlah letak resultan keempat gaya tersebut! Jawab: gaya F 1 = 20 N dengan x 1 =-1m gaya F 2 =30 N dengan x 2 =1m gaya F 3 =40 N dengan x 3 =2m gaya F 4 = 10 N dengan x 4 =3m Letak Resultan keempat gaya tersebut dapat di tentukan dengan persamaan FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 3

Nah setelah mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja pada benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda homogen berbentuk tak beraturan berikut ini. Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w 1, w 2, w 3,... yang terletak pada koordinat (x 1,y 2,z 3 ), (x 2,y 2,z 2 ), (x 3,y 3,z 3 ) dan seterusnya... letak titik resultan gaya-gaya tersebut secara umum dapat ditentukan dengan persamaan w 1 = w 2 = w 3 = berat masing-masing partikel X 1 = letak partikel 1 pada sumbu x X 2 = letak partikel 2 pada sumbu x X 3 = letak partikel 3 pada sumbu x y 1 = letak partikel 1 pada sumbu y y 2 = letak partikel 2 pada sumbu y y 3 = letak partikel 3 pada sumbu y z 1 = letak partikel 1 pada sumbu z z 2 = letak partikel 2 pada sumbu z z 3 = letak partikel 3 pada sumbu z FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 4

Hal-hal Istimewa Pada Titik Berat a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis) Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat, massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: l 1 = panjang garis 1 l 2 = panjang garis 2 FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 5

Bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya. Contoh soal : Tentukanlah letak titik berat benda homogen satu dimensi seperti gambar berikut ini! FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 6

b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi) Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan berikut: A 1 = Luas Bidang 1 A 2 = Luas bidang 2 x 1 = absis titik berat benda 1 x 2 = absis titik berat benda 2 y 1 = ordinat titik berat benda 1 y 2 = ordinat titik berat benda 2 Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel berikut: FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 7

Contoh soal: Sebuah karton berbentu huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di bawah. Tentukan koordinat titik berat karton tersebut! FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 8

c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat ditentukan dengan persamaan: FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 9

V 1 =Volume Benda 1 V 2 = Volume Benda 2 x 1 = absis titik berat benda 1 x 2 = absis titik berat benda 2 y 1 = ordinat titik berat benda 1 y 2 = ordinat titik berat benda 2 FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 10

Copyright Pustekkom Kemdiknas FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 11

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK A. Tujuan : Menentukan titik berat benda tidak teratur. B. Alat dan bahan : Karton, gunting, benang, paku, styrofoam, kertas. C. Langkah Kerja : 1. Potonglah karton dengan bentuk tidak teratur. 2. Buatlah beberapa lubang pada pinggir potongan karton, dan berilah nama, misalnya A, B, C, dan seterusnya. 3. Gantungkan potongan karton pada papan styrofoam dengan memasukkan paku pada lubang A. 4. Gantungkan benang yang telah diberi paku (beban), pada paku lubang A. 5. Jika benang sudah setimbang (tenang, diam, tidak bergerak), buatlah garis yang berimpit dengan benang tersebut. 6. Ulangi langkah 3-5 untuk lubang B, C, D, dan seterusnya. 7. Dari garis-garis yang kalian buat akan ditemukan satu titik yang merupakanperpotongan dari garis-garis tersebut. Berilah nama titik z (titik berat). 8. Setelah bertemu titik beratnya, letakkan potongan karton pada kertas grafik dan tentukan koordinat titik z tersebut! 9. Ulangi langkah 1 sd 9 untuk benda gabungan segi empat dan segitiga FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 12

NO Benda Koordinat X Koordinat Y 1 2 D. Data percobaan E. Pertanyaan. 1. Apakah yang dimaksud titik berat? 2. Bagaimanakah jumlah momen gaya terhadap titik z dan resultan gayanya ketika benda dalam keadaan setimbang? 3. Untuk langkah kerja no 9,apakah koordinat titik berat dari hasil percobaan yng anda lakukan sama dengan koordinat titik berat yang anda cari dengan rumus? FITRI YATI, S.Pd, M.Pd Page 13