GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2\ TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 28 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

-1- REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

2017, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil N

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR K TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN /2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN BUPATI BULUNGAN

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 95 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2014 NOMOR 9 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 9 TAHUN 2014

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2014 T E N T A N G

TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI MAMBERAMO RAYA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

- 1 - BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, T

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 119 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 9 TAHUN 2017

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 33 TAHUN 2011

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN. TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 24 Tahun : 2014

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 22JAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan N

Transkripsi:

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah, Pemerintah Daerah perlu memberikan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); - 1 -

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N egara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 40) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 57); 12. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri D). - 2 -

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pusat yang melaksanakan tugas pada PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau PNS Daerah yang ditugaskan pada intansi lain dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 7. Pendidik adalah PNS yang menduduki jabatan fungsional Guru pada satuan pendidikan menengah dan satuan pendidikan khusus. 8. Tenaga Kependidikan adalah PNS Jabatan Fungsional Tertentu/Jabatan Fungsional Umum pada satuan pendidikan menengah dan satuan khusus yang menduduki jabatan pengawas sekolah, kepala sekolah, pengelola laboratorium/bengkel, pranata laboratorium pendidikan, pengelola perpustakaan, pustakawan, serta pejabat pengawas dan pelaksana. 9. Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya disingkat TPP adalah penghasilan yang diterima Pegawai di luar gaji dan tunjangan lainnya yang sah dalam rangka peningkatan kesejahteraan yang diberikan berdasarkan beban kerja, kondisi kerja dan kelangkaan profesi. 10. Catatan Kinerja Harian Pegawai yang selanjutnya disingkat CKHP adalah catatan harian yang memuat aktivitas kerja dan pelaksanaan tugas pokok serta tugas tambahan pegawai. 11. Pejabat Penanggung Jawab adalah Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran. - 3 -

BAB II TUJUAN Pasal 2 Pemberian TPP bertujuan untuk : 1. meningkatkan Kinerja Pegawai; 2. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; 3. meningkatkan kesejahteraan Pegawai; dan 4. meningkatkan disiplin Pegawai. (1) Jenis TPP yaitu: BAB III JENIS TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI Pasal 3 a. TPP berdasarkan Beban Kerja; b. TPP berdasarkan Kondisi Kerja; c. TPP berdasarkan Tempat Bertugas; dan d. TPP berdasarkan Kelangkaan Profesi. (2) TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal. (3) TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf b merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang dalam melaksanakan tugasnya berada pada lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi. (4) TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digolongkan dalam Resiko I dan Resiko II. (5) TPP berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang dalam melaksanakan tugasnya berada di daerah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil. (6) TPP berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang mengemban tugas memiliki keterampilan khusus dan langka. - 4 -

BAB IV PEMBERIAN TPP Pasal 4 (1) TPP Berdasarkan Beban Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) diberikan kepada: a. Pegawai yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, dan jabatan pengawas; b. Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu; c. Pegawai yang menduduki jabatan fungsional umum; dan d. Pegawai yang menduduki jabatan pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru. (2) TPP Berdasarkan Kondisi Kerja Resiko I sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (4) diberikan kepada: a. Pegawai yang melaksanakan pekerjaan berkaitan langsung dengan pasien penyakit menular seperti penyakit AIDS/HIV, kusta, TB, Demam Berdarah, Flu burung, dan lain-lain; b. Pegawai yang melaksanakan pekerjaan dengan ketelitian, ketekunan dan kesabaran yang tinggi serta beresiko tinggi terhadap zat-zat kimia, obat-obatan maupun zat/bahan medis; c. Pekerjaan yang beresiko terhadap keselamatan manusia seperti petugas/perawat pada Rumah Sakit Jiwa Daerah yang berkaitan langsung dengan penderita gangguan kejiwaan; dan d. Pekerjaan yang beresiko terhadap sinar radiasi pada Rumah Sakit misalnya Radiographer. (3) Kriteria TPP Berdasarkan Kondisi Kerja Resiko II sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (4) pekerjaan yang mendukung manajemen pelayanan rumah sakit dengan potensi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan dalam intensitas sedang. (4) Kriteria TPP Berdasarkan Tempat Bertugas merupakan tambahan penghasilan bagi pendidik dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus yang berada di daerah terpencil meliputi Kecamatan Pulau, Desa Pulau dan Dusun Pulau. (5) Kriteria TPP Berdasarkan Kelangkaan Profesi meliputi pegawai yang dalam hal mengemban tugas memiliki keterampilan khusus dan langka, misalnya Dokter Spesialis, Dokter Sub Spesialis, dan Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah. (6) TPP berdasarkan Kelangkaan profesi bagi Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. - 5 -

(1) TPP diberikan kepada : Pasal 5 a. Pegawai Daerah yang melaksanakan tugas pada PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kecuali Pegawai pindahan dari Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah selama 1 (satu) Tahun Anggaran; b. Pegawai Daerah yang diperbantukan pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum, Badan Narkotika Nasional Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum dan unit kerja lainnya yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kecuali jika pada instansi tersebut terdapat tunjangan kinerja sejenis, harus memilih salah satu yang dianggap lebih menguntungkan pegawai; c. Pegawai Pusat yang dipekerjakan di lingkungan Pemerintah Daerah; d. Pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan singkat non gelar dan/atau melalui e-learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran PNS dengan pegawai swasta; e. Pegawai yang meninggal dunia pada bulan bersangkutan; f. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus; dan g. Pegawai Daerah yang melaksanakan Cuti Tahunan, Cuti Sakit, Cuti Besar dan Cuti Karena Alasan Penting. (2) TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c dapat diberikan apabila Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT) ter hitung mulai tanggal 1 atau hari kerja pertama pada bulan berkenaan. (3) Pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan penyampaian catatan kinerja harian Pegawai yang telah diverifikasi oleh atasan langsung. Pasal 6 Tata cara pengumpulan catatan kinerja harian pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) ditetapkan sebagai berikut: a. Setiap Pegawai wajib membuat CKHP yang harus diketahui oleh atasan langsung pada unit kerja/bidang/bagian/sub bidang/sub bagian masing-masing dan selanjutnya dikumpulkan setiap awal bulan kepada Pejabat yang membidangi Kepegawaian pada masing-masing Perangkat Daerah yang akan menjadi dasar perhitungan pemotongan TPP dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran IV peraturan ini; - 6 -

b. CKHP Pejabat Fungsional Tertentu ditandatangani oleh Pejabat Eselon III pada unit kerja/bidang/bagian/sub bidang/sub bagian masing-masing ditempatkan; c. Pejabat yang membidangi Kepegawaian pada masing-masing Perangkat Daerah merekapitulasi tanggal pengumpulan CKHP sebagai dasar pengajuan TPP dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Gubernur ini. Pasal 7 (1) TPP tidak diberikan kepada Pegawai, dalam hal: a. cuti diluar tanggungan negara; b. ditahan oleh pihak yang berwajib di atas 12 (dua belas) hari kerja; c. menjalani masa bebas tugas/masa persiapan pensiun; d. tidak hadir kerja tanpa keterangan selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut atau apabila diakumulasikan lebih dari 6 (enam) hari kerja dalam satu bulan; e. menjalani tugas belajar; f. mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat, selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan perhitungan TPP; g. Pegawai titipan dari luar Pemerintah Daerah. (2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak mendapatkan TPP selama 3 bulan mulai tanggal Surat Keputusan Hukuman Disiplin ditetapkan. BAB V PEMBAYARAN TPP Pasal 8 (1) Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) diberikan tambahan penghasilan selain TPP berdasarkan Beban Kerja dengan perhitungan hari kerja yang dibuktikan dengan daftar hadir. (2) Besarnya TPP bagi Pegawai sebagaimana tercantum pada Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III Peraturan Gubernur ini. (3) Besaran TPP bagi Calon Pegawai Negeri Sipil adalah 80 % (delapan puluh persen) dari besaran TPP bagi PNS. (4) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d dilaksanakan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang kembali berdasarkan penilaian profesionalitas untuk paling lama 6 (enam) bulan. - 7 -

Pasal 9 (1) Besaran TPP bagi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru diberikan dengan perhitungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini. (2) Pemberian TPP bagi Kepala Sekolah dan Guru diberikan berdasarkan kehadiran kerja yang dibuktikan dengan rekapitulasi daftar hadir. (3) TPP dapat diberikan kepada Kepala Sekolah dan Guru yang memenuhi jam mengajar minimal sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dibuktikan dengan SK Jadwal Mengajar. (4) Kepala Sekolah dan Guru yang ditugaskan untuk mengikuti pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, bimbingan tekhnis dan pelatihan sejenisnya diperhitungkan sebagai jam kerja dan tidak mengurangi jam mengajar. (5) TPP hanya dibayarkan 75 % (tujuh puluh lima persen) apabila tidak memenuhi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). BAB VI TATA CARA PERMINTAAN PEMBAYARAN TPP Pasal 10 (1) TPP dibayarkan terhitung sejak Januari sampai dengan Desember pada Tahun Anggaran berkenaan. (2) Permintaan pembayaran TPP diajukan pada bulan berikutnya, kecuali untuk bulan Desember dapat diajukan pada bulan berkenaan. (3) Tata cara permintaan pembayaran uang TPP ditetapkan sebagai berikut: a. Pejabat penanggung jawab mengajukan Surat Permintaan Membayar Langsung (SP M-LS) melalui Bendahara Pengeluaran dari masing-masing PD sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan melampirkan: 1. Daftar Nominatif Pembayaran TPP yang telah disahkan oleh Pejabat Penanggung Jawab; 2. Daftar rekapitulasi kehadiran kerja; 3. Daftar rekapitulasi kehadiran apel; 4. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak; 5. Surat Pengantar dan Tanda Terima DUPAK terakhir dari Sekretariat Tim Penilai (khusus untuk JFT); 6. Surat Izin Cuti (jika ada); 7. SK Hukuman Disiplin Berat (jika ada); dan 8. Rekapitulasi Pengumpulan CKHP. - 8 -

b. Daftar nominatif pembayaran uang TPP untuk Pejabat Eselon II di lingkungan Sekretariat Daerah disahkan oleh Sekretaris Daerah, sedangkan daftar pembayaran TPP untuk Badan, Dinas, Sekretariat (DPRD/KPU) dan Kantor/Satuan disahkan oleh Kepala Badan/Dinas, Sekretaris (DPRD/KPU) dan Kepala Kantor/Satuan serta daftar perhitungan uang TPP pada Inspektorat dan RSJ/RSU disahkan oleh Inspektur dan Direktur; c. Bentuk daftar nominatif pembayaran TPP sebagaimana tercantum pada Lampiran VI Peraturan Gubernur ini; d. Bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak sebagaimana tercantum pada Lampiran VII Peraturan Gubernur ini. (4) Pengumpulan rekapitulasi apel, daftar hadir dan CKHP untuk bulan Desember disampaikan pada tanggal batas akhir pencairan dana yang ditetapkan oleh Bendahara Umum Daerah. (5) Kelebihan pembayaran TPP pada bulan Desember harus disetorkan ke kas daerah melalui bendahara masing-masing paling lambat hari kerja terakhir pada akhir Tahun Anggaran berkenaan. BAB VII PEMOTONGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (1) TPP dikenakan pemotongan: Pasal 11 a. sebesar 2,5% (dua koma lima persen) per hari apabila tidak melaksanakan apel pagi atau apel sore dan sebesar 5% (lima persen) apabila tidak melaksanakan apel pagi dan apel sore, tanpa ada pemberitahuan baik lisan maupun tulisan kepada atasan, kecuali pada bulan ramadhan; b. sebesar 2,5% per hari apabila meninggalkan tugas pada saat jam kerja tanpa izin atasan; c. sebesar 10% per hari apabila tidak masuk kerja tanpa surat izin/keterangan; d. sebesar 25% per bulan bagi JFT yang tidak mengumpulkan DUPAK selama 1 (satu) tahun; dan e. sebesar 10% per bulan apabila tidak mengumpulkan catatan kinerja harian pegawai sampai dengan tanggal 5 bulan berikutnya. (2) PNS diberikan izin tidak mengikuti apel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling banyak 4 (empat) kali dalam 1 (satu) bulan, tidak termasuk PNS yang ditugask an mengikuti kegiatan kedinasan, dibuktikan dengan Surat Tugas atau surat resmi lainnya. (3) Pemotongan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a didasarkan pada daftar kehadiran apel. - 9 -

(4) TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e tidak termasuk bagi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama serta Kepala Sekolah dan Guru. (5) Pemotongan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b didasarkan pada surat teguran/peringatan. (6) Pemotongan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c didasarkan pada Daftar Hadir Kerja. B AB VIII PEMBIAYAAN Pasal 12 TPP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 10 Februari 2017 Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 10 Februari 2017 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG YAN MEGAWANDI BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 NOMOR 3 SERI E - 10 -

LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BERDASARKAN BEBAN KERJA JABATAN PNS BESARAN TPP PER BULAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA Rp. 25.000.000 JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA - ASISTEN SEKRETARIS DAERAH Rp. 17.500.000 - STAF AHLI / ESSELON II a Rp. 15.000.000 - ESSELON II b Rp. 12.500.000 JABATAN ADMINISTRATOR - ESSELON III Rp. 7.000.000 JABATAN PENGAWAS - ESSELON IV a Rp. 5.000.000 - ESSELON IV b Rp. 4.500.000 - KEPALA TU SMA/SMK/SLB Rp. 4.000.000 FUNGSIONAL - Ahli Utama Rp. 12.500.000 - Ahli Madya Rp. 7.000.000 - Ahli Muda Rp. 5.000.000 - Ahli Pertama Rp. 3.500.000 - Terampil Penyelia Rp. 3.500.000 - Terampil Pelaksana Lanjutan Rp. 3.000.000 - Terampil Pelaksana Rp. 2.500.000 - Terampil Pemula Rp. 2.500.000 PELAKSANA - JFU Golongan IV Rp. 3.500.000 - JFU Golongan III Rp. 3.000.000 - JFU Golongan II Rp. 2.500.000 - JFU Golongan I Rp. 2.100.000 Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 11 -

LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BERDASARKAN KELANGKAAN PROFESI, KONDISI KERJA DAN TEMPAT BERTUGAS TPP BERDASARKAN KELANGKAAN PROFESI BESARAN TPP PERBULAN DOKTER SUBSPESIALIS Rp. 40.000.000 DOKTER SPESIALIS Rp. 30.000.000 TPP BERDASARKAN KONDISI KERJA BESARAN TPP PERHARI RESIKO I Rp. 20.000 RESIKO II Rp. 15.000 TPP BERDASARKAN TEMPAT BERTUGAS BESARAN TPP PERBULAN LEPAR PONGOK Rp. 350.000 KEPULAUAN PONGOK Rp. 450.000 SELAT NASIK Rp. 400.000 Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 12 -

LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BAGI PENGAWAS SEKOLAH, KEPALA SEKOLAH DAN GURU `+ PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BESARAN PER BULAN PENGAWAS SEKOLAH Golongan IV Rp. 3.400.000 Golongan III Rp. 3.200.000 KEPALA SEKOLAH Golongan IV Rp. 3.200.000 Golongan III Rp. 3.000.000 GURU Golongan IV Rp. 1.900.000 Golongan III Rp. 1.600.000 Golongan II Rp. 1.400.000 Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 13 -

CATATAN KINERJA HARIAN PEGAWAI (JABATAN :...) PERANGKAT DAERAH : PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 Hari : Tanggal : No. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN Mengetahui, Atasan Langsung Pangkalpinang,... Yang Melaporkan, (NAMA: ) NIP.... (NAMA: ) NIP.... Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 14 -

REKAPITULASI PENGUMPULAN CATATAN KINERJA HARIAN PEGAWAI LAMPIRAN V PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 SKPD : BULAN : NO. NAMA / NIP GOLONGAN JABATAN/TUGAS TANGGAL PENGUMPULAN 1 2 3 4 5 Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 15 -

DAFTAR NOMINATIF PEMBAYARAN UANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI LAMPIRAN VI PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 SKPD : BULAN : NO. NAMA GOLONGAN JABATAN/TUGAS PERHITUNGAN PPH PASAL 21 JUMLAH / NIP HARGA VOLUME/ JUMLAH GOL IV GOL III JUMLAH PPh BERSIH SATUAN BULAN KOTOR 1 2 3 4 5 6 7=5*6 8 9 10=8+9 11=7-10 JUMLAH Rp. Rp. Rp. Rp. Rp...., Tanggal, Bulan, Tahun PENGGUNA ANGGARAN/ KUASA PENGGUNA ANGGARAN BENDAHARA PENGELUARAN Nama Pangkat NIP Nama Pangkat NIP Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 16 -

LAMPIRAN VII PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 3 TAHUN 2017 TANGGAL : 10 Februari 2017 SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Jabatan : Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran... Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Perhitungan yang terdapat dalam SPM Langsung (SPM -LS) Nomor :... tanggal... untuk pembayaran... sebesar Rp.... (...terbilang...) telah dihitung dengan benar berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran dan dokumen pendukung lainnya. 2. Apabila terdapat kesalahan dan kelebihan atas pembayaran, sebagaimana yang dimaksud pada point 1 (satu), kami bertanggungjawab dan bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Daerah. 3. Dokumen bukti-bukti belanja atas pembayaran tersebut di atas disimpan di SKPD... sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan BPK dan/atau aparatur pengawas fungsional lainnya. Pangkalpinang,... Jabatan... PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Nama Lengkap Pangkat... NIP... Plt. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YUSWANDI A. TEMENGGUNG - 17 -