BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

KERJA SAMA DESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 11 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 27 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG

(disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN KERJASAMA DESA BUPATI TANAH BUMBU,

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 05 Tahun : 2010 Seri : E

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 16/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 25 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DAN KERJASAMA DESA DENGAN PIHAK KETIGA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Menimbang. Mengingat. PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR of> TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2014

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 78

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TABANAN,

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA BUPATI MUSI RAWAS

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G KERJA SAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DESA DAN KERJASAMA DESA DENGAN PIHAK KETIGA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

Transkripsi:

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa kerjasama desa harus mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban serta memberikan keuntungan bagi pemerintah desa dan pihak yang bekerjasama dengan desa; b. bahwa kerjasama desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan penyediaan pelayanan publik dengan memanfaatkan potensi yang ada pada desa sehingga perlu dilakukan dengan cara bertanggungjawab dalam sebuah perikatan; c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa dapat mengadakan kerja sama dengan Desa lain dan/atau kerja sama dengan pihak ketiga; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Kerjasama Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72 Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 1820); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

-2-4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kotabaru (Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru 2011 Nomor 12, Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 05) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kotabaru (Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru 2011 Nomor 26);

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU dan BUPATI KOTABARU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KERJASAMA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotabaru. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Kotabaru. 4. Camat adalah Camat di wilayah Kabupaten Kotabaru. 5. Desa adalah desa dalam wilayah Kabupaten Kotabaru. 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 9. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 10. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar desa atau desa dengan pihak ketiga dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 11. Pihak Ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan perorangan di luar pemerintahan desa. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

-4- Pasal 2 (1) Desa dapat mengadakan kerja sama dengan desa lain dan/atau kerja sama dengan pihak ketiga. (2) Kerja sama desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berorientasi pada kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) Kerja sama desa dimaksudkan untuk kepentingan desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (2) Kerjasama desa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar desa. BAB III RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Prinsip Kerja sama Desa Pasal 4 Kerja sama Desa dilakukan berdasarkan atas prinsip : a. eksternalitas; b. akuntabilitas; c. efisiensi; d. keserasian; e. kelestarian lingkungan; f. kearifan lokal; g. kesukarelaan; dan h. keadilan. Bagian Kedua Kerja Sama antar-desa Pasal 5 (1) Kerja sama antar-desa meliputi: a. pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing; b. kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat antar-desa; dan/atau c. bidang keamanan dan ketertiban. (2) Dalam pelayanan usaha antar-desa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa yang merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih.

-5- Pasal 6 (1) Kerja sama antar-desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa melalui kesepakatan musyawarah antar-desa. (2) Musyawarah antar-desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas hal yang berkaitan dengan: a. pembentukan lembaga antar-desa; b. pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat dilaksanakan melalui skema kerja sama antar-desa; c. perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan antar-desa; d. pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-desa, dan Kawasan Perdesaan; e. masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut berada; dan f. kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar-desa. (3) Peraturan Bersama Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat ketentuan tentang : a. ruang lingkup kerjasama; b. bidang Kerjasama; c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. jangka waktu; e. hak dan kewajiban; f. pembiayaan; g. tata cara perubahan, penundaan dan pembatalan; h. penyelesaian perselisihan; dan i. lain-lain ketentuan yang diperlukan. Pasal 7 (1) Kerjasama antar-desa dilaksanakan oleh badan kerja sama antar-desa yang dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. (2) Badan kerja sama antar-desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur : a. Pemerintah Desa; b. Anggota Badan Permusyawaratan Desa; c. Lembaga Kemasyarakatan; d. Lembaga lainnya yang ada di desa; dan e. Tokoh masyarakat.

-6- (3) Susunan organisasi, tata kerja, dan pembentukan badan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan bersama kepala Desa. (4) Badan kerja sama antar-desa merupakan pelaksana dari kegiatan kerja sama antar desa. (5) Badan kerja sama berkewajiban memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kerja sama antar- Desa dalam rapat musyawarah antar-desa dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa. (6) Dalam melaksanakan pembangunan antar-desa, badan kerja sama antar-desa dapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhan. Bagian Ketiga Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Pasal 8 (1) Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau swasta maupun perorangan. (2) Pemilihan pihak ketiga mengacu pada penilaian : a. kompetensi yang dimiliki oleh pihak ketiga terkait dengan obyek yang dikerjasamakan. b. rencana kerja dari pihak ketiga yang memuat, antara lain : 1. orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal. 3. mengembangkan potensi obyek yang dikerjasamakan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. (3) Pelaksanaan kerja sama Desa dengan pihak ketiga dituangkan dalam perjanjian kerjasama. (4) Isi perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga berlaku mutatis mutandis sebagaimana ketentuan dalam Pasal 6 ayat (3). Pasal 9 (1) Kerja sama Desa dengan pihak ketiga dilakukan untuk mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

-7- (2) Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimusyawarahkan dalam Musyawarah Desa. Pasal 10 Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dalam bidang: a. peningkatan perekonomian masyarakat desa; b. peningkatan pelayanan pendidikan; c. kesehatan; d. sosial budaya; e. ketentraman dan ketertiban; f. pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; g. tenaga kerja; h. pekerjaan umum; i. batas desa; dan j. lain-lain kerjasama yang menjadi kewenangan desa. BAB IV RENCANA KERJA SAMA DESA Pasal 11 (1) Rencana kerja sama desa dibahas dalam rapat musyawarah desa dan dipimpin langsung oleh Kepala Desa. (2) Rencana kerja sama desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas antara lain: a. Ruang lingkup kerjasama; b. Bidang kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; dan h. Lain-lain ketentuan yang diperlukan. (3) Hasil pembahasan kerja sama desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi acuan Kepala Desa dan atau Badan Kerjasama Desa dalam melakukan Kerjasama Desa.

-8- BAB VII JANGKA WAKTU Pasal 12 (1) Jangka waktu untuk kerjasama Desa ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antar-desa dan atau dengan pihak ketiga. (2) Penentuan jangka waktu kerja sama harus memperhatikan: a. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Ruang lingkup; c. Bidang kerjasama; d. Pembiayaan; e. Ketentuan lain mengenai Kerjasama Desa. (3) Dalam hal diperlukan penetapan jangka waktu kerja sama Desa dapat dimintakan pertimbangan atau masukan dari Camat. BAB VIII PERUBAHAN ATAU PEMBATALAN KERJA SAMA DESA Pasal 13 Perubahan dan pembatalan Kerjasama Desa harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terikat dalam Kerjasama Desa. Pasal 14 Perubahan kerjasama desa dapat dilakukan apabila: a. terjadi situasi force majeur; b. atas permintaan salah satu pihak dan atau kedua belah pihak; c. atas hasil pengawasan dan evaluasi Badan Permusyawaratan Desa; d. kerjasama desa telah habis masa berlakunya. Pasal 15 Pembatalan kerjasama desa dapat dilakukan apabila: a. salah satu pihak dan atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan; b. kerjasama desa bertentangan dengan ketentuan diatasnya; c. merugikan kepentingan masyarakat. Pasal 16 Mekanisme perubahan atau pembatalan kerja sama Desa diatur sesuai dengan kesepakatan para pihak.

-9- BAB IX BERAKHIRNYA KERJA SAMA DESA Pasal 17 Kerja sama Desa berakhir apabila: a. terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian; b. tujuan perjanjian telah tercapai; c. terdapat keadaan luar biasa yang mengakibatkan perjanjian kerja sama tidak dapat dilaksanakan; d. salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan perjanjian; e. dibuat perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama; f. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; g. objek perjanjian hilang; h. terdapat hal yang merugikan kepentingan masyarakat Desa, daerah, atau nasional; atau i. berakhirnya masa perjanjian. BAB X PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 18 (1) Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama Desa diselesaikan secara musyawarah serta dilandasi semangat kekeluargaan. (2) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam satu wilayah kecamatan, penyelesaiannya difasilitasi dan diselesaikan oleh camat atau sebutan lain. (3) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam wilayah kecamatan yang berbeda pada satu kabupaten/kota difasilitasi dan diselesaikan oleh bupati/walikota. (4) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) bersifat final dan ditetapkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh para pihak dan pejabat yang memfasilitasi penyelesaian perselisihan. (5) Perselisihan dengan pihak ketiga yang tidak dapat terselesaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) dilakukan melalui proses hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

-10- BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 19 (1) Kerjasama Desa yang membebani masyarakat dan desa, harus mendapatkan persetujuan BPD. (2) Segala kegiatan dan biaya dari bentuk Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dituangkan dalam APBDesa. Pasal 20 Pembiayaan kerjasama antar-desa ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antar-desa dan dimuat dalam Peraturan Bersama Kepala Desa. BAB XII TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 21 Tugas Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan kerja sama Desa meliputi : a. memimpin pelaksanaan kerja sama Desa; b. mengkoordinasikan penyelenggaraan kerja sama Desa secara partisipatif; dan c. memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan kerja sama kepada masyarakat melalui BPD. Pasal 22 Tugas BPD dalam penyelenggaraan kerja sama Desa meliputi : a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam penentuan bentuk kerja sama dan obyek yang dikerjasamakan; b. mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan kerja sama Desa mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelestarian; dan c. memberikan informasi keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa mengenai kegiatan kerja sama Desa kepada masyarakat. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan tugas BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Kepala Desa dan BPD mempunyai kewajiban: a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; b. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

-11- c. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan; d. memberdayakan masyarakat desa; e. mengembangkan potensi sumberdaya alam dan melestarikan lingkungan hidup. BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap Kerjasama Desa dilaksankan oleh Pemerintah Daerah dan Camat. (2) Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. menetapkan pedoman teknis pelaksanaan kerjasama desa; b. memberi dukungan dan supervisi pelaksanaan kerjasama desa; c. melakukan penyelesaian perselisihan kerjasama antar desa maupun kerjasama antara desa dengan pihak ketiga; d. melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kerjasama desa. (3) Pembinaan dan pengawasan oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. memfasilitasi pelaksanaan kerjasama antar desa dan kerjasama antara desa pihak ketiga; b. memfasilitasi penyusunan perjanjian kerjasama; c. memfasilitasi pembentukan Badan Kerajasama Desa; d. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pelaksanaan kerjasama antara desa. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, kerja sama antar-desa atau kerja sama Desa dengan pihak ketiga yang sedang berjalan tetap dilaksanakan sampai dengan berakhirnya kerja sama tersebut.

-12- BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 tentang Kerjasama Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 Nomor 11) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru. Ditetapkan di Kotabaru pada tanggal 5 Oktober 2015 PENJABAT BUPATI KOTABARU, ttd Dr. Ir. H. ISRA Diundangkan di Kotabaru pada tanggal 9 Oktober 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTABARU, ttd H. SURIANSYAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2015 NOMOR 13 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN : ( 125/2015 )

I. UMUM -1- PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA Euforia otonomi Desa seringkali memunculkan egosentrisme Desa, dimana Desa merasa mempunyai kedaulatan atas teritorial Desanya. Akibatnya, terjadi ketegangan dan konflik antar Desa berkaitan dengan kepemilikan, ataupun pemanfaatan sumberdaya yang ada, seperti; air, tanah maupun sumberdaya hutan. Konflik antar Desa tidak jarang ditandai dengan penggunaan kekerasan dan munculnya kesenjangan kapasitas antar Desa sehingga tidak semua Desa memiliki kemampuan yang sama dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan. Secara sadar selama ini keterbatasan Pemerintah Kabupaten dalam menyelenggarakan pelayanan publik dan pembangunan yang bisa menjangkau semua Desa, karena kondisi geografis dan sebagainya. Berlatar hal tersebut di atas, maka diperlukan semacam ruang dalam menjembatani keterbatasan Desa dan keterbatasan Kabupaten. Dalam kerangka regulasi nasional ruang tersebut telah dimanifestasikan melalui mekanisme kerjasama antar Desa. Kerjasama antar Desa sekaligus menjadi instrumen untuk membangun energi kolektif antar Desa dalam menyelesaikan persoalan lokal dan sekaligus membangun proteksi pada kepentingan Desa dari intervensi pasar di era globalisasi. Ada sejumlah poin kritis berkaitan dengan kerjasama Desa antara lain: (a) basis kerjasama Desa, (b) format kerjasama, (c) prinsip pinsip dasar kerjasama Desa, (d) format kelembagaan kerjasama, (e) intervensi kabupaten dalam pengaturan tentang kerjasama Desa, dan (f) model penyelesaian konflik kerjasama Desa. Basis kerjasama Desa bertujuan untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyat,menguatkan partisipasi masyarakat dan memperbesar ruang negosiasi Desa dalam menentukan pengaturan kerjasama Desa, serta memperjelas model penyelesaian konflik. Kerjasama dengan pihak ketiga merupakan bentuk kerjasama Desa atau beberapa Desa dengan pihak ketiga, seperti private sectors, perorangan maupun voluntary sectors. Ruang kerja sama antara Desa dengan pihak ketiga itu dapat meliputi bidang peningkatan perekonomian masyarakat Desa; peningkatan pelayanan pendidikan; kesehatan; sosial budaya; ketentraman dan ketertiban; dan/atau pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian Prinsip-prinsip kerjasama perlu dipertegas, berikut dengan mekanisme implementasinya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2

-2- Pasal 3 Pasal 4 Huruf a Yang dimaksud dengan prinsip eksternalitas yaitu kerja sama seharusnya memperhatikan dampak yang dapat ditimbulkan dalam kerja sama tersebut. Huruf b Yang dimaksud dengan prinsip akuntabilitas yaitu kerja sama itu menjamin berbagai hal yang berkaitan dengan kerja sama dapat dipertanggungjawabkan. Huruf c Yang dimaksud dengan prinsip efisiensi yaitu kerja sama dilakukan dengan memperhatikan sumberdaya untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil. Huruf d Yang dimaksud dengan prinsip keserasian yaitu kerja sama diselenggarakan dengan prinsip saling berhubungan dan saling mendukung. Huruf e Yang dimaksud dengan prinsip kelestarian lingkungan yaitu keperluan untuk produksi atau pemanfaatan tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan. Huruf f Yang dimaksud dengan prinsip kearifan lokal yaitu menjaga nilainilai luhur berupa pemikiran dan kebiasaan yang bersifat menjaga kelestarian kehidupan bersama. Huruf g Yang dimaksud dengan prinsip kesekurelaan yaitu tidak ada upaya pemaksaan dalam menyelenggarakan kerja sama. Huruf h Yang dimaksud dengan prinsip keadilan yaitu masing-masing pihak dapat merasakan makna dan kemanfaatan dari kerja sama. Pasal 5 Pasal 6 Yang dimaksud dengan Musyawarah antar-desa merupakan forum permusyawaratan antar desa yang diikuti oleh 2 (dua) Desa atau lebih Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis. Yang dimaksud lembaga antar-desa adalah Badan Kerja sama antar- Desa.

Ayat (3) -3- Pasal 7 Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Pasal 8 Ayat (3) Ayat (4) Mutatis mutandis adalah penyusunan isi perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga sama persis dengan penyusunan isi perjanjian kerjasama sebagaimana ketentuan dalam Pasal 6 ayat (3). Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (3) Pasal 12 Ayat (3) Pasal 13 Yang dimaksud dengan Perubahan dan pembatalan kerjasama desa adalah perubahan dan pembatalan pada perjanjian kerja (kontrak).

Pasal 14-4- Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Ayat (3) Ayat (4) Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 05