BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu dari banyaknya negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, dan masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerah yang didalamnya mengandung nilai-nilai budaya luhur. Keanekaragaman tersebut merupakan modal kekayaan bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus, para generasi muda harus ikut serta dalam melestarikan seni tradisional agar tidak terkikis oleh budaya asing. Menurut Barnawi dan Arifin (2012:51) Salah satu ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan dalam 20 tahun mendatang adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Hal tersebut mengartikan bahwa bangsa kita harus memiliki kepribadian yang berkarakter. Sedangkan menurut Soekanto (Mu in, 2011:161) Kepribadian merupakan abstraksi dari individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling melengkapi. Namun demikian, hingga saat ini karakter warga negara belum menunjukan karakter yang baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perilaku warga negara yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan norma yang berlaku. Misalnya, dalam tingkah laku, berbusana, dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai, norma, dan moral yang terkandung dalam adat atau kebudayaan bangsa kita. Dalam perkembangan budaya lokal disetiap daerah, memiliki peran yang signifikan dalam penanaman rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme, karena kesenian budaya lokal mengandung nilai-nilai

2 sosial yang dapat mencerminkan kebiasaan dari masyarakat tersebut, sehingga akan menjadi budaya dalam suatu lingkungan. Wuryandi, salah satu Dosen Jurusan PPSD FIP UNY dalam tulisannya yang berjudul Integritas Nilai-Nilai Lokal dalam Pembelajaran untuk Menanamkan Nasionalisme di Sekolah Dasar menyebutkan bahwa: Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak- anak lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibangdingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan aku cinta buatan Indonesia seperti hanya ucapan belaka, tanpa ada aksi yang mengikuti pernyataan tersebut. Namun demikian, yang menjadi kegelisahan saat ini adalah bebasnya arus informasi yang dpat menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa terutama dalam hal budaya. (2010:1) Dalam situasi demikian menurut data survey berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008 Kesuma, Triatna, dan Permana (2012:2), mengemukakan bahwa: Kondisi moral atau akhlak generasi muda yang telah rusak atau hancur, hal ini ditandai dengan maraknya peredaran narkoba di kalangan remaja, tawuran pelajar, seks bebas dikalangan remaja, dan sebagainya. Sekitar 1,1 juta orang atau 3,9% dari total jumlah korban. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008, pelajar SD, SMP, dan SMA, yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa di DKI Jakarta. Bahkan, 26 siswa di antaranya meninggal dunia. Sedangkan mengenai seks bebas dikalangan remaja Indonesia menunjukan 63% remaja Indonesia melakukan seks bebas. (www.wahdah.or.id/wis/index2.php?option=com_content&do_ pdf ). Berbagai pengalaman ini menunjukan bahwa pentingnya suatu pendidikan moral yang harus dibina melalui pendidikan karakter. Hal tersebut erat kaitannya dengan arus globalisasi yang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap generasi muda, adapun dampak negatif yang mengakibatkan lunturnya kesadaran untuk tetap mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa. Dampak negatif dapat diatasi dengan cara menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini. Sehingga karakter yang dimiliki dapat terbentuk menjadi pribadi yang bangga akan tanah air dan bangsa. Cara mencintai tanah air dan

3 bangsa dapat diterapkan, salah satunya dengan cara menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan Indonesia khususnya dalam penerapan seni tradisional agar dapat dilestarikan. Dalam perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki perbedaan yang signifikan terhadapat penanaman rasa cinta tanah air dan bangsa, karena kesenian budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat yang sangat berbeda. Sehubungan dengan pengertian cinta tanah air, Soekanto (2010:233) mengemukakan pendapatnya mengenai cinta tanah air itu sendiri, menurutnya Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan Pusat Kurikulum (2010:10) mengemukakan bahwa Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, dan politik bangsa. Selain itu cinta tanah air dapat diartikan sebagai rasa bangga terhadap bangsa sendiri yaitu bangsa Indonesia, bangga terhadap produk yang dihasilkan oleh negara kita, bangga terhadap kesenian yang terdapat didalamnya yang sesuai dengan lancasan dan nilai-nilai luhur Pancasila. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti. Sebaliknya, bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. Pembentukan karakter merupakan proses tanpa henti yang diperoleh melalui pendidikan, pengalaman hidup dan lingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi tolak ukur terbentuknya karakter dalam diri seseorang. Pembentukan karakter menurut Fatri (2012 : 22 ) memiliki tujuan Membentuk dan membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Demikian pula seperti apa yang telah dijelaskan dalam pasal 1 Undang- Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,

4 kepribadian, dan akhlak mulia. Namun demikian pengakuan terhadap nilainilai moral yang ada di dalam kebudayaan kita kurang mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan sejak usia dini agar dapat mengarahkan anak untuk memiliki karakter yang baik. Salah satu pembentukan karakter yang dapat diterapkan yaitu pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, dan apresiasi pada seni dan sastra. Sebagaimana dikemukakan oleh Munawar (2010:11) Pendidikan seni di sekolah adalah bentuk nyata dalam pembentukan karakter bangsa yang berbudaya, cinta tanah air, dan bangsa, disiplin, tanggung jawab dan masih banyak lagi nilai-nilai yang dapat digali dari seni budaya. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena kebudayaan merupakan alas atau dasar dari pendidikan itu sendiri. Namun dewasa ini, apresiasi para generasi muda terhadap kebudayaan itu khususnya seni tradisional semakin berkurang, karena minimnya minat serta kesempatan untuk mempelajari seni tradisional sehingga budaya westernisasi lebih mendominasi gaya hidup para generasi muda saat ini seperti halnya lebih menyukai tarian-tarian modern, musik R n B, Hip hop, bahkan girl dan boy band yang sekarang ini sedang hangat diperbincangkan di televisi dan sangat digandrungi oleh para remaja pada khususnya, dibandingkan dengan tarian dan lagu-lagu tradisional yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang patut di lestarika. Menanggapi permasalahan tersebut, Nuryani (2007:12) mengungkapkan bahwa: Kendati menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan sunda, kesenian tradisional sunda sudah tak dapat perhatian maksimal dari orang- orang sunda sendiri terutama anak muda. Mereka lebih suka menghabiskan waktu seharian berlatih band di studio dari pada mempelajari pupuh kinanti, sinom, dan asmarandana.

5 Hal tersebut harus diperhatikan secara serius, baik dari pemerintah, sekolah, masyarakat, keluarga maupun pihak-pihak yang bersangkutan agar seni tradisional tetap mampu bersaing dengan kemajuan arus perkembangan zaman saat ini yang semakin pesat. Selain itu, keterkaitan seni tradisional dalam pendidikan karakter yaitu diartikan sebagai pembentuk perasaan moral, membentuk perilaku dan budi pekerti seseorang. Melalui seni pula, seseorang dapat memiliki karakter yang kuat seperti kedisiplinan, kerja keras, bertanggung jawab, saling menghargai dan menghormati, kepercayaan diri, dan masih banyak lagi hal yang dapat muncul dari diri seseorang melalui seni, termasuk juga dalam seni tradisional. Seni tradisional penting untuk dipelajari sejak dini. Adapun manfaat mempelajari seni tradisional, yakni dapat mengembangkan potensi dan menumbuhkan karakter disiplin, kerja keras, tanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Dalam hal ini peranan seni tradisional dalam menumbuhkan karakter yang nasionalisme tercantum dalam penelitian oleh Nuryani (2007 : 36) bahwa: Sebagian besar motivasi awal peserta kegiatan adalah untuk mendapatkan keterampilan, namum selanjutnya mereka menjadi tertarik dengan kesenian tradisional dan memulai menikmati proses pembinaan, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan keterampilan namun karena adanya rasa cinta terhadap kesenian tradisional yang mereka pelajari. Arikunto (2009:1) menegaskan bahwa Yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. Dalam hal ini, menurut Asmani (2011:20) Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah Berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal. Ekstrakurikuler merupakan suatu wadah atau tempat dimana peserta didik dapat dibina potensinya agar dapat mengembangkan dirinya baik olah rasa, olah piker maupun olahraga yang sesuai dengan minatnya.

6 Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 9 Purwakarta telah menerapkan upaya agar siswa tidak melupakan jati diri bangsa yang kaya akan budaya daerah dalam kesenian tradisional dengan diadakan ekstrakurikuler karawitan gamelan. SMPN 9 Purwakarta merupakan sekolah yang baru berdiri sejak tahun 2008 akan tetapi sekolah ini dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain, khususnya dalam bidang kesenian tradisional. Para peserta didik yang ikut dalam ekstrakurikuler ini dilatih oleh seorang seniman yang memiliki keahlian khusus dalam bidang karawitan gamelan, dan tahun 2013 siswa dari SMP Negeri 9 mendapatkan kejuaraan musik tradisional tingkat Kabupaten dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional, dan juara ketiga seprovinsi Jawa Barat. Dengan demikian, upaya mengenalkan kebudayaan daerah melalui kegiatan yang terorganisir dengan baik dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan tanah air dan bangsa, bangga terhadap budaya sendiri dan juga dapat ikut serta dalam pelestarian kesenian budaya daerahnya. Dalam hal ini ektrakulikuler karawitan gamelan dengan melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan bersama-sama sebagai pendidik dapat membangun satu usaha untuk mengenalkan kebudayaan Nusantara pada peserta didik sehingga mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa, sesuai dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Dengan pemahaman yang mendalam dan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul : PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA (Studi deskriptif ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah agar penelitian ini memperoleh data yang sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis jabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

7 1. Bagaiamana program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta? 2. Metode apa yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta? 3. Hambatan apa yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta? 4. Upaya apa yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian agar dapat terarah dan fokus dalam penelitian ini. Secara umum penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai pembinaan karakter siswa melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. 2. Tujuan Khusus Sesuai dengan perumusan masalah dalam membuat proposal penelitian ini, ada beberapa tujuan spesifik yang ingin penulis capai, antara lain : 1. Untuk mengetahui program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa SMP Negeri 9 Purwakarta. 2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. 3. Untuk mengidentifikasi hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk

8 menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta? 4. Mengidentifikasi upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa D. Manfaat Penelitian Secara garis besar penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan ekstrakurikuler kesenian karakwitan gamelan dalam meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa pada siswa menegah pertama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana peran serta pendidik dalam membantu pembentukan karakter siswa melalui seni tradisional baik karakter yang bersifat privat maupun publik. Selain itu, dapat memberikan informasi, pengetahuan dan bahan tambah sebagai referensi dalam pengenalan budaya karawitan gamelan sejak berada dibangku sekolah, agar dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangga akan budaya daerah sendiri. 2. Secara praktis a. Bagi siswa 1) Siswa dapat mengembangkan potensi dan minatnya dalam mempelajari seni tradisional serta memiliki rasa nasionalime yang tinggi dengan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler sebgai pembentuk karakter peserta didik. 2) Siswa mendapat pembinaan dari sekolah untuk senantiasa mencintai dan mengembangkan segala jenis karya seni tradisional yang ada di Indonesia agar tidak terkikis oleh seni budaya asing.

9 3) Siswa mendapatkan pemahaman akan pentingnya melestarikan seni tradisional agar bangsa Indonesia tidak kehilangan karakter aslinya sebagai negara yang berbudaya. b. Bagi guru 1) Guru diharapkan mampu membina siswa dalam pembentukan karakter melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. 2) Guru mampu memberikan bimbingan dan pemahaman pada siswa akan pentingnya rasa cinta tanah air, menghargai budaya bangsa, dan dapat mengarahkan siswa agar ikut serta dalam melestarikan seni tradisional bangsa Indonesia. 3) Guru dapat menjadi contoh bagi siswanya untuk senantiasa bangga akan kebudayaan daerah, cinta akan tanah air dan lebih menghargai hasil karya anak bangsa. c. Bagi sekolah 1) Pihak sekolah dapat menjadi salah satu wadah untuk bersama-sama dalam membina karakter siswa sebagai warga Negara Indonesia yang cinta akan seni tradisional Indonesia. 2) Pihak sekolah dapat memberi bekal dan kesempatan untuk para generasi muda dan siswa dalam mengembangkan potensi dan kreatifitas dalam bidang seni tradisional Indonesia guna mempertahankan warisan leluhur dan mempertahankan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. d. Bagi peneliti 1) Dapat memotivasi dan memberikan ide dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penanaman nilai budaya untuk pembentukan karakter siswa yang cinta terhadap tanah air dan bangsa. 2) Dapat membangun semangat nasionalisme dalam kaitannya dengan pelestarian seni tradisional Indonesia, sehingga bangga akan tanah air dan bangsa.

10 E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, danstruktur organisasi. Bab II Kajian Pustaka Kajian pustaka berisikan tentang teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah-masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pembinaan karakter melalui ektrakulikuler seni tradisional karawitan gamelan, guna menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi penjabaran yang rici mengenai metodee penelitian termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan dari analisis data yang sudah dilakukan oleh peneliti. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab kesimpulan data dan saran menyajikan beberapa penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis penelitian. Bab ini berikan mengenai kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari analisis data, pembahasan dan saran.