BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin tinggi. Informasi saat ini tidak hanya produk sampingan,

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi (Shukeri dan Sherliza, 2010 dalam Sumartini dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHUULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 merupakan realisasi pasar bebas. di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go publik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PE DAHULUA. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan stakeholder lainnya. Prinsip-prinsip yang tercantum dalam pedoman

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan atau kepada pihak-pihak yang berkepentingan diluar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan pasar bebas ASEAN, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan penting dalam hubungan antara investor dan perusahaan. Laporan keuangan dikatakan penting dan sangat berguna bagi para investor karena didalamnya terdapat informasi mengenai keuntungan dan kerugian yang diperoleh perusahaan dari modal yang telah ia tanamkan. Informasi akuntansi yang disajikan melalui laporan keuangan merupakan media utama bagi para investor di pasar modal untuk memberikan keputusan ekonomis tentang keputusan investasi yang akan dilakukannya di pasar modal. Laporan keuangan suatu perusahaan akan bermanfaat jika disampaikan secara tepat waktu dan akurat kepada para pemakainya untuk pengambilan keputusan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan kepada publik. Maka dari itu sebuah perusahaan hendaknya menerbitkan laporan keuangannya tepat waktu karena laporan keuangan yang disajikan tepat waktu memiliki nilai efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan laporan keuangan yang disajikan tidak tepat waktu. Ketepatan waktu adalah 1

kewajiban bagi setiap perusahaan yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia untuk menerbitkan laporan keuangan perusahaannya secara berkala yaitu terdiri dari laporan auditor independen, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, apabila laporan keuangan diterbitkan tidak tepat waktu maka akan menimbulkan spekulasi (atau masalah yang terjadi) pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerbitkannya. Peraturan mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Selanjutnya pada tahun 1996, Bapepam menerbitkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: 80/PM/1996 tentang kewajiban bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal. Selain itu, Bursa Efek 2

Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H yang mengatur ketentuan pemberian sanksi atau denda administrasi bagi perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan sampai 30 ( tiga puluh ) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; (2) Peringatan Tertulis II dan denda Rp 50.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; (3) Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; (4) Penghentian sementara perdagangan dalam hal kewajiban laporan keuangan dan atau denda tersebut di atas belum dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administrartif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun 1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan mengenakan denda sebesar Rp 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Na im, 1999). 3

Fenomena menunjukkan bahwa setelah peraturan tersebut diberlakukan masih saja terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan. Pada dasarnya peraturan dibuat agar perusahaan publik dapat tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangan mereka kepada publik. Fenomena ini menunjukkan bahwa peraturan bukan menjadi satu-satunya faktor yang memengaruhi ketepatan pelaporan keuangan di setiap periodenya, maka dari itu perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditan. Lamanya pengauditan dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses pengauditan maka semakin cepat juga pelaporannya. Begitu juga sebaliknya jika proses pengauditan berjalan lambat maka pelaporan menjadi tidak tepat waktu. Menurut Beaver (1968) dalam McGee (2007) mengatakan bahwa ada beberapa bukti yang mengusulkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyampaikan berita buruk (bad news) laporan keuangan daripada berita bagus (good news). Perusahaan cenderung ragu-ragu dalam menyampaikan berita buruk karena perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk meninjau kembali laporan keuangannya ketika harus menyampaikan berita buruk tersebut (Givoli dan Palmon, 1982). Di dalam penelitian Sukanti (2015) menyatakan bahwa audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian 4

Sembiring (2010) menyatakan audit report lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang telah disampaikan kepada Bapepam-LK merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bersertifikat dan juga disertai dengan opini audit dari auditor. Auditor akan memberikan opininya atas laporan keuangan sebuah perusahaan yang telah ia audit. Auditor bertanggungjawab atas opini audit yang ia berikan dan berusaha untuk menyampaikan laporan auditannya secara tepat waktu agar relevansi dan keandalan dari laporan keuangan tersebut tidak hilang dengan tidak mengabaikan obyektivitas dan independensinya. Opini audit adalah pendapat yang dikemukakan oleh auditor independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam penelitian Astuti (2007) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan berhubungan dengan pendapat auditor disebabkan karena adanya kepedulian perusahaan terhadap opini yang diberikan oleh auditor, apabila auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian menjadikan berita baik perusahaan sehingga tidak terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian Dinita (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan ketidak konsistenan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk 5

menguji opini audit sebagai variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Ukuran auditor berhubungan dengan kualitas auditor (Na im, 1999). Dalam hal ini kualitas auditor sering diproksikan melalui reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Kualitas auditor diukur dengan ukuran apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit merupakan anggota KAP besar (big four) atau tidak. Menurut Johnson dan Lys (1990) dalam Na im (1999) menemukan bahwa auditor yang besar memiliki dorongan untuk mengembangkan dan memasarkan keahliannya mengenai kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan daripada auditor kecil. Lebih jauh, auditor besar cenderung untuk memberi informasi kepada klien tentang peraturan yang baru dan meminta klien untuk mematuhinya. Hal ini dikarenakan KAP besar lebih banyak disorot publik dan lebih dituntut untuk menghasilkan laporan keuangan yang tidak hanya untuk tujuan akuntanbilitas dan tepat waktu, tetapi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Tak heran bila pada umumnya perusahaan memilih menggunakan jasa auditor independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) besar untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan perusahaannya. Dalam penelitian Astuti (2007) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor yang memilki reputasi yang baik akan memberikan kualitas pengauditan yang baik pula, yang dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas perusahaan emiten. Hal ini berarti, penggunaan auditor yang mempunyai reputasi berkualitas cenderung akan menyampaikan laporan 6

keuangan emiten secara tepat waktu. Berbeda dengan hasil penelitian Sidauruk (2012) menyatakan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Timbulnya ketidak konsistenan dari hasil penelitian pengaruh reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menggunakan reputasi KAP sebagai variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya serta mencerminkan kesadaran pihak manajemen akan pentingnya informasi yang terdapat didalamnya bagi pihak eksternal maupun internal dari suatu perusahaan. Dimana perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu apabila dibandingkan dengan perusahaan kecil. Di dalam penelitian Astuti (2007) mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Namun penelitian Kuswanto dan Sodikin (2015) membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sejalan dengan penelitian Turel (2010) yang juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 7

Sanksi serta peraturan yang diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-H tentang Sanksi yang berisi peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para perusahaan tercatat di dalam menyampaikan informasi keuangannya dalam bentuk laporan keuangan hendaknya diterbitkan tepat waktu apabila tidak tepat waktu maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku yang nantinya akan berefek pada perusahaan tercatat tersebut. Variabel sanksi BEI ini berhubungan erat terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen, peneliti tertarik mengujinya untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dipakai serta ingin mengetahui apakah variabel sanksi BEI ini mampu memoderasi hubungan dari setiap variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan Sanksi BEI sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian : 1. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah audit report lag berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah reputasi KAP berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 6. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 9

7. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 8. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian adalah : Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini 1. Untuk mengetahui apakah opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah audit report lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 10

5. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 7. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain : a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. 11

b. Bagi Investor, sebagai gambaran tentang pentingnya ketepatan waktu berkaitan dengan relevansi dan keandalan informasi laporan keuangan. c. Bagi pihak perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan. d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lain. 12