BUPATI NGAT{JUK PROVINSI JAWA TIMUR. Menimbang : 2AL4 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBfUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA

BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN WALIKOTA BATU

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU

BUPATI MALUKU TENGGRA

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DI KABUPATEN BLORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 14 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 31

PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

orga BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

mm BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DANA DESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA

BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

Negara Republik Indonesia Nomor 5679); J /

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI OGAN KOMERING ILIR

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TRANSFER KE DESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BUPATI NGAT{JUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2016 Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (1) peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 /PMK.o7/2o15 tentang Tata cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa, maka perlu mengatur tata cara penghitungan dan pembagian rincian dana desa setiap desa tahun anggaran 2016 dengan Peraturan Bupati. 1. undang-undang Nomor 12 Tahun 2orl tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oll Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1; 2. undang-undang Nomor 6 Tahun 2aL4 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9S); 3. undang-undang Nomor 23 Tahun 2ol4 tentang pemerintahan Daerah (l.embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2or4 Nomor 244, Tawrbahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undang-undang Nomor g rahun zots (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun zols Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56T9l; 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran -ZO O (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20f5 Nomor 27g Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor sr67); 5. undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AL4 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); l\ Lf 1

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a576); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2AI4 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2A14 tentang Desa (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2Ol4 tentang Dana " Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Oi-4 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Ta}eun 2O 15 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 569a1; 9. Peraturan Fresiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2oll; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2Al4 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2OI5 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 Nomor 1); 14. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 1 Tahun 2A16 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2016. MEMUTUSKAN: MenetapKan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2016. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Nganjuk.

2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat Dinas p2ka Daerah adalah dirru.* Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nganjuk sebagaimana dimaksud dalam peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 200g tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk. 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan Desa Daerah yang selanjutnya disingkat Bapemaspemdes Daerah adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan Desa Daerah Kabupaten Nganjuk sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 200g tentang organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nganjuk. 4. camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan narna lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa masyarikat, hak asal-usul, danf atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 6. Dana Desa adatah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi-oesa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masy".ikat. 7. Indeks Kesulitan Geografis Desa, yang selanjutnya disebut IKG Desa, adalah angka yang mencerrninkan tingkat kesulitan geografis suatu Desa berdasarkan variabel ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi, dan komunikasi. 8. Rekening Kas umum Daerah, yang selanjutnya disebut RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 9. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disebut RKD adalah rekening tempat menyimpan uang pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan. 10. Aplikasi sistem Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disebut aplikasi SILOKDES, adalah alat bantu berupa perangkat lunak yang digunakan dalam pengelolaan keuangan desi di Kabupaten Nganjuk.

BAB II TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN DANA DESA Bagian Kesatu Pagu Dana Desa Kabupaten Nganjuk Tahun 2A1.6 Pasal 2 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 201_5 tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2ot6, Dana Desa untuk Kabupaten Nganjuk ditetapkan sebagai berikut: Jumlah Alokasi Dasar/ EADKab (Rpl Jumlah Alokasi Formula/ DAFKab (Rp) Jumlah Total/ EDDKab trp) r49.328.960.000 19.515.295.000 168.844.255.000 Bagran Kedua Tata Cara Penghitungan Dana Desa Setiap Desa Pasal 3 (1) (21 (3) (41 Berdasarkan pagu Dana Desa Kabupaten Nganjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Bupati menghitung rincian Dana Desa setiap Desa. Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan secara berkeadilan berdasarkan: a. Alokasi Dasar; dan b. Alokasi Formula, yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis setiap Desa. Besaran Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dirnaksud pada ayat {2) huruf a dihitung dengan cara membagi jumlah Alokasi Dasar Dana Desa yang diterima Kabupaten Nganjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan jumlah Desa d.i Kabupaten Nganjuk. Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana dimaksud, pada ayat (2) huruf b menggunakan bobot sebagai berikut: a. b. c. d. 25olo (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk; 35% {tiga puluh lima per seratus) untuk angka kemiskinan; 107o (sepuluh per seratus) untuk luas wilayah; dan 3OVa {tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitan geografis.

I I (5) Angka kemiskinan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (41 huruf b dan tingkat kesulitan geografis Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d masing-masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin desa dan IKG Desa. (6) Data jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas wilayah, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. (7) IKG Desa sebagaimana dimaksud pad.a ayat (5) menggunakan IKG Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran v peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 /PMrK.OT /201,5. Pasal 4 Penghitungan rincian Dana Desa setiap Desa berdasarkan Alokasi Dasar dan Alokasi Formula sebagaimana dimaksud datam pasal 3 ayat (3) dan ayat (41 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: 1y =ladkob +{lafkqfi *{(0,25 " zt) * (0,35 * zz) + (0,10 * z3) + (0,30 * z4)}} Keterangan: W =Dana Desa setiap Desa fadkab =jumlah Alokasi Dasar Dana Desa Kabupaten Nganjuk lafkab =jumlah Alokasi Formuia Dana Desa Kabupaten Ngarliuk zl =rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa Kabupaten Nganjuk z2 =rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total penduduk miskin Desa Kabupaten Nganjuk z3 :rasio luas wilayah setiap Desa terhadap luas wilayah Desa Kabupaten Nganjuk z4 :rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa Kabupaten Ngarg'uk Bagian Ketiga Pembagian Dana Desa Setiap Desa Pasal 5 Berdasarkan penghitungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, pembagian rincian Dana Desa setiap Desa Tahun Anggaran 2016 ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran peraturan Bupati ini. BAB III MEKANISME DAN TAHAPAN PET{YALURAN Pasal 6 (1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke RKD. [\ 4

t2l Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tahap I, pada bulan April sebesar 4O (empat puluh per seratus); b. Tahap II, pada bulan Agustus sebesar 40 (empat puluh per seratus); dan c. Tahap III, pada bulan oktober 20 (dua puluh per seratus). (3) (4) Penyaluran Dana Desa setiap tahap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat pada minggu kedua buran yang bersangkutan. Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari keq'a setelah Dana Desa diterima di RKUD. Pasal 7 (1) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilaksanakan oleh Bupati. (2) Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan : a. Peraturan Desa mengenai APB Desa kepada Bupati; b. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. (3) Kepala Desa menyampaikan peraturan Desa dan laporan realisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan Maret. Pasal 8 (1) Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan Laporan penggunaan Dana Desa Tahap I kepada Bupati. (2) Laporan Penggunaan Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menunjukkan paling kurang Dana Desa Tahap I telah digunakan sebesar SAo/o {lima puluh per seratus). (3) Kepala Desa menyampaikan Laporan penggunaan Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan Juli. (4) Laporan Penggunaan Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah Laporan Penggunaan Dana Desa semester I. Pasal 9 (1) Penyaluran Dana Desa tahap III dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan Laporan penggunaan Dana Desa Tahap I dan Tahap II kepada Bupati. (2) Laporan Penggunaan Dana Desa Tahap I dan Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menunjukkan paring kurang Dana Desa Tahap I dan Tahap II telah digunakan sebesar 50% (lima puluh per seratus). L 4 I I

t3) Kepala Desa menyampaikan Laporan penggunaan Dana Desa Tahap I dan Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan september. (1) (2t Pasal 10 Pelaksanaan penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah. Mekanisme penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagai berikut: a. Kepala Desa menyampaikan surat permohonan penyaluran ' Dana Desa kepada Bupati c.q. Camat; b. camat menugaskan Tim Pembina Desa Tingkat Kecamatan untuk meneliti surat Permohonan penyaruran Dana Desa, yang meliputi: 1. Telah terpenuhinya syarat penyaluran Dana Desa; 2. Ketepatan jumlah anggaran yang diajukan berdasarkan pagu anggaran Dana Desa; 3. Kelengkapan lampiran berupa surat pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang ditandatangani Kepata Desa. c. camat menyampaikan surat pengantar permohonan Penyaluran Dana Transfer Desa kepada Bupati c.q. Bapemaspemdes Daerah. d. Bapemaspemdes Daerah mengajukan telaahan staf permohonan penyaluran Dana Desa kepada Bupati. e. Bapemaspemdes Daerah menyampaikan telaahan staf yang telah disetujui Bupati kepada Dinas p2ka Daerah untuk diproses penerbitan surat perintah Membayar (spm) dan Surat Perintah Pencairan Dana (Sp2D). f. Dinas P2KA Daerah mentransfer Dana Desa ke RKD melalui bank yang ditunjuk dan menyampaikan data sp2d kepada Bapemaspemdes Daerah. g. Berdasarkan data sp2d, Bapemaspemdes Daerah memberitahukan penyaluran Dana Desa kepada Kepala Desa melalui Camat. h. Kepala Desa memerintahkan Bendahara Desa untuk menatausahakan transaksi penyaluran Dana Desa melalui aplikasi SILOKDES. i. Kepala Desa menyampaikan Bukti penerimaan Kas yang dicetak melalui aplikasi SILOKDES dan fotokopi buku RKD kepada Camat. j. camat menyampaikan Bukti penerimaan Kas dan fotokopi buku RKD kepada Bupati c.q. Dinas p2ka Daerah sebagai bukti penerimaan Dana Desa. I li. 1

\ {1) (21 {3) (4) BAB IV PEI{YUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 11 Bendahara Desa menyusun Laporan Realisasi penggunaan Dana Desa melalui aplikasi SILOKDES. Bendahara Desa menyampaikan Laporan Realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat {1) kepada Sekretaris Desa untuk diteliti. sekretaris Desa membubuhkan paraf dan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa kepada Kepala Desa. Kepala Desa meneliti dan menandatangani Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa. (1) (21 (3) (4) Pasal 12 Kepala Desa menyampaikan Laporan Realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (4) kepada Camat. camat menugaskan Tim Pembina Desa Tingkat Kecamatan untuk meneliti Laporan Realisasi penggunaan Dana Desa. camat menyampaikan Laporan Realisasi penggunaan Dana Desa kepada Bupati c.q. Bapemaspemdes Daerah. Bapemaspemdes Daerah menyusun rekapiturasi Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa dan menyampaikan kepada Dinas P2KA Daerah sebagai bahan laporan Bupati tentang penyaluran dan penggunaan Dana Desa yang disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal perimbangan Keuangan. BAB V SANKSI PENUNDAAN DAN PENGURANGAN PEI{YALURAN DANA DESA Bagran Kesatu Penundaan Penyaluran Pasal 13 (1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa tahap I, dalam hal: a. Kepala Desa tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); b. Terdapat silpa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya lebih dari 307o {tiga puluh per seratus); dan/atau c. Terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah. li 4 1'

(21 (s) (4t penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf b dilakukan terhadap penyaruran Dana Desa tahap I tahun anggaran berjalan sebesar silpa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. Dalam hal silpa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya lebih besar dari jumlah Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap I, penyaluran Dana Desa tahap I tidak dilakukan. Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan sampai dengan sil.pa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya telah direalisasikan penggunaannya, sehingga jumlah SiLpA menjadi paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari anggaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. (5) Dalam hal sampai minggu kedua bulan Agustus tahun anggaran be{'alan silpa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya masih lebih besar dari 30% (tiga putuh per seratus), penyaluran Dana Desa yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat t2) disalurkan bersamaan dengan penyaluran Dana Desa tahap II. (1) (2t Pasal 14 Bupati menunda penyaluran Dana Desa tahap II, dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal B. Bupati menunda penyaluran Dana Desa tahap III, dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. Pasal 15 (1) Penundaan penyaluran Dana Desa tahap II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dan pasal 14, sampai diterimanya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2, Pasal 8 dan Pasal 9 oleh Bupati. (2) Dalam hal penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlangsung sampai dengan akhir bulan November tahun rnggaran beq'aran, Bupati melaporkan penundaan tersebut kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. (3) Bupati wajib menganggarkan kembari Dana Desa yang ditunda penyalurannya sebagaimana dimaksud pada ayat (21 untuk disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya. (4) Bupati menugaskan Dinas p2ka Daerah untuk memberitahukan kepada Kepala Desa yang bersangkutan mengenai anggaran Dana Desa yang ditunda penyalurannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selambat-lambatnya akhir bulan November tahun anggaran berjalan agar dianggarkan kembali dalam APB Desa tahun anggaran berikutnya.

Bagian Kedua Pemotongan Penyaluran Pasal 16 (1) (21 (3) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b, Desa masih memiliki SiLPA Dana Desa lebih dari 30% (tiga puluh per seratus). Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya. Bupati melaporkan pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. BAB VI PENUTUP Pasal 17 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Nganjuk. Diundangkan di Nganjuk pada tanggal 14 Maret 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGANJUK ttd. Drs. H. MASDUOI. M.Sc. MM Pembina Utama Madya NrP. 19580810 198203 t O27 Ditetapkan di Nganjuk pada tanggal 14 Maret 2OL6 BUPATI NGANJUK, ttd. TAUFIQURRAHMAN BERITA DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 20T6 NOMOR 6 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM NIP. 1966tr07 199403 1 005

1 2 3 4 4 SUDIMOROHAR.IO 709.O12.0OO 5 SUKOHARJO 687,165,O00 6 WILANGAN 648.309.000 168,844,225,0O0 BUPATI NGANJUK, ttd. TAUFIQURRAHMAN Salinan sesuai dengan aslinya ELL ATIAS Pembiira Tingkat I NIP. 1966LrO7 L99403 1 005