NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. dahulu yang sudah merasa cukup jika menyantap nasi yang dingin dan agak keras

BAB I PENDAHULUAN. mampu membentuk polisakarida ekstrasel dari genus Streptococcus. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS

UJI DAYA HAMBAT PERASAN BUAH JERUK PURUT CITRUS Hytrix TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK AIR TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

Pengaruh Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Candida Albicans (In Vitro)

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI GETAH BATANG JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L.) TERHADAP CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI

UJI EFEKTIFITAS PERASAN AIR JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia S) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Escherichia Coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kesehatan umum (Ramadhan dkk, 2016). Kesehatan gigi dan

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daya Antibakteri Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus aureus dan Escherichia coli yang Diuji Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infeksi rongga mulut hingga menyebabkan abses atau

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

BAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI JUS ANGGUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) BUAH BELIMBING. WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi

AKTIVITAS ANTI MIKROBIA EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBIA PERUSAK IKAN DALAM SISTEM EMULSI TWEEN 80

BAB III METODE PENELITIAN

APPLICATION OF STAR ANISE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans.

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans adalah bakteri gram negatif, nonmotile,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rongga mulut. Kandidiasis oral paling banyak disebabkan oleh spesies Candida

PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci: Staphylococcus aureus, buah andaliman, antibakteri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan, 2013). Penyakit karies dapat

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM. (Eugenia polyantha W) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI. Streptococcus mutans In Vitro SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DENGAN METODE DISK DAN SUMURAN

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

ABSTRAK. Kata kunci: Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal, indeks plak, ortodontik cekat.

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

Kata kunci : Infeksi, Staphylococcus aureus, Metode difusi, Temu giring (Curcuma heyneana val)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

ABSTRAK. PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTICANDIDA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) SEGAR DENGAN SABUN CAIR PEMBERSIH VAGINA KEMASAN SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS BAKTERI METODE DIFUSI SUMURAN. Oleh: REZQI NURJANNAH P

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan Candida albicans

PENGARUH VARIASI GELLING AGENT

UJI DAYA ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia Linn) TERHADAP JAMUR Candida albicans ATCC SECARA IN VITRO

EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP Streptococcus mutans DAN Staphylococcus aureus

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, infeksi C.albicans dapat

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

PEMERIKSAAN DAYA HAMBAT EKTRAK METANOL DAUN TRISTANIA SUBAURICULATA KING TERHADAP PERTUMBUHAN KUMAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi Diajukan Oleh : SHINTA PUTRI ANGGRAHINI J 52010 0021 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

ii

INTISARI PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO Shinta Putri Anggrahini 1, Mahmud Kholifa 2, Suyadi 3 Terjadinya gangguan pada keseimbangan antara Candida albicans dengan mikrobial mulut lainnya sehingga dapat berkolonisasi, menginvasi jaringan dan menyebabkan infeksi yang dikenal sebagai kandidiasis. Obat antifungi untuk mengatasi kandidiasis yang ada di masyarakat saat ini mempunyai toksisitas selektif yang rendah sehingga sering kali mengganggu sel-sel tubuh manusia. Adapun pengobatan secara herbal, yaitu jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba karena mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antifungi. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Candida albicans secara in vitro. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratoris murni dengan jumlah total 24 sampel penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi FKH UGM, dengan memberikan ekstrak jeruk nipis pada berbagai konsentrasi. Data ini dianalisis dengan uji parametrik one-way ANOVA. Didapatkan hasil sig 0,000 (ρ<0,005) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap tiap-tiap konsentrasi. Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia) berpengaruh dalam menghambat Candida albicans. Semakin besar konsentrasi, maka diameter zona hambat yang terbentuk juga semakin besar. Kata Kunci : Ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Candida albicans 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1

ABSTRACT THE INFLUENCE OF THE CONCENTRATION OF EXTRACT LEMON (Citrus aurantifolia) AS ANTIFUNGI TOWARD GROWTH OF Candida albicans IN VITRO Shinta Putri Anggrahini 1, Mahmud Kholifa 2, Suyadi 3 The occurrence of disorder on a balance between Candida albicans and other oral microbial to colonization, invade the tissue, and induced a infection that known as Candidiasis. The antifungi drug that overcome Candidiasis in society had low of selective toxicity, so it is often disturb human body cell. Herbal medical therapy like lemon (Citrus aurantifolia) that can inhibited microba growth due to essential oils as antifungi. The purpose of this study was to known the influence of the present of the concentration of extract lemon (Citrus aurantifolia) toward growth of Candida albicans in vitro. This study used pure experimental laboratories design with total as many as 24 sample. This study conducted in March and April 2014 in Veterinary Microbiology Laboratories of Gadjah Mada University, with extend lemon extract in various concentration. This data was analyzed with One Way ANOVA as Parametric test. The result of this study is sig 0,000 (p < 0,005) that indicated there are significant contradiction toward each concentration. Based on this study inconclusive that lemon (Citrus aurantifolia) extract influential in inhibited Candida albicans. The greater of concentration is also make a bigger of the inhibitory zone. Key Word : Lemon Extract (Citrus aurantifolia), Candida alnicans 1 2 University student, Faculty of Dentistry Muhammadiyah University of Surakarta Teaching staff, Faculty of Dentistry Muhammadiyah University of Surakarta 2

PENDAHULUAN Candida albicans merupakan spesies jamur secara normal terdapat pada rongga mulut manusia pada umumnya. Terjadinya gangguan pada keseimbangan antara Candida albicans dengan mikrobial mulut lainnya, maka organisme ini dapat berkolonisasi, menginvasi jaringan dan menyebabkan infeksi yang dikenal sebagai kandidiasis (Katzer, 2002). Ketidakseimbangan Candida albicans inilah dapat menyebabkan berbagai infeksi pada rongga mulut, salah satunya adalah kandidiasis oral. (Jewets, 1996) Obat antifungi yang ada di masyarakat saat ini mempunyai toksisitas selektif yang rendah sehingga seringkali mengganggu sel host manusia untuk penggunaan lokal maupun sistemik, namun obat antifungi peroral sering menimbulkan efek samping (Ganiswara, 1995). Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan zat herbal yang ditambahkan pada pasta gigi karena berkaitan dengan kemampuannya yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Jeruk nipis mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antifungi. Selain itu, jeruk nipis berasal dari tumbuh-tumbuhan, bahan tersebut aman dan alami untuk digunakan (Pratiwi,2006). Buah jeruk nipis sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia mempunyai banyak manfaat, dalam bidang industri maupun kesehatan. Buah jeruk nipis mengandung bahan kimia diantaranya asam sitrat sebanyak 7-7,6%, damar lemak, mineral, vitamin B1, minyak terbang (minyak atsiri atau essensial oil). Minyak esensial sebesar 7% mengandung sitrat limonane, fellandren, lemon kamfer, geranil asetat, cadinen, linalin asetat, flavonoid seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin. Manfaat dari komponen-komponen kimia tersebut sangat beragam diantaranya minyak atsiri mempunyai fungsi sebagai antibakteri terhadap beberapa bakteri yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Salmonella typhi dan golongan Candida albicans. (Hariana,2008) 3

Konsentrasi 20%, 40%, 80% dan 100% dipercaya dapat menurunkan kadar hambat minimum pada Candida albicans. Dilihat dari kandungan pada jeruk nipis tersebut, komponen sitrat lomonane terdapat dalam minyak atsiri memiliki efek antifungi yang cukup baik. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Candida albicans secara in vitro. BAHAN DAN METODE Pada penelitian ini menggunakan ektrak jeruk nipis dengan konsentrasi 20%, 40%, 80%, 100% yang diperoleh melalui eksplorasi dosis. Metode penelitian ini menggunakan metode difusi agar dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel. Pada setiap media agar diberi lubang sumuran dengan diameter 6 mm. Kemudian sebanyak 0.5 microliter pada setiap sumuran. Selanjutnya diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 C. Pengaruh keempat konsentrasi dalam menghambat Candida albicans dapat diketahui dengan cara membandingkan diameter zona hambat yang terbentuk pada media MHA, kemudian diukur menggunakan jangka sorong dengan batas ketelitian 0,05 mm. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada mengenai pengaruh ekstrak jeruk nipis sebagai antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Didapatkan diameter zona hambat masing-masing kelompok konsentrasi terdapat pada tabel 1. 4

Tabel 1. Hasil diameter zona hambat ekstrak jeruk nipis terhadap Candida albicans Pengulangan Diameter Zona Hambat (dalam mm) A 20% B 40% C 80% D 100% I 8,14 8,64 11,84 14,30 II 8,57 9,70 10,57 13,30 III 8,27 9,50 11,80 13,90 IV 7,77 9,20 11,30 13,30 V 7,90 9,77 10,80 12,67 VI 7,19 10,50 11,50 13,10 Rata-rata 7,97 9,55 11,30 13,42 Keterangan : *pengukuran diameter zona hambat tidak termasuk diameter cakram disk 6mm Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh hasil rata-rata daya hambat antifungi ekstrak jeruk nipis terhadap pertumbuhan Candida albicans yaitu ekstrak jeruk nipis konsentrasi 20% mempunyai rata-rata diameter sebesar 7,97mm, kemudian secara berturut-turut mengalami peningkatan diameter zona hambat pada kelompok ekstrak jeruk nipis konsentrasi 40% yaitu 5,55mm, ekstrak jeruk nipis konsentrasi 80% yaitu 11,30mm, ekstrak jeruk nipis konsentrasi 100% yaitu 13,42 mm. Peningkatan diameter zona hambat ini karena kandungan senyawa minyak atsiri dalam ekstrak jeruk bertambah besar, sehingga daya antifungi ekstrak jeruk nipis semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak jeruk nipis mempunyai daya antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji anova satu jalur diperoleh nilai ρ=0,0000 (ρ<0,005) yang berarti bahwa terdapat perbedaan antar setiap kelompok perlakuan dan uji LSD diperoleh nilai ρ<0,005 yang berarti bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan 5

ekstrak jeruk nipis konsentrasi 20%,40%,80% dan 100% terhadap pertumbuhan Candida albicans. Rata-rata diameter zona daya hambat ekstrak jeruk nipis 100% lebih besar daripada zona hambat ekstrak jeruk nipis 20%,40% dan 80% pada media Mueller Hilton Agar (MHA). Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak jeruk nipis memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan substansi alami yang telah dikenal memiliki efek antifungi. Minyak atsiri mempunyai kemampuan mengganggu proses terbentuknya dinding sel. Minyak atsiri juga mengandung terpen, siskuiterpen alifatik, turunan hidrokarbon terioksigenasi, dan hidrokarbon aromatik.(hariana, 2006) Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa ekstrak jeruk nipis (citrus aurantifolia) mempunyai daya antifungi terhadap Candida albicans, dimana ekstrak jeruk nipis konsentrasi 100% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dibandingkan yang konsentrasi 20%,40% dan 80%. Zona hambat antifungi ekstrak jeruk nipis 100% mempunyai perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan konsentrasi lainnya dan kontrol. Hal ini karena semakin meningkatnya konsentrasi menyebabkan semakin besar senyawa minyak atsiri yang terkandung sehingga daya antifungi semakin besar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak jeruk nipis (citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan Candida albicans dapat disimpulkan bahwa ekstrak jeruk nipis (citrus aurantifolia) dengan konsentrasi 20%, 40%, 80% dan 100% mempunyai pengaruh daya antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans, semakin besar konsentrasi semakin besar pula daya antifungi dari ekstrak jeruk nipis. Dan, konsentrasi optimal dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans adalah 100%. 6

SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk masyarakat agar dapat menginsumsi ekstrak jeruk nipis dalam bentuk obat kumur ataupun pasta gigi, karena selain mempunyai rasa enak, mudah didapat dan juga memiliki manfaat menghambat pertumbuhan candida albicans pada ringga mulut. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada drg.mahmud Kholifa dan drg.suyadi yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi serta para Dosen dan teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Katzer, G., 2002. Lime (Citrus aurantifolia,online), http://wwwang.kfunigraz.ac.at/katzer/angl/ctr_aur.html.4.p/. 2. Jewetz, E., 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Terjemahan oleh Edi Nugroho dan Maulany, edisi 20. Jakarta: EGC 3. Ganiswara, SG., 1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI. h. 560-570. 4. Pratiwi, Syvia., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Yogyakarta: Penerbit Erlangga. 5. Hariana, A., 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Edisi Petama. Jakarta : Penebar Saudaya. h. 149. 7