RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN DATA CENTER UNTUK PEMETAAN PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN PONOROGO Angga Prasetyo 1*, Rizal Bachtiar Purnama 1, Nunung Rohmatun 2 1) Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo No 10 Ponorogo 3) Manajemen Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo No 10 Ponorogo *email : uzhumaki07@gmail.com ABSTRAK Perkembangan informasi penyebaran penyakit menular diperlukan oleh beberapa pihak, seperti Dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit. Salah satu informasinya adalah mengenai penyebaran penderita demam berdarah dengue (DBD) secara spasial. Keterbatasan pergerakan informasi penyebaran dan pemetaan data penderita demam berdarah yang tidak real time, menyebabkan penanganan serta proses antisipasi penyebaran di suatu daerah tertentu menjadi sangat lamban. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu teknologi pemetaan secara geografis yang memadukan sentuhan sistem informasi. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, memodifikasi bentuk, warna, dan simbol. Proses penyimpanan dalam basis data yang terdistribusi secara serentak akan mempermudah dalam mengelola informasi penyebaran demam berdarah. Perancangan sistem mempermudah pematauan surveilan pada instansi kesehatan secara real time serta pendistribusian data yang optimal agar pengambilan keputusan dalam penanggulangan demam berdarah. Kata kunci : Sistem informasi geografis, demam berdarah, basis data PENDAHULUAN Perkembangan informasi penyebaran penyakit menular sangat diperlukan oleh beberapa pihak, seperti Dinas kesehatan, puskesmas, dan rumah sakit. Salah satu informasi adalah mengenai penyebaran penderita demam berdarah dengue (DBD) secara spasial[8]. Keterbatasan pergerakan informasi penyebaran dan pemetaan data penderita demam berdarah yang tidak real time, menyebabkan penanganan serta proses antisipasi penyebaran di suatu daerah tertentu menjadi sangat lamban. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu teknologi pemetaan secara geografis yang memadukan sentuhan sistem informasi[3]. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, memodifikasi bentuk, warna, dan simbol serta menginteraksikan dalam suatu basis data[8]. Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil, dan perencanaan strategis. Dinas kesehatan kabupaten Ponorogo merupakan salah satu instansi yang mengawasi dan mengendalikan perencananan program kesehatan termasuk penekanan penyebaran penyakit khususnya demam berdarah. Saat ini instansi dinas kesehatan belum memiliki alat bantu untuk pemetaan sebaran penyakit demam berdarah di Ponorogo beserta data center. Proses surveilan epidemologi pengamatan penyakit demam berdarah masih berdasar pada riwayat dan data pelaporan yang tidak real time, sehingga penanggulangan penyakit masih terkesan lambat. Pemetaan lokasi penyebaran dan data penderita demam berdarah tersebut dilakukan dengan memanfaat peta yang sudah disediakan oleh Google, yakni Google Maps API. Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan oleh Google dan sangat populer. Dengan kata lain, Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser. Kita dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web yang telah kita buat. 301
METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan ini diawali dengan pembuatan perangkat lunak berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dan HTML serta ditunjang oleh perangkat basis data Mysql. dilanjutkan dengan pengujian alat. Mulai Studi literatur input sistem Studi obyek amatan output Software requipment spesification prototype teknik penggunaan SIG dan data center real time Selesai Gambar 2.1 flow penelitian Untuk memenuhi kebutuhan sistem perlu membuat suatu analisis terhadap pembuatan dan pengembangan sistem. Dalam pembuatan dan pengembangan diperlukan perencanaan kebutuhan perangkat lunak untuk sistem, metode yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah metode berorientasi objek dengan menggunakan UML. Analisis sangat membantu karena dengan mengetahui kebutuhan sistem yang akan dibuat maka dalam proses perancangan mengikuti kebutuhan sistem yang telah dinalisis. Gambar 2.2 Rancangan ERD 302
Analisis kebutuhan Input Data masukan yang dibutuhkan pada sistem ini antara lain : 1. Data User data ini berupa informasi dari user yang melakukan register, berupa input nama user, alamat, email, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir. 2. Data dokter dan pasien Data pasien demam berdarah dan dokter yang menangani 3. Data kordinat lokasi serangan demam berdarah serta raster pada lokasi pasien demam berdarah Analisis Kebutuhan Output Keluaran yang dihasilkan oleh sistem ini adalah berupa model pemetaan penyebaran demam berdarah secara real time berdasarkan data raster dan data output yang terintegrasi dengan rumah sakit. Hasil proses ini akan dilakukan elitisasi dari pengguna akhir bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan keinginan. Elitisasi adalah suatu proses untuk mengukur kebergunaan sistem berdasarkan persepsi dari pengguna akhir, biasanya proses ini dilakukan dengan memberikan uraian aktivitas sistem dengan tolak ukur kepentingan serta keinginan dari pengelola sistem.[3] Analisis kebutuhan proses Kebutuhan proses dalam sistem ini antara lain : 1. Proses Login Proses dilakukan oleh admin dan user sebagai pengguna untuk bisa masuk kedalam sistem dengan memasukan username dan password. 2. Proses register Setiap user harus terdaftar pada sistem untuk bisa menggunakan, untuk itu setiap user harus melalui proses register dimana user harus mendaftarkan diri untuk bisa masuk kedalam sistem 3. Proses input data Merupakan proses dimana memasukan data kedalam sistem untuk digunakan sebagai sumber informasi atau data penderita demam berdarah dan input titik lokasi penyebaran demam berdarah. 4. Proses edit Adalah proses mengubah isi data yang telah dibuat. 5. Proses delete Merupakan proses menghapus data yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan terhadap suatu aplikasi dilakukan sebelum perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya pemodelan terhadap suatu aplikasi adalah untuk mengetahui alasan mengapa aplikasi tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi tersebut untuk mereduksi sumber daya yang berlebih serta membantu merencanakan penjadwalan pembentukan aplikasi, meminimalisir distorsi yang mungkin terdapat di dalam aplikasi tersebut, sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 303
Pengelolaan data center secara real time Gambar 3.1 halaman utama (sumber : data primer 2015) Data center yang dibuat dari hasil perancangan mampu melakukan proses penyimpanan secara real time, hal ini bertujuan agar seluruh data yang diinputkan dapat tersebar pada seluruh instansi yang membutuhkan informasi penyebaran penyakit demam berdarah. Agar konsistensi media data center dapat terjaga diperlukan suatu proses replikasi seperti pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 Gambar 3.2 proses replikasi data center (sumber: data primer 2015) 304
Gambar 3.3 pembuatan bin log database (sumber:data primer 2015) Analisa elitisasi dari pengguna akhir Elitisasi dari hasil wawancara pada proses pengujian sistem menghasilkan beberapa pernyataan yang telah sesuai dengan keinginan pengguna akhir, secara tidak langsung diperoleh rekomendasi untuk menyempurnakan sistem agar lebih optimal, seperti ditunjukkan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Elitisasi perangkat lunak (sumber: data primer 2015) no uraian Mandatory Desirable Nessential 1 dapat memetakan informasi secara langsung v 2 perangkat berbasis web yang mudah digunakan v 3 simbol data pasien yang jelas v 4 Dapat menyebarkan data raster cluster pasien v 5 database dapat menyimpan dan menyajikan secara cepat v 6 tidak membutuhkan perangkat khusus v 7 data dapat diakses dikendalikan dari manapun v 8 resiko kehilangan data dapat diminimalisasi v Pada tabel 3.1 diperoleh rekomendasi untuk elitisasi sistem, pada proses mandatory (bersifat perintah) bahwa sistem telah sesuai dengan keinginan utama yang dibutuhkan, tetapi dari sudut pandang desirable of person terdapat aktivitas data raster pasien yang seharusnya dijadikan prioritas utama sebagai perintah (mandatory). KESIMPULAN Dari hasil perancangan perangkat lunak maka dapat diambil kesimpulan : a. Perancangan prototype sistem memang mempermudah pematauan surveilan pada instansi kesehatan, tetapi masih memiliki kekurangan dari hasil elitisasi pada bagian raster cluster. b. Perangkat lunak dapat memproyeksikan data raster pasien masih mengalami sedikit delay dalam pendistribusian data pengambilan keputusan untuk penanggulangan demam berdarah. DAFTAR PUSTAKA [1] Jogiyanto.2005, Analisis Desain Sistem Informasi, Andi Offset,2005,Yogyakarta [2] Sutarman., 2007., Pemrograman Web Dengan PHP,lokomedia, 2007, Yogyakarta. [3] Kadir Abdul, 2003, Pengenalan sistem informasi, Andi Offset, 2003, Yogyakarta. 305
[4] Dian, Palupirini. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi 2007, Online Tersedia : www.unsri.ac.id/fasilkom/old_version/dosen/dianpalupirini/materi/algo/bab%2ii%20metodolo GI [5] Boavida, Abreu Andre. 2013. Replikasi Database Master Slave. Yogyakarta: Institut Sains dan Teknologi AKPRIND. [6] Karima, Al. 2013. Analisis Dan Perancangan Basis Data Terdistribusi Pengolahan Data Polis Asuransi Menggunakan Metode Replikasi Asyncronous Pada PT. Videi Kantor Cabang Palembang. Palembang: Bina Darma. [7] Silitonga, Parasian D. P. 2014. Replikasi Basis Data Pada Sistem Pengolahan Data Akademik Univeristas Katolik Santo Thomas. Jurnal TIME, Vol. III No 1 : 32-36, 2014. [8] Muslih et al. 2014. Desain Pola Struktur Mapping Schema Untuk Sinkronisasi dan Integrasi Multidatabase Terdistribusi Dalam Mengelola Data Epidemiologi. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. [9] Wiyanti Putri, Sila. 2008. Pembangunan Disaster Recovery Plan Untuk Sistem Informasi Manajemen Terintegrasi ITB. Bandung: ITB 306