BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu yang mengkaji antara lain: informasi penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB II LANDASAN TEORI. Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang didapat sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi perusahaan. Menurut Prastowo dan Julianty (2005:27), akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan serta penganalisisan hasilnya. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh para pengelola organisasi dalam pengambilam keputusan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2008:5), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (dalam Baridwan 2008:2) tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang:

a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh. b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh temponya surat beharga atau pinjaman-pinjaman. c. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumbersumber tersebut. Karateristik tujuan kualitatif merupakan ciri dari yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pemakai. Terdapat 4 karakteristik tujuan kualitatif pokok, yaitu: a. Dapat dipahami b. Relevan c. Keandalan d. Dapat diperbandingkan 3. Kegunaan Laporan Keuangan Adapun kegunaan dari laporan keuangan adalah dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan perusahaan di dalam pengambilan keputusan, untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan di masa lalu dan mengestimasi posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang dan juga sebagai bahan penetapan jumlah pajak terhadap laba perusahaan (Munawir, 2002:6).

Dengan demikian laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan. 4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002:6), laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil suatu kombinasi antara : a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate) c. Pendapat pribadi (personal judgement) Menurut Baridwan (2008:13), laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: a. Cukup berarti (materiality) b. Konservatif c. Sifat khusus suatu industri 5. Jenis Laporan Keuangan Jenis keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen ini: a. Neraca Menurut Baridwan (2008:19), neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan

kata lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Menurut Prastowo dan Julianty (2008:17), neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu, maka dari itu neraca adalah jenis laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu entitas yang berisi tentang laporan sistematis atas aktiva, hutang serta modal di periode tertentu baik triwulan, semesteran maupun tahunan. b. Laporan Laba Rugi Menurut Baridwan (2008:29), laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya dari suatu unit usaha pada periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan. Selain itu menurut Prastowo dan Julianty (2008:17), laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu. Maka dari itu laporan laba rugi mendeskripsikan tentang kinerja keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu yang merupakan laporan sistematis tentang penghasilan kemudian biaya dan rugi atau laba yang diperoleh perusahaan.

c. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu periode akuntansi tertentu. Kepemilikan dalam perusahaan perseroan ditandai dengan kepemilikan saham. Laba perusahaan perseroan diklasifikasikan menjadi : 1) Deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham 2) Laba ditahan yaitu laba yang tidak dibagi dan tetap berada di perusahaan. Perubahaan modal memberikan gambaran tentang peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan yang diukur pada perusahaan berdasarkan prinsip pengukuran yang dianut perusahaan dan diterbitkan pada akhir periode akuntansi. Dan merupakan laporan yang menyajikan tentang perubahan modal yang terjadi selama 1 periode. d. Laporan aliran kas Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas termasuk sumber-sumber dan penggunaannya yang terjadi pada suatu periode tertentu. Arus kas ada 3 bagian yaitu dari aktivitas operasi, dari aktivitas investasi dan dari aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan, informasi tambahan tentang jumlah total dalam laporan dan informasi penting yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan. 6. Pemakai Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2008:3-4), para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda dan ada beberapa pengguna (baik intern maupun ekstern) yang berkepentingan dengan data-data akutansi maupun sajian laporan keuangan perusahaan. Pemakai laporan keuangan adalah: a. Investor b. Kreditor (pemberi pinjaman) c. Pemasok dan kreditor usaha lainnya d. Shareholder s (para pemegang saham) e. Pelanggan f. Pemerintah g. Karyawan h. Masyarakat 2.1.2 Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian analisis laporan keuangan Prastowo dan Julianty (2008:56), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu dan mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa

sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dan juga untuk mengindentifikasi perubahan-perubahan pokok (turning point) pada trend, jumlah dan hubungan; dan alasan-alasan perubahan. Menurut Ridwan dan Inge (2005:128), analisis laporan keuangan merupakan suatu informasi yang ditujukan untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Selain itu Harahap (2007:189) menunjukkan analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antar satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap. 2. Tujuan analisis laporan keuangan Tujuan analisis laporan keuangan akan lebih baik apabila kita lihat dari kepentingan para pemakai laporan keuangan, khususnya dalam rangka

pengambilan keputusan. Pada satu sisi laporan keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara pada sisi lain para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Menurut Prastowo dan Julianty (2008:56), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, seperti dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif, investasi atau merger, sebagai alat untuk mengetahui kondisi dan kinerja keuangan dimasa yang akan datang, dan juga untuk mendiagnosis masalah-masalah yang ada pada perusahaan. Ada beberapa tujuan analisis laporan keuangan meliputi: a. Investasi saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan, meskipun juga berhak atas rugi yang diperoleh perusahaan (apabila rugi). b. Pemberian Kredit Dalam analisis laporan keuangan yang menjadi tujuan pokok adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditur) memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut.

c. Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. d. Kesehatan Pelanggan (Customer) Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. e. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. f. Pemerintah Pemerintah melakukan analisis laporan keuangan perusahaan untuk menentukan pajak yang harus dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri. g. Analisis Internal Pihak internal perusahaan sendiri akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan.

h. Analisis Pesaing Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan kekuatan keuangan pesaing. i. Penilaian Kerusakan Kadangkala analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai penentu besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Dapat disimpulkan tujuan analisis laporan keuangan akan lebih baik apabila kita lihat dari kepentingan para pemakai laporan keuangan, khususnya dalam rangka pengambilan keputusan. Pada satu sisi laporan keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara pada sisi lain para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. 3. Manfaat analisis laporan keuangan Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Manfaat analisis laporan keuangan menurut Harahap (2007:195-197) secara lengkap dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan. c. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan. d. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. g. Dapat menentukan peringkat menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya. i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan. j. Dapat memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Secara umum, metode dalam menganalisis laporan keuangan memiliki dua klasifikasi, yaitu meliputi: a. Analisis horizontal Suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan dalam periode tertentu untuk mengetahui tentang perkembangan dan kecenderungannya. Analisis ini membandingkan pos yang sama pada periode yang berbeda. b. Analisis Vertikal Suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan dalam periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antar pos satu dengan pos lain pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang sama. Menurut Munawir (2002:36) teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:

1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. 2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. 3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase. 4) Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio. 5) Prosentase total. b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis data untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan. d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu.

f. Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. g. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu perusahaan. h. Analisis break-even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. 2.1.3 Laporan Keuangan yang Diperbandingkan 1. Pengertian Laporan Keuangan yang Diperbandingkan Dalam analisis laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan lebih dari satu perusahaan dilakukannya analisis laporan keuangan yang diperbandingkan. Laporan keuangan yang diperbandingkan berupa neraca atau laporan laba rugi. Dalam membandingkan data sebaiknya dua tahun atau lebih, hal ini untuk dapat mengetahui letak perbedaan. Membandingkan data neraca dan laporan laba rugi bertujuan untuk mengetahui kenaikan dan penurunan jumlah. Perubahan ini diperlukan perusahaan karena dapat memberi petunjuk arah perkembangan kondisi keuangan.

Menurut Munawir (2002:38) perubahan ini penting diketahui sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, perubahan-perubahan di dalamnya mungkin disebabkan karena: a. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun insidentil b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk hutang yang lain d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya penambahan atau pengurangan modal). Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Apabila laporan keuangan dianalisis dengan menggunakan laporan-selama beberapa periode, maka analisis yang digunakan adalah analisis horizontal. Laporan keuangan dianalisis dengan menggunakan laporan hanya satu periode saja, maka analisis yang digunakan adalah analisis vertikal. Menurut Munawir (2002:39) dalam analisis pembandingan ini dapat ditunjukan ke dalam: a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah dan dalam prosentase c. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio dan dinyatakan dalam prosentase total

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisis Rasio Salah satu alat yang dipergunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio keuangan. Dengan melakukan perbandingan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical Relation Ship). Antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis yang berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2002:64). Menurut Sartono (2001:11), analisis rasio keuangan adalah merupakan analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang finansial yang dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. 2. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan antara lain: Menurut Harahap (2007:298) keunggulan analisis rasio keunggulan a. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi e. Menstandarisir ukuran perusahaan f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Disamping keunggulan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2007:298) antara lain: a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. b. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. c. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. d. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan. Analisis rasio adalah salah satu alat yang umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan. Namun dengan beberapa keterbatasan penggunaan analisis rasio harus lebih berhati-hati. Rasio-rasio yang memiliki pos-pos sesuai dengan penggunaan akan lebih mudah untuk dipahami. 3. Macam Alat Rasio Keuangan Macam analisis yang digunakan dalam perhitungan statistik dengan analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas. Dibawah ini akan dijelaskan macam alat rasio keuangan beserta rumusnya. a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas digunakan untuk menganalisis dan mengetahui posisi keuangan jangka pendek dan menunjukkan seberapa jauh tagihan jangka

pendek yang bisa dipenuhi. Pentingnya rasio ini bagi pihak manajemen maupun oleh pihak luar perusahaan seperti kreditur dan pemilik perusahaan karena digunakan untuk mengoreksi efisiensi modal kerja dalam perusahaan dan juga untuk mengetahui prospek dan deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang. 1) Rasio Lancar (current ratio) Rasio lancar merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang menunjukkan jaminan yang lebih baik atas hutang jangka pendek. Current Ratio = 2) Rasio Cepat / Quick Ratio Aktiva Lancar Hutang Lancar x 100% Rasio cepat merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang liquid. Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar quick ratio semakin baik perusahaan tersebut. Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar x 100%

b. Rasio Solvabilitas Menurut Munawir (2002:32) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel (Munawir, 2002:32). Alat yang digunakan untuk menganalisis rasio ini adalah: 1) Debt to Total Asset Rasio ini adalah perbandingan jumlah seluruh hutang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada umumnya kreditur lebih menyukai ratio hutang yang rendah karena dalam keadaan demikian tersedia dana penyangga lebih besar bagi kreditur apabila likuiditas. Di sisi lain pemilik menghendaki tingkat hutang tinggi untuk melipatgandakan laba atau mungkin karena penjualan. Dikatakan aman hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Debt to Total Asset = 2) Debt to Equity Ratio Total Hutang Total Aktiva x 100% Rasio ini adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Manfaat perhitungan rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki

perusahaan dan dapat dilihat tingkat rasio tak tertagih suatu hutang. Semakin kecil angka rasio ini maka semakin baik kinerja keuangannya. Debt to Equity = c. Rasio Profitabilitas Total Hutang Total Modal Sendiri x 100% Rasio ini merupakan rasio yang mampu menunjukkan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan. 1) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio ini untuk menggambarkan dan mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin maka kinerja perusahaan semakin baik. Net Profit Margin = 2) Return On Asset (ROA) Laba Bersih Penjualan x 100% Return On Assets (ROA) dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Jika dalam suatu perusahaan mempunyai Return On Assets (ROA) yang tinggi maka perusahaan berpeluang dalam meningkatkan pertumbuhan. Return On Asset = Laba Setelah Pajak (EAT) Total Aktiva x 100%

3) Return On Equity (ROE) Salah satu jenis rasio yang merupakan perbandingan antara jumlah laba yang tersedia dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba. Semakin besar Return On Equity (ROE) maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dipakai. Return On Equity = Laba Setelah Pajak (EAT) Modal Sendiri x 100% d. Rasio Aktivitas Menurut Raharjo (2005:125) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efisien penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan. Dalam menilai kinerja perusahaan rasio ini digunakan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, pemanfaatan aktiva yang dimiliki dan penagihan piutang. 1) Fixed Asset Turnover Menurut Sartono (2001:26) rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Bila perputaran fixed asset semakin naik maka kinerja keuangan dapat dikatakan baik karena semakin efektif pemanfaatan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilkan. Fixed Asset Turnover = Penjualan Aktiva Tetap

2) Total Asset Turnover Menurut Sartono (2001:127) merupakan perputaran total aktiva yang menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Total Asset Turnover = 2.1.5 Penilaian kinerja keuangan Penjualan Total Aktiva Suatu perusahaan pasti memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Penilaian kinerja dapat dilihat dan diukur dari laporan keuangan perusahaan, terkhusus menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengevaluasinya. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Penilaian kinerja yang baik adalah yang mampu untuk menciptakan gambaran yang tepat mengenai kinerja suatu perusahaan. Penilaian ini tidak hanya untuk memperbaiki kinerja yang buruk, namun juga untuk mendorong perusahaan untuk lebih baik dalam kegiatannya. Pengertian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005:20) yaitu: Pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan perusahaan melalui struktur permodalannya. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan,

sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut. Menurut Munawir (2002:31) tujuan kinerja keuangan adalah mengetahui likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas dalam membayar kewajibannya. Adapun tujuan pengukuran kinerja antara lain: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut dilikuiditas baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu. 4. Untuk mengetahui aktivitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan. Peranan penilaian kinerja keuangan menurut Munawir (2002:3) penilaian kinerja keuangan mempunyai beberapa peranan bagi perusahaan. Adapun peranan penilaian kinerja keuangan adalah: 1. Dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja pada tiap-tiap bagian individu yang telah diberikan wewenang dan tanggung jawab. 4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. 2.2 Penelitian Terdahulu 1. Disusun oleh Didik Nurhadi, 2012 (STIESIA) Surabaya Bedasarkan penelitian ini, peneliti menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Dengan judul : Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan air mineral yang go public di Bursa Efek Surabaya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : a. Obyek penelitian terdahulu adalah PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. dan PT. Ades Waters Indonesia, Tbk. sedangkan obyek penelitian sekarang adalah PT. Kimia Farma Tbk dan PT. Indofarma Tbk. b. Tujuan penelitian terdahulu untuk mengetahui apakah dengan rasio keuangan dapat memberikan suatu informasi tentang kinerja perusahaan air mineral yang go public di Bursa Efek Indonesia dan mengetahui perusahaan mana yang memiliki kinerja perusahaan yang baik dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari : rasio likuiditas meliputi; current ratio dan quick ratio. Rasio aktivitas meliputi; total asset

turnover dan fixeds asset turnover. Rasio solvabilitas meliputi; debt to asset ratio dan debt to equity ratio. Rasio profitabilitas meliputi; return on assets dan return on equity, net profit margin dan gross profit margin. Tujuan penelitian sekarang untuk untuk mengetahui apakah analisis rasio keuangan dapat memberikan suatu informasi tentang kinerja keuangan antara PT. Kimia Farma (Persero), Tbk dan PT. Indofarma (Persero), Tbk. Di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011 dan untuk mengetahui perusahaan mana yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Sehingga dapat diketahui dan diperbandingkan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari : rasio likuiditas meliputi; current ratio dan quick ratio. Rasio solvabilitas meliputi; debt to total asset dan debt to equity ratio. Rasio profitabilitas meliputi; net profit margin, return on assets dan return on equity. Rasio aktivitas meliputi; fixed asset turnover dan total asset turnover. 2. Disusun oleh Moch. Hasubuh Tsalasiy, 2010 (STIESIA) Surabaya Bedasarkan penelitian ini, peneliti menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Dengan judul : Analisis komparatif rasio keuangan guna menilai kinerja keuangan PT. Kalbe Farma dan PT. Merck yang go public di BEI Surabaya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : a. Obyek penelitian terdahulu adalah PT. Kalbe Farma Tbk. dan PT. Merck Tbk. Sedangkan obyek penelitian sekarang adalah PT. Kimia Farma Tbk dan PT. Indofarma Tbk.

b. Tujuan penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan digunakan untuk mengetahui bagaimanakah kinerja keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk. dan PT. Merck, Tbk jika dinilai dengan rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari : rasio likuiditas meliputi; current ratio dan quick ratio. Rasio solvabilitas meliputi; debt to asset ratio dan debt to equity ratio. Rasio rentabilitas meliputi; return on assets dan return on equity, net profit margin dan gross profit margin. Rasio aktivitas meliputi; fixed asset turnover dan total asset turnover. Sedangkan tujuan penelitian sekarang untuk mengetahui apakah analisis rasio keuangan dapat memberikan suatu informasi tentang kinerja keuangan antara PT. Kimia Farma (Persero), Tbk dan PT. Indofarma (Persero), Tbk. di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011 dan untuk mengetahui perusahaan mana yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Sehingga dapat diketahui dan diperbandingkan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari : rasio likuiditas meliputi; current ratio dan quick ratio. Rasio solvabilitas meliputi; debt to total asset dan debt to equity ratio. Rasio profitabilitas meliputi; net profit margin, return on assets dan return on equity. Rasio aktivitas meliputi; fixed asset turnover dan total asset turnover. 2.3 Rerangka Pemikiran Rerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai analisis kinerja keuangan pada perusahaan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk dan PT. Indofarma (Persero), Tbk. di Bursa Efek

Indonesia yang digunakan untuk memberikan penilaian atas kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan rerangka pikir sebagai berikut: Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Analisis Laporan Keuangan Rasio Profitabilitas Kinerja Keuangan Sumber: Edi Susanto (2007) Gambar 1 Rerangka Pikir Rasio Aktivitas Berdasarkan rerangka pikir di atas maka dapat diketahui kinerja pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. dan PT. Indofarma (Persero), Tbk. di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dengan menggunakan analisis rasio keuangan ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dengan cara membandingkan rasio keuangan perusahaan setiap tahunnya yang kemudian diambil suatu kesimpulan. Di dalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) yaitu Kinerja Keuangan Perusahaan, dengan 4 variabel bebas (independensi) yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas.

2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, tetapi bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Rumusan deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) atau dengan kata lain peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif maka tidak diperlukan adanya hipotesis. Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka penelitian ini tidak perlu menggunakan hipotesis karena penelitian ini bersifat pelaporan bukan perlakuan (treatment). Disini hanya akan melihat keadaan kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun (2007-2011) dan menganalisisnya agar dapat diketahui kinerja keuangan antara PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. dan PT. Indofarma (Persero), Tbk.