I. PENDAHULUAN. meningkatkan Media Pembelajaran untuk kegiatan proses Mengajar. Tujuan. guru dan murid (Basri Muhammad.2007:184).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya informasi yang serba cepat pula.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dari Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan kurikulum 2013

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kualitas pendidikan bagi pembangunan bangsa di masa datang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. populasi penduduk yang sangat besar, tentunya membutuhkan kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA. 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

LSBS Di SMAN 9 BANDUNG. Oleh: Tati Hermawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berpengaruh terhadap semua dimensi kehidupan. sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok tidak bisa lepas dari interaksi dengan lingkungannya, baik

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kewajiban utama yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pendidikan mendorong memaksimalkan potensi siswa. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha mengolah sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dalam bidang teknologi Informasi Teknologi (IT), sekarang ini diselenggarakan dengan cara penggunaan pembelajaran Informasi Teknologi, untuk meningkatkan Media Pembelajaran untuk kegiatan proses Mengajar. Tujuan dari pembelajaran menggunaan media informasi teknologi (IT) adalah Untuk memaksimalkan Guru mengajar, Supaya di dalam kelas terjadi interaksi antar guru dan murid (Basri Muhammad.2007:184). Dengan menggunakan informasi teknologi (IT ) diharapkan dapat meningkatkan prestasi para peserta didik. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh berkembang agar dapat melakukan fungsi secara professional (Debdikbud. 1987:2). Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.

2 Seorang guru dituntut untuk menyajikan pelajaran yang bermutu, lebih efektif dan efesien sehingga mudah untuk diingat oleh siswa. untuk itu dalam proses kegiatan belajar-mengajar peranan media sangat membantu bagi guru mengajar. Media merupakan syarat paling utama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Tujuan guru menggunakan Media Informasi Teknologi untuk menarik siswa untuk tetap belajar di kelas, dan motivasi siswa selalu aktif di dalam kelas, sehingga lebih antusias dalam kegiatan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah-satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh berkembang agar dapat melakukan fungsi secara profesional. Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. (Soedjarwo.2008:3). Reformasi pendidikan yang diterapkan di lembaga-lembaga sekolah merupakan respon terhadap perkembangan tuntuntan global sebagai upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntuntan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang bisa menjamin bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasi perserta didik secara optimal.

3 Penggunaan media pembelajaran dalam penyampaian materi sangat bermanfaat diharapkan Guru dapat mengajar dengan baik, sehingga hasil yang di capai dapat memuaskan. Apabila Guru menguasai dan mampu mengoperasionalkan teknologi informasi komputer, siswa dapat mengikuti pelajaran yang di sampaikan oleh tersebut. Dalam konteks reformasi pendidikan, guru adalah unsur utama dalam proses pendidikan. Tugas guru sangat kompleks, selain bertugas mentrasfer pengetahuan dan keterampilan kepada perserta didik, guru juga memiliki tugas mendidik membantu perkembangan semua potensi perserta didik agar mereka menjadi matang dan dewasa sehingga mampu berkiprah di masa yang akan datang. Tugas mendidik pada hakekatnya jauh lebih berat dari sekedar mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik. Tugas mendidik merupakan suatu tanggung jawab moral bangsa, karena di tangan pendidiklah masa depan generasi penerus bangsa ini dibentuk. Sangat disadari bahwa semua harapan itu, salah satu kata kuncinya adalah pendidikan, dan kata kunci di dalam pendidikan itu adalah guru. Guru adalah unsur terdepan dalam keseluruhan proses pendidikan. Tugas guru yang amat berat itu harus di imbangi oleh kemampuan professional, agar semua tindakan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas selalu diorientasikan untuk pengembangan peserta didik yang optimal kearah kematangan dan kedewasaan. Guru sebagai garda terdepan dalam proses pembelajaran harus mampu mengembangkan peserta didik sehingga kecerdasan peserta didik

4 meningkat, kreativitas dan ketrampilan tumbuh, sikap percaya diri berkembang serta bertanggung jawab. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah diindikasikan tercapainya hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik hanya mungkin dilakukan oleh guru yang profesional. Profesionalitas guru menjadi taruhan penting ketika menghadapi tuntutan pembelajaran yang mendidik karena, tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin komples yang berasal dari siswa ; tidak sekedar kemampuan guru menguasai materi pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainya yang bersifat psikis, strategis dan produktif. Tuntutan demikian ini hanya bisa dijawab oleh guru yang profesional. Pendidik yang professional dalam konteks ini adalah pendidik yang menjadikan dirinya menyatu dengan perserta didik, karena antara guru dan siswa menuju pada suatu kepribadian yang sama yaitu kepribadian yang utuh. Implikasinya adalah bagaimana seorang guru sebagai pendidik professional berusaha menjadikan keseluruhan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan. Artinya proses pembelajaran itu sekaligus juga merupakan pembentukan kepribadian siswa dengan mengembangkan potensi kepribadian siswa yang utuh. Dengan demikian sangat tepat Selanjutnya secara rinci tugas utama guru sebagai pendidik professional sebagaimana dinyatakan di dalam pasal 1 ayat 1 undang-undang Nomor 14 tahun 2005 meliputi : a. Mendidik b. Mengajar c. Membimbing d. Mengarahkan

5 e. Melatih f. Menilai, dan g. Mengevaluasi perserta didik. Tugas mendidik adalah membantu pengembangan potensi yang dimiliki oleh perserta didik sebagaimana telah diuraikan di atas. Mengajar lebih menekankan kepada usaha mentransfer pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) kepada perserta didik. Tugas ini merupakan esensi dari proses pembelajaran yang harus dilaksanakan secara penuh oleh guru. Tugas membimbing merupakan upaya memberikan perhatian secara khusus secara siswa agar siswa menemukan cara atau jalan yang mudah dalam memahami atau mengerjakan sesuatu. Tugas mengarahkan merupakan kegiatan yang dilakukannya dalam suatu proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Tugas melatih adalah usaha yang dilakukan oleh guru yang ditujukan agar perserta didik dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan secara baik dan tahan lama. Tugas menilai adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan, kekurangan dan hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Tugas mengevaluasi perserta didik dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan perserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga guru dapat memposisikan perserta didik di dalam kelompok belajar.

6 Guru yang profesional harus Mampu menyajikan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan hanya bisa terjadi apabila guru mampu membuat dan menyediakan media pembelajaran yang sesuai, Hal ini akan lebih mudah dilakukan apabila guru menguasai teknologi informasi komputer. Namun sering ditemukan di lapangan bahwa guru tidak mampu membuat dan menyediakan media pembelajaran,sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.media teknologi informasi komputer merupakan sebuah media yang akan memudahkan siswa untuk belajar. Dengan media teknologi informasi komputer siswa dapat mendengar, membaca, melihat dan juga siswa dapat menirukan gerak tepat sesuai dengan sumber belajar yang ada pada media teknologi informasi komputer. Apalagi kalau siswanya menguasai dan mampu mengoperasionalkan teknologi informasi komputer, siswa dapat mencari sendiri sumber belajar melalui internet, sehingga siswa menjadi lebih aktif, lebih kreatif, lebih efektif dan tentu akan menjadi lebih menyenangkan.

7 Berdasarkan Data Statistik keadaan Guru di SMA Negri 2 Metro didapatkan Jumlah guru disekolah tersebut berjumlah 64 Orang dengan berbagai guru bidang studi: Agama, Pkn, B.Indonesia, B.Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Mulok Pertanian, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, ekonomi, Sosiologi, Seni Rupa, Kesenian, Penjaskes, TIK, Bahasa Arab, dan BP. Dari keseluruhan guru yang sudah menggunakan Media Informasi Teknologi (IT) Komputer ada 15 orang. Berbagai faktor adalah : a. Para guru belum di bekali latihan cara menggunakan Informasi Teknologi (IT) Komputer. b. Para guru enggan menggunakan media Informasi Teknologi (IT) Komputer, di karenakan takut rusak. c. Para guru tidak mau menggunakan media Informasi Teknologi (IT) Komputer karena terlalu rumit. di SMA Negeri 2 Metro, dimana keseluruhan Guru Mengajar, Penggunaan Media Informasi Teknologi (IT) Komputer Dalam Pembelajaran Guru Di SMA Negeri 2 Metro.Berdasarkan uraian permasalahan di atas penulis sangat tertarik mengambil judul penelitian Penggunaan Media Informasi Teknologi (IT) Komputer Oleh Guru Dalam Pembelajaran Di SMA Negeri 2 Metro T.A 2010 / 2011.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya adalah : a. Sarana pendukung masih sedikit b. Pembelajaran masih konfensional dan menoton c. Masih sedikitnya guru SMA Negeri 2 Metro yang mengajar menggunakan media pembelajaran Informasi Teknologi (IT) C. Pembatasan Masalah Dalam keterbatasan kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang akan diangkat pada penelitian ini dibatasi pada : Guru SMA Negeri 2 Metro masih sedikit yang mengajar menggunakan media pembelajaran Informasi Teknologi (IT). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah yang menyebabkan masih sedikitnya Guru SMA Negeri 2 Metro menggunakan Media Informasi Teknologi (IT) dalam pembelajaran di kelas?

9 E. Tujuan, Penelitian dan kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a. Untuk mengetahui penyebab guru di sma negeri 2 metro masih sedikit menggunakan informasi teknologi dalam pembelajaran di kelas. 2. Penelitian a. Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Beberapa pendapat mengungkapkan pengertian metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. b. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh guru sma n2 metro yang akan dijadikan peneliti Sampel adalah probability sampling, yaitu simple random sampling. Dikatakan Simple (Sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

10 3. Kegunaan Penelitian a. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini, maka dapat diketahui manfaat penggunaan media informasi teknologi dalam proses belajar mengajar b. Bagi Guru Memberikan masukan kepada guru sebagai tenaga pengajar bahwa penggunaan media Informasi Teknologi IT Komputer dalam proses mengajar dapat mendukung dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. d. Bagi siswa Penggunaan IT komputer dalam pembelajaran,dapat menarik minat siswa untuk belajar.

11 e. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat masalah yang akan diteliti masih bersifat umum untuk menghindari kesalahpahaman maka dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan peneliti mencakup : 1. Objek Penelitian : Penggunaan Informasi Teknologi (IT) Komputer 2. Subjek Penelitian : Guru yang SMA Negeri 2 Metro 3. Tempat Penelitian : SMAN 2 Metro 4. Waktu Penelitian : Tahun 2010-2011 5. Bidang Ilmu : Pendidikan

12 REFERENSI Muhammad Basri. 2007. Evaluasi Pembelajaran Sejarah (bahan ajar). Hal 184 Depdikbud. 1987. Kurikulum IPS Sekolah Dasar. Jakarta. Hal 2 Sudjarwo, Prof. Dr. M.S, Pengembangan Profesionalitas Guru, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Departeman Pendidikan Nasional.2008 hal 3