penyelenggaraan pendidikan khusus, pendidikan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009

PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI KELAINAN DAN MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN/ATAU BAKAT ISTIMEWA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

GUBERNUR ACEH TENTANG PERATURAN GUBERNURACEH NOMOR 92 TAHUN 2012 PENYELENGGARAANPENDIDIKAN INKLUSIF DENGAN RAHMAT ALLAHYANG MARA KUASA


BAB I PENDAHULUAN. menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

GUBERNUR BENGKULU. Lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

WALIKOTA PROBOLINGGO

NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG. Provinsi Bengkulu untuk melakukan pergeseran antar. obyek belanja dalam jenis belanja, antar rincian obyek

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR BENGKULU. Nomor 47, Tambahan kmbaran Negara Republik. Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia

GUBERNUR BENGKULU. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Pemerintah

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI MENGAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN T 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR : % TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kement

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BATANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN SYARAT PEMBERIAN BEASISWA DAN PENGHARGAAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2016

TENTANG GUBERNUR BENGKULU,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 9 SERI E

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURANWALIKOTASURAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAANPERATURANDAERAH KOTASURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANGKESETARAANDIFABEL

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2014 Seri E Nomor 32 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Nomor /2095/SJ tanggal 25 April 2013 perihal Klarifikasi Peraturan Daerah, maka Peraturan Daerah

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN BIAYA PENDIDIKAN DI KABUPATEN PASURUAN

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan inklusif atau yang sering disebut dengan inclusive class

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2017 TENTANG

. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus T\rgas Pencegahan dan Penanganan

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS SEKOLAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI CERDAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

GUBERNUR BENGKULU NOMOR 23 TAHUN 2015 GUBERNUR BENGKULU,

GUBERNUR BENGKULU. Mengingat : 1. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimalsud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KUALIFIKASI GURU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN GUBERNUR PROVINSI BENGKULU NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEI{YELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang : a. bahwa untuk memberi kesempatan memperoleh layanan pendidikan yang sama, tanpa diskriminasi, dan tidak ekslusif bagi anak yang berkebutuhan khusus, dipandang perlu melakukan pengaturan penyelenggaraan pendidikan khusus, pendidikan inklusif ramah anak dan lembaga penunjang pendidikan inklusif: b. bahwa memperoleh pendidikan adalah hak setiap anak yang memiliki kelainan frsik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak: bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Gubernur Bengkulu tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Mengingat 1. 2. J. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan lrmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); Undang-Undang Nomor 2O Tahun 2OO3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 7a, Tarnbahan lrmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 43O1); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2OO2 Nomor 109, Tambahan Lembarab Negara Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2074 lentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56O6);

2 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2O7l tentang Pembentukan Peraturan perundang-undalgan (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 1 1 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2oll tentang Pengesahan Conuention on tlle Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) (Lembaran Negara Repubtik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5251); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambaltan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor S587),sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2O15 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undalg Nomor 23 Tahun 2O14 tentarg Pemerintahan Daerah (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 196T dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentatg Tenaga Kependidikan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3484) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 20OO (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3974); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 20O5 tentang Standar Nasiona,l Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 1O. Peratural Pemerintah Nomor 17 Tahun 2O 10 tentang Pengeloiaan dan Penyelenggar rn Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5 105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Atas Peratrrran Pernerintah Nomor 17 Tahun 201O tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O10 Nomor 772, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 1 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2O06 tentang Pembinan prestasi anak yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;

3 T2.Peraturan Menteri pendidikal Nasional Nomor ZO Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki Kelainan dan Memiliki potensi Kecerdasal dan/ atau Bakat Istimewa; 13. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1O Tahun 2O11 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus; MEMUTUSKAN: MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI PROWNSI BENGKULU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubemur ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Bengkulu. 2. Pemerintah Provinsi Bengkulu adalah pemerintah Provinsi Bengkulu. 3. Pemerintah Kabupaten/ Kota adalah pemerintah Kabupaten /Kota di Provinsi Bengkulu. 4. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu. 5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di provinsi Bengkulu. 6. Dinas Pendidikan Provinsi adatah Dinas pendidikan Provinsi Bengkulu. 7. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu. 8. Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan danf atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembeiajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 9. Sekolah reguler penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah umum yang menerima anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaral dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 10. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pernbelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 11. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki karakteristik perkembangan dan pertumbuhan berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya, termasuk anak berkelainan (disabilitas), anak yang memiliki potensi kecerdasan dan I atant bakat istimewa. 12.Anak yang memiliki kecerdasan khusus dan/atau bakat istimewa adalah anak yang berdasarkan standar pengukuran tertentu dinyatakan memiliki kecerdasan dan/atau bakat istimewa atas rujukan dari psikolog dan f atau ahli lainnya.

A 13. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 14. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggara pendidikan. BAB II TUJUAN Pasal 2 T\rjuan Pendidikan Inklusif adalah: a. memberikan Kesempatan yang seluas-iuasnya kepada peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;dan b. mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidat diskriminatif bagt semua peserta didik berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada huruf a. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Pasal 3 Pendidikan inklusif diselenggarakan pada Sekolah Reguler penyelenggara pendidikan inklusif. Pasal 4 Setiap Kecamatan sekurang-kurangnya memiliki 1 (Satu) Sekolah Reguler penyelenggara pendidikan inklusif untuk masing-masing jenjang. Pasal 5 Setiap Sekolah Reguler penyelenggara pendidikan inklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasa-l 3 memprioritaskan untuk menerima peserta didik anak berkebutuhan khusus yang bertempat tinggal berdekatan dengan sekolah dan dikehendaki oleh orang tua anak yang bersangkutan. Pasal 6 Setiap Sekolah Reguler penyelenggara pendidikan inklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasai 3 paling sedikit mengalokasikan 1 (Satu) peserta didik anak berkebutuhan khusus dalam 1 (Satu) rombongan belajar. Pasal 7 Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota bertanggung jawab dalam menyediakan:

5 b. guru pembimbing khusus yarrg dapat memberikan program pembelajaran bagi peserta didik anak berkebutuhan khusus yang disediakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi; sarana dan prasarana bagi peserta didik anak berkebutuhan khusus serta memperhatikan aksesibilitas dan/atau alat sesuai kebutuhan peserta didik. Pasal 8 (1) (21 (3) (4) Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Proses belajar mengajar dilaksalakan dengan memperhatikan hasil asesmen dan perbedaan kemampuan individual peserta didik anak berkebutuhan khusus agar mereka dapat berkembang sesuai kondisi dan kemampuannya. Bentuk penyelenggaraan pendidikan inklusif disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan dan karakteristik belajar peserta didik anak berkebutuhan khusus. Proses pembelajaran peserta didik di satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif merupakan tugas dan tanggung jawab guru kelas dan guru mata pelajaran. Pasa-l 9 (1) Guru Pembimbing Khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab, meliputi: a. merancang dan melaksanakan program kebutuhan khusus; b. melakukan proses identifikasi, asesmen dan menjrusun program pembelajaran individual; c. memodifikasi bahan ajar; d. melakukan evaluasi program pembelajaran bersama guru kelas dan/atau guru mata pelajaran;dan e. membuat laporan program dan perkembangan anak berkebutuhan khusus. (2) Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Guru Pembimbing Khusus mendapatkan insentif tambahan dan jumlah angka kredit sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 10 (1) Peserta didik pada sekolah reguler penyelenggara pendidikan inklusif adalah semua peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus; (2) Peserta didik berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (7) meliputi: b. c. d. e. f. tunanetra; tunarungu; tunawicara; tunagrahita; tunadaksa; tunalaras;

6 h- i. j. k. 1. m. n. berkesulitan belajar; lamban belajar; autis; memiliki gangguan motorik; menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif iainnya; memiliki kelainan lainnya; tunaganda; cerdas istimewa dan/ atau berbakat istimewa. Pasal 11 Sarana dan Prasarana yang terdapat pada satuan penyelenggara pendidikan inklusif merupakan sarala dan prasarana yang terdapat pada sekolah reguler yang bersangkutan dan jik, diperiukan ditambah dengan aksesibilitas serta media pembeiajaran yang diperlukal bagi peserta didik anak berkebutuhan khusus. Pasal 12 Manajemen Sekolah Reguler penyelenggara pendidikan inklusif menerapkan manajemen berbasis sekoiah. Pasal 13 Dalam rangka terselenggaranya pendidikan inkiusif, Kepala Sekolah Reguier penyelenggara inklusif dapat bekerja sama dengan komite sekolah, yayasan, dewan pendidikan, pusat sumber, perguruan tinggi dan lembaga perrdidikan, serta lembaga terkait lainnya baik pemerintah maupun swasta serta forum pemerhati pendidikan inklusif. BAB IV PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 14 Pembinaan dan pengawasan penyelenggara pendidikan inklusif dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota untuk satuan pendidikan TK, SD, SMP dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk satuan pendidikan SMA dan SMK Negeri dan/atau Swasta. (1) (2) Pasal 15 Evaluasi hasil penyelenggaraan pendidikan inklusif dilaksanakal oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya: Laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Gubernur dan Bupati/Waiikota. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 16 Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan ini bersumber pada Anggar-an Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dal Belanja Daerah serta sumber dana lain yang sa-h dan tidak mengikat.

7 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bengkulu. Ditetapkan di Bengkulu pada tanggal 20 November 2O15 GUBERNUR BENGKULU, ttd. H. JUNAIDI HAMSYAH Diundangkan di Bengkulu pada tanggal 24 November 2O15 Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BENGKULU ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA, ttd. H. SUMARDI BERITA DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015 NOMOR 50 M. IKHWAN. SH.,MH Pembina Tk. I NIP. 19690905 199403 1 011