BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizki Panji Ramadana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya berfungsi sebagai alat dalam menyampaikan kebudayaan untuk

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

2016 LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dan adanya penyempurnaan fasilitas, adanya lokakarya bagi. yang kesemuanya ini dimaksudkan sebagai usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

judul IMPLEMENTASIRENCANAPELAKSANAANPEMBELAJAR AN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Akselerasi atau Program Percepatan Belajar atau terakhir istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. Melalui program ini, siswa yang berbakat akan mendapatkan layanan pendidikan sesuai irama kecepatan belajarnya. Dukungan Pemerintah terhadap Program Percepatan belajar/ akselerasi dibuktikan dengan dikeluarkannya UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Terkait dengan dukungan pemerintah terhadap program akselerasi tersebut Menteri pendidikan juga mengeluarkan peraturan berupa Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Tahun 2009 diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 1

digilib.uns.ac.id 2 70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program reguler. Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan menjadikan kurikulum standar yang biasanya ditempuh siswa SMA dalam tiga tahun menjadi dua tahun. Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum standar yang biasanya diberikan dengan alokasi waktu enam semester menjadi empat semester dilakukan tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada analisis materi kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus. Seperti diketahui, untuk siswa yang berbakat intelektual dengan keberbakatan tinggi, tidak semua materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk tatap muka dan atau dengan irama belajar yang sama dengan siswa regular. Fenomena yang terjadi di SMA Negeri 1 Purworejo adalah siswa kelas akselerasi ketika naik ke kelas XI secara langsung masuk kelas IPA. Ini yang menjadikan hal yang menarik untuk penulis teliti, apakah siswa kelas akselerasi tetap berminat atau memiliki motivasi tinggi ketika mengikuti pelajaran Ekonomi yang notabene adalah mata pelajaran IPS yang nantinya di kelas XI dan XII sudah tidak ada lagi. Guru atau staff pengajar yang mengajar di kelas akselerasi diserahkan pada MGMP, berbeda saat awal pendirian kelas akselerasi staff pengajar sudah ditentukan oleh pihak manajemen masing-masing mata pelajaran. Diharapkan hal

digilib.uns.ac.id 3 ini tidak menjadikan kendala dalam proses pembelajaran karena diasumsikan semua guru kompeten dalam bidangnya masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ekonomi akan jauh lebih baik jika siswa dihadapkan pada masalah ekonomi yang mereka rasakan dalam kehidupan seharihari siswa, terutama yang terjadi pada lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara. Namun sampai saat ini ternyata masih belum sesuai dengan yang diharapkan karena pemahaman konsep ekonomi masih sering mengecewakan. Sering siswa merasa materi ekonomi adalah sesuatu yang kurang menarik atau kurang menantang untuk dipelajari. Karena siswa merasa materi Ekonomi terlalu banyak hafalan, dan guru selalu hanya memberikan materi dengan cara ceramah sehingga siswa menjadi bertambah bosan dan kurang bersemangat. Dalam proses belajar mengajar di sekolah sering kali guru masih berpijak pada pandangan behaviorisme-objektivis yaitu pembelajaran yang bersifat abstrak dan teoritis, jadi siswa hanya bisa membayangkan saja. Biasanya guru berfikir siswa akan faham materi seperti tiruan atau apa yang dijelaskan gurunya. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap suatu materi ekonomi menjadi sangat rendah dan siswa menjadi bingung ketika dihadapkan pada dunia nyata. Dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik menjadi pribadi unggul dan dapat menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul tersebut, pendidikan harus berorientasi

digilib.uns.ac.id 4 untuk menciptakan generasi muda yang mandiri dengan memberikan pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu haruslah mencakup dua dimensi yaitu orientasi akademis dan ketrampilan hidup yang esensial. Berorientasi akademik berarti menjanjikan prestasi akademik peserta didik sebagai tolok ukurnya, sedangkaan yang berorientasi ketrampilan hidup yang esensial adalah pendidikan yang dapat membuat peserta didik dapat bertahan di kehidupan nyata. Disamping manajemen yang baik, sistem dan metode pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai dengan tepat. Selain itu, guru juga memegang peranan penting, dimana seorang guru yang professional akan mampu menjadi fasilitator dalam memberikan ketrampilan yang dibutuhkan peserta didik dengan baik. Dalam pengelolaan sekolah terobosan yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui rintisan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang pada hakekatnya memberikan memberikan otonomi untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas bagi siswa melalui pengambilan keputusan partisipasi warga sekolah yang didukung oleh warga masyarakat. Untuk peningkatan sumber daya pendidikan melalui pelatihan terintegrasi bagi guru, kepala sekolah dan staf dinas yang didasarkan pada kompetensi yang harus dimiliki. Strategi yang ditempuh selama ini bersifat masal memberikan perlakuan sama/ rata kepada semua peserta didik sehingga kurang memperhatikan perbedaan antara peserta didik dalam kecakapan, minat dan bakatnya. Pemerintah memberikan satu solusi untuk peserta didik yang cerdas/ berbakat dengan memberikan pembelajaran akselerasi. Dengan demikian dapat dikembangkan

digilib.uns.ac.id 5 keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik agar potensi yang dimiliki menjadi prestasi yang unggul. Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan melakukan diskriminasi, tetapi memberikan perhatian sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didik. Melalui penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan/atau berbakat istimewa diharapkan potensi-potensi yang selama ini belum dikembangkan secara optimal akan tumbuh dan menunjukkan kinerja yang baik. Berdasar uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012? 2. Apakah kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012? 3. Apakah usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala pada pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012? 4. Apakah kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012?

digilib.uns.ac.id 6 5. Usaha/solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala pada pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. 4. Untuk menganalisis kesulitan belajar siswa kelas X Akselerasi dalam pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012. 5. Untuk mengetahui usaha/solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012? D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap semoga penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran ekonomi. Disamping itu juga untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran ekonomi melalui proses dan hasil.

digilib.uns.ac.id 7 1. Manfaat Praktis. Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian untuk dapat dipergunakan dalam menyusun suatu kebijaksanaan organisasi guna meningkatkan kualitas. b. Bagi guru, agar dapat menjadikan bahan untuk refleksi diri agar dapat memberikan pembelajaran Ekonomi dengan lebih baik. c. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar Ekonomi secara aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan perkembangan perilakunya. 2. Manfaat Teoritis. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta dapat dijadikan referensi penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan datang, khususnya terhadap aspek-aspek yang secara rinci belum dapat diungkapkan dalam penelitian ini. E. Penjelasan Istilah Penelitian Agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti, subjek yang diteliti dan pembaca maka diperlukan penjelasan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini. Istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 8 1. Pembelajaran Ekonomi adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar yang melaksanakan kegiatan belajar tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. 2. Program akselerasi adalah program pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi cerdas istimewa dan/atau berbakat istimewa (CI/BI). Dalam program akselerasi, penyelesaian pendidikan dapat ditempuh dengan jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan program seperti biasanya.