BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak yang harus dimiliki oleh setiap manusia di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan pendidikan secara umum adalah membentuk menusia dewasa baik

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses kegiatan pembentukan sikap

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

kedalam bentuk nilai maupun sebuah pernyataan. Tabel 1.1 Tuntas Persentase (orang) % % % %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia dalam menghadapi masa depan demi terciptanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan dan fungsi sentral. Seluruh kegiatan pendidikan berupa bimbingan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

(Skripsi) Oleh : Eka Ria Nanda Putri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya sebagai pilar menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, maka peningkatan mutu pendidikan terlebih dahulu harus diperhatikan, baik sarana prasarana, managemen kelembagaan, kualitas ketenagaan, maupun metode proses belajar mengajar yang benar dan baik. Disamping itu, kualitas pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan kualitas input yaitu siswa sebagai objek dan titik pusat dalam proses belajar mengajar. Artinya, keberhasilan suatu pendidikan juga ditentukan oleh sejauh mana motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran. Pendidikan disebut berkualitas apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap materi pelajaran dan juga dapat meningkatkan kemampuan serta keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Lubis (2011:62) pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggungjawab pembangunan bangsa. Pada prinsipnya berhasil atau tidak siswa mengikuti proses belajar mengajar dan mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti motivasi, bakat, kecerdasan siswa, sikap, kemandirian dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktorfaktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkuan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, termasuk sistem pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari sejumlah faktor di atas, faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi. Motivasi dalam belajar sangat penting, karena seseorang yang memiliki motivasi mempunyai kecenderungan untuk mengeluarkan segala kemampuannya dan potensi diri demi mendapatkan prestasi belajar yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Belum tentu sarana yang bagus dan lengkap, managemen yang baik, ketenagaan yang berkualitas bisa membentuk kepribadian dan anak didik berkualitas, jika siswanya tidak mempunyai motivasi yang kuat. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan ekonomi yang mapan dan sarana yang lengkap, tapi gagal dalam pendidikannya. Sebaliknya, banyak siswa yang ekonominya pas-pasan, sarana yang sangat sederhana, tapi punya motivasi yang kuat sehingga ia berhasil dan sukses dalam proses pendidikannya. Begitu pentingnya pengaruh motivasi bagi siswa, maka guru diharapkan mampu membangkitkan motivasi dalam diri siswa agar mereka terangsang untuk lebih giat belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah. Guru sebagai jabatan dituntut memiliki tiga kompetensi, yaitu komptensi personal, komptensi sosial, dan kemampuan profesional. Kompetensi personal adalah kecakapan pribadi dalam mengadakan komunikasi antar personal, yang

bersifat psikologis kepada siswa-siswa dan teman sejawatnya. Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan siswa, dengan sesama teman guru, kepada sekolah maupun kepada masyarakat luas. Kemampuan memberikan pelayanan sebaik-baiknya, berarti ia dapat mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai kebendaan. Kemampuan professional adalah kemampuan melaksanakan tugas, dan kemampuan menemukan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan pelaksanaan tugas. Disamping itu, komptensi pedagogik juga sangat menentukan, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yasaratodo Wau (2014:10) Seorang guru yang sukses bukan hanya mampu mentransfer ilmunya kepada anak didik, tetapi yang lebih penting adalah memberikan sugesti dan motivasi agar anak didik tetap optimis. Semangat pantang menyerah adalah modal yang paling besar untuk merebut ketertinggal dan meraih kesuksesan, demi masa depan yang gemilang. Hal ini harus dipahami oleh setiap guru, agar tidak terjadi kejenuhan dan kebosanan anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Misalnya, jika ditemukan siswa yang bermalasan dan tidak bergairah mengikuti pelajaran, maka guru harus memiliki strategi untuk memotivasi anak didik agar muncul semangat dan gairah belajarnya dengan berbagai pendekatan dan sugesti yang melahirkan optimisme siswa.

Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa merupakan wadah pembinaan siswa di sekolah. Kegiatankegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa dapat membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Siswa akan dapat mengembang sikap ledership dan kepemimpinan, disamping mampu bersosialisasi dengan teman yang terdiri dari berbagai strata ekonomi dan latar belakangnya. Kegiatan ini merupakan salah satu unsur penting untuk membangun dan membentuk kepribadian siswa, dan melatih kemandirian. Tidak hanya itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat memecah kebekuan dan menyelesaikan berbagai masalah dalam pembelajaran, sehingga siswa tetap optimis. Dimana dalam bersosialisasi dan berdiskusi, serta dialog interaktif di tengah komunitas sekolah akan dapat menjadi kontribusi peningkatan wawasan siswa, baik wawasan keilmuan, wawasan keagamaan, maupung wawasan keindonesiaa. Dengan demikian, agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa terarah dan mencapai sasaran, maka harus dibimbing oleh guru yang profesional, sehingga waktu pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Menurut Siddik (2006:70) sekalipun konsep teori fitrah mengakui bahwa potensi atau daya yang dimiliki peserta didik secara kodrati memang memiliki keaktifan, akan tetapi membiarkannya tumbuh secara alamiah berdasarkan kodratnya sendiri, sangat memungkinkan pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkan.

Untuk itu diperlukan baik interaktif bahwa sekalipun daya sifat dasar itu cenderung pada kebaikan dan kebenaran, tetapi perkembangan kepribadian peserta didik tidak serta merta memperoleh kualitas dari potensi sifat dasarnya semata, melainkan terjalin secara interaktif dengan pertolongan yang diberikan berikut dukungan keseluruhan situasi dan lingungan sekitarnya. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya suatu motivasi bagi keperhasilan proses pendidikan peserta didik. Kendatipun motivasi itu tidak berdiri sendiri, melainkan didukung oleh faktor lain yaitu pengembangan ekstrakurikuler. Artinya sinergisitas kedua hal itu sangat menopang keberhasilan pembelajaran yang dapat membentuk peserta didik yang berkualitas, baik kualitas keilmuan maupun kecakapan mental kepribadian yang tangguh dan berjiwa optimis. Kedua hal itulah yang akan menjadi fokus petelitian, apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran berbasis motivasi dan disinergikan dengan kegiatan ekstrakurikuler di kelas X SMK Negeri 1 Percut Seituan. Observasi sementara menunjukkan bahwa keikutsertaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2014/2015 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa di sekolah dari masing-masing siswa ada yang mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar kewirausahaan di kelas X kurang memuaskan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Kelas Tabel 1.1 Daftar Kumpulan Nilai Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Siswa Presentase Siswa Mencapai KKM Belum Mencapai KKM X- TKJ. 1 24 45,8 % 54,2 % X- TKJ. 2 21 47,6 % 52,4 % X- TKJ. 3 25 48% 52 % Jumlah 70 47,1 % 52.9 % Sumber : Guru Kewirausahaan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan KKM Dari tabel di atas terdapat 46,8 % yang tuntas dan 53,2 % yang tidak tuntas dari siswa kelas X TKJ pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Kemudian dari hasil pengamatan awal peneliti melihat ada beberapa sikap siswa yang pada saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak bersemangat dalam mengikuti dan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa cenderung terlihat bermalas-malasan selama mengikuti pembelajaran. Keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam mengikuti organisasi di sekolah cukup padat dan menyita waktu istirahat, apalagi masing-masing siswa ada yang mengikuti tidak hanya satu jenis kegiatan ekstrakurikuler atau keorganisasi padahal ini akan mempengaruhi kondisi fisik siswa itu sendir. Fisik akan terasa letih apabila terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi yang diikutinya kemudian akan berpengaruh pula pada psikis. Akibatnya minat siswa rendah sehingga tidak dapat belajar dengan baik apabila kondisi fisik dan kondisi psikisnya tidak mendukung kegiatan belajarnya. Hal ini disebabkan karena siswa 75

tidak mampu membagi waktunya sehingga mempengaruhi keaktifan siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas. Mengingat pentingnya motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler dalam kegiatan pembelajaran, penulis tertarik untuk meneliti adanya Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Kurangnya motivasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 2. Kurangnya kemampuan siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 dalam membagi waktu antara kegiatan belajar, kegiatan ekstrakurikuler dan istirahat. 3. Rendahnya prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dilihat berbagai masalah namun mengingat dan mempertimbangkan waktu dan kemampuan peneliti serta agar penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Motivasi belajar yang diteliti adalah motivasi belajar siswa kelas X TKJ yang berkaitan dengan motivasi instrinsik dan motivasi ekstrisik.. 2. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah dibatasi pada kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan diluar jam pelajaran. 3. Sedangkan prestasi belajar yang diteliti dalam skripsi ini adalah prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas X jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 yang dilhat dari daftar kumpulan nilai (DKN) siswa pada semester ganjil. 1.4 Rumusan Masalah Sesuai dengan judul dan pembatasan masalah dari penelitian ini maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas X? 2. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler sekolah terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas X? 3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler sekolah terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa kelas X TKJ pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yang bermanfaat bagi semua pihak terutama sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menganalisis mengenai pengaruh motivasi belajar dan kegiatan eksrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. 2. Sebagai masukan bagi guru pada mata pelajaran kewirausahaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah.

3. Sebagai reverensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan serta sumbang pemikiran bagi dunia pendidikan.