DAFTAR ISI. ABSTRAK..iv. KATA PENGANTAR. v. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xiii. DAFTAR GAMBAR...xvi. 1.1 Latar Belakang Masalah...1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

PAJAK HOTEL PERDA NO. 1 TAHUN PERDA TENTANG PAJAK HOTEL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang. Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

I. PENDAHULUAN. Organisasi sebagai satu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

PUSAT PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG MANGUPRAJA MANDALA.

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINANN TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kinerja Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Tengah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. dan retribusi daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dilakukan secara time

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB IV. Pembahasan. IV.1. Analisa Tingkat Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap. Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. MPR No.IV/MPR/1973 tentang pemberian otonomi kepada Daerah. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Salah satu sumber

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

ABSTRACT. Keywords: Potential Local Tax, Local Tax Optimization, Revenue (PAD) vii

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan di negara Indonesia khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL RETRIBUSI TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. sekaligus mendukung terciptanya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional. rakyat serta kemakmuran yang adil dan merata bagi publik.

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

Transkripsi:

ABSTRAK Pembangunan suatu daerah tidak pernah terlepas dari apa yang disebut keuangan, karena keuangan merupakan kunci penting dalam menunjang pelaksanaan pembangunan. Demi terlaksananya pembangunan daerah, pemerintah daerah harus berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai sumber keuangan terbesar. Jenis PAD yang paling potensial dan optimal adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Perubahan undang-undang daerah terus diperbaharui, hingga diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 yang memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab bagi setiap daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan menggali, mengelola, dan menggunakan keuangan sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dan tingkat optimalisasi pajak dan retribusi daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peneliti menggunakan analisis potensinya dilihat dari laju pertumbuhan serta kontribusi masing-masing komponen pajak dan retribusi daerah yang disajikan dalam matrik klasifikasi potensi penerimaan daerah, sedangkan tingkat optimalisasi digunakan untuk melihat seberapa besar target yang ditetapkan pemerintah daerah dapat dicapai dalam tahun anggaran yang bersangkutan dengan cara membandingkan realisasi penerimaan dengan besarnya target dari penerimaan daerah. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari Dipenda Kota Batam dengan tahun anggaran 2003 sampai dengan tahun anggaran 2005, hasilnya menunjukkan bahwa pajak restoran, pajak restoran, retribusi kesehatan, retribusi kebersihan, retribusi penggantian biaya cetak KTP & akta catatan sipil, retribusi izin mendirikan bangunan, serta retribusi minuman beralkohol merupakan sumber penerimaan daerah yang berpotensi. Setiap jenis pajak tersebut sudah digali secara optimal (kecuali pajak hotel). Sedangkan jenis retribusi daerah yang sudah dapat digali secara optimal adalah retribusi pelayanan kesehatan, retribusi penggantian biaya cetak KTP & akta catatan sipil, retribusi biaya cetak akta, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi IMB, retribusi izin trayek, retribusi penetapan jenis dan sifat kendaraan bermotor, retribusi izin penyelenggaraan reklame, retribusi SIUP, dan retribusi izin pariwisata. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa setiap pajak daerah mengalami pertumbuhan yang beragam, sedangkan retribusi daerah menunjukkan pertumbuhan yang negatif sebesar -20,15%. Kontribusi terbesar diberikan oleh pajak hotel dan retribusi izin mendirikan bangunan. Sementara itu tingkat optimalisasi pajak daerah secara keseluruhan sudah digali dengan optimal, namun hanya pajak hotel yang menunjukkan hasil cukup optimal dengan nilai rasio < 1. Retribusi daerah yang sudah dapat dikatakan optimal adalah Retribusi yang nilai rasionya 1. iv

xii DAFTAR ISI Hal ABSTRAK..iv KATA PENGANTAR. v DAFTAR ISI..ix DAFTAR TABEL.xiii DAFTAR GAMBAR...xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1 1.2 Identifikasi Masalah 6 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 7 1.4 Kegunaan Penelitian 8 1.5 Kerangka Pemikiran 8 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan 14 2.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)...14 2.3 Pajak..15 2.3.1 Definisi Pajak.15 2.3.2 Peranan, Fungsi, dan Sistem Pemungutan Pajak...17

xii 2.3.2.1 Peranan Pajak.18 2.3.2.2 Fungsi Pajak...19 2.3.2.3 Sistem Pemungutan Pajak..20 2.4 Pajak Daerah.21 2.4.1 Definisi Pajak Daerah...21 2.4.2 Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Pajak Daerah 21 2.4.3 Penggolongan Pajak Daerah..25 2.5 Retribusi Daerah 34 2.5.1 Definisi Retribusi Daerah...34 2.5.2 Objek Retribusi Daerah..34 2.5.3 Subjek Retribusi Daerah 35 2.5.4 Jenis Retribusi Daerah...36 2.6 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi...40 2.7 Pengukuran Kinerja Keuangan Daerah...41 2.7.1 Potensi Pajak dan Retribusi Daerah...42 2.7.2 Optimalisasi Pajak dan Retribusi Daerah..42 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian....44 3.1.1 Keadaan Geografis...44 3.1.2 Keadaan Fisiografis 45

xii 3.1.3 Pemerintahan Kota Batam..46 3.1.3.1.1 Otonomi Daerah Kota Batam...46 3.1.3.1.2 Wilayah Administratif Pemerintah Kota Batam...47 3.1.3.1.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Batam...49 3.1.3.1.4 Keadaan Demografi.51 3.1.3.1.5 Sosial Budaya..52 3.1.3.1.6 Tenaga Kerja...52 3.1.3.1.7 Pendidikan...53 3.1.3.1.8 Kesehatan.53 3.1.3.1.9 Pemukiman...54 3.1.3.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)...54 3.1.3.3 Pajak Daerah....55 3.1.3.4 Retribusi Daerah..55 3.2 Metode Penelitian..56 3.2.1 Teknik Pengumpulan Data.57 3.2.2 Alat Uji Analisis....58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Realisasi PAD...63 4.2 Potensi Pajak Daerah...64 4.2.1 Realisasi Pajak Daerah...64

xii 4.2.2 Laju Pertumbuhan Pajak Daerah....65 4.2.3 Kontribusi Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Daerah (PD)....70 4.2.4 Matrik Potensi Pajak Daerah......77 4.3 Potensi Retribusi Daerah... 80 4.3.1 Realisasi Retribusi Daerah.....81 4.3.2 Laju Pertumbuhan Retribusi Daerah..82 4.3.3 Kontribusi Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Retribusi Daerah (RD)...86 4.3.4 Matrik Retribusi Daerah....93 4.4 Optimalisasi Pajak dan Retribusi Daerah..96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.104 5.2 Saran 109 DAFTAR PUSTAKA..110 LAMPIRAN.112

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Perbedaan UU No. 5 Tahun 1974 & UU No. 22 Tahun 1999...12 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Batam.50 Matrik Klasifikasi Potensi Jenis Pajak atau Retribui Daerah...59 Matrik Klasifikasi Potensi Jenis Pajak Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005...79 Gambar 4.2 Matrik Klasifikasi Potensi Jenis Retribusi Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005..94 xvi

xv DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Sarana Kesehatan di Kota Batam.53 Tabel 4.1 Realisasi Penerimaan Kota Batam 2003-2005.63 Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Batam 2003-2005..64 Tabel 4.3 Realisasi Pajak Daerah Kota Batam Dirinci Menurut Jenis Pajak 2003-2005..65 Tabel 4.4 Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Kota Batam 2004-2005 66 Tabel 4.5 Rasio Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah 2004-2005 69 Tabel 4.6 Kontribusi Realisasi Penerimaan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah terhadap PAD Kota Batam 2003-2005 70 Tabel 4.7 Rasio Kontribusi Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Terhadap PAD Kota Batam 2003-2005...73 Tabel 4.8 Kontribusi Realisasi Penerimaan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Terhadap Pajak Daerah Kota Batam 2003-2005 74 Tabel 4.9 Rasio Kontribusi Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Terhadap Pajak Daerah Kota Batam 2003-2005..76 Tabel 4.10 Kontribusi dan Pertumbuhan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah 2003-2005...78 Tabel 4.11 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kota Batam 2003-2005.81

xv Tabel 4.12 Realisasi Retribusi Daerah Kota Batam Dirinci Menurut Jenis Retribusi 2003-2005.82 Tabel 4.13 Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah Kota Batam 2004-2005...83 Tabel 4.14 Rasio Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah 2004-2005 85 Tabel 4.15 Kontribusi Realisasi Penerimaan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah terhadap PAD Kota Batam 2003-2005 87 Tabel 4.16 Rasio Kontribusi Masing-masing Komponen Retribusi Daerah Terhadap PAD Kota Batam 2003-2005...89 Tabel 4.17 Kontribusi Realisasi Penerimaan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah terhadap Retribusi Daerah Kota Batam 2003-2005.90 Tabel 4.18 Rasio Kontribusi Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah Terhadap Retribusi Daerah Kota Batam 2003-2005...91 Tabel 4.19 Kontribusi dan Pertumbuhan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah Kota Batam 2003-2005 93 Tabel 4.20 Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005...97 Tabel 4.21 Hasil Analisis Optimalisasi Pajak Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005...99 Tabel 4.22 Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005..100

xv Tabel 4.23 Hasil Analisis Optimalisasi Retribusi Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005...102 Tabel 5.1 Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Pajak Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2004-2005..104 Tabel 5.2 Pertumbuhan Penerimaan Masing-Masing Komponen Retribusi Daerah Kota Batam Tahun Anggaran 2004-2005...105 Tabel 5.3 Rata-Rata Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pajak Daerah (PD) dan PAD Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005.106 Tabel 5.4 Rata-rata Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Retribusi Daerah (RD) dan PAD Kota Batam Tahun Anggaran 2003-2005.107