BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Tengah Kota Banjarmasin yang terdiri dari 6 SMP. Profil masing-masing sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kecamatan Banjarmasin Selatan,

Kelompok Tes Uraian. Gronlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu : 1. Tes Uraian Terbuka (Extended Response Question)

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Muhammadiyah 9 Banjarmasin

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. pada tanggal 6 Juli 1968 berdasarkan SK Menteri Agama No.124 dengan nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

SMP Negeri 17 Malang Jl. Pelab Tanjung Priok 170, Kelurahan Bakalan Krajan, Fax.: (0341)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATA KULIAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi permainan ular tangga 1) Penggunaan strategi permainan ular tangga pada mata pelajaran

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika

YAYASAN LINTAS BATAS ENTIKONG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK/SEMEA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI

IV. GAMBARAN UMUM. pembangunan negara yang Baldarun Toibatun Warrobbun Ghofur suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

PERENCANAAN TES. Retno Wahyuningsih ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

TEKNIK PENILAIAN NON TES

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya MTsN Amparaya Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) TINGKAT SMP KOTA BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan disain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB I PENDAHULUAN. berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Perpustakaan SMP N 2 Mertoyudan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive sampling

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Siti Mariam Banjarmasin

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MIS KERTIJAYAN

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMAHAMAN MATERI FUNGSI KOMPOSISI SISWA KELAS XI SEMESTER 2 MAN PESANGGARAN TAHUN PELAJARAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta dalam

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB I PENDAHULUAN. dan atau seberapa sulit ukuran soal bagi peserta ujian (siswa). Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN TES TERTULIS

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan adalah deskriptif. Dikatakan demikian karena penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penulis memperoleh data hasil kemampuan siswa terhadap tugas

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam. Sahara, 2009: 1), untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Transkripsi:

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin yang terdiri dari SMP. Profil masingmasing sekolah secara umum disajikan pada tabel 2 berikut : Tabel 4. 1. Profil SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Profil Sekolah 1 2 9 10 2 Alamat JL. Batu JL. Batu JL.Veteran JL. Batu JL. AIS JL. Ahm. Tiban Benawa Gg.Sempati Benawa I Nasution Yani Km 2,5 No.23 No.33 No. No.25 No.22 No.120 Komp Komp Komp Mulawar Mulawar Mulawar man man man Jumlah: Kelas VII 4 Kelas VIII 8 4 Kelas IX 9 4 4 Jml Siswa : Kelas VII 20 242 24 333 23 10 Kelas VIII 231 259 312 29 238 131 Kelas IX 241 225 225 289 148 14 Jml Guru 4 45 4 4 39 3 35

3 Tabel 4. 2. Sarana dan Prasarana SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Sarana dan Prasarana 1 2 9 10 2 Kelas Ada Ada Ada Ada Ada Ada Lab. Komputer Ada Ada Ada Tidak Tidak Ada Aula Ada Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Mushalla Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ruang PMR dan UKS Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ruang Pramuka Ada Ada Tidak Tidak Ada Tidak Ruang Piket Ada Ada Ada Ada Ada Ada Gudang Ada Ada Ada Ada Ada Ada Kantor Kepala Sekolah Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ruang Guru Ada Ada Ada Ada Ada Ada Lab. Bahasa Ada Ada Tidak Tidak Ada Ada Lab. IPA Ada Ada Ada Ada Tidak Tidak Ruang Keterampilan Ada Ada Ada Ada Ada Ada Koperasi Ada Ada Ada Ada Ada Ada Lap. Olah raga Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ruang TU Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ruang BP Ada Ada Ada Ada Ada Ada Perpustakaan Ada Ada Ada Ada Ada Ada

3 B. Penyajian Data Pengumpulan data ini penulis lakukan melalui teknik angket, wawancara, observasi dan dokumenter yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan langkah penelitian yang tertuang pada uraian sebelumnya. Setelah data terkumpul selanjutnya penulis sajikan dalam bentuk tabeltabel yang dilengkapi dengan keterangan seperlunya. Dalam penyajian data ini penulis mengelompokkannya sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya. 1. BentukBentuk Soal Pekerjaan Rumah (PR) Bidang Studi Matematika pada Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah. Dalam memberikan pelajaran guru mempunyai berbagai macam pendekatan diantaranya dengan memberikan pekerjaan rumah (PR), yang berpengaruh terhadap hasil dari kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran matematika. Dalam mengajar mata pelajaran matematika, seorang guru dituntut untuk memberikan tugas kepada siswanya, yang mungkin dapat mengembangkan wawasan mereka. Disamping itu matematika itu sendiri adalah mata pelajaran yang menuntut banyak latihan dan tugas dalam pembelajarannya, untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memahami matematika siswa diberi tugas pekerjaan rumah (PR) dan hasilnya dimintai pertanggungjawabannya. Berdasarkan hasil wawancara, angket dan observasi penulis dengan guru mata pelajaran matematika, di peroleh data bahwa bentukbentuk soal pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa adalah ada yang berupa bentuk

38 soal tes uraian atau disebut juga dengan esai dan ada juga yang berupa bentuk soal tes obyektif. Pada bentuk tes obyektif guru lebih banyak menggunakan bentuk soal pilihan ganda daripada bentuk soal benarsalah, bentuk soal menjodohkan dan bentuk soal isian. Adapun sebaran bentukbentuk soal pekerjaan rumah mata pelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 4. 3. Distribusi Frekuensi Penggunaan BentukBentuk Soal Pekerjaan Rumah (PR) Yang digunakan Guru Ketika Mengajar Matematika BentukBentuk Soal Pekerjaan Rumah (PR) Frekuensi Prosentase (%) Uraian atau esai Isian BenarSalah Menjodohkan Pilihan Ganda 8 1 5 5,1,2 35, Jumlah 14 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa guru yang menggunakan bentukbentuk soal uraian atau esai pada pembelajaran bidang studi matematika ada 8 orang (5,1%) guru dikategorikan cukup. Dan yang menggunakan bentukbentuk soal pilihan ganda ada 5 orang (35,%) guru dikategorikan rendah. Dan yang menggunakan bentukbentuk soal menjodohkan ada 1 orang (,2%) guru dikategorikan rendah sekali. Sedangkan untuk bentukbentuk soal benarsalah tidak ada.

39 Dalam hal ini diartikan juga bahwa ada 8 orang guru (5,1%) yang cukup banyak menggunakan bentukbentuk soal uraian atu esai. Dan ada 5 orang Guru (35,%) yang sedikit menggunakan bentukbentuk soal pilihan ganda. Dan Ada 1 orang guru (,2%) yang sedikit sekali menggunakan bentukbentuk soal menjodohkan. Untuk mengetahui sering tidaknya guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Oleh Guru Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kategori Frekuensi Prosentase (%) Setiap kali tatap muka Setiap dua kali tatap muka sekali Setiap minggu sekali Setiap di akhir sub pokok bahasan Setiap akhir pokok bahasan 12 2 85, 14,3 Jumlah 14 100,0 Berdasarkan tabel di atas bahwa guru yang memberikan pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa yaitu setiap kali tatap muka ada 12 orang (85,%) guru dikategorikan tinggi sekali. Dan setiap dua kali tatap muka sekali ada 2 orang (14,3%) guru dikategorikan rendah sekali. Ini diartikan juga bahwa ada 12 orang guru (85,%) yang banyak sekali memberikan tugas pekerjaan rumah pada setiap kali tatap muka. Dan ada 2 orang guru (14,3%) yang sedikit sekali memberikan tugas pekerjaan rumah

40 pada setiap dua kali tatap muka. Sedangkan yang menyatakan setiap minggu sekali, setiap di akhir sub pokok bahasan serta setiap akhir pokok bahasan itu tidak ada. Kemudian untuk mengetahui tingkat kesukaran pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru kepada siswanya dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 4. 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaran Soal Matematika Pada Pekerjaan Rumah (PR) Kategori Frekuensi Prosentase (%) Sukar Mudah Sedang 3 4 21,4 28, 50,0 Jumlah 14 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa guru yang memberikan soal matematikanya mudah sedikit guru ada 4 orang guru (28,%) dikategorikan rendah. Dan yang sukar ada 3 orang guru (21,4%), dikategorikan rendah. Sedangkan guru yang memberikan soal matematikanya sedang ada orang guru ( 50,0%) dikategorikan cukup. Ini diartikan juga bahwa ada sedikit guru (4 orang) yang memberikan soal pekerjaan rumah mudah. Dan ada sedikit yang lainnya (3 orang guru) yang memberikan soal pekerjaan rumah sukar. 2. Faktorfaktor pada Guru yang Mempengaruhi Pelaksanaan Bentukbentuk Soal Pekerjaan Rumah (PR) Mata Pelajaran Matematika pada Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah

41 Faktorfaktor yang dimaksud di sini adalah adalah mengenai latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar guru dan keikutsertaan dalam penataran/mgmp. a) Latar Belakang Pendidikan Guru Adapun sebaran guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin Tengah latar belakang pendidikannya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4.. Latar Belakang Pendidikan Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) Sarjana (S1) 13 92,9 Sarjana (S2) 1,1 Jumlah 14 100,0 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa seluruh guru mata pelajaran matematika memiliki pendidikan yang memadai, yaitu S1 ada 13 orang (92,9%) guru termasuk dalam kategori tinggi sekali atau yang diartikan banyak sekali. Sedangkan yang berlatar belakang S2 ada 1 orang (,1%) guru termasuk dalam kategori rendah sekali atau yang diartikan sedikit sekali. b) Pengalaman Mengajar Guru Adapun Sebaran guru bidang studi matematika berdasarkan latar belakang pengalaman mengajarnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.

42 Tabel 4. Latar Belakang Pengalaman Mengajar Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Pengalaman Frekuensi Prosentase (%) < 4 tahun 4 28, 4 s/d < 8 tahun 1,1 8 s/d < 12 tahun 3 21,4 12 tahun ke atas 42,9 Jumlah 14 100,0 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa guru matematika kelas VII yang mempunyai pengalaman mengajar 12 tahun ke atas ada orang guru (42,9%) termasuk dalam kategori cukup yang diartikan cukup banyak. Dan guru yang mempunyai pengalaman mengajar 4 sampai 8 tahun ada 1 orang guru (,1%) termasuk dalam kategori rendah sekali yang diartikan sedikit sekali. Dan guru yang mempunyai pengalaman kurang dari 4 tahun ada 4 orang guru (28,%) dikategorikan rendah yang diartikan sedikit. Sedangkan guru yang mempunyai pengalaman 8 sampai 12 tahun ada 3 orang guru (21,4%) dikategorikan sedikit yang lainnya. c) Keikutsertaan Dalam Penataran atau MGMP Adapun sebaran guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri sekecamatan Banjarmasin Tengah berdasarkan latar belakang keikutsertaannya

43 dalam penataranpenataran guru mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. 8. Latar Belakang Keikutsertaan Dalam Penataran Guru Kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Penataran Frekuensi Prosentase (%) Tidak Pernah 1 kali 2 kali 1,1 3 kali 4 kali 3 21,4 5 kali kali 4 28, > kali 42,9 Jumlah 14 100,0 Berdasarkan Tabel terlihat bahwa guru mata pelajaran matematika yang pernah ikut penataran guru 1 sampai 2 kali ada 1 orang guru (,1%) dikategorikan rendah sekali yang diartikan sedikit sekali. Dan yang pernah ikut 3 sampai 4 kali ada 3 orang guru (21,4%) dikategorikan rendah yang diartikan sedikit. Dan yang pernah ikut 5 sampai kali ada 4 orang guru (28,9%) dikategorikan rendah yang diartikan sedikit yang lainnya. Sedangkan guru yang pernah ikut penataran dari sampai lebih ada orang guru (42,9%) dikategorikan cukup yang diartikan cukup banyak. C. Analisis Data Setelah semua data yang ada disajikan secara terperinci dalam bagian penyajian data tersebut di atas, selanjutnya penulis menganalisis data yang telah disajikan pada bagian terdahulu dan untuk mudah dan sistematisnya

44 penganalisaan data ini, penulis akan menyajikan secara berurutan bagaimana halnya pada bagian penyajian data. 1. Bentukbentuk soal pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui angket dan wawancara dapat dikemukakan bahwa guru matematika yang memberikan soal pekerjaan rumah pada bentukbentuk soal uraian ada 8 orang (5,1%) guru dan yang memberikan bentukbentuk soal pilihan ganda ada 5 orang (35,%) guru serta bentukbentuk soal menjodohkan ada 1 orang (,2%). Akan tetapi guru matematika yang memberikan soal pekerjaan rumah (PR) pada bentukbentuk soal benarsalah dan uraian singkat tidak ada. Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa guru memberikan tugas pekerjaan rumah dalam mata pelajaran matematika cukup banyak guru yang menggunakan bentukbentuk tes uraian (tes nonobjektif) atau lebih dikenal dengan esai. Bentuk ini cocok untuk mata pelajaran yang batasnya jelas seperti Matematika dan IPA (Fisika, Kimia, Biologi).Tingkat berfikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi. Penskoran dilakukan secara analitik, yaitu setiap langkah pengerjaan diberi skor, dan menafsirkan atau menyimpulkan hasilnya juga diberi skor. Penskoran bersifat hierarkis, sesuai dengan langkah pengerjaan soal. Bobot skor untuk tiap butir soal ditentukan oleh tingkat kesulitan butir soal, yang sulit bobotnya lebih besar dibandingkan dengan yang mudah. 1 1 http:// tinasaputro.staff.fkip.uns.ac.id/materikuliahku/evaluasiprosesdanhasilbelajarkimia/babiii

45 Pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) dalam pembelajaran matematika oleh guru kepada siswa nya dapat dilihat pada tabel 4. Dimana dapat diketahui bahwa guru yang memberikan tugas pekerjaan rumah setiap kali tatap muka ada 12 orang ( 85,%) guru, dan yang memberikan tugas pekerjaan rumah setiap seminggu sekali ada 1 orang ( 14,3%) guru, pada setiap akhir sub pokok bahasan dan setiap akhir pokok bahasan tidak ada. Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa banyak sekali guru yang memberikan tugas pekerjaan rumah matematika kepada siswa dilaksanakan pada setiap kali tatap muka. Sehingga siswa bisa lebih dapat memahami dan mendalami terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui angket, dapat dikemukakan bahwa guru matematika yang memberikan soal pekerjaan rumah dengan tingkat sukar ada 3 orang (21,4%) guru, tingkat mudah ada 4 orang (28,%) guru, dan tingkat sedang ada orang (50%) guru. Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa banyak guru yang memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) dalam mata pelajaran matematika dengan tingkat kesukaran soal yang sedang karena guru juga perlu memperhatikan dari batas kemampuan yang dimiliki siswanya, dimana tidak semua siswa itu pintar. 2. Faktorfaktor pada guru yang mempengaruhi pelaksanaan bentukbentuk soal pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket dan wawancara bahwa pada SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah ada 1 orang (,1%) guru

4 yang memiliki latar belakang S2. Sedangkan yang 13 orang (92,9%) guru yang memiliki latar belakang S1. Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa seluruh guru mata pelajaran matematika memiliki pendidikan yang memadai. Faktor latar belakang pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya pelaksanaan pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika, sebab guru yang berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan profesinya sebagai pendidik tentu memiliki muatan ilmu pengetahuan tentang pendidikan lebih luas. Hal di atas akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang mereka laksanakan, berarti juga berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika di SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah. Dalam hal pengalaman mengajar guru, berdasarkan data yang diperoleh dari angket dan wawancara bahwa guru yang pengalaman mengajarnya lebih dari 8 tahun ada 9 orang (4,3%) sedangkan yang kurang dari 8 tahun ada 5 orang (35,%). Ini menunjukkan bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah kebanyakan sudah berpengalaman. Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa guru yang berpengalaman dalam profesinya sebagai pendidik tentu mempunyai nilai lebih dari guru yang masih kurang berpengalaman. Profesi sebagai guru tidak bisa hanya dilandasi secara teoritis saja tapi dibarengi dengan pengalamanpengalaman di lapangan pendidikan.

4 Apabila latar belakang pendidikan yang sangat baik dan pengalaman mengajar yang cukup lama, maka pembelajaran pun berjalan dengan baik pula. Dalam hal keikutsertaan guru dalam penataran atau MGMP, berdasarkan data yang diperoleh dari angket bahwa guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin Tengah semuanya sudah pernah mengikuti penataran, di mana guru yang sudah pernah mengikuti penataran 3 kali atau lebih sebanyak 13 orang (92,9%). Sedangkan guru yang sudah pernah mengikuti penataran 1 sampai 2 kali ada 1 orang (,1%). Sehingga kalau melihat prosentase data dapat diketahui bahwa guru yang sering dan banyak ikut dalam penataran atau MGMP, akan menambah wawasan guru tersebut dan dengan demikian diharapkan semakin bertambah pula kompetensi guru dalam mengelola proses belajar mengajar.