PENGARUH BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI STARTER PADA PROSES ENSILASE THE EFFECT OF LACTIC ACID BACTERIA AS STARTER ON ENSILAGE PROCESSED

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KUALITAS FISIK SILASE RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureumcv.hawaii)

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN INOKULUM BAKTERI ASAM LAKTAT DARI CAIRAN RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SILASE RUMPUT GAJAH

(The effect of cassava meal and lactic acid bacteria isolated from rumen liquid of PO cattle on napier grass silage quality)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput

PENGARUH INOKULUM LACTOBACILLUS PLANTARUM 1A-2 DAN 1BL-2 TERHADAP KUALITAS SILASE LIMBAH IKAN TUNA (Thunnus atlanticus)

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

PENGGUNAAN BEBERAPA ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE- 14

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

Mivida Febriani Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Silase Rumput Gajah purpureum) pengaruh penambahan S. cerevisiae pada berbagai tingkat

KADAR AIR DAN ph SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE - 21 DENGAN PENAMBAHAN JENIS ADDITIVE DAN BAKTERI ASAM LAKTAT

Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu

Pengaruh Penggunaan Berbagai Bahan Sumber Karbohidrat terhadap Kualitas Silase Pucuk Tebu

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2015 Vol. 17 (1) ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Inokulum terhadap Kualitas Fisik Silase Rumput Kalanjana

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguat, dan pakan tambahan (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN PERSENTASE KEBERHASILAN SILASE RUMPUT Panicum sarmentosum Robx

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP PH DAN PENAMPILAN FISIK SILASE JERAMI KACANG TANAH

KARAKTERISTIK FISIK SILASE JERAMI JAGUNG (Zea mays) DENGAN LAMA FERMENTASI DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES DAN ONGGOK TERHADAP KANDUNGAN ASAM LAKTAT DAN DERAJAT KEASAMAN PADA SILASE AMPAS TEH

THE USAGE OF FERMENTABLE CARBOHYDRATES AND LEVEL OF LACTIC ACID BACTERIA ON PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICTS OF SILAGE

Pengaruh Penambahan Nitrogen dan Sulfur Pada Ensilase Jerami Jagung Terhadap NH3 dan VFA Rumen Sapi Potong (In Vitro)

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

Pengaruh Penambahan Molases dan Isolat Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas ternak ruminansia (Kurnianingtyas, 2012). Semakin banyaknya

S U P A R J O

BAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

Ika Purwaningsih (NIM ) Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

Pengaruh tingkat Syaiful Umam

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tanaman Nenas dan Limbahnya Sebagai Bahan Pakan. Tanaman nenas ( Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu

EVALUASI KUALITAS SILASE LIMBAH SAYURAN PASAR YANG DIPERKAYA DENGAN BERBAGAI ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT

KUALITAS MIKROBIOLOGIS SOSIS PROBIOTIK DAGING KERBAU DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI Lactobacillus plantarumpada KONSENTRASIBERBEDA

Pengaruh Penambahan EM4 dan Gula Merah terhadap Kualitas Gizi Silase Rumput Gajah (Pennesetum purpereum)

Kualitas Silase Rumput Gajah yang Diberi Tepung Umbi Talas Sebagai Aditif Silase

TINJAUAN PUSTAKA. areal sekitar luas 1,5 juta hektar (ha) dari luasan tersebut pada tahun 2005 dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Silase

KUALITAS SILASE RUMPUT IRIAN (Sorghum sp) DENGAN PERLAKUAN PENAMBAHAN DEDAK PADI PADA BERBAGAI TINGKAT PRODUKSI BAHAN KERING

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES, Lactobacillus plantarum, Trichoderma viride, DAN CAMPURANNYA TERHADAP KUALITAS SILASE TOTAL CAMPURAN HIJAUAN

Optimalisasi Lactobacillus Plantarum Pada Fermentasi Untuk Menurunkan Saponin Dalam Daun Trembesi (Albizia Saman)

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI ADITIF TERHADAP KANDUNGAN NUTRIEN SILASE CAMPURAN DAUN UBIKAYU DAN GAMAL

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

KUALITAS FISIK SILASE BUAH SEMU JAMBU METE PADA BERBAGAI LEVEL TEPUNG GAPLEK DAN LAMA PEMERAMAN

PEMANFAATAN SILASE HIJAUAN SEBAGAI PAKAN NUTRISI UNTUK TERNAK Yenni Yusriani

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP NILAI BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN SERAT KASAR PAKAN KOMPLIT BERBASIS PUCUK TEBU TERFERMENTASI MENGGUNAKAN EM-4

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34

Kualitas dan Nilai Kecernaan In Vitro Silase Batang Pisang (Musa paradisiaca) dengan Penambahan Beberapa Akselerator

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap kadar air silase tebon jagung (Zea mays), hal ini dapat dilihat

SIFAT FISIK DAN FRAKSI SERAT SILASE PELEPAH KELAPA SAWIT YANG DITAMBAH BIOMASSA INDIGOFERA (Indigoferazollingeriana)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIORESOURCES UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI HIJAU. Bogor, 24 September 2014

Pengaruh Macam Akselerator Terhadap Kualitas Fisik, Kimiawi, dan Biologis Silase Rumput Kolonjono

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU MINUMAN FERBEET (Fermented Beetroot) SKRIPSI. Oleh :

EFEK SUPLEMENTASI BERBAGAI AKSELERATOR TERHADAP KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH TANAMAN SINGKONG

Profile Total Protein dan Glukosa Darah Domba yang Diberi Starter Bakteri Asam Laktat dan Yeast pada Rumput Gajah dan Jerami Padi

KANDUNGAN NUTRIEN SILASE BUAH SEMU JAMBU METE SEBAGAI PAKAN PADA BERBAGAI LEVEL TEPUNG GAPLEK DAN LAMA PEMERAMAN

Animal Agriculture Journal 3(4): , Desember 2014 On Line at :

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014 Vol. 16 (2) ISSN

Sugiyono 1 dan Sri Wahyuni 2 RINGKASAN

KANDUNGAN ASAM FITAT DAN KUALITAS DEDAK PADI YANG DISIMPAN DALAM KEADAAN ANAEROB SKRIPSI RETNO IRIANINGRUM

Pengaruh Isolat Bakteri Asam Laktat dari Feses Pedet Sapi Perah Baru Lahir Terhadap Produksi Asam Laktat dan Perubahan ph pada Ampas Tahu

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DENGAN LEVEL YANG BERBEDA TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN KADAR BAHAN ORGANIK SILASE LIMBAH SAYURAN

PENUNTUN TEKNOLOGI PAKAN (1) PRAKTIKUM PENGOLAHAN. Oleh: Dr. Ir. Yunilas, MP

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

PENGARUH PENAMBAHAN TINGKAT TEPUNG GAPLEK PADA PEMBUATAN SILASE LIMBAH SAYURAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN SIFAT KIMIAWI SILASE

TINJAUAN PUSTAKA. panen atau diambil hasil utamanya. Limbah pertanian umumnya mempunyai

Transkripsi:

PENGARUH BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI STARTER PADA PROSES ENSILASE THE EFFECT OF LACTIC ACID BACTERIA AS STARTER ON ENSILAGE PROCESSED Sri Sumarsih Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang Kampus Tembalang Semarang 50275 Email: ssumarsih71@gmail.com Diterima: 29 September 2015, Direvisi: 19 Oktober 2015, Disetujui: 30 Oktober 2015 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji kualitas fisik organoleptik silase rumput gajah dengan penambahan starter bakteri asam laktat. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 3 perlakuan aras starter bakteri asam laktat ( 0 %, 1 % dan 2% v/w) dengan 5 ulangan. Parameter yang diamati adalah kualitas fisik organoleptik silase (ph, warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur). Data diolah menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh perlakuan dilakukan uji beda Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kualitas fisik organoleptik silase dengan starter BAL nyata (p<0,05) lebih baik daripada tanpa penambahan starter BAL. Kesimpulan penelitian : penggunaan starter bakteri asam laktat pada proses ensilase hijauan rumput gajah menghasilkan kualitas fisik organoleptik silase yang baik Kata Kunci: Bakteri asam Laktat, ensilase ABSTRACT The aim of the research was to evaluate the effect of addition starter Lactic Acid Bacteria (LAB) on organoleptic quality of napier grass silage. The completely randomized design was been used on this research with 3 treaments and 5 replications. The treatments were different level LAB ( 0 %, 1 % dan 2% v/w). The parameters were physical organoleptic quality silage (ph, color, odor, texture, and molds). The results showed that physical organoleptic quality of napier grass silage with a starter BAL organoleptic significant (p <0.05) better than without the addition of starter BAL. The conclusion was the use of starter lactic acid bacteria on ensilage process produces physical organoleptic qualities of good silage. Keywords: Lactic Acid Bacteria, Ensilage PENDAHULUAN Rumput gajah merupakan salah satu hijauan pakan ternak yang melimpah ketersediaannya pada musim penghujan dan pada musim kemarau tidak tersedia sehingga perlu diawetkan dalam bentuk silase. Pemanfaatan silase rumput gajah sebagai pakan diharapkan dapat mengatasi permasalahan kurangnya hijauan pakan terutama pada musim kemarau sehingga mendukung produktivitas ternak. Silase rumput gajah merupakan pakan ternak Pengaruh Bakteri Asam Laktat Sebagai Starter Pada Proses Ensilase Sri Sumarsih 171

yang dihasilkan melalui proses fermentasi alami rumput gajah oleh bakteri asam laktat dengan kadar air yang tinggi (± 65%) dalam keadaan anaerob. Ensilase merupakan proses fermentasi anaerobik dari bahan hijauan pakan dengan hasil berupa silase (Ohmomo a et al., 2002). Prinsip pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh bakteri yang menghasilkan asam secara anaerob (Moran, 2005). Pembuatan silase merupakan salah satu cara yang sangat berguna untuk menggunakan tanaman dengan kualitas nutrisi yang tinggi sebagai pakan (Bolsen et al., 1995). Silase berkualitas baik akan dihasilkan ketika dalam proses ensilase didominasi bakteri asam laktat (BAL) sedangkan aktivitas bakteri clostridia rendah (McDonald et al., 1981). Penambahan BAL pada proses ensilase merupakan additif paling popular dibanding asam, enzim atau lainnya (Bolsen et al., 1995). Selama pembuatan silase BAL akan menggunakan karbohidrat yang terlarut dalam air (water soluble carbohydrate = WSC) sebagai sumber energi dan menghasilkan asam laktat sehingga ph silase menurun dan dapat menghambat mikrobia pathogen dan pembusuk (Ennahar et al., 2003). Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan silase adalah mengupayakan secepat mungkin produksi asam sehingga akan semakin sedikit kehilangan nutrien yang terkandung dalam hijauan yang dibuat silase, karena pada saat pembentukan asam terjadi kehilangan bahan kering (BK) hijauan (Widyastuti, 2008). Bakteri asam laktat diperlukan dalam proses pembuatan silase hijauan karena berfungsi untuk mempercepat terbentuknya asam laktat pada pembuatan silase sehingga kualitas silase yang dihasilkan meningkat. Semakin banyak penambahan BAL dalam pemuatan silase maka semakin cepat proses ensilase, oleh karena itu diperlukan penelitian tentang peranan bakteri asam laktat sebagai starter pada proses ensilase. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas fisik organoleptik silase rumput gajah dengan penambahan starter bakteri asam laktat. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kualitas fisik organoleptik silase rumput gajah dengan penambahan starter bakteri asam laktat. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro selama 4 bulan. Bahan dalam penelitian ini adalah Isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactobacillus sp yang diisolasi dari rumput gajah dengan berdasar metode isolasi Rahayu dan Margino (1997), rumput gajah (Pennisetum purpureum), silo plastik dan dedak padi. Rumput Gajah dipotong berukuran 3-5 cm dan dilayukan selama 20 jam pada tempat terbuka dan teduh agar tercapai kadar air 65 75%. Rumput yang sudah dilayukan ditambah dedak padi sebanyak 3% w/w dan starter isolat BAL sesuai perlakuan. Campuran rumput gajah, dedak padi dan isolat BAL secepatnya dimasukkan ke dalam silo plastik yang telah disediakan. Pemeraman dilakukan selama 30 hari secara anaerob. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap (RAL) pola searah dengan perlakuan aras starter bakteri asam laktat ( 0 %, 1 % dan 2% v/w) dengan 5 ulangan. Parameter yang diamati adalah kualitas fisik organoleptik silase (ph, warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur). Data hasil pengamatan dilakukan skoring mengacu pada Tabel 1. Data diolah menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh perlakuan dilakukan uji beda Wilayah Ganda Duncan (Steel dan Torrie, 1995). 172 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 13 Nomor 2 Desember 2015

Tabel 1. Standar Skoring Silase Parameter Karakteristik Skor ph 6-7 5-6 <5 Warna Bau Tekstur Jamur Coklat kehitaman Kuning kecoklatan Hijau daun rebus Busuk Asam sedang Asam menyengat Lembek Sedang Tidak mudah hancur Banyak Sedikit Tidak ada Kriteria Skor : : jelek; : cukup baik; : baik HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, Kualitas fisik organoleptik silase rumput gajah dengan starter BAL dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skor Fisik Organoleptik Silase Rumput Gajah dengan Starter BAL Parameter Perlakuan 0 % 1 % 2 % ph 3 a 7 b 7 b Warna 4 a 8 b 8 b Bau 3 a 9 b 9 b Tekstur 4 a 7 b 7 b Jamur 2 a 7 b 7 b Keterangan : - Data rata-rata masing-masing perlakuan dari 5 ulangan - Superskrip pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) - Kriteria Skor: : jelek; : cukup baik; : baik Berdasarkan analisis ragam dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh nyata penambahan starter BAL terhadap kualitas fisik organoleptik (ph, warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur) silase rumput gajah. Analisis Duncan menunjukkan bahwa skor kualitas fisik organoleptik silase dengan starter BAL nyata (p<0,05) lebih baik daripada tanpa penambahan starter BAL. Skor organoleptik silase rumput gajah dengan starter BAL termasuk kategori baik dengan ph rata-rata 4, warna hijau daun direbus, bau asam, tekstur tidak mudah hancur dan tidak ditemukan jamur. Skor organoleptik silase rumput gajah tanpa starter BAL termasuk kategori jelek dengan ph rata-rata mendekati 6, warna kuning kecoklatan, bau busuk, tekstur lembek dan terdapat jamur. Pada perlakuan aras starter BAL 1% dan 2% tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kualitas fisik organoleptik silase sehingga aras paling kecil, yaitu 1% v/w yang dianjurkan untuk ditambahkan pada proses ensilase hijauan. Kualitas silase diperlihatkan oleh beberapa parameter yaitu: ph, suhu, tekstur, warna dan kandungan asam laktatnya. Derajat keasaman (ph) yang optimum untuk silase yang baik yaitu : 3,8 sampai 4,2 dan akan memperlihatkan tekstur : halus, warna hijau dan bau asam. Kegagalan dalam pembuatan silase dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah proses pembuatan yang salah, terjadi kebocoran silo sehingga tidak tercapai kondisi anaerob, tidak tersedia sumber energi (water soluble carbohidrat = WSC), berat kering awal hijauan yang rendah sehingga bahan terlalu basah dan memicu pertumbuhan mikroorganisme pembusuk (Ratnakomala et al., 2006). Penambahan BAL sebagai starter memungkinkan proses ensilase didominasi BAL dengan populasi tinggi sehingga segera dapat menghentikan aktivitas mikrobia pembusuk (Cai et al., 1999). Terdapat beberapa tahapan proses ensilase menurut Widyastuti (2008) yaitu : fase respirasi aerobik dari adanya oksigen yang Pengaruh Bakteri Asam Laktat Sebagai Starter Pada Proses Ensilase Sri Sumarsih 173

terdapat pada silo. Pada fase ini terjadi proteolisis pemecahan protein menjadi asam amino, ammonia dan amina. Aktivitas enzim protease ini akan menurun dan berhenti seiring dengan suasana yang mulai asam. Fase mulai habisnya oksigen menyebabkan bakteri asam asetat mulai tumbuh menggunakan WSC dan menghasilkan asam asetat yang berguna menekan kapang dan khamir pada awal fermentasi yang berlangsung hari. Fase tumbuhnya BAL setelah oksigen habis dan menghasilkan asam laktat selama 4-21 hari sehingga pertumbuhan mikroorganisme pembusuk terhambat dan hijauan menjadi awet. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah: penggunaan starter bakteri asam laktat pada proses ensilase hijauan rumput gajah menghasilkan kualitas fisik organoleptik silase yang baik. Skor organoleptik silase rumput raja dengan starter BAL termasuk kategori baik dengan ph rata-rata 4, warna hijau daun direbus, bau asam, tekstur tidak mudah hancur dan tidak ditemukan jamur. Pada perlakuan aras starter BAL 1% dan 2% tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kualitas fisik organoleptik silase sehingga aras paling kecil, yaitu 1% v/w yang dianjurkan untuk ditambahkan pada proses ensilase hijauan. Saran: diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui kualitas kimia dan mikrobiologis silase hijauan rumput gajah dengan penambahan starter BAL dan perlu uji in vivo untuk mengetahui pengaruhnya pada performa ternak. DAFTAR PUSTAKA Bolsen, K. K., G. Ashbell and J. M. Wilkinnson. 1995. Silage additives in Biotechnology. In: Wallace, R. J. and A. Chesson (eds.). Animal Feeds and Animal Feeding. Weinheim : VCH Cai, Y., Y. Benno, M. Ogawa and S. Kuma 1999. Effect of applying lactic acid bacteria isolated from forage crops on fermentation characteristic and aerobic deterioration of silage. J. Dairy Sci.82 : 520 526 Ennahar, S., Y. Cai and Y. Fujita. 2003. Phytogenetic diversity of lactic acid bacteria associated with paddy rice silage as determined by 16S ribosomal DNA analysis. Applied and Environmental Microbiology 69 (1) : 444 451 Mc.Donald, P., A. R. Henderson and S. J. E. Heron. 1981. The Biochemistry of Silage. 2 nd Edition. Centerbury : Chalcombe Publications Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming: Feeding Management for Small Holder Dairy Farmers in the Humid Tropics. Landlinks Press, Australia Ohmomo, S., O. Tanaka, H. K. Kitamoto and Y. Chai. 2002 a. Silage and microbial performance, ald story but new problem. J. JARQ 36 (2) : 59 71 Ohmomo, S. S. Nitisinprasart and S. Hiranpradit. 2002 b. Silage-Making and recent trend of dairy farming in Thailand. J. JARQ 36 (2) : 227 234 174 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 13 Nomor 2 Desember 2015

Rahayu, E. S dan Margino. 1997. Bakteri Asam Laktat : Isolasi dan Identifikasi. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta (Materi Workshop) Ratnakomala, S., R. Ridwan, G. Kartina, Y. Widyastuti. 2006. Pengaruh inokulum Lactobacillus plantarum 1A-2 dan 1BL-2 terhadap kualitas silase rumput gajah. J. Biodiversitas 7 (2) : 131 134 Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistik (Penerjemah : B. Sumantri). PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Widyastuti, Y. 2008. Fermentasi silase dan manfaat probiotik silase bagi ruminansia. J. Media Peternakan 31 (3) : 225-232 Pengaruh Bakteri Asam Laktat Sebagai Starter Pada Proses Ensilase Sri Sumarsih 175

176 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 13 Nomor 2 Desember 2015