PERHITUNGAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DI JALAN AHMAD YANI PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

ANALISA STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA. Bill Antoni 1), Elvira 2), Aryanto 2) Abstrak

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ONE GALAXY DENGAN METODE SISTEM RANGKA MOMEN PEMIKUL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

Jl. Banyumas Wonosobo

ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk Jembatan SNI dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah dilakukan analisis dan perancangan pada Struktur Atas Gedung

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

III - 1 BAB III METODOLOGI

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

BAB I PENDAHULUAN. sering mengalami gempa bumi dikarenakan letak geografisnya. Dalam segi

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN


Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.3 Batasan Masalah 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Manfaat

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Digunakan pelat atap roof tank tebal 150 mm dengan tulangan arah x, tulangan arah y, dan tulangan susut P

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

perencanaan yang umum dilakukan pada proyek pembangunan meliputi berbagai

PERENCANAAN RUSUNAWA EMPAT LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

ANALISA PERHITUNGAN STURKTUR BANGUNAN GEDUNG HEAD OFFICE DAN SHOWROOM YAMAHA PONTIANAK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Transkripsi:

Abstrak PERHITUNGAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DI JALAN AHMAD YANI PONTIANAK Gesang Hadi Cahyo 1) Di Indonesia memiliki standar untuk perencanaan bangunan struktur. Prinsip dasar dari perencanaan suatu strukur meliputi dua kriteria, yaitu fungsi dan keandalan. Adapun rencana pembangunan struktur berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pontianak. Dilihat dari kondisi tanah, Kota Pontianak lebih dominan dengan tanah gambut yang akan berpengaruh terhadap kontruksi bangunan terutama pondasi yang terletak pada bagian struktur paling bawah. Sedangkan dilihat dari wilayah gempa kota Pontianak terletak diwilayah 1 dari 6 wilayah yang ada. Adapun tujuan dari penulis adalah mampu memberikan perencanaan yang baik. Dimana nantinya harus dapat memberikan jaminan kekuatan, kekakuan dan kenyamanan serta tiadak melupakan aspek ekonomis dari pembangunan yang dilaksanakan. Dari hasil yang diberoleh didapat dimensidimensi struktur. Diantaranya pelat lantai 10 cm dan 15 cm untuk basement, balok anak 25/50 cm, balok induk 35/80 cm, struktur penunjang pberupa tangga, kolom 50/50 cm dan 60/60 cm, sloof 45/90 cm, tiang minipile 25/25 cm dengan panjang 27 m dan dinding penahan tanah berbentuk kantilever. Adapun hasil dari analisa dinyatakan bangunan tersebut aman dari bagian bawah bangunan hingga atas bangunan Kata-kata kunci: Gempa, pelat, balok anak, balok induk, struktur penunjang, kolom, sloof, tiang minipile. 1. PENDAHULUAN Didalam perkembangan perencanaan suatu struktur sangat dipengaruhi oleh adanya beban gempa, karena beban ini merupakan suatu beban yang sangat menentukan didalam perencanaan suatu struktur sehingga perlu mendapatkan suatu perhatian khusus. Karena pada saat terjadi gempa ini suatu struktur mengalami getaran dalam berbagai arah. Getaran inilah yang menjadi faktor utama penyebab terjadinya keruntuhan suatu struktur, karena gaya lateral yang bekerja pada struktur tersebut melebihi kemampuan struktur didalam menahan beban lateral. Sedangkan dilihat dari wilayah gempa kota Pontianak terletak diwilayah 1 dari 6 wilayah yang ada. Gempa merupakan suatu kejadian yang diakibatkan oleh faktor alam dimana terjadi secara tibatiba tanpa bisa diperkirakan terlebih dahulu. Walaupun memiliki nilai gempa sangat kecil dan hampir tidak pernah tejadi di Kota Pontianak tidak ada salahnya sebuah gedung direncanakan tahan terhadap gempa. Karena tidak menutup kemungkinan gempa akan terjadi di Kota Pontianak. 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2010 Dalam pengerjaan bangunan gedung direncanakan menggunakan struktur beton bertulang yang merupakan gabungan dari dua jenis bahan, yakni beton yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi tetapi kekuatan tariknya yang rendah dan tulangan baja yang ditanamkan ke dalam beton yang dapat memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Beton merupakan campuran dari bahan-bahan agregat halus dan agregat kasar, yaitu pasir dan batu pecah dengan bahan perekat berupa semen dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia, selama proses perawatan, dan pengerasan berlangsung. Di Indonesia memiliki standar untuk perencanaan bangunan gedung. Untuk itu penulis dengan pedoman SNI 03-2847- 2002 dan SNI 03-1726-2002 ingin merencanakan bangunan struktur gedung beton bertulang. Prinsip dasar dari perencanaan suatu strukur meliputi dua kriteria, yaitu fungsi dan keandalan. Dimana kriteria fungsi berhubungan dengan faktor kegunaan dan estetika. Kriteria keandalan berhubungan dengan faktor struktur yang meliputi pelayanan (service ability) dan keamanan (safety) dari suatu bangunan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Struktur bangunan secara garis besar dikelompokan atas struktur bangunan bawah dan struktur bangunan atas. Dimana setiap bagian struktur direncanakan dengan baik dari pengaruh beban yang bekerja sebelum perencanaan bagunan struktur. Adapun beban yang bekerja pada struktur suatu bangunan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu beban vertikal (berupa beban mati dan beban hidup) dan beban horisontal (berupa beban angin dan beban gempa). Dengan kombinasi beban yang akan digunakan dalam perencanaan yaitu: 1. Kombinasi beban batas: Kombinasi pembebanan ini meliputi: a) Kuat perlu U untuk beban mati D, tidak kurang dari: U = 1,4D (1) Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, tidak kurang dari: U = 1,2D + 1,6L (2) b) Jika ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilau U yang terbesar, yaitu U = 1,2D + 1,0L ± 1,6W + 0,5 (A atau R) (3) c) Jika ketahanan struktur terhadap beban gempa E(dri ketentua SNI 03-1726-1989-F) harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai berikut: U = 1,2D + 1,0L ± 1,0E (4) Atau U = 0,9D ± 1,0E (5) 2. Kombinasi beban batas: Kombinasi pembebanan ini meliputi: 1) Kuat perlu U untuk beban mati D, tidak kurang dari: U = 1,0D (6)

Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga beban atap A atau beban hujan R, tidak kurang dari: U = 1,0D + 1,0L (7) 2) Jika ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilau U yang terbesar, yaitu U = 1,0D + 0,75L ± 0,45 W + 0,75 (A atau R) (8) 3) Jika ketahanan struktur terhadap beban gempa E(dri ketentua SNI 03-1726-1989-F) harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai berikut: U = 1,0D + 0,75L ± 0,525E (9) Atau U = 0,6D ± 0,7E (10) Untuk struktur bawah dilakukan perhitungan fondasi. Fondasi adalah suatu bagian dari kontruksi bangunan yang berfungsi untuk menenmpatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar fondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadi differential settlement pada sistem strukturnya. dimana pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang berdasarkan hasil dari data sondir. Pada data sondir ini ada 3 titik yang berbeda guna mencari daya dukung tanah yang memenuhi syarat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Preliminary Design Preliminary desaign adalah suatu analisa pendahuluan untuk memperkirakan dimensi elemen-elemen suatu struktur kontruksi yaitu balok, kolom dan pelat. Dan perkiraan dimensi ini kemudian diperiksa dengan peraturan-peraturan: 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. 2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung-1987, PPIUG 87. Untuk data perencanaan awal Tebal pelat untuk lantai basement adalah 15 cm dan untuk pelat lantai adalah 10 cm. Untuk balok induk digunakan balok 45/90 untuk lantai basement dan balok 35/80 untuk pelat lantai. Untuk balok anak digunakan balok 25/50. Kolom yang digunakan untuk lantai 3 sampai 4 digunakan kolom 50/50 dan dari lantai basement sampai lantai 2 digunakan kolom 60/60. Mutu beton yang digunakan dengan modulus elastis 30 Mpa Tulangan yang dipakai mengunakan tulangan ulir dengan f y = 400 Mpa dan

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2010 tulangan polos dengan f ys = 240 Mpa dengan modulus elastisitas 200000 MPa. 3.2 Struktur Penunjang Pada bangunan bertingkat perlu disediakan fasilitas penunjang gedung agar penghuni merasa nyaman. Pada bangunan ini menggunakan sarana tangga sebagai penguhubung tiap tingkat lantai. Struktur tangga terdiri dari 2 komponen utama yaitu kolom dan balok pemikul tangga sebagai struktur yang tahan gempa dan elemen-elemen tangga. Dengan memakai PPIUG 83 dan perhitungan mengunakan program SAP 2000 didapat ukuran dan penulangan pelat, balok dan kolom tangga. 3.3 Analisa Gempa Proses analisa pada prinsipnya adalah meninjau respon struktur terhadap bebanbeban yang bekerja padanya. Tujuannya adalah untuk menentukan tegangantegangan maupun gaya-gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur akibat adanya pembebanan. Peraturan yang digunakan adalah Peraturan Perencanaan Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung Tahun 1983, SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002. Analisa perhitungan dilakukan dengan bantuan program apilkasi analisa struktur SAP 2000 dengan tinjauan tiga dimensi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk analisa gempa ialah: Mengumpulkan data-data bangunan Persyaratan keseragaman massa lantai tingkat Persyaratan keseragaman kekakuan tingkat Analisis statis ekivalen Dari hasil langkah analisa di atas dapat disimpulkan bahawa bangunan kontrusi aman dari gempa dan dilanjutkan dengan melakukan analisa gaya dalam dengan menggunakan program SAP 2000. 3.4 Penulangan Elemen-elemen Struktur Untuk perhitungan penulangan diperlukan data berupa besarnya gayagaya dalam yang terjadi pada elemenelemen struktur. Untuk balok dan kolom besarnya gaya-gaya dalam diperoleh dari hasil perhitungan analisa struktur dengan bantuan program komputer yaitu program SAP 2000. 3.4.1 Penulangan Pelat Lantai Dari hasil analisa dengan menggunakan SAP 2000, dapat dilihat besarnya momen yang bekerja pada pelat akibat beban rencana seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2 dengan mengambil momen lapangan dan tumpuan pelat lantai

dengan dimensi 4000 mm 4000 mm 100 mm Gambar 6.1 Kontur momen arah X Gambar 6.1 Kontur momen arah Y

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2010 3.4.2 Penulangan Balok Anak dan Balok Induk Pada saat menjalankan program SAP 2000 didapatkan desain momen dan gaya geser secara maksimum dari berbagai kombinasi yang ada. Sehingga didapat luasan tulangan secara langsung. Dari hasil analisa pada SAP 2000 didapat nilai momen dan geser dari hasil semua kombinasi beban batas. Momen pada balok dibagian tumpuan yang bernilai negatif dan lapangan yang bernilai positif serta didapat luas tulangan yang yang dibutuhkan guna mendesain tulangan memanjang. Sedangkan tulangan geser didapat nilai geser dan luas tulangan yang dibutuhkan. 3.4.3 Penulangan Kolom Dalam melakukan perhitungan kolom data yang di ambil adalah dari hasil perhitungan SAP 2000 berupa beban dan momen. Dimana diambil data yng maksimal dari berbagai kombinasi beban. 3.5 Perencanaan Fondasi Untuk menahan beban bangunan yang berat tersebut tentunya diperlukan fondasi yang kokoh. Apabila kondisi tanah di permukaan tidak mampu menahan bangunan tersebut, maka beban bangunan harus diteruskan ke lapisan tanah keras di bawahnya. Untuk itu sering dipakai konstruksi fondasi dalam berupa tiang pancang. Fondasi tiang pancang sering dipakai pada lahan yang masih luas dan kosong, dimana getaran yang ditimbulkan pada saat aktifitas pemancangan berlangsung tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Dalam perencanaan ini digunakan fondasi tiang pancang dengan menggunakan data sondir. Pada data sondir ini ada 3 titik yang berbeda guna mencari daya dukung tanah yang memenuhi syarat. 3.5.1 Analisa Daya Dukung Fondasi Tiang Pancang Berdasarkan Hasil Uji Sondi (CPT) Data Fondasi 1. Jenis fondasi : mini pile 2. Bentuk fondasi : segi empat 3. Dimensi fondasi : 25cm x 25cm 4. Panjang tiang pancang : 27m Adapun urutan langkah perhitungan yang harus ditentukan ialah: 1. Daya dukung tiang 2. Penurunan pada lapisan tanah fondasi 3. Perncanaan Tied Beam 4. Perencanaan tapak fondasi 5. Penulangan mini pile 4. SIMPULAN Pada umumnya kekuatan struktur sangat bergantung pada ukuran dimensi elemenelemen struktur, jika dimensi elemen struktur diperbesar maka kekuatan struktur akan bertambah besar dan sebaliknya jika dimensi elemen struktur diperkecil maka kekuatanya akan berkurang. Beban-beban yang bekerja pada struktur akan menentukan besar kecilnya dimensi struktur yang digunakan. Tujuan perhitungan

perencanaan gedung adalah untuk mendapatkan dimensi struktur yang kuat (aman) dan efisien (ekonomis) sehingga mampu untuk memikul beban-beban yang bekerja. Daftar Pustaka Day, R. W., 1975. Geotechnical and Foundation Engineering. New York: Mc Graw-Hill Pramono, H., 2008. SAP2000 Versi 10. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Purwono, R., 2005. Perncanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. Surabaya: ITS Press. Raharjo, P.P., 2005. Manual Pondasi Edisi 3. Bandung: GEC- Geotechnical Enginering Center. Raiz, S. A., 1974. Analytical Methods in Structural Engineering. New Delhi: Wiley Eastern. McCormac, J. C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Dipohusodo, I., 1999. Struktur Beton Bertulang, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Bowles J, E, (Terjemahan:Pantar, Ph.D).1983. Analisis dan Desain Pondasi Jili 1 dan 2, Jakarta: Erlangga, : 1988 Suyono, Ir, Kazuto Nakazawa, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Das, B.M., I, 1993, Mekanika Tanah Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Dewobroto, Wiryanto., 2007. Aplikasi Rekayasa Kontruksi dengan SAP 2000. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Vesic, A.S., 1977, Desing of Deep Foundations NCHRP Synthesis of Practicipe no. 42, Transportation Research Board, Washington, D.C. Tomlinson, M.J., 1986, Foundation Desing and Construction, 5 th edition, Longman Scientific and Technical, England. NANFAC DM-7.2., 1982, Foundation and Earth Strutures, Desing Manual, Department of The Navy Alexandria, VA. ---, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk bangunan Gedung, SK SNI 03-2847-2002, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung: LPMB.

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2010 ---, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung-1983, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. ---, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung ( SNI 03-1726 2002). Bandung