Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN PEMETAAN TEMATIK UNTUK ANALISIS KEBOCORAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI DI PDAM DEMAK. Bambang Sudarsono, Arief L.

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

Oleh : Lutvi Novianto *) dan Indah Nurhayati **) Abstrak

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

LEMBAR PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : PERENCANAAN JARINGAN SARANA AIR BERSIH BERBASIS SIG DI IKK BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM GRESIK WILAYAH KOTA. Choiriyah Hastuningtiyas Handoko Dosen Pembimbing : Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng.

BAB VI PERHITUNGAN RINCI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

EVALUASI JARINGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA LUBUK PAKAM TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Kota Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih di Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

A B C BAB III METODOLOGI

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

Metodologi Penelitian

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 ABSTRAK

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

ANALISA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PDAM PUSAT KABUPATEN SAMBAS

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sehingga

EVALUASI KAPASITAS PDAM MATARAM DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA MATARAM SAMPAI TAHUN 2028

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

Perencanaan Sistem Informasi PDAM Intan Banjar Berbasis Sistem Informasi Analisis Jaringan (SIAJ)

Gambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

STRATEGI PEMANFAATAN MODEL HIDRAULIS DALAM PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SUB SISTEM BRIBIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA WUWUK BARAT, KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM AIR BERSIH DESA BELANTIH DENGAN IMPLEMENTASI POMPA HIDRAM

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

Perencanaan Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang di Kecamatan Sukun

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

ANALISIS HIDROLIKA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM DI KOMPLEK PERUMAHAN P.T. PUSRI PALEMBANG MENGGUNAKAN EPANET 2.0

STRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH

Renaldy Immanuel¹ dan Ivan Indrawan² ABSTRAK

PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T.

Transkripsi:

PEMANFAATAN SIG UNTUK MONITORING KEBOCORAN JARINGAN PIPA PDAM DI KABUPATEN DEMAK Rr. Yossia Herlin A. 1), Arief Laila N. S.T.,M.Eng 2), Ir. Sutomo Kahar, M.Si 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang 2) Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang 3) Dosen Pembimbing II Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang Abstrak Kebocoran memang merupakan masalah yang umum dihadapi oleh PDAM. Di Indonesia tingkat kebocoran air pada saluran distribusi PDAM saat ini masih cukup tinggi yaitu diantara 20-30% di tiap daerah. Penanganan kebocoran sangat berkaitan erat dengan informasi jaringan yang kemudian disajikan ke dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) sebagai representasi informasi pemetaan jaringan pipa distribusi di PDAM secara geometris. Untuk mendapatkan SIG jaringan pipa distribusi PDAM, dilakukan pemetaan jaringan distribusi pipa menggunakan GPS navigasi dan didukung atribut-atribut informasi perpipaan seperti diameter dan panjang pipa. Selanjutnya untuk menganalisis jaringan distribusi pipa menggunakan software EPANET 2.0, dari kedua metode tersebut dapat dianalisis kondisi jaringan eksisting yang ada untuk mengetahui daerah yang mengalami rawan kebocoran. Hasil yang diperoleh dari analisis EPANET jaringan pipa eksisting (kondisi jam puncak), mengalami pressure tertinggi sebesar 59,91 m, head tertinggi sebesar 89,92 m 2, flow (debit aliran) tertinggi sebesar 8,54 LPS, velocity (kecepatan aliran) tertinggi sebesar 0,92 m/s, Unit headloss (kehilangan tekanan) tertinggi sebesar 35,70 m/km. Hasil simulasi EPANET disajikan pada SIG berupa peta jaringan distribusi dan perhitungan kebocoran dengan membandingkan jumlah air distribusi dan air terjual, yang menunjukkan tingkat kehilangan air/kebocoran tertinggi pada tahun 2012 terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 10785 m 3 dan pada tahun 2013 terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 6298 m 3. Kata kunci: Kebocoran, PDAM, SIG, EPANET PENDAHULUAN PDAM Demak merupakan perusahaan daerah yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk kabupaten Demak. Untuk menjangkau masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Demak, Pemerintah Kabupaten Demak juga telah membangun beberapa unit pengolahan air bersih di kecamatan dan beberapa PAMSIMAS di pedesaan. Tuntutan pelayanan yang optimal dari masyarakat Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 147

Demak memberikan dorongan bagi PDAM Demak untuk meningkatkan kinerjanya. Pengorganisasian dari tubuh PDAM Demak yang baik ditambah dengan peningkatan SDM pegawai PDAM akan meningkatkan performa pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu diperlukan peralatan dan perlengkapan yang memadai dan mengikuti perkembangan zaman sebagai sarana memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Demak. Kebocoran memang merupakan masalah yang umum dihadapi oleh PDAM. Di Indonesia tingkat kebocoran air pada saluran distribusi PDAM saat ini masih cukup tinggi yaitu berkisar diatas 30% di tiap daerah. Hal ini disebabkan karena pihak PDAM tidak dapat mengetahui secara cepat jika terjadi kebocoran pada saluran distribusinya. Pada prinsipnya penanganan kebocoran sangat berkaitan erat dengan informasi jaringan yang kemudian dituangkan ke dalam sistem informasi geografis. Masih banyak terjadi di beberapa PDAM, informasi jaringan perpipaan (as built drawing) tidak tersedia secara tersistem. Dengan adanya software yang dapat mensimulasikan sistem distribusi air minum pada wilayah tertentu sehingga dapat memodelkan sistem distribusi air sebagai kumpulan node yang dihubungkan oleh link. Link yang dimaksud disini adalah pipa, pompa, dan valve. Dengan menggunakan EPANET 2.0, dapat terlihat secara menyeluruh gambaran aliran air yang terjadi pada perpipaan distribusi pada waktu yang kontinu. Sehingga dengan demikian bisa dilakukan sebuah monitoring terhadap sistem perpipaan distribusi. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana melakukan pemetaan jaringan pipa distribusi PDAM Kabupaten Demak? 2. Bagaimana pembentukan simulasi jaringan pipa distribusi PDAM dengan menggunakan EPANET 2.0? Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 148

3. Bagaimana melakukan perhitungan kebocoran air jaringan pipa distribusi PDAM dan menentukan estimasi daerah yang mengalami kebocoran? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian dari Tugas Akhir ini antara lain : 1. Pemetaan jaringan pipa distribusi PDAM Kabupaten Demak. 2. Pembentukan simulasi jaringan pipa distribusi PDAM dengan menggunakan EPANET 2.0. 3. Menghitung debit kebocoran air dari analisis simulasi jaringan pipa distribusi PDAM dengan menggunakan EPANET 2.0 dan menentukan estimasi daerah yang mengalami kebocoran. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian Tugas Akhir ini antara lain : 1. Daerah yang dilakukan penelitian adalah PDAM Unit Kecamatan Wonosalam. 2. Pembentukan pemodelan jaringan pipa distribusi menggunakan software EPANET 2.0. 3. Pemodelan jaringan terbatas pada jaringan pipa primer dan sekunder. 4. Untuk bisa menjalankan simulasi dengan software EPANET 2.0 diperlukan data-data pendukung seperti : Peta jaringan, letak-letak aksesoris, diameter dan panjang pipa, elevasi peta jaringan, pemakaian air tiap jam dan kebutuhan debit pada tiap node. 5. Menghitung kebocoran dilakukan berdasarkan analisis simulasi EPANET 2.0. TINJAUAN PUSTAKA PDAM Kabupaten Demak PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Kabupaten Demak terdiri dari 14 Kecamatan, 243 Desa dan 6 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.063.768 jiwa. Sampai saat ini, PDAM Kabupaten Demak baru bisa melayani sekitar Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 149

19,82% dari total jumlah penduduk Kabupaten Demak, atau sekitar 33.878 pelanggan. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, pada tahun 2009 dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Unit Wonosalam, kapasitas terpasang adalah 20 liter/detik dengan jam operasi 19 jam/hari, sampai bulan Agustus 2013 melayani 2907 pelanggan di Kecamatan Wonosalam. Sistem Distribusi Air Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem: a. Continuous system Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. b. Intermitten system Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Jaringan Distribusi Ada tiga metode dalam jaringan pipa yaitu (Al Layla,1980): a. Sistem cabang Sistem ini sama seperti cabang pada pohon dengan pipa utama, pipa sekunder yang dihubungkan dengan gedung. b. Sistem gridiron Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 150

Pada metode ini semua pipa tersambung dan tidak ada yang terputus pada ujungnya. Air dapat menjangkau lebih seluruh tempat. c. Sistem melingkar Loop dapat menambah tekanan pada daerah pelayanan. Pada daerah yang strategis seperti kota tekanan akan dapat bertambah. Keuntungan dan kerugian sama dengan sistem gridiron Gambar 1 Metode Sistem Distribusi (Al Layla, 1980) Fluktuasi Penggunaan Air Fluktuasi penggunaan air bersih adalah variasi penggunaan air yang dilakukan oleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu, bulan, dan tahun yang hampir secara terus-menerus. Penggunaan air bersih ada kalanya lebih kecil daripada kebutuhan rata-ratanya dan ada kalanya sama atau lebih besar daripada rata-ratanya. a. Kebutuhan Harian Rata-Rata merupakan rata-rata pemakaian air dalam satu hari baik untuk kebutuhan domestik maupun non domestik. b. Kebutuhan Hari Maksimum merupakan kebutuhan air dalam satu hari yang terbesar dalam waktu kurun waktu satu tahun. c. Kebutuhan Jam Puncak merupakan kebutuhan air dalam satu jam yang terbesar dalam kurun waktu satu hari. Kebocoran Air Kebocoran dan pembuangan air adalah dua jenis kehilangan air yang harus diperhitungkan dalam mengelola sistem penyediaan air bersih yang baik. a. Kehilangan Air Tercatat Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 151

Kehilangan air tercatat merupakan sebagian besar dari salah satu rangkaian operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum. b. Kehilangan Air Tak Tercatat Kehilangan air tak tercatat adalah kehilangan air yang dapat berupa kebocoran nyata dan kebocoran tidak nyata. SIG (Sistem Informasi Geografis) SIG adalah Sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk Input, menyimpan, analisis/manipulasi dan display data spasial, untuk pemecahan problema terkait kebumian (Wolfgang Kainz,1995). Kondisi yang ada sekarang ini bahwa PDAM melakukan pengelolaan jaringan secara manual, dimana jaringan perpipaan di wilayah pelayanan dituangkan dalam lembar-lembar gambar. Selain itu belum ada integrasi antara gambar dan data, sehingga informasi hanya sebatas pada data-data sekunder tanpa mampu menganalisa data-data tersebut menjadi informasi (misalnya informasi hidrolis, sistem tekanan, debit dll.). Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) dimungkinkan dimanfaatkan untuk menangani sistem distribusi air bersih di wilayah pelayanan PDAM. Adanya Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) untuk pengelolaan sistem distribusi air bersih ini diharapkan akan lebih meningkatkan kinerja PDAM yang lebih efisien, efektif dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan di wilayahnya. EPANET EPANET adalah salah satu software distribusi yang user friendly dan banyak digunakan untuk menganalisa jaringan sistem distribusi. EPANET 2.0 adalah program komputer yang berbasis windows yang merupakan program simulasi yang didalamnya terdiri dari titik/node/junction pipa, pompa, valve dan reservoir baik ground reservoir maupun reservoir menara. Output yang dihasilkan dari program EPANET 2.0 ini antara lain debit yang mengalir dalam pipa, tekanan air dari masing masing titik/node/junction Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 152

yang dapat dipakai sebagai analisa dalam menentukan operasi instalasi, pompa dan reservoir. Data Penelitian Data penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini antara lain : 1. Peta Jaringan Jalan Kecamatan Wonosalam 2010 2. Data diameter pipa 3. Data panjang pipa 4. Data koordinat Node 5. Data kebutuhan air tiap pelanggan pada bulan Agustus 2013 6. Data pemakaian air per jam selama satu minggu. 7. Data Produksi dan Distribusi Air 2012-2013 Peralatan Penelitian Perangkat Lunak (Software) yang digunakan terdiri dari : 1. software Autocad Land Dekstop 2004 2. software EPANET 2.0 3. software Microsoft Visio 2007 4. software Microsoft Office 2010 5. software ArcMap 9.3 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 153

Metodologi Penelitian Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 154

HASIL DAN PEMBAHASAN Survei GPS Navigasi Survei GPS navigasi dilakukan untuk pemetaan jaringan pipa distribusi dan melengkapi input data node pada sistem pengoperasian jaringan di EPANET 2.0. Informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi simulasi pemodelan jaringan pipa distribusi adalah informasi elevasi di setiap node. Fluktuasi Penggunaan Air Fluktuasi penggunaan air adalah variasi penggunaan air yang dilakukan oleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu, bulan, dan tahun yang hampir secara terus-menerus. Pada pengoperasian EPANET, pola pemakaian air tiap jam digunakan untuk membuat pattern. Analisa Pemodelan Jaringan Menggunakan EPANET 2.0 Total jumlah pelanggan di PDAM Unit Wonosalam pada bulan Agustus 2013 adalah 2.380 pelanggan dengan pemakaian air sebesar 65205 m 3 dalam waktu satu bulan. Simulasi pemodelan jaringan pipa distribusi diolah dengan software EPANET. Hasil dari simulasi dapat digunakan untuk analisis terhadap kondisi jaringan pipa distribusi di lapangan. 1.42 2.45 3.88 3.88 0.65 0.10 0.34 1.36 0.25 0.28 0.25 0.35 0.35 1.74 1.74-0.22 0.24 0.63 0.99 1.36 1.74 1.09 4.87 1.74 0.57-0.65 PDAM Unit Wonosalam 4.87 1.36 1.36 6.23 2.31 1.25 1.34 8.54 16.13 7.59 0.57 1.25 3.29 1.34 1.02 3.05 2.72 2.36 0.37 0.37 0.37 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 155

Gambar 3. Hasil Simulasi Jaringan Pipa Eksisting Dari hasil simulasi di atas analisa jaringan pipa eksisting (kondisi jam puncak) adalah sebagai berikut : 1. Terjadi kondisi pressure tertinggi sebesar 59,91 m 2. Terjadi kondisi head tertinggi sebesar 89,82 m pada node 2. 3. Terjadi kondisi flow (debit aliran) tertinggi sebesar 8,54 LPS 4. Terjadi kondisi velocity (kecepatan aliran) tertinggi sebesar 0,92 m/s 5. Terjadi kondisi Unit headloss (kehilangan tekanan) tertinggi sebesar 35,70 m/km Analisa jaringan distribusi PDAM di Unit Wonosalam adalah simulasi menunjukkan jaringan tidak mampu memberikan tekanan yang cukup, negative pressure terjadi pada jam ke-19 waktu operasi. Negative pressure menggambarkan bahwa pada jam puncak akan terjadi ketiadaan air pada pipa-pipa yang mengalami negative pressure tersebut (survai lapangan menunjukkan bahwa supply air tidak sampai di Wilayah IV) yang disebabkan diameter pipa yang terlalu kecil dan jarak yang terlalu jauh sehingga distribusi air pada wilayah tersebut tersendat. Presentase Kebocoran Di PDAM Unit Wonosalam Tabel I.1 Presentase Kehilangan Air Tahun 2012 Bulan Presentase Januari 19.48 Februari 12.84 Maret 19.29 April 15.35 Mei 14.47 Juni 14.38 Juli 18.24 Agustus 7.32 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 156

September 10.19 Oktober 9.14 November 17.49 Desember 24.50 Sumber : Laporan Produksi PDAM Unit Wonosalam, 2012 Gambar 4. Grafik Presentase Kehilangan Air Tahun 2012 Bulan Presentase Januari 16.00 Februari 5.84 Maret 12.72 April 7.75 Mei 10.07 Juni 9.32 Juli 12.94 Agustus 11.44 Tabel I.2 Presentase Kehilangan Air Tahun 2013 Sumber : Laporan Produksi PDAM Unit Wonosalam, 2013 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 157

Gambar 5. Grafik Presentase Kehilangan Air Tahun 2013 Analisis sistem distribusi pada wilayah Wonosalam menunjukkan adanya kebocoran di jalur ditribusi tertinggi sebesar 24,50 % (Data per Desember 2012). Hal ini dapat disebabkan oleh: 1. Illegal connection/sambungan liar dan pencurian air baik yang dilakukan melalui pipa primer/sekunder/tersier maupun penyadapan sebelum meter. 2. Pembacaan meter yang tidak akurat, tidak dibaca maupun kesalahan input data akibat meter rusak/ buram/ tertimbun/ rumah terkunci (kosong)/ pembacaan oleh pelanggan/stand meter mundur maupun human error operator. 3. Lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggan yang menunggak di atas 3 bulan. 4. Meter air dirusak sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 5. Kebocoran fisik pada pipa-pipa, titik tapping maupun peralatannya. 6. Belum dijalankannya program distrik metering Area (DMA). Pembuatan SIG Pemetaan jaringan pipa distribusi hasil survei GPS dilengkapi dengan informasi-informasi atribut pipa dan analisis EPANET menghasilkan peta seperti berikut : Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 158

Keterangan : Pipa Berdasarkan Diameter (milimeter) Gambar 6. Peta Jaringan Pipa Distribusi PDAM Unit Wonosalam KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemetaan jaringan pipa distribusi dilakukan dengan survei GPS navigasi yang diorentasikan dengan bantuan peta jaringan jalan dan skema pipa jaringan sebagai peta dasar. Informasi lain yang dibutuhkan untuk melengkapi peta jaringan pipa distribusi adalah informasi atribut pipa yang didapatkan dari PDAM. 2. Simulasi Pemodelan Jaringan Pipa Distribusi menggunakan hasil pemetaan pipa distribusi yang diolah dengan software Epanet. Hasil dari simulasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap kondisi jaringan pipa distribusi yang sebenarnya di lapangan. Hasil dari simulasi Epanet menunjukkan adanya negative pressure pada jam-jam tertentu, yang menunjukkan belum seimbangnya supply air di Wilayah IV kelurahan Sidomulyo yang mencakup RW I, II, dan IV. Hasil lain dari simulasi Epanet menunjukkan kondisi pressure tertinggi sebesar 59,91 m, kondisi head tertinggi sebesar 89,82 m pada node 2, kondisi flow (debit aliran) tertinggi sebesar 8,54 LPS, kondisi velocity (kecepatan aliran) tertinggi sebesar 0,92 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 159

m/s, dan kondisi Unit headloss (kehilangan tekanan) tertinggi sebesar 35,70 m/km. Dimana kondisi-kondisi tersebut dapat mengakibatkan permasalahan dari jaringan pipa distribusi seperti pecah pipa dan kebocoran pipa. 3. Tingkat kehilangan air/kebocoran tertinggi pada tahun 2012 terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 10785 m 3 dan pada tahun 2013 terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 6298 m 3. Dari hasil analisa EPANET, diperoleh daerah yang mengalami estimasi rawan kebocoran adalah wilayah VI. SARAN Dari kegiatan penelitian ini dapat ditulis saran sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan penelitian sebaiknnya, melakukan studi literatur lebih mendalam mengenai permasalahan yang terjadi. 2. Pelaksanaan survei lapangan seharusnya di lakukan bersama petugas lapangan supaya mengetahui letak pipa secara detail. 3. Pembacaan Watermeter dilakukan sendiri sehingga data yang didapat lebih valid. 4. Sebaiknya PDAM menerapkan DMA (District Metering Area), supaya mengetahui wilayah yang mengalami kebocoran. 5. Peneliti harus mengetahui kondisi lapangan lebih detail untuk mengetahui perbandingan hasil simulasi dengan kondisi sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA, 2013. Laporan Bagian Distribusi, PDAM Tirta Dharma Kabupaten Demak Darmawan, Novi. 2012. Pengenalan Dasar Program EPANET 2.0. Pontianak. Pelatihan Integrasi GPS dan EPANET TEC Perpamsi KALBAR. Fatmawati, Leily. 2008. ANALISIS JARINGAN PIPA PDAM KABUPATEN KUDUS DI KELURAHAN UNDAAN KIDUL DENGAN EPANET. Semarang : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 160

Kurniawan, Ikhwan. 2013. Penerapan GIS dalam Membantu Program Penurunan Kebocoran. Banten. Makalah GIS PDAM. Laila N, Arief, 2008. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Pelatihan GPS Untuk Pemetaan Jaringan Distribusi PDAM Kabupaten Demak. Semarang :Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. PDAM, 2011. Profil PDAM. Demak. Monitoring dan Evaluasi PDAM. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Pusdiklat, 2012. Integrasi GPS ke Program EPANET. Pontianak. Pelatihan Integrasi GPS dan EPANET TEC Perpamsi KALBAR. Rossman, Lewis, A. 2000. EPANET Users Manual. United States: Environmental Protection Agency. Standar Perencanaan Perkotaan, Dept, PU Suhardi. 2007. KAJIAN SPASIAL TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH DI PERUMAHAN LIMBANGAN BARU KABUPATEN BANJARNEGARA. Semarang : PROGRAM PASCA SARJANA Universitas Diponegoro Wicaksono, Budi, dkk. 2004. Perencanaan Jaringan Sarana Air Bersih Berbasis SIG Di IKK Brangsong Kabupaten Kendal. Semarang :Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Zaman, Badrus, dkk. 2008. Aplikasi EPANET. Semarang : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 161