baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

dokumen-dokumen yang mirip
No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

pendidikan yang dengan sadar memihak kepada kehidupan bangsa yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pencerdasan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya menjadi dan memiliki posisi sangat strategis dalam keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan terutama oleh kualitas sumber daua manusianya baik yang menjadi pengambil keputusan, penentu kebijaksanaan, pemikir dan perencana, maupun yang menjadi para pelaksana di sektor terdepan, dan para pelaku fimgsi kontrol atau pengawasan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur manusialah yang menggerakkan roda pembangunan tersebut. Mengingat sumber daya manusia merupakan asset nasional yang mendasar dan faktor penentu utama bagi kebeihasilan pembangunan, maka kualitasnya harus ditingkatkan terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta derap perkembangan pembangunan nasional. Sarana yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Akan tetapi posisi pendidikan yang strategis ini hanya mengandung arti dan dapat mencapai tujuannya dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, apabila peningkatan tersebut memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan dan kualitas yang tinggi baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada 1

dalam era globalisasi, suatu kondisi yang serba kompetitif yang perlu suatu tatanan profesional, karena itu setiap negara dan warga perlu meningkatkan kualitasnya agar tetap bertahan, mampu meningkatkan mutu kehidupan, dan mampu terus mengembangkan dirinya. Untuk mewujudkan masyarakat maju yang menuntut adanya manusia yang berkualitas, yang diarahkan kepada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sehubungan hal tersebut, tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut; Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan. (UUSPN No. 2/1989) Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan, peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dasar dan peningkatan relevansi pendidikan serta kebersamaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan, Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik, sesuai dengan Peraturan Pemerirrtah Republik Indonesia tentang pendidikan dasar mengenai tujuan pendidikan dasar tahun 1994 pasal 3 bahwa Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi anggota masyarakat, warga

negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan demikian keberhasilan pendidikan dasar akan sangat menentukan keberhasilan pendidikan di tingkat lanjutan. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka Sekolah Dasar dijadikan fokus perhatian utama. Dengan demikian diharapkan program Sekolah Dasar ini menjembatani tercapainya tujuan program sekolah lanjutan, yang seterusnya menjembatani tercapainya tujuan jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Secara administratif Sekolah Dasar menjadi syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar terdapat banyak faktor penentu keberhasilannya. Akan tetapi yang dipandang sebagai kunci utama keberhasilannya adalah peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya untuk mendorong mengembangkan minat semangat kerja terhadap perkembangan pendidikan serta perkembangan kualitas profesional guru banyak ditentukan oleh efektivitas pembaharuan yang dilakukan Kepala Sekolah, sehingga dapat mengalami perubahan yang kualitatif, yang mengarah padatujuan yang hendak dicapai. Untuk mengacu pada tujuan, tentunya Kepala Sekolah dituntut untuk melakukan pembinaan agar guru-guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan tugasnya mengelola kegiatan belajar-mengajar. Program peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai bila kegiatan proses belajar-mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik, berdaya guna

dan berhasil guna. Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan maka selayaknyalah kemampuanmnya ditingkatkan, dibina dengan baik, dan terus menerus sehingga benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan profesinya. Oleh karena itu, pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru-guru, harus dapat meningkatkan kemampuan yang meliputi pengetahuan, wawasan, kreativitas, komitmen, pengabdian serta disiplin. Sesuai dengan pasa 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990 bahwa; "Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana.^ Pembinaan pada dasarnya bertanggung jawab pada usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna manusia-manusia dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, hal tersebut terutama dilakukan melalui usaha menciptakan suasana atau iklim kerja yang menyenangkan agar dapat mendorong untuk mengembangkan secaia optimal. Kepala Sekolah sebagai pembina dalam pendidikan merupakan orang terdekat dengan guru, tentunya lebih mengetahui keberadaan guru tersebut yang dilakukan melalui berbagai sistem. Sistem, pembinaan yang ditempuh pemerintah, terutama sekali sejak ditetapkannya pelaksanaan Kurikulum Sekolah Dasar yang disempurnakan, antara lain adalah; Pendidikan dan pelatihan, penataran, seminar dan lokakarya, studi komparatif, pertemuan pribadi, lomba profesional guru, pembinaan melalui wadah KKG, PKG, KKKS, serta pembinaan melalui media

cetak dan kegiatan karya wisata dan pembinaan lainnya (Depdikbud, 1990: 26-28). Sasaran pembinaan Kepala Sekolah bukan saja ditujukan kepada aspek peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru, melainkan harus senantiasa mengarahkan dan melatih guru untuk menjadi lebih profesional yaitu lebih mengetahui keahliannya. Untuk melatih dan mengembangkan keprofesionalannya maka mengadakan rintisan Sistem Pembinaan Profesionaol Guru, meningkatkan mutu personil tenaga kependidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu proses belajar-mengajar. Strategis sistem pembinaan profesional dijabarkan dalam pelaksanaannya di lapangan dengan membentuk gugus sekolah yang terdiri dari satu sekolah sebagai SD Inti dan SD lainnya sebagai SD Imbas. Melalui gugus sekolah, pembinaan kemampuan profesional guru dapat diatasi. Pada gugus sekolah terdapat Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang merupakan wadah penyemaian jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas sebagai guru dan Kepala Sekolah. Pilihan terhadap pengembangan sistem pembinaan profesional berlandaskan kepada pemikiran bahwa mutu pendidikan yang berkualitas harus ditangani oleh para pengelola pendidikan yang berkualitas. Siswa yang berkualitas sebagai out put atau keluaran jugamerupakan hasil dari guru-guru yang berkualitas pula. Dsalam hal ini Sistem Pembinaan Profesional sebagai suatu sistem untuk melakukan pengembangan staf serta meningkatkan mutu profesional guru.

Sesuai dengan keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/Kep/I/1993 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui pembentukan gugus sekolah di Sekolah Dasar. Tujuan pembentukan gugus sekolah adalah; Pembentukan gugus sekolah diharapkan dapat memperlancar upaya peningkatan kemampuan profesional para guru SD dalam usahanya meningkatkan mutu proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh sekolah, tenaga kependidikan dan masyarakat sekitarnya. Selanjutnya gugus diharapkan sebagai prasarana pembinaan profesional tenaga kependidikan melalui wadah-wadah kegiatan profesional yakni KKG, KKKS dan KKPS. Pembinaan akan berhasil dengan baik, apabila Kepala Sekolah mempunyai keterampilan untuk melaksanakan pembinaan tersebut. Berangkat dari konsep Robert L. Katz dalam "Skill of an Effective Administrator" bahwa posisi manajerial memerlukan tiga macam tipe keterampilan dasar yakni; keterampilan teknikal, keterampilan hubungan dengan manusia dan keterampilan konsep. Program pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah harus berencana, teratur, kontinu dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan yang mengarah pada pengembangan profesional dimana Kepala Sekolah membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengajaran, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu dimana teknik tersebut bukan saja bersifat individual, akan tetapi dapat bersifat kelompok. Kemampuan yang dijelaskan oleh Charles E. Jhonson, kemampuan merupakan perlakuan yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, yang ditunjukkan melalui performance atau perbuatan-perbuatan yang rasional untuk memenuhi verifikasi tertentu di dalam melaksanakan tugas pendidikan. Dalam hal ini Cooper mengemukakan empat kompetisi guru yakni; (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (b) mengetahui pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, (d) mempunyai keterampilan teknik mengajar. Sedaiigkan menurut Fakry Gaffar (1987: 17) dalam pembahasan tentang performance based teacher education, menyatakan bahwa guru perlu memiliki kompetensi-kompetensi content knowledge, behavior skills dan human relations skills. Content knowledge adalah materi pengetahuan dibidangnya masing-masing, behavior skills berkenaan dengan integritas pribadi, sedangkan human relations skills adalah keterampilan dalam membina hubungan insani antara guru dengan guru, guru dengan murid, guru dengan Kepala Sekolah dan guru dengan anggota masyarakat, orang tua murid, BP3, dan instansi-instansi yang terkait. Dengan demikian jelaslah, bahwa tiga kemampuan dasar tersebut harus dimiliki guru Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Pengajar dan pelatih tersebut tidak akan berkembang pesat bila hanya mengandalkan pengalaman. Hal tersebut dapat diupayakan melalui berbagai pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam mengembangkan kompetensinya,

sehingga guru tersebut memiliki kemampuan dan kemauan yang tercermin dari kinerja guru-guru yang bersangkutan. Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dapat dikatakan efektif jika Kepala Sekolah dalam peranannya sebagai pembina, mampu meningkatkan tugasnya, sehingga pembinaan tersebut mampu mengubah perilaku kerja guru, tentunya melalui pembinaan secara terprogram dan strategi yang terpilih. Kaitannya dengan pelaksanaan pembinaan tersebut, di Kecamatan Andir memiliki 30 Kepala Sekolah dan 180 guru Sekolah Dasar Negeri. Penelitian tentang pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar di wilayah tersebut. Salah satu kriteria indikator pembinaan yang efektif ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik (Djam'an Satori, 1997: 3). Hasil belajar di Sekolah Dasar Negeri saat ini bila dibandingkan dengan hasil belajar Sekolah Dasar Swasta, masih jauh ketinggalan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang masih rendah. Suatu pukulan bagi penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri, bagaimana upaya-upaya dilakukan untuk menciptakan perubahan kualitatif.

B. Rumusan Masalah Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan, peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dasar, dan peningkatan relevansi pendidikan serta kebersamaan dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan kebijaksanaan dan program yang harus dilaksanakan di Sekolah Dasar. Hal ini karena SD merupakan fondasi yang amat menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang selanjutnya, karena Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat menjadi bekal melanjutkan pendidikan serta untuk hidup dalam masyarakat. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, mempunyai peran yang sangat besar yang dipandang sebagai kunci utama dalam keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Sedangkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan SD tersebut ditentukan oieh kepemimpinan Kepala Sekolah yang berupaya untuk mengembangkan semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap nerkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional guru banyak ditentukan oleh kualitas pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Pembinaan Kepala Sekolah yang dimaksud adalah pembinaan profesional untuk mengembangkan suatu jaringan dan sistem pembinaan

10 kreatif yang berpusat pada guru dalam suatu kegiatan pembinaan profesional terpadu dalam upaya meningkatkan secara optimal kemampuan guru mengelola Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga mampu meningkatkan kompetisi guru yang dimilikinya, dimana kemampuan tersebut tercermin dari kualitas kinerja guru. Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila Kepala Sekolah memiliki pengetahuan yang cukup, terutama memiliki keterampilan dalam melaksanakan pembinaan yang meliputi keterampilan manajerial, keterampilan teknis dan keterampilan hubungan kemanusiaan. Dimana dalam pelaksanaan pembinaannya selalu ditujukan kepada peningkatan keterampilan mengajar dan menumbuhkan sikap profesional sehingga guru menjadi lebih ahli mengelola dalam pembelajaran anak didik, dengan menggunakan program yang terencana, teratur dan kontinu, serta memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan, serta melalui teknik pembinaan yang strategis. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut. Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa pada Sekolah DasarNegeri di Kecamatan Andir. Guna menjawab permasalahan tersebut, maka penulis akan meneliti masalah-masalah sebagai berikut.

11 1. Sejauhmana keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah sehubungan dengan pembinaan peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa? 2. Bagaimana proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan efektivitas pembinaan kompetensi guru-guru yang dipimpinnya? 3. Apa yang menjadi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi guru? 4. Bagaimana pemahaman guru-guru setelah memperoleh pembinaan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian /. Tujuan Penelitian Maksud yang terkandung dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran deskriptif sekaligus menganalisa, bagaimana yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam membina guru-guru dengan harapan untuk meningkatkan kualitas kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan. 1. Keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan sehubungan dengan pemahaman tugas kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa. 2. Proses pelaksanaan yang dilakukan olehkepala Sekolah kaitannya dengan efektivitas pembinaan kompetensi guru-guru yang dipimpinnya.

12 3. Kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi dalam melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi guru. 4. Pemahaman guru-guru setelah memperoleh pembinaan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini mencoba mengkaji tentang efektivitas pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru-guru, diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan kompetensi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya, dan bagi Kepala Sekolah sebagai masukan sumbangan pikiran bagi terciptanya efektivitas pembinaan terhadap guru-guru dan dikembangkan guna menunjang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sehingga mampu lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja secara efektifdan efisien. Selain itu manfaat dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pendidikan, khususnya Departemen Pendidikan Nasional sekaligus memberi peluang kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian replikatif (pengulangan) maupun penelitian eksplikatif(perluasan). Secara teoritis penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang efektivitas dan keterampilan Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap guru-guru yang dipimpinnya menjadi guru yang berkualitas, pada gilirannya menjadi guru yang profesional.

13 D. Kerangka Berpikir Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk menghasilkan guru-guru yang profesional dengan memiliki kompetensi tugas serta kualitas kerja yang tinggi, memerlukan penyelenggaraan program pendidikan yang efektif dalam pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas tanggung jawab tersebut tenaga kependidikan Kepala Sekolah dan guru-guru mempunyai peranan "menentukan" dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk itu kualitas profesi tenaga kependidikan dasar perlu terus ditingkatkan. Bahwa tenaga kependidikan khususnya Kepala Sekolah dan guru-guru harus menunjukkan kompetisi yang meyakinkan dalam segi pengetahuan keterampilan serta penguasaan tentang pengajaran dan memiliki komitmen terhadap tugas serta disiplin yang tinggi. Kompetisi guru perlu terus dikembangkan secara terprogram, berkelanjutan melalui suatu sistem pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas profesional guru. Sistem pembinaan profesional yang diharapkan adalah suatu pola pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik sikap, kemampuan, pengetahuan maupun keterampilan sehingga memberi dampak positif dalam melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

14 Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan di Sekolah Dasar. Secara konseptual Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan dalam mengembangkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Dengan demikian pembinaan yang dilaksanakan Kepala Sekolah dapat dikatakan efektif, apabila mampu meningkatkan kualitas kompetensi guru-guru yang dipimpinnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengemukakan kerangka berpikir dengan mengacu pada prinsip bahwa manajemen itu dilakukan untuk mengejar proses dan output yang berkualitas, artinya kualitas proses dan output diciptakan apabila Kepala Sekolah melaksanakan tugas sertafungsinya sesuai aturan yang berlaku dan melakukan perbaikan sekaligus perubahan yang positifuntuk menciptakan peningkatan total quality. Maka dalam penelitian ini dikemukakan dua variabel penelitian, yakni variabel pembinaan Kepala Sekolah sebagai variabel bebas dan variabel kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai variabel terikat. Indikator variabel bebas atau pembinaan Kepala Sekolahterdiri dari: a. Keterampilan manajerial, mengamati aspek-aspek manajerial yang dimiliki oleh setiap Kepala Sekolah yakni; memiliki pengetahuan manajemen (administrasi pendidikan, supervisi pendidikan, manajemen strategik, manajemen sumber daya manusia), kepemilikan visi, misi, tujuan; memiliki strategi pengembangan dalam pembinaan, kemampuan yang mengarah pada pengembangan sekolah{school improvement).

15 b. Keterampilan teknis; mengamati aspek-aspek teknis pendidikan dan pengajaran yang dimiliki oleh Kepala Sekolah, yakni; menentukan visi, misi dan tujuan, merencanakan program, melaksanakan pembinaan terhadap tugas pokok guru dengan menggunakan berbagai pendekatan sistem analisa SWOT, Brain Storming, dan sebagainya. c. Keterampilan hubungan kemanusiaan, mengamati aspek-aspek sosial; keterampilan Kepala Sekolah dalam berkomunikasi/menjelaskan, merespon perbedaan individual, memberikan motivasi, kerjasama, dan sebagainya. d. Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan efektivitas pembinaan-pembinbaan kompetensi guru-guru yang dipimpinnya. e." Kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Adapun indikator variabel terikat, atau pemahaman kompetensi pelaksanaan pembelajaran siswa yang menyangkut 5 (lima) kemampuan dasar yang paling pokok harus dimiliki oleh setiap guru SD berdasarkan Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar (1996: 45), yakni; a. Penguasaan Kurikulum, guru harus mampu menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih operasional dalam bentuk program cawu yang dituangkan dalam persiapan mengajar sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah

16 dirumuskan dalam kurikulum. Guru yang profesional mampu melakukan tugas-tugas mendidik (mengembangkan kepribadian siswa), mengajar (untuk mengembangkan kemampuan berpikir, dan melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa;, karena itu penguasaan kurikulum oleh para guru harus terus menerus untuk ditingkatkan. b. Penguasaan materi setiap mata pelajaran, guru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pelajaran, bahkan dia harus merasa yakin bahwa apa yang diusahakannya untuk disampaikan kepada siswa telah dikuasai dan dihayati secara mendalam. c. Penguasaan metode dan teknik evaluasi. Guru menciptakan situasi yang dapat mendorong murid untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Oleh karena itu guru mengajar menggunakan multi metode dan anak belajar menggunakan multi media sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks materinya. d. Komitmen guru terhadap tugas, bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya. betatapun jenis ragam tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, harus tetap tegar dan penuh kesadaran bahwa tugasnya harus dilaksanakan dengan penuh pengabdian. Di samping itu guru mencintai tugasnya harus selaiu bersikap ingin terus belajar untuk meningkatkan diri baik pengetahuan maupun keterampilan mengajar.

17 e. Disiplin dalam arti luas, guru sebagai pendidik sengaja mempengaruhi anak ke anak, sesuai proses dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat. Tata nilai, termasuk norma, moral, estetika dan ilmu pengetahuan mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribad: dan anggota masyarakat. Hal ini sangat tergantung pada usaha disiplin yang baik dan kuat dalam proses mental, watak dan kepribadian yang kuat. Siswa harus belajar disiplin diri, semua ini akan berhasil apabila guru juga berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Untuk memberikan gambaran tentang pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, diperlukan acuan penelitian yang akan diberikan secara rinci, dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut.

Peningkatan Mutu Pendidikan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa 00 Faktor Eksternal Peranan Kepala Sekolah dalam Pendidikan Faktor Internal t Kondisi pendidikan dan lingkungan pekerjaan Strategi pengembangan dalam pembinaan Sebagai supervisor Keterampilan yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah Proses pelaksanaan pembinaan Analisa SWOT Gambar 1 Kerangka Berpikir Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa I Pemahaman kompetensi guru SDN Negeri dalam pembelajaran siswa Komitmen dalam melaksanakan tugas PP 38 tahun 1992 Pengembangan kemampuan dasar guru Senantiasa guru mengembangkan dirinya seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan (pengembangan IPTEK) Pengoptimalisasian kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru)

19 E. Sistematika Penulisan Tesis Secara garis besar sistematik penulisan tesis ini dikelompokkan ke dalam enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Di dalam bab ini membahas pertama, mengenai latar belakang masalah yaitu memaparkan tentang mengapa penelitian itu dilakukan. Kedua, permasalahan yaitu yang diajukan berdasarkan latar belakang masalah. Ketiga, tujuan dan manfaat penelitian, berisi tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini. Keempat, kerangka berpikir merupakan alur berpikir yang digunakan dalam penelitian ini. Kelima sistematika penulisan tesis yang menguraikan tentang urutan penulisan tesis ini. Bab kedua menampilkan tentang landasan teoritis maupun empiris yang dijadikan acuan dalam memecahkan masalah penelitian. Diantaranya mengenai keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah serta teknik strategi pengembangan pembinaan dalam proses pelaksanaan pembinaan terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa, serta hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan. Bab ketiga membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Mulai dari penentuan data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, metode yang digunakan, teknik analisis yang dilaksanakan serta pengujiantingkat validitasdata. Bab keempat adalah hasil penelitian. Di dalam bab ini dibahas mengenai kemampuan keterampilan Kepala Sekolah dalam pembinaan terhadap pemahaman tugas kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

20 siswa untuk meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang pada akhirnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Termasuk di dalamnya teknik pengembangan strategi yang digunakan dalam pembinaan serta strategi yang digunakan dalam menghadapi kendala serta peluang yang dihadapi dalam melakukan pembinaan. Bab kelima berisi tentang pembahasan hasil penelitian. Di dalamnya dibahas mengenai tafsiran dan analisis terhadap hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan mengacu kepada landasan teoritis dan empiris yang dibahas pada bab kedua. Bab keenam membahas tentang kesimpulan dan saran yaitu berisikan tentang kesimpulan dan hasil penelitian serta rekomendasi yang diusulkan berkaitan dengan pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru. Demikian secara garis besar isi dari tesis ini, uraian selengkapnya bisa disimak pada uraian berikutnya.