GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Biasanya Kejang Demam terjadi akibat adanya Infeksi ekstrakranial, misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB III METODE PENELITIAN

EEG NORMAL PADA ANAK DAN DEWASA

ANATOMI GANGLIA BASALIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT EPILEPSI MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GANGGUAN FUNGSI LUHUR. Dr. ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN DIAGNOSTIK & PENGOBATAN EPILEPSI PADA ANAK. Dr Erny SpA(K) FK UWKS

Kejang Pada Neonatus

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial (Lumbantobing, 1995). Dari. tubuh yang disebabkan oleh karena proses ekstrakranial.

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo

BAB I PENDAHULUAN. Kejang merupakan masalah neurologi yang paling sering kita jumpai pada

Mampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan mental organik

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak), terdiri atas semua bagian

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Pendahuluan Epilepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

ANALISIS SPEKTRUM GELOMBANG OTAK BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM (FFT) PADA STUDI KASUS KEADAAN NORMAL DAN EPILEPSI TUGAS AKHIR.

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

DRUGS USED IN EPILEPSI

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

Yayan Akhyar Israr, S.Ked

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER

GAMBARAN NYERI KEPALA PERI IKTAL PADA PENDERITA EPILEPSI YANG. BEROBAT DI POLIKLINIK SARAF RS. DR. M. DJAMIL PADANG Meiti Frida

Anesty Claresta

Tumor Otak Aspek Klinis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular

Darulkutni Nasution Department of Neurology

Sistem motorik mengurus pergerakan Rangkaian neuron-neuron dan otot : - Upper motor neuron (UMN) - Lower motor neuron (LMN) - Sambungan saraf otot

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4

BAB I PENDAHULUAN. setelah penyakit jantung dan kanker (World Health Organization (WHO

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

Diagnosa Banding Kejang Pdf Download ->>->>->> DOWNLOAD

DIAGNOSIS EPILEPSI. Oleh : Utoyo Sunaryo Bagian Neurologi FK UWKS RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anestesi yang dilakukan terhadap pasien bertujuan untuk mengetahui status

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

Di Indonesia penelitian epidemiologik tentang epilepsi belum pernah dilakukan, namun epilepsi tidak jarang dijumpai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Kegawatan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berada dalam keadaan kritis dan apabila tidak dilakukan suatu usaha atau

EEG AWAL TERAPI SEBAGAI PREDIKTOR KEKAMBUHAN PADA PENDERITA EPILEPSI YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTIEPILEPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREDIKTOR KEJADIAN KEJANG PASCAOPERASI BEDAH EPILEPSI LOBUS TEMPORAL PADA PENDERITA EPILEPSI LOBUS TEMPORAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Takrif/pengertian. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode remaja merupakan suatu periode terjadinya perubahan fisik,

BAB 11 KELUMPUHAN OTOT WAJAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok neuron kortek/subkortek, bisa sebagai serangan epilepsi maupun bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan

GANGGUAN KESADARAN. Oleh : Dr. Darwin Amir. Sp.S. Bagian Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran Unand / Rumah Sakit Dr. M.

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

Transkripsi:

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI Pendahuluan Epilepsy dapat menyebabkan gangguan kesadaran yang transient mulai dari gannguan kesiagaan ringan sampai hilangnya kesadaran. hal ini disebabkan terdapatnya ganguan fungsional pada daerah-daerah yang spesifik di otak. dampak negatif dari penurunan kesadaran pada epilepsy dapat berakibat kecelakaan saat mengemudi, cedera,luka bakar, stigma social dan ganguan pekerjaan. Pengtahuan tentang terjadinya gangguan kesadaran pada epilepsi dapat memberikan wacana baru dalam pengobatan epilepsy, seperti deep brain stimulation dan temuan obat anti epilepsy baru dengab target untuk mencegah pasien dari kecelakaan pada stigma sosial. Sampai saat ini, mekanisme terjadinya ganguuan kesadaran pada epilelpsi belum diketahui dengan jelas dapat memberikan. seperti pada penuruna n kesadaran pada penyakit lain, ganguan kesadaran pada epilepsy dapat disebabkan oleh terdapatnya ganguan jaras anatomi yang berperan dalam mempertahankan kesadaran normal. Pada makalah ini akan dibahas mengenai bentuk-bentuk bangkitan yang dapat menimbulkan gangguan kesadaran dan jaras kortikal dan subkortikal yang terlibat pada bangkitan epilepsy dengan ganguan kesadaran. EPILEPSI Epilepsi adalah penyakit yang ditandai oleh bangkitan epilepsy berulang tanpa profokasi. Bangkitan epilepsy diklasifikasikan menjadi bangkitan parsial dan bangkitan umum, bangkitan tersebut, seperti pada bangkitan lena, bangkitan umum tonik klonik dan bangkitan parsial komplek. Epilepsy dapat menimbulkan gangguan fungsi disebabkan peningkatan peningkatan maupun penurunan aktifitas neuron yang abnormal. Bangkitan umum terdiri dari 6 bentuk bangkitan : bangkitan lena, mioklonik, klonik, tonik, tonik-klonik, dan atonik. Ganguan kesadaran dapat terjadi pada bangkitan lena, umum tonik atau klonik dan atonik. Bangkitan lena ditandai dengan hilangnya kesadaran sejenak. Pasien tidak responsive, tampak terhentinya gerakan yang sedang dilakukan seolah-olah seorang menekan tombol

pause pada sistim kesadaran nya. sering disertai gerakan motorik ringan seperti automatisasi, mata berkedip-kedip atau tubuh menyentak, kedutan, dan perubahan tonus otot. Pada kejang tipe ini tidak terjadi defisit paska iktal. Lama bangkitan umumnya berlangsung kurang dari 10 detik, dan lebih sering terjadi pada anak-anak. bangkitan ini dapat terjadi beberapa ratus kali perhari. Pada EEG ditemukan gelombang 3-4Hz spike wave complek bilateral pada saat terjadi gangguan kesadaran. Bangkitan umum tonik klonik dapat berasal dari bangkitan umum primer atau bangkitan umum sekunder yang berasal dari bangkitan fokal. Ditandai dengan hilangnya kesadaran sejak awitan seriing disertai lidah tergigit dan inkontinesia urin.. pada fase tonik terdapat kontraksi seluruh otot dimana lengan dan tungkai ekstensi selama beberapa detik. fase tonik diikuti fase klonik, diamana terjadi kontraksi yang ritmis dari anggota tubuh, mula-mula dengan frekuensi cepat, berangsur melambat, selama ini pasien tidak sadar. setelah 1-2 menit bangkitan berhenti tiba-tiba. pasien masuk dalam keadaan paska iktal dalam keadaan tidak sadar, kemudian secara perlahan lahan kesadaran membaik. paska iktal dapat terjadi nyeri kepala, disorientasi, bingung mengantuk, dan nyeri otot. Bangkitan parsial terdiri dari 3 bentuk bangkitan ; bangkitan parsial sederhana, bangkitan parsial kompleks dan bangkitan parsial yang berkembang menjadi umum sekunder. Bangkitan parsial komplek umumnya berasal dari lobus temporal dan umumnya disertai dengan perubahan pathologi seperti sklerosis daerah mesial temporal. pada bangkitan parsial komplek umumnya didahului oleh terhentinya gerakan, pasien tampak bengong. automatisasi dan vokalisasi involunter dapat terjadi pada saat awal atau sepanjang bangkitan. dapat pula terdapat kesadaran berkabut sejak awal bangkitan, atau dapat pula didahului dengan perasaan subjektik seperti mengenal sesuatu (déjà vu), mencium suatu bau bauan yang disekitar kita sebut sebagai aura. bangkitan dapat menyebar ke dua belah hemisfer, dan bermanifestasi sebagai kesadaran berkabut disertai automamatisasi atau menyebar ke korteks motorik sehingga tampak gerak tonik-kloni. ganguan kesadaran pada bangkitan parsial komplek umumnya ditemukan pada akhir dari bangkitan dan dapat menetap sampai beberapa menit setelah bangkitan berakhir (periode paska iktal). keadaan paska iktal umumnya diikuti pasien menjadi lethargic dan bingung.

Gangguan Kesadaran pada Epilepsi Walaupun ketiga bangkitan dengan gangguan kesadaran berbeda dalam etiologi, bentuk bangkitan klinis dan gambaran EEG nya, namun terdapat satu kesaaan, yaitu terdapat gangguan pada bagian otak yang sama yaitu pada : Batang otak bagian atas dan thalamus bagian medial Daerah interhemisfer bagian anterior dan posterior (cingulate, korteks frontalis bagian medial, precuneus) Kortek frontal bagian lateral dan orbital, dan korteks pariental bagian lateral. Pada bangkitan lena/ absence, terjadi gangguan jaras kortikothalamik, sedang daerah lain tidak terganggu. Hal ini dapat menerangkan ganguan kesadaran yang selektif. Pemriksaan functiolnal MRi (fmri) menunjukkan peningkatan aliran pada daerah thalamus dan penurunan pada daerah interhemisfer anterior dan posterior, dan juga penurunan pada korteks asosiasi bilateral dan daerah subkortikal yang berhubungan. ganguan memproses informasi normal pada daerah otak yang spesifik menimbulkan ganguan kesadaran. Gangguan kesadaran pada bangkitan umum tonik klonik disebabkan terserangnya daerah otak yang luas, ternyata dengan pemeriksaaan SPECT iktal tampak peningkatan aliran darah terjadi fokal pada daerah thalamus dan batang otak dan korteks frontalis bagian lateral dan korteks asosiasi pariental, disertai penurunan aliran darah yang hebat pada kortek frontalis bagian lateral dan krtek pariental disertai penurunan pada singulate bagian anterior dan posterior. Pada bangkitan umum sekunder terdapat peningkatan aliran darahke serebelum dan thalamuspaska iktal, disertai penurunan aliran darah ke korteks frontalis dan paerientalis. Penjalaran bangkitan dari frontalis ke pariental dapat memlalui fasikulus longitudinalis superior, atau melalui interaksi kortikal thalamus-kortikal. manifestasi motorik dimulai dari sirkuit batang ota, dan utuhnya korteks motorik. pada keadaan yang jarang sekali, keadaan sebaliknya dapat juga terjadi, bila bangkitan jarang sekali, keadaan sebaliknya dapat juga terjadi, bila bangkitan terdapat pada bagian daerah sensorimotor bilateral, maka bangkitan tonik klonik umum yang terjadi tidak disertai gangguan kesadaran.

a. Pada bangkitan lena, umumnya tonik klonik dan bangkitan parsial komplek pada epilepsy lobus temporal ; terjadi peningkatan aktifitas (warna merah ) yang abnormal, bilateral pada bagian atas dan thalamus (bagian tengah, mediodorsal dan nucleus intralaminer) penurunan aktifitas bilateral pada garis tengah interhemisfer (singulate bagian anterior dan posterior, kortek frontal bagian medial dan prekuneus). Penurunan aktifitas pada daerah interhemisfer menetap pada periode paskal iktal pada saat kesadaran masih terganggu. b. Pada bangkitan lena dan parsial komplek ; terjadi penurunan aktifitas bilateral forntalis lateralis dan korteks pariental. gambaran ini menetap pada keadaan paskal iktal bangkitan parsial komplek lobus, temporal dan bangkitan umum tonik klonik. Pada bangiktan lena terjadi juga prningkatan aktifitas forntalis lateralis dan korteks pariental. c. Pada bangkitan umum tonik-klonik; terjadi peningkatan aktifitas pada daerah forntalis lateralis dan korteks pariental, pada keadaan paska iktal terjadi penurunan aktifitas pada daerah ini. Lebih sulit untuk menerangkan bagaimana bangkitan pasial komplek yang hanya menyerang dapat suatu daerah fokal seperti pada lobus temporal dapat menimbulkan gangguan kesadaran. terserangnya kedua belahan lbus temporal diduga menjadi dasar terjadinya amnesia pada bangkitan parsial kompleks. Sehingga ganguan kesadaran, disebabkan karena bangkitan menyebar ke struktur subkortikal pada garis tengah, yang akan memblokade fungsi asosiasi fronto-pareintal bagian lateral yang merupakan bagian system kesadaran, sehingga menimbulkan supresi kortikal bilateral. Hipotesi inhibisi jaras jaras pada bangkitan parsial komplek. a. Dalam keadaan normal jaras aktifasi batang otak bagian atas dan diencepalon berinteraksi dengan korteks serebri untuk mempertahankan kesadaran b. Pada bngkitan fokal dari daerah mesial temporal unilateral c. Penyebaran aktifitas dari mesial temporal ke stuktur subkotikal pada garis tengah d. Ganguan pada fungsi aktfitas pada struktur subkortikal garis tengah menimbulkan depresi aktifitas bilateral pada kortek asosiasi fronto-pariental, sehingga timbul penuruna kesadaran. KESIMPULAN

Please download full document at www.docfoc.com Thanks