HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

dokumen-dokumen yang mirip
Konvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:

2 melalui pemberian kuasa kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Energi Dan Su

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG

Heri Hartanto - FH UNS

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut:

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat disusun kesimpulan sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh: M. Husseyn Umar *)

PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING BERKAITAN DENGAN ASAS KETERTIBAN UMUM DI INDONESIA MENURUT KONVENSI NEW YORK 1958

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai perjanjian penanaman modal asing, investor asing cenderung memilih

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat pengajuan gugatan arbitrase Pemerintah Republik Indonesia kepada PT Newmont Nusa Tenggara berdasarkan Arbitration Rules of the United Nati

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

BAB IV PENUTUP. yang dikemukakakan sebelumnya maka Penulis memberikan kesimpulan sebagai

HUKUM PERDAGANGAN BEBAS MULTILATERAL Penyelesaian Sengketa Dagang Melalui Arbitrase

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendapat Awam Mengenai Proses Litigasi vs Arbitrase

BAB I PENDAHULUAN. melalui negosiasi, mediasi, dan arbitrase. Pengertian arbitrase termuat dalam

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

Arbitrase. Pengertian arbitrase

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN ARBITRASE DI INDONESA Oleh: Suwardjo Dosen Kopertis VI Jateng Dpk. Pada Fakultas Hukum Universitas Surakarta.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Istilah Kepailitan 9/4/2014

BAB I PENDAHULUAN. penundaan kewajiban pembayaran utang yang semula diatur dalam Undang-

Arbitrase a. Pengantar Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga yang netral serta putusan yang dikeluarkan sifatnya

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2)

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN PENGADILAN DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU. Perhatikan desain-desain handphone berikut:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arbitrase. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates 28/06/12 1

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arbiter Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

ARBITRASE. Diunduh dari :

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

2011, No Presiden Nomor 60 Tahun 2011 tanggal 20 September 2011, Menteri Keuangan telah diberikan tugas oleh Presiden Republik Indonesia untuk m

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1968 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DAN WARGA NEGARA ASING MENGENAI PENANAMAN MODAL

PROSEDUR KONVENSI ARBITRASE INTERNASIONAL MENGENAI PERSELISIHAN PENANAMAN MODAL ASING

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

IDENTITAS MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda dunia usaha dewasa ini, dan mengingat modal yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia mau tidak mau akan menghadapi situasi baru dalam dunia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

R I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL JOINT VENTURE AGREEMENT

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

2 tersebut dilihat dengan adanya Peraturan Mahkamah agung terkait penentuan pidana penjara sebagai pengganti uang pengganti yang tidak dibayarkan terp

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA INSTRUKSI JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : INS-001/G/9/1994 TENTANG TATA LAKSANA PENEGAKAN HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penundaan eksekusi..., Edward Kennetze, FHUI, 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

06 ICC Publication ENG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan bisnisnya, suatu perusahaan pasti ingin mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan melakukan barter, yaitu menukarkan barang yang. usaha dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu : Perusahaan Perorangan (sole

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia usaha dewasa ini telah menimbulkan banyak

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI ASING DALAM BIDANG PERTAMBANGAN MELALUI ARBITRASE INTERNASIONAL 1 Oleh : Dadang A. Van Gobel 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

HPI 1 PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV By Malahayati, SH, LLM

TOPIK 2 PEMAKAIAN HUKUM ASING PELAKSANAAN PUTUSAN PUTUSAN PAILIT PUTUSAN ARBITRASE

ICC 3 International Chamber of Commerce, Paris; Hukum yang dipakai didasarkan pada hukum yang dikehendaki oleh para pihak sendiri (pilihan hukum); Bila tidak ada pilihan hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dimana arbitrase tersebut dilakukan. Tempat dipilih oleh: Dewan arbitrase; tidak ada dampak bagi penggunaan hukum. Para pihak; artinya hukum tempat yang dipilihlah yang akan dipakai.

UNCITRAL 4 United Nations Commission on International Trade Law; Hukum yang digunakan adalah hukum yang dikehendaki para pihak (pilihan hukum); Bila pilihan hukum tidak ada, panitia menggunakan kaidah HPI yang dianggap harus diperlakukan oleh panitia.

BANI 5 Badan Arbitrase Nasional Indonesia; Memakai hukum yang dikehendaki para pihak; Bila tidak ada maka akan digunakan hukum Indonesia.

ICSID 6 International Centre for the Settlement of Investment Disputes; Didirikan oleh Bank Dunia untuk menyelesaikan perselisihan antara penerima modal dan investor asing. Konvensi ICSID diratifikasi dengan UU No. 5 tahun 1968.

PERSYARATAN ICSID 7 Adanya kesepakatan; Yurisdiksi Ratione Materiae; Yurisdiksi Ratione Personae;

PERATURAN ICSID 8 Hukum yang pertama-tama dipakai adalah hukum yang disepakati oleh para pihak; Selanjutnya menggunakan general principles of law; Principles of law common to a group of legal system; Principles of international law.

HUKUM ASING 9 Pemakaian hukum asing dapat dilakukan jika tidak bertentangan dengan ketertiban umum, tidak dilakukan penyesuaian, dan memenuhi syarat timbal balik dan pembalasan.

FAKTA 10 Hukum asing dipandang sebagai fakta, maksudnya apabila harus menggunakan hukum asing maka hukum asing tersebut harus dibuktikan sebagai suatu fakta pula. Harus ada saksi-saksi yang menentukan berlakunya hukum asing tersebut.

HUKUM 11 Hukum asing dipandang sebagai hukum sebagaimana halnya hukum nasional. Hakim menggunakan hukum asing tanpa perlu dibuktikan lagi.

PELAKSANAAN 12 Putusan-putusan badan peradilan suatu negara tidak dapat dilaksanakan di wilayah negara lain. Putusan asing mungkin dilaksanakan di Indonesia bila telah menandatangani perjanjian internasional mengenai pelaksanaan putusan hakim asing.

KEPAILITAN 13 Segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa atau keadaan berhenti membayar utang-utangnya. Suatu sita umum yang bersifat konservatoir dan pihak yang dinyatakan pailit hilang penguasaannya terhadap harta bendanya.

PENGATURAN 14 Failissementsverordening (Peraturan Kepailitan) Stb. 1905-217 jo Stb. 1906-348, yang terdiri dari: Bab I tentang Kepailitan (Psl 1-211); Bab II tentang Penundaan Pembayaran (Psl 212-279). PP No. 1 tahun 1998 menjadi UU No. 4 tahun 1998.

PERNYATAAN PAILIT 15 Pasal 1 ayat 1 UU Kepailitan: Debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar baik atas permohonan sendiri, maupun atas permohonan seorang atau lebih kreditur, dengan putusan hakim dinyatakan pailit. Pasal 1 ayat 2 UU Kepailitan: Pernyataan pailit dapat juga diucapkan berdasarkan alasan kepentingan umum atas tuntutan jaksa.

PIHAK PEMOHON 16 Debitur sendiri; Seorang atau lebih kreditur; Jaksa atas dasar kepentingan umum; Bank Indonesia; Badan Pengawas Pasar Modal.

PIHAK YANG PAILIT 17 Seorang pribadi; Firma dan CV; Badan-badan hukum; Budel harta warisan.

AKIBAT HUKUM 18 Debitur demi hukum kehilangan haknya untuk berbuat bebas terhadap harta kekayaannya, begitu pula hak untuk mengurusnya. Tidak boleh lagi mengeluarkan uang sekehendaknya sendiri. Perbuatan dengan itikad buruk untuk merugikan kreditur dapat dituntut pidana.

PUTUSAN PAILIT 19 Prinsip universalitas; Suatu putusan kepailitan yang diucapkan di suatu negara mempunyai akibat hukum di manapun, dimana si pailit mempunyai harta kekayaan. Prinsip teritorialitas; Putusan pailit hanya dapat dilaksanakan terhadap harta kekayaan debitur yang terdapat di mana putusan pailit tersebut diucapkan.

PUTUSAN ARBITRASE 20 Pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 1990, putusan arbitrase asing adalah: Putusan yang dijatuhkan suatu Badan Arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum RI, atau yang dianggap oleh hukum RI sebagai putusan arbitrase asing, yang berkekuatan hukum tetap sesuai Kepres No. 34 Tahun 1981

DASAR HUKUM 21 Internasional; Konvensi New York Tahun 1958, berlaku sejak tanggal 7 Juni 1959. Republik Indonesia; Kepres No. 34 Tahun 1981; Perma No. 1 Tahun 1990; UU No. 30 Tahun 1999.

SYARAT PENGAKUAN 22 Adanya asas resiprositas; Hanya terbatas pada ruang lingkup hukum dagang; Tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

PENOLAKAN 23 Para pihak yang membuat perjanjian arbitrase tidak cakap hukum; Acara berperkara dalam arbitrase tidak memenuhi syarat tertentu; Putusan diluar wewenang arbitrase;

PENOLAKAN 24 Komposisi arbitrator atau prosedurnya tidak sesuai dengan persetujuan para pihak atau hukum nasionalnya; Putusan belum mengikat bagi para pihak; Materi yang dipersengketakan tidak dapat diselesaikan arbitrase menurut negara tempat arbitrase dibuat; Bertentangan dengan asas ketertiban umum.

EVALUASI DAN TUGAS 25 Tugas di kelas: Diskusikan tentang penolakan pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing di Indonesia Tugas di rumah: Carilah macam-macam bentuk putusan arbitrase asing terhadap kasus kepailitan