BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di Kampung Adat Cikondang. Kampung Adat Cikondang secara administratif terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Barat. Kampung Adat Cikondang ini berbatasan dengan Desa Cikalong dan Desa Cipinang (Kecamatan Cimaung) di sebelah utara, Desa Pulosari di sebelah selatan, Desa Tribakti Mulya di sebelah timur, serta Desa Sukamaju di sebelah barat. Jarak dari Kota Bandung ke Kampung Adat Cikondang ini kira-kira 38 kilometer, sedangkan dari pusat Kecamatan Pangalengan kira-kira 11 kilometer. Lokasi ini sengaja dipilih karena masyarakat Kampung Adat Cikondang ini masih berpegang teguh pada adat istiadat dan kepercayaan terhadap leluhur mereka walaupun berada dalam kehidupan modern. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis leksikon-leksikon yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 43
44 3.1 Bagan Desain Penelitian Narasumber Simak dan Catat Mengidentifikasikan dan mengelompokan leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku Taun Mengkaji leksikon dengan Menggunakan Teori Etnosemantik Menganalisis klasifikasi bentuk lingual, mendeskripsikan leksikon makanan dan peralatan dalam upacara Adat Wuku Taun, dan mendeskripsikan cerminan kebudayaan dalam leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku Taun. Membuat kesimpulan
45 C. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa leksikon-leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung dalam bahasa Sunda. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari seorang narasumber yang bisa memberikan keterangan tentang berbagai leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan upacara adat Wuku Taun, yakni Ilin Dahsyah seorang tokoh adat di Kampung Adat Cikondang. D. Metode Penelitian Penelitian ini tidak hanya mengkaji leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun dari segi kebahasaannya, tetapi juga dilihat dari segi sosial budayanya. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan teoretis etnolinguistik, khususnya ranah kajian etnosemantik untuk membahas data dalam penelitian ini. Secara metodologis, pendekatan etnosemantik dalam penelitian ini menggunakan model etnografi komunikasi. Studi etnografi adalah pengembangan dari antropologi linguistik yang dipahami dalam konteks komunikasi (Hymes, 1962; dalam Patimah, 2008: 36 ). Dengan etnografi komunikasi, penggambaran bahasa dalam suatu kebudayaan bukan pada bahasa itu sendiri, melainkan pada komunikasinya (Kuswarno, 2008: 12). Etnografi komunikasi tidak hanya membahas kaitan antara bahasa dan kebudayaan, tetapi juga membahas ketiganya secara sekaligus. Dengan etnografi komunikasi, peneliti dapat mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan memahami suatu pandangan hidup dari suatu sudut pandang penduduk asli (Spradley, 1997: 3 dalam Patimah, 2008: 36).). Dengan demikian,
46 peneliti ikut berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat budaya Sunda (Marcus dan Fisher, 1968: 18; dalam Patimah, 2008: 36). Etnografi komunikasi sangat relevan termasuk dalam ranah penelitian kualitatif (Kuswarno, 2008: 31; dalam Patimah, 2008: 37). Dalam penelitian kualitatif, penelitian yang alamiah sangatlah penting karena dalam penelitian ini diasumsikan bahwa perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami melalui analisis dari suatu lingkungan. Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dari kerangka berpikirnya sendiri (Taylor & Bogdan, 1984; dalam Patimah, 2008: 37). Dengan demikian, yang terpenting adalah pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan partisipan (Patton, 1990; dalam Patimah, 2008: 37). Penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnosemantik dengan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Sejalan dengan pendekatan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang berupa akumulasi data dasar hanya dengan cara pendeskripsian, tidak menguji hipotesis, serta tidak membuat ramalan. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suyatna, 2002: 14; dalam Patimah, 2008: 37). Dengan menggunakan metode ini, data yang dihasilkan adalah data yang sesuai dengan keadaan di lapangan tanpa ada manipulasi dari peneliti. Peneliti hanya menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan dengan apa adanya. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini berusaha menggambarkan sekaligus mendeskripsikan fenomena kebahasaan yang ada, khususnya menganalisis leksikon-leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
47 E. Definisi Operasional Berikut ini dijelaskan beberapa definisi opersional tentang upacara adat Wuku Taun, leksikon, dan kajian tentang etnosemantik. (1) Upacara adat Wuku Taun adalah salah satu upacara adat yang terdapat di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Upacara adat Wuku Taun ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Kampung Adat Cikondang atas hasil panen yang diterima oleh mereka selama kurun waktu satu tahun. (2) Leksikon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku Taun. Leksikon tersebut memiliki makna dan simbol-simbol tertentu. (3) Etnosemantik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan untuk mencari pengetahuan sebuah etnik melalui leksikon yang digunakan penuturnya pada leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku Taun. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik observasi partisipan, teknik wawancara, dan teknik telaah pustaka. Berikut ini penjelasan ketiga teknik tersebut. 1. Observasi Partisipan Teknik observasi partisipan adalah metode tradisional yang digunakan dalam antropologi dan merupakan sarana untuk peneliti masuk ke dalam masyarakat yang akan ditelitinya. Observasi partisipan juga merupakan cara yang efektif untuk mengubah status peneliti dari outsider menjadi insider. Dalam konteks penelitian ini, peneliti merupakan bagian dari masyarakat Sunda sehingga dapat berkomunikasi dengan narasumber yang diteliti. Hal ini dapat memudahkan peneliti untuk menangkap cara narasumber tersebut dalam memberikan keterangan tentang leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku
48 Taun. Selain itu, peneliti juga dapat mengumpulkan data-data yang terkait dengan proyek penelitian budaya Kampung Adat Cikondang melalui observasi secara langsung. Sumber-sumber yang dikumpulkan itu diidentifikasi dan diolah melalui tahapan deskripsi. 2. Simak dan Catat Sebagai turunan dari teknik observasi partisipan, dalam penelitian ini digunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu teknik simak dan teknik catat (Sudaryanto, 1993:153). Teknik simak dilakukan dengan cara menyimak percakapan antara peneliti dengan narasumber khususnya tokoh adat Cikondang. Sementara itu, dalam metode catat, peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara yang diperoleh. G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara berupa daftar tanyaan yang diberikan kepada narasumber. Berikut ini contoh tabel pedoman observasi dan tabel daftar tanyaan yang digunakan. 3.2 Tabel Pedoman Observasi No Aspek Deskripsi 1. Makanan a. Ganas b. Dodol ketan c. Cai kalapa 2. Peralatan a. Kapol b. Bekong c. Eunteung Buah yang digunakan untuk membuat rujak Makanan yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk dan dicampur dengan gula merah Air kelapa yang digunakan untuk membuat rujak Wewangian yang digunakan untuk pelengkap sesaji Gelas tradisional yang terbuat dari bambu Cermin berukuran kecil yang digunakan untuk pelengkap sesaji
49 3.3 Tabel Pedoman Wawancara No Pertanyaan 1. Makanan apa saja yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun? 2. Peralatan apa saja yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun? 3. Apa makna yang terkandung dalam leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun? H. Teknik Analisis Data Pada dasarnya proses analisis data dalam etnografi berjalan bersamaan dengan pengumpulan data. Ketika melakukan catatan lapangan, secara bersamaan peneliti juga telah melakukan analisis data. Dalam etnografi, peneliti bisa kembali lagi ke lapangan untuk mengumpulkan dan melengkapi data-data yang kurang lengkap. Dengan kata lain, proses pengumpulan data dalam penelitian etnografi tidak cukup hanya sekali. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah berdasarkan tahapan analisis data. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. (1) memeriksa data-data yang telah terkumpulkan; (2) mengklasifikasikan bentuk lingual dari leksikon makanan dan peralatan dalam upacara adat Wuku Taun; (3) mendeskripsikan leksikon makanan dan peralatan yang digunakan dalam upacara adat Wuku Taun; (4) mendeskripsikan cerminan kebudayaan yang terdapat dalam leksikon makanan dan peralatan pada upacara adat Wuku Taun; (5) membuat kesimpulan.