Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

: Widi Pramudito NPM :

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

PENGARUH PENEMPATAN POSISI FEED POINT TERHADAP PARAMETER ANTENA HELIKS

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

Faizal Firmansyah NRP

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

ANALISA PENENTUAN UKURAN SLOT PADA KARATERISTIK ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN PENCATU APERTURE COUPLED

BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP YAGI-ARRAY TIGA ELEMEN DENGAN FREKUENSI 642 MHz UNTUK PENERIMA SIARAN TELEVISI

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR

Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

PERANCANGAN DAN ANALISIS RANGKAIAN RECTIFIER PADA RECTENNA MENGGUNAKAN ANTENA TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

DESAIN DAN FABRIKASI ANTENA CROSS PLANAR PADA FREKUENSI 2,4 GHz UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

Simulasi Pengaruh Kombinasi Slot Horisontal dan Slot Vertikal Pada Antena Microstrip 2.4 GHz

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

STUDI PENYESUAIAN IMPEDANSI PADA ANTENA ULTRA WIDEBAND

PERANCANGAN ANTENA DUAL CIRCULAR LOOP SEBAGAI PENERIMA SIARAN TELEVISI DIGITAL PADA RENTANG FREKUENSI UHF (ULTRA HIGH FREQUENCY)

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

PERANCANGAN RECTIFIER ANTENNA MIKROSTRIP ARRAY TIGA ELEMEN UNTUK PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK PADA FREKUENSI GSM 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 2,4 GHz untuk Aplikasi Wireless Fidelity (Wifi) Oleh Daniel Pebrianto NIM:

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

BAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz

PERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

Desain dan Implementasi Antena Mikrostrip Single Rectangular Patch pada Band Frekuensi MHz untuk Pemanen Energi Gelombang Elektromagnetik

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR PATCH DAN CIRCULAR PATCH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI 2300 MHz dan 3300 MHz

Analisis Perancangan Antena Mikrostrip Patch Segitiga Array untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Di masa yang akan datang diperkirakan komunikasi data akan lebih

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna)

BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUKURAN PARAMETER ANTENA HORN PIRAMIDA

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER-PARAMETER PRIMER ANTENA MIKROSTRIP

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL

DESAIN ANTENA MICROSTRIP MULTIBAND PADA MOBILE PHONE JAMMER

SIMULASI PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULARPATCH DAN CIRCULARPATCH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

PENYESUAIAN IMPEDANSI ANTENA OPEN DIPOLE RF 217 MHz MENGGUNAKAN METODE SINGLE STUB

Transkripsi:

24 Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstrak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi wireless. Komunikasi ini membutuhkan antena untuk mengirimkan dan menerima sinyal informasi. Antena yang digunakan dalam komunikasi wireless sangat beragam jenisnya, tergantung aplikasinya. Pada jurnal ini akan dibahas tentang perencanaan dan pembuatan antenna mahkota Ultra Wide Band (UWB). Antenna Ultra Wide Band merupakan sebuah perangkat yang mempunyai emisi/daya pancar dengan bandwith yang lebih besar daripada 0.2 atau lebih besar daripada 1.5 Ghz. Antenna mahkota UWB dalam penelitian ini dibuat dari bahan plat Alumunium dengan ukuran tebal 2 mm dengan konstanta dielektrik (ε r )=2 dengan ukuran lebar antenna (WA)=22cm. Perencanaan antenna Mahkota UWB ini memiliki tujuan untuk menemukan bandwith yang lebih lebar daripada antenna Planar Inverted Cone (PICA). Berdasarkan hasil simulasi menggunakan IE3D dengan frekuensi kerja 1-16 GHz, antenna Mahkota UWB memiliki nilai bandwith sebesar 12 GHz. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran antena mahkota yang sudah difabrikasi dengan frekuensi kerja 700-2700 MHz, memiliki bandwith sebesar 1 GHz. Untuk menyamakan frekuensi kerja dengan pengukuran, maka bandwith hasil simulasi antena mahkota untuk frekuensi kerja 1-2.7 GHz adalah 1.7 GHz. Sehingga selisih bandwith hasil simulasi dan hasil pengukuran untuk frekuensi kerja 700-2700 MHZ adalah 0.7 GHz. Kata Kunci Antenna Ultra Wide Band. K I. PENDAHULUAN ARENA bentuknya yang mirip dengan mahkota maka antenna tersebut dinamakan dengan antenna mahkota UWB. Antenna dikatakan Ultra Wide Band jika antenna tersebut minimal mempunyai bandwith sebesar 3 GHz. Antenna mahkota UWB ini disimulasikan menggunakan program IE3D terlebih dahulu sebelum difabrikasi, dengan tujuan apakah antenna mahkota UWB ini sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pada jurnal ini tidak membahas tentang bagaimana perhitungan untuk menentukan dimensi antena mahkota UWB secara matematis. Dimensi antena mahkota UWB ini langsung ditentukan dengan WA sebesar 220 mm yang selanjutnya akan disimulasikan menggunakan Rudy Yuwono, ST., MSc. berkarya di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (Telp. 0341-665144; email author@brawijaya.ac..id) IE3D. Perancangan dan pembuatan antenna mahkota UWB ini menggunakan bahan alumunium, karena bahan tersebut mudah didapat, ringan, konduktivitasnya cukup besar, mudah untuk kontruksi, dan penyambungannya. Pada penelitian ini, penulis merumuskan pokokpokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana mensimulasikan antenna mahkota UWB sebelum dilakukan fabrikasi. 2. Langkah-langkah dan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam fabrikasi antenna. 3. Bagaimana hasil pengukuran antenna yaitu VSWR dan Return Loss dari antenna mahkota UWB tersebut. II. METODOLOGI Untuk merealisasikan penelitian ini, maka digunakan metodologi sebagai berikut: A. Studi literature Melakukan kajian pustaka untuk memahami karakteristik UWB khususnya tentang analisis dan desain antenna UWB. B. Perencanaan dan Pembuatan antenna mahkota UWB Dalam merancang dimensi antenna UWB (antenna mahkota UWB) digunakan analisis matematis dan disimulasikan dengan software perancangan antenna (IE3D program) sampai didapatkan dimensi antenna sesuai dengan parameter yang diinginkan, sebelum dilakukan fabrikasi antenna tersebut. C. Rancangan pengujian Hasil pengukuran menunjukkan unjuk kerja antenna yang sebenarnya. Jangkauan frekuensi yang akan digunakan dalam pengukuran adalah 700 MHz sampai 2.7 GHz. Pengukuran ini meliputi pengukuran VSWR, Return Loss, pola radiasi, dan directivity. D. Fabrikasi Pada tahap ini dilakukan perhitungan dan perbandingan parameter-parameter antenna hasil perencanaan dengan parameter-parameter antenna hasil pengujian dan pengukuran.

25 III. DASAR TEORI A. Teori Dasar Antena Antena merupakan tranduser yang mengubah arus listrik menjadi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ke udara atau sebaliknya. Dalam system komunikasi radio, gelombang elektromagnetik berjalan dari pemancar ke penerima melalui udara dan diperlukan antenna pada kedua ujung tersebut untuk keperluan penggandengan (coupling) pemancar dan penerima dalam hubungan ruang. (Krauss, 1988) B. Parameter Dasar Antena 1) VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) Jika kondisi matching tidak tercapai, kemungkinan terjadi pemantulan dan hal ini yang menyebabkan terjadinya gelombang berdiri (standing wave). Dimana karakteristik ini disebut Voltage Standing Wave Ratio (VSWR). Persamaan untuk menentukan besarnya VSWR adalah (Krauss, 1988:83) 1+ Γ VSWR = (1) 1 Γ Dari persamaan di atas besarnya koefisien pantul ( Γ ) menentukan besarnya VSWR. Persamaan untuk koefisien pantul adalah (Punit, 2004:18): Γ V Z Z r l o = = Vi Zl + Zo Dengan: Γ = Koefisien pantul V r = tegangan gelombang pantul V i = tegangan gelombang maju Z 1 = impedansi beban/antenna Z 0 = impedansi karakteristik saluran VSWR adalah pengukuran dasar dari impedansi matching antara transmitter dan antenna. Semakin tinggi nilai VSWR maka semakin besar pula mismatch, dan semakin minimum VSWR maka antenna semakin matching. 2) Return Loss Return Loss, adalah parameter yang mengindikasikan banyaknya daya yang hilang karena terserap oleh beban dan tidak kembali sebagai gelombang pantul. Return Loss berhubungan dengan VSWR, yaitu mengukur daya dari sinyal yang dipantulkan oleh antena dengan daya yang dikirim ke antena. Antena yang baik akan mempunyai nilai return loss dibawah -10dB, yaitu 90% sinyal dapat diserap, dan 10%-nya terpantulkan kembali. Return loss didefinisan sebagai (Punit, 2004:19): Return loss = -20 log db Dengan: Γ = Koefisien pantul Untuk matching sempurna antara transmitter dan antenna, maka nilai Γ = 0 dan RL = yang berarti tidak ada daya yang dipantulkan, sebaliknya jika Γ = 1 dan RL = 0 db maka semua daya dipantulkan. IV. PERENCANAAN A. Perencanaan antena mahkota UWB menggunakan program IE3D Langkah langkah dalam mensimulasikan antena mahkota menggunakan IE3Dseperti terlihat dalam Gambar. Bahan alumunium Ada beberapa hal yang memungkinkan bahan tersebut digunakan : mudah didapat, ringan, konduktivitasnya cukup besar, mudah untuk konstruksi dan penyambungannya. Konstanta dielektrik (ε r )=2 Ketebalan dielektrik (h)=2mm Konduktifitas alumunium (σ)=3.77e7 mho/m Substrate layer/bahan pelapis substrate pada antenna mahkota ini adalah udara dengan konstanta dielektrik=1 Impedansi karakteristik saluran= 50Ω B. Persiapan untuk membuat antenna mahkota (fabrikasi) Berikut ini adalah daftar bahan/alat yang digunakan dalam pembuatan antenna mahkota : Komponen/bahan yang diperlukan: - Conektor BNC (Female) - Plat Aluminium 50 x 50 cm - Baut - Pipa PVC - Solder Alat yang diperlukan: - Tang - Obeng + - Bor - Ragun - Mesin Penekuk dan pemotong - Kikir halus dan kasar - Pengaris - Pensil/spidol C. Persiapan merakit Antenna : 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dengan benar 2. Potong plat almunium 50 x 50 cm sesuai dengan ukuran pada gambar 2 3. Untuk lebih mempermudah dalam pembuatan/pemotongan sebaiknya dibuat dulu cetakan (Mal) yang sesuai dengan ukuran antenna 4. Setelah proses pemotongan selesai dilanjutkan dengan menghaluskan serpihan-serpihan antenna yang masih kasar menggunakan kikir 5. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran lubang conector 6. Setelah selesai kemudian dilanjutkan ke penyolderan dan pemasangan conector pada antenna mahkota (crown antenna).

26 7. Menentukan lubang Port di beri lubang port. Prosesnya seperti Gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Penentuan Posisi Port 9. Pemasangan BNC atau Penyambungan conector Setelah ukuran dimensi antenna dan reflector di buat maka terakhir adalah pemasangan BNC female, dimana pada pemasangan BNC ini juga ada ukurannya yaitu 1 cm dimana jarak tersebut juga sangat berpengaruh pada resonansi pengukuran antenna, jika jarak melebihi 1 cm maka resonansi dari antenna tersebut akan cenderung ke frekuensi tinggi. Gambar 3. Dimensi Antenna Crown 1) Pembuatan Reflektor Komponen/bahan yang diperlukan : - Plat Aluminium 40 x 40 cm Alat yang diperlukan : - Tang - Oben g+ - Bor - Ragun - Mesin Penekuk dan pemotong - Kikir halus dan kasar - Pengaris - Pensil/spidol Gambar 1. Flowcart langkah-langkah desain antena mahkota 8. Pada penentuan posisi port ini kita membuat garis tengah dari dimensi antenna atau garis simetri, kemudian jaraknya 0.5 cm dari posisi bawah antenna 2) Persiapan pembuatan Reflektor Siapkan alat-alat yang diperlukan dengan benar Potong plat almunium 40 x 40 cm sesuai dengan ukuran pada gambar 3 Setelah proses pemotongan selesai dilanjutkan dengan menghaluskan serpihan-serpihan antenna yang masih kasar menggunakan kikir Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan proses penyambungan/pemasangan reflector yang dihubungkan dengan crown Antenna yang telah dibuat

27 Gambar 4. Dimensi Reflektor Crown Antenna 3) Antena Mahkota yang telah jadi Berikut ini merupakan gambar dari antenna Mahkota: Gambar 5. Hasil Pembuatn Antena Mahkota 4) Hasil Simulasi Menggunakan IE3D dan Pengukuran Antena Mahkota UWB Berdasarkan hasil simulasi menggunakan program IE3D untuk antena mahkota UWB dengan WA=220mm didapatkan nilai VSWR dan return loss untuk frequency dari 1-16 GHz adalah sebagai berikut: a) Grafik VSWR Gambar 6. Grafik VSWR b) Grafik Return Loss Berdasarkan nilai VSWR dari gambar hasil simulasi di atas untuk frequency kerja 1-16 GHz dapat dianalis sehingga diperoleh: Batas nilai VSWR yang disarankan untuk suatu antena yang baik adalah 1 VSWR 2, dari garfik VSWR di atas didapatkan: Frekuensi Lower : 1 GHz Frekuensi Upper : 13 GHz = 13 GHz 1 GHz = 12 GHz Berdasarkan nilai return loss dari gambar hasil simulasi di atas untuk frequency kerja 1-16 GHz dapat dianalis sehingga diperoleh: Untuk return loss, antenna yang baik harus mempunyai return loss di bawah -10 db, dari grafik hasil simulasi return loss di atas, frekuensi kerja antena yang mempunyai nilai return loss di bawah -10 db adalah frekuensi kerja dari 1-11.5 GHz. Sehingga diperoleh nilai bandwith adalah sebagai berikut: Frekuensi Lower : 1 GHz Frekuensi Upper : 11.5 GHz = 11.5 GHz 1 GHz = 10.5 GHz Bandwith berdasarkan perhitungan dari VSWR dan return loss dari grafik hasil simulasi di atas tidak terlalu berbeda jauh nilainya. Bandwith dari hasil perhitungan VSWR lebih lebar bila dibandingkan dengan bandwith hasil perhitungan dari return loss, selisih 1.5 GHz. V. HASIL PENGUKURAN Setelah antena mahkota disimulasikan menggunakan IE3D menggunakan dimensi antena dengan WA=220mm, ternyata antena mahkota mempunyai bandwith ±12 GHz. Hal itu membuktikan bahwa antena mahkota yang direncanakan sudah termasuk antena UWB, karena syarat suatu antena dikatakan sebagai antena UWB jika antena tersebut mempunyai bandwith minimal 3.5 GHz. Setelah disimulasikan, maka langkah terakhirnya adalah fabrikasi dan selanjutnya mengukur nilai VSWR dan return loss dari antena mahkota yang telah difabrikasi. Karena keterbatasan range frekuenasi dari alat yang digunakan dalam mengukur antena mahkota tersebut. Maka range frekuensi yang digunakan untuk mengukur antena mahkota tersebut adalah range frekuensi antara 700-2700 MHz. Dari hasil pengukuran antena mahkota diperoleh nilai return loss sebagai berikut: A. Hasil Pengukuran Return Loss Dari hasil pengukuran return loss dapat dihitung nilai koefisien pantul dan VSWR. Hasil perhitungan koefisien pantul dan VSWR dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Gambar 7. Grafik Return Loss

28 Gambar 8. Grafik Return Loss hasil pengukuran TABEL 1. HASIL PERHITUNGAN VSWR DAN KOEFISIEN PANTUL DARI HASIL PENGUKURAN RETURN LOSS Frekuensi No RL (db) VSWR (MHz) 1 700-8,0 0,398 2,322 2 900-10 0,316 1,924 3 1100-6,0 0,501 3,076 4 1300-10 0,316 1,924 5 1500-7, 0 0,447 2,617 6 1700-11 0,282 1,786 7 1900-19 0,112 1,252 8 2100-14 0,199 1,497 9 2300-19 0,112 1,252 10 2500-27 0,045 1,094 11 2700-26 0,050 1,105 SWR 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 700 900 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 Frekuensi (MHz) Gambar 9. Grafik hasil pengukuran VSWR Berdasarkan nilai return loss dari gambar hasil pengukuran di atas untuk frequency kerja 700-2700 MHz dapat dianalis sehingga diperoleh: Untuk return loss, antenna yang baik harus mempunyai return loss di bawah -10 db, dari grafik hasil simulasi return loss di atas, frekuensi kerja antena yang mempunyai nilai return loss di bawah -10 db adalah frekuensi kerja dari 1700-2700 MHz. Sehingga diperoleh nilai bandwith adalah sebagai berikut: Frekuensi Lower : 1700 MHz Frekuensi Upper : 2700 MHz = 2700 MHz 1700 MHz = 1 GHz Berdasarkan nilai VSWR dari tabel hasil perhitungan di atas untuk frequency kerja 700-2700 MHz dapat dianalis sehingga diperoleh: Batas nilai VSWR yang disarankan untuk suatu antena yang baik adalah 1 VSWR 2, dari garfik VSWR di atas didapatkan: Frekuensi Lower : 1700 MHz Frekuensi Upper : 2700 MHz = 2700 MHz 1700 MHz = 1 GHz Bandwith berdasarkan perhitungan dari VSWR dan return loss dari hasil pengukuran antena mahkota adalah besarnya sama yaitu 1 GHz. Jika pada hasil simulasi frekuensi kerja yang dianalisis hanya dibatasi pada range 1-2.7 GHz dengan tujuan untuk membandingkan hasil simulasi dengan hasil pengukuran yang hanya terbatas pada frekuensi kerja 700-2700 MHz, maka dapat diperoleh nilai bandwith berdasarkan nilai VSWR dan return loss hasil simulasi adalah sebagai berikut: Frekuensi Lower : 1 GHz Frekuensi Upper : 2.7 GHz = 1 GHz 2.7 GHz = 1.7 GHz Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai bandwtih untuk antena mahkota hasil simulasi dan bandwith hasil pengukuran berbeda 0.7 GHz. VI. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran antena mahkota dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan hasil simulasi antena mahkota dengan WA=22cm untuk frekuensi kerja 1-16 GHz. Di dapatkan nilai bandwith berdasarkan nilai VSWR hasil simulasi adalah sebesar 12 GHz. Dah nilai bandwith berdasarkan nilai return loss hasil simulasi adalah sebesar 10.5 GHz. 2. Berdasarkan hasil pengukuran antena mahkota yang sudah difabrikasi dengan menggunakan frekuensi kerja untuk pengukuran antena tersebut antara 700-2700 MHz. didapatkan nilai bandwith berdasarkan pengukuran return loss dan bandwith berdasarkan hasil perhitungan VSWR adalah besarnya sama yaitu 1 GHz. 3. Untuk membandingkan antara hasil simulasi dan hasil pengukuran, maka untuk hasil simulasi yang dianalisis hanya pada frekuensi kerja antara 1-2.7 GHz. Nilai bandwith yang diperoleh pada frekuensi kerja 1-2.7 GHz untuk hasil simulasi adalah sebesar 1.7 GHz. Antara hasil simulasi dan hasil pengukuran nilai bandwith yang diperoleh berbeda 0.7 GHZ.

29 B. Saran 1. Dalam melakukan pengukuran, untuk ketepatan dan ketelitian hasil pengukuran disarankan agar pengukuran dilakukan di tempat yang bebas dari benda-benda yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. 2. Penelitian ini bisa dikembangkan lagi menggunakan model antena yang lain, dengan memperhatikan perhitungan dimensi antenanya secara matematis yang lebih detail. Begitu juga untuk simulasinya bisa menggunakan program yang lain, selain IE3D seperti ANSOFT atau ADS. DAFTAR PUSTAKA [1] Balanis, Constantine A. 1982. Antena Theory: Analysis and Design. 2 nd Second Edition. John Wiley and Sons, Inc. [2] Kraus, John Daniel. 1988. Antennas, New York: McGraw-Hill International. [3] Yuwono, Rudy. 2005. A Novel Rugby Ball Antenna for Ultra Wide Band Communication. Jurnal Teknik FT Unibraw.ed. Agustus 2005 Anonymous. [4] Punit, Nakar S. 2004. Design of a Compact Microstrip Patch Antenna for Use in Wireless/Cellular Devices. The Florida State University. Thesis.