BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Siti Aminah Ulfa NIM

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. Kebijaksanan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB II URAIAN TEORITIS

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEREKONOMIAN TERBUKA

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara kedalam satu bahasa yang sama. Bila semua kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara terhadap segenap mata uang lainnya (kenaikan harga valuta asing bagi negara yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih mahal. Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di negara yang bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah. (Hady, 2001) Valas atau foreign exchange atau foreign currency sendiri diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri 9

10 dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau Bank Indonesia. Menurut Eachern (2000) kurs atau exchange rate merupakan harga suatu mata uang atas dasar mata uang yang lain. Semakin besar permintaan atas suatu mata uang atau semakin kecil penawarannya, maka semakin tinggi pula exchange rate-nya. Exchange rate mempengaruhi harga barang impor, sehingga mempengaruhi arus perdagangan luar negeri. Menurut Todaro (2000) kurs adalah suatu tingkat, tarif, harga dimana Bank Sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lain. Kurs merupakan harga dari mata uang luar negeri. Kurs rupiah terhadap dolar AS memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena kurs rupiah terhadap dolar AS memungkinkan kita untuk membandingkan semua harga barang dan jasa yang dihasilkan berbagai negara (Triyono, 2008). b. Sistem Kurs Tujuan sistem kurs adalah mempermudah perdagangan dan keuangan Internasional. Menurut Madura (2006), sistem kurs dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan pada seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada kurs, yaitu: 1) Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system) adalah kurs mata uang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran

11 yang sempit. Apabila kurs mulai berfluktuasi terlalu besar maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap berada pada kisaran yang diinginkan. Keuntungan sistem kurs tetap adalah pada kondisi dimana kurs dibuat tetap, sebuah perusahaan internasional dapat melakukan kegiatan bisnisnya tanpa perlu khawatir terhadap perubahan nilai mata uang di kemudian hari. Kelemahannya yaitu adanya risiko bahwa pemerintah akan melakukan perubahan nilai mata uang secara mendadak, dan dari sisi makro sistem kurs tetap dapat membuat kondisi ekonomi sebuah negara menjadi sangat tergantung dari kondisi ekonomi negara lain. 2) Sistem kurs mengambang bebas (freely floating exchange rate system) adalah kurs ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Pada kondisi kurs yang mengambang, kurs akan disesuaikan secara terus-menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut. Keuntungan dari sistem ini yaitu kondisi ekonomi suatu negara akan lebih terlindungi dari kondisi ekonomi di negara lain. Kelemahannya tidak memerlukan campur tangan pemerintah. 3) Sistem kurs mengambang terkendali (managed float exchange rate system), sistem ini berada pada sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang bebas. Fluktuasi kurs dibiarkan mengambang dari hari ke hari dan tidak ada batasan-batasan resmi, pada kondisi tertentu pemerintah

12 sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya. 4) Sistem kurs terikat (pegged exchange rate system), dimana mata uang lokal mereka diikatkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut. Mata uang yang telah diikat pada valuta asing tidak dapat diikat lagi pada mata uang yang lain. Bila telah diikat dengan dolar AS maka mata uang tersebut harus mengikuti pergerakan dolar AS terhadap mata uang lain. Karena suatu Negara tidak dapat mengikatkan mata uangnya terhadap seluruh mata uang lain, maka negara tersebut akan terpengaruhi oleh pergerakan mata uang lain terhadap mata uang yang menjadi ikatannya. c. Jenis-jenis Kurs Menurut Herlambang, dkk (2002) menyimpulkan bahwa kurs dibedakan menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal menunjukan harga relative mata uang dari dua negara, contoh: mata uang asing per 1 (satu) mata uang domestik. Kurs riil menunjukan harga relatif barang dari dua negara dan tingkat ukuran suatu barang dapat di perdagangkan antar negara, contoh: kurs riil apresiasi di Indonesia berarti akan meningkatkan ekspor dan menurutkan impor. Menurut Mankiw (2006) ketika orang-orang mengacu pada kurs di antara kedua negara, maka mengartikannya sebagai kurs nominal. Kurs

13 nominal adalah tingkat dimana orang-orang memperdagangkan mata uang suatu negara untuk mata uang negara lain, sedangkan kurs riil menyatakan tingkat dimana orang-orang memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Faktor-faktor penentu kurs riil antara lain, kurs riil terkait dengan ekspor netto, apabila kurs riil lebih rendah barang-barang domestik relatif lebih murah dibanding barang-barang luar negeri dan ekspor netto lebih besar. Neraca perdagangan harus sama dengan arus modal keluar netto yang sama dengan tabungan di kurangi investasi. Kurs didasari dua konsep yaitu pertama, konsep nominal merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua yaitu konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional (Halwani, 2005). d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, akan menyebabkan perubahan dalam kurs valuta yang disebabkan oleh banyak faktor, antara lain (Sukirno, 2004): 1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat Perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi atas barang-barang yang di produksikan di dalam negeri maupun yang di impor. Perbaikan kualitas barang dalam negeri akan menaikkan ekspor dan

14 menurunkan impor, sebaliknya perbaikan kualitas barang impor akan menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor semakin bertambah. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan pemawaran valuta asing. 2) Perubahan harga barang ekspor dan impor Barang-barang yang ada di dalam negeri, jika dijual dengan harga murah maka akan menaikan ekspor dan jika harganya naik maka akan mengurangi ekspor. Pengurangan harga impor, akan menaikan jumlah barang impor dan kenaikan harga barang impor akan mengurangi jumlah impor. Dengan demikian perubahan harga barang ekspor dan impor akanmenyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan mata uang negara tersebut. 3) Kenaikan harga/inflasi Bahwa inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs pertukaran valuta asing. Inflasi cenderung akan menurunkan nilai suatu valuta asing. Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebuh mahal dibandingkan dengan harga barang di luar negeri sehingga inflasi yang tinggi akan menambah impor, dan menyebabkan permintaan atas valuta asing bertambah. Inflasi menyebabkan harga barang ekspor lebih mahal, sehingga akan mengurai ekspor, ini menyebabkan penawaran valuta asing berkurang maka harga valuta asing akan bertambah. 4) Perubahan suku bunga

15 Suku bunga yang rendah akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri dan pada suku bunga yang tinggi akan menyebabkan capital inflow. Jika lebih banyak modal yang mengalir ke suatu Negara, permintaan atas mata uang akan bertambah dan nilai mata uang tersebut akan menguat. Nilai mata uang suatu negara akan merosot, jika banyak modal yang dialirkan ke luar negeri karena suku bunga yang ada di luar negeri lebih tinggi dari pada suku bunga di dalam negeri. 5) Perubahan ekonomi Efek yang diakibatkan oleh kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung pada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu disebabkan karena perkembangan ekspor, maka permintaan mata uang rupiah akan bertambah lebih cepat dari penawarannya dan nilai mata uang rupiah akan naik. Tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor lebih berkembang daripada ekspor, maka penawaran mata uang rupiah lebih cepat bertambah dari permintaannya dan akan menyebabkan nilai mata uang rupiah melemah. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs a) Hubungan Jumlah Uang Beredar dengan Kurs Variabel jumlah uang beredar negara Indonesia, memberikan pengaruh terhadap perilaku kurs rupiah terhadap dolar Amerika pada kurun waktu periode yang berlangsung pada sistem kurs mengambang terkendali

16 dan mengambang bebas di Indonesia. Apabila jumlah uang beredar rupiah di Indonesia relatif banyak, sedangkan jumlah uang beredar dolar Amerika yang beredar di Amerika relatif sedikit, maka akan menyebabkan kurs rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika. Demikian pula sebaliknya, jika jumlah mata uang dolar Amerika yang beredar di Amerika relative banyak daripada jumlah uang beredar rupiah di Indonesia, maka kurs rupiah akan terapresiasi terhadap dolar Amerika. Konsep ini dapat dibuktikan dengan Model Meese dan Rogoff dalam Wibowo dan Amir (2005): R = Dimana: R adalah harga valuta asing, Ms adalah jumlah uang beredar, K adalah nisbah perilaku dan Y adalah GDP riil, d adalah untuk dalam negeri (domestik), f adalah untuk luar negeri (foreign). Peredaran reserve valuta asing (neraca pembayaran) timbul sebagai akibat kelebihan permintaan atau penawaran uang. Apabila terdapat kelebihan jumlah uang beredar maka neraca pembayaran akan defisit dan sebaliknya apabila terdapat kelebihan permintaan uang, neraca pembayaran akan surplus kelebihan jumlah uang beredar akan mengakibatkan masyarakat membelanjakan kelebihan ini, misalnya untuk impor atau membeli surat-surat berharga luar negeri sehingga terjadi aliran modal keluar, yang berarti

17 permintaan akan valas naik sedangkan permintaan mata uang sendiri turun (Nopirin,1997). Menurut Joseph, dkk (1999) bahwa pengaruh uang beredar memiliki hubungan yang positif dengan kurs, dimana bila terjadi penambahan uang beredar maka akan menyebabkan tekanan depresiasi rupiah dan USD meningkat. Semakin menaikkan jumlah uang beredar akan menaikkan kurs yaitu mata uang rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar AS, begitu sebaliknya semakin menurunkan kurs maka mata uang rupiah akan terapresiasi terhadap dollar AS. b) Hubungan Ekspor dengan Kurs Menurut Suwita (2010) bila penerimaan dari ekspor barang dan jasa semakin besar akan mengakibatkan semakin besar pula jumlah valuta asing yang dimiliki suatu negara sehingga permintaan uang domestik meningkat dan mengakibatkan mata uang domestik terapresiasi, dan sebaliknya apabila jumlah valuta asing yang diterima menurun maka nilai tukar domestik cenderung mengalami depresiasi. Hal itu berarti bahwa shock yang terjadi pada ekspor akan direspon negatif oleh nilai tukar. Untuk memperoleh valuta asing maka negara harus mampu mengekspor aneka produk yang bisa dihasilkan di dalam negeri. Jumlah devisa yang makin banyak dari hasil ekspor memungkinkan suatu negara akan meningkatkan hasil devisa ekspor dan akan meningkatkan pendapatan negara (Sanusi, 2004).

18 c) Hubungan Suku Bunga (BI rate) dengan Kurs Kebijakan yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran stabilitas harga atau pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan-kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen moneter (suku bunga atau agregat moneter). Salah satu jalur yang digunakan adalah jalur nilai tukar, berpendapat bahwa pengetatan moneter yang mendorong peningkatan suku bunga akan mengakibatkan apresiasi nilai tukar karena adanya pemasukan modal dan luar negeri (Arifin, 1998). Tingkat suku bunga yang tinggi menarik jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Jika tingkat suku bunga dinaikkan, jumlah uang yang beredar berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif. Sebaliknya jika tingkat suku bunga terlalu rendah maka jumlah uang yang beredar dimasyarakat akan bertambah karena orang lebih suka memutarkan uang pada sektor-sektor produktif daripada untuk menabung. Dalam hal ini tingkat suku bunga merupakan instrument konvensional untuk mengendalikan inflasi (Khalwaty, 2000). B. Penelitian Terdahulu Pada bagian ini memuat beberapa studi yang pernah dilakukan sebelumnya yang mendasari pemikiran penulis dan menjadi pertimbangan dalam penyusunan skripsi ini.

19 TABEL 1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) 1 Zainul (2015) 2 Anggyatika Mahda (2009) 3 Siti Aminah Ulfa (2012) Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar Amerika pasca krisis (2000-2010). Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Pada Periode Tahun 1997-2004. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Impor, dan Ekspor Terhadap Kurs Rupiah/ Dolar Amerika Serikat Periode Januari 2006 sampai Maret 2010. Variabel Penelitian/ Metode Analisis INF, Suku bunga riil, JUB, GDP, dan BOP terhadap Kurs dengan metode regresi linier berganda. JUB, Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Impor terhadap Kurs dengan metode Error Correction Model (ECM). JUB, SBI, Impor, dan Ekspor terhadap Kurs Rupiah dengan metode analisis regresi. Hasil Temuan INF, Suku Bunga riil, JUB, GDP, dan BOP secara statistik (signifikan) terhadap Kurs rupiah terhadap dolar Amerika. JUB, Inflasi, dan Impor secara statistik (signifikan) terhadap Kurs rupiah terhadap dolar Amerika, sedangkan Suku Bunga SBI tidak signifikan. JUB, SBI, Impor, dan Ekspor secara statistik (signifikan) terhadap kurs rupiah terhadap dolar Amerika.

20 Lanjutan Tabel 1 No Peneliti (Tahun) 4 Wibowo, Tri dan Hidayat (2005) 5 Triyono (2008) 6 Yuniar (2012) Judul Analisis Perubahan Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Analisis Perubahan KURS Rupiah Terhadap Dollar Amerika. JUB, Tingkat Suku Bunga BI rate, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia (Tahun 2007-2011). Variabel Penelitian/ Metode Analisis JUB, Suku Bunga, Pendapatan riil, dan Inflasi terhadap Kurs Rupiah dengan metode analisis residual. JUB, Suku Bunga SBI, INF, dan Impor terhadap kurs rupiah dengan metode Error Correction Model (ECM). JUB, BI rate, dan Nilai Tukar terhadap Inflasi dengan metode analisi Regresi Linier Berganda. Hasil Temuan Suku Bunga, Pendapatan riil, dan Inflasi secara statistik (signifikan), sedangkan JUB tidak secara signifikan terhadap Dolar Amerika. Di Jangka Pendek INF, SBI, dan Impor tidak signifikan, sedangkan JUB signifikan. Di jangka panjang INF, SBI, Impor, dan JUB (signifikan). JUB dan BI rate positif dan signifikan terhadap inflasi, sedangkan nilai tukar tidak terhadap inflasi.

21 Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh (Zaenul, 2015; anggyatika, 2009; Siti, 2012; Wibowo, 2005; Triyono, 2008). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun pengamatan serta variabel independennya. Waktu penelitian tahun 2007 triwulan 1 sampai tahun 2015 triwulan 4 dengan variabel dependennya adalah kurs dan variabel independennya adalah jumlah uang beredar ekspor, dan suku bunga acuan (BI rate). C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka disusun suatu kerangka pemikiran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut : Jumlah Uang Beredar (+) Ekspor (-) Kurs (Nilai Tukar) Suku Bunga (BI rate) (-) Gambar 2 Kerangka Pemikiran Dalam perekonomian banyak yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar

22 rupiah terhadap dolar Amerika di Indonesia dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar, suku bunga (BI rate), dan ekspor. D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya berdasarkan uraian perumusan masalah, teori, konsep serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Jumlah uang beredar diduga secara secara positif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. 2. Ekspor diduga secara negatif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. 3. BI rate diduga secara negatif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.