BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif,

dokumen-dokumen yang mirip
MEMENEJ PEMBELAJARAN AL-QUR AN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BACA TULIS HURUF ARAB DI MADIN AL-AMIEN BARENG TENGAH - MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan hasil dari peradaban manusia lebih dari itu pendidikan adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat di tumbuhkembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, sebagai petunjuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga formal inilah yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses. konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan. masyarakat dan bangsa yang mampu mengembangkan kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengelola pendidikan bukanlah persoalan mudah, melainkan dibutuhkan pemikiran dan analisis mendalam agar pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Secara konseptual-filosofis pendidikan nasional digali dari identitas, karakteristik, khasanah budaya yang dimilikinya sehingga pendidikan yang diterapkan tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif, pendidikan dikelola dengan manajemen yang baik agar konsep-filosofis pendidikan tersebut dapat dibumikan secara efektif, efisien, dan produktif. Tanpa sistem pengelolaan (memenej) pendidikan yang baik, konsep-konsep tersebut tidak mempunyai arti. Oleh karena itu, memenej mempunyai peran sangat signifikan dalam pelaksanaan pendidikan agar konsep dan tujuan pendidikan dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. 1 Terkait dengan pengelolaan pendidikan pada jenjang sekolah dasar dan menengah yang ada di Indonesia tidak lepas dengan permasalahan, baik sumber daya manusianya ( guru ), kualitas lulusan maupun inputnya. Berbagai permasalahan ini nampaknya harus segera diselesaikan dan dicarikan jalan keluarnya, sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan ini tidak sekedar pada sekolah saja atau di dalam lembaga 1 Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Educa, 2010), hlm. viii. 1

pendidikan formal, akan tetapi sudah masuk pada ranah pengajaran. Sebagaimana pendapat Thomas Gordon, bahwa ada mata rantai yang putus dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu hubungan-hubungan kemanusiaan. 2 Oleh sebab itu, secara psikologis menciptakan situasi proses belajar mengajar yang membangkitkan dorongan emosional berupa lambang-lambang dalam bentuk kata persetujuan seperti senyum, memberi hormat, tertawa, akan memberi semangat baru dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut peneliti dari hasil pengalaman di PPL dan pembelajaran di Madin, sebenarnya kebanyakan masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas bukan hanya pada kurangnya penguasaan materi yang harus disajikan kepada peserta didik, tetapi juga pada metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materinya. Di samping itu, permasalahan juga bersumber pada perserta didik pada saat pelaksanaan pembelajaran. Di antaranya hubungan emosional antara guru dan peserta didik terdapat kesenjangan, seperti hubungan kemanusiaan yang terputus antara guru dan peserta didik. Oleh karena itu, hubungan emosional antara guru dan peserta didik harus di bangun secara harmonis. Bila tidak dilakukan secara emosional akan terganggu, yang mengakibatkan terjadinya pengurangan produktivitas yang signifikan. Kondisi ini akan sama berpengaruhnya jika terjadi dalam suasana pembelajaran. Belajar akan mandek apabila emosional terganggu, sehingga kegiatan yang mengganggu emosi harus dijauhi. 3 Sebaliknya diupayakan selalu ada rangsangan yang menyenangkan terhadap emosi agar sistem tubuh lebih produktif termasuk dalam kegiatan 2 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm, 8. 3 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 133. 2

belajar. Dalam penelitian Darmansyah, terungkap bahwa peserta didik yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan sisipan humor, ternyata kecerdasan emosionalnya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar yang dilaksanakan secara normal. 4 Artinya dalam pembelajaran guru perlu menyelipkan humor, karena dengan humor merupakan salah satu cara untuk meningkatkan emosional anak. Seorang guru ketika akan memulai pembelajaran, seharusnya memperhatikan : (1) Mengenal peserta didik dahulu. Peserta didik adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Jadi peserta didik adalah komponen yang penting dalam hubungan proses belajar mengajar. (2) memperhatikan kurikulum yang sudah ada, di mana didalamnya terdapat SK dan KD pada materi yang akan disajikan. Untuk itu guru harus memahami benar tentang tujuan pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran dan metodenya. (3) Membuat perangkat pembelajaran, seperti : RPE, Silabus, RPP, Prosem dan Prota. (4) Melakukan evaluasi, baik dilakukan di awal maupun di akhir pembelajaran. Bentuk evaluasi yang lainnya juga harus dilakukan diantaranya : evaluasi harian, UTS dan UAS. Selain itu, guru juga harus mampu melakukan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan 4 Ibid, hlm. 134. 3

pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi emosional, sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Dimensi pencegahan dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan emosional. 5 Bertolak pada pengelolaan pembelajaran di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran al-qur an sebagai upaya untuk meningkatkan baca tulis huruf arab, akan bertujuan untuk menciptakan generasi Qur ani. Maksudnya generasi yang beriman dan bertakwa, yang menjadikan al-qur an sebagai bacaan utama dan pedoman hidupnya, berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, punya rasa tanggung jawab moral dan sosial, demi masa depan gemilang, maka diperlukan adanya pembekalan sejak usia dini terhadap anak, agar dalam proses pembelajaran al-qur an melekat dalam jiwanya, sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkannya. 6 Untuk mewujudkan semua itu tidaklah mudah, diperlukan kerjasama yang baik antara pendidik, orang tua dan pengaruh lingkungan perlu mendapat perhatian sebaik-baiknya, karena secara empiris tidak sedikit generasi muda Islam walaupun telah lulus dari sekolah formal, seperti sekolah-sekolah umum tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, akan tetapi mereka masih belum mampu membaca dan menulis al-qur an, apalagi memahami secara kognitif maupun secara afektif. 5 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 127. 6 Chairani Idris, Tasyrifin Karim, Pedoman Pembinaan dan Pengembangan TKA dan TPA (Jakarta : LPPTKA BKPRMI Pusat, 1994), hlm. 2. 4

Melihat fenomena yang seperti itu, maka diperlukan adanya pembinaan yang baik dan maksimal untuk dapat terwujudnya generasi Qur ani seperti di atas. Pembinaan yang baik dan maksimal tidak terlepas dari tangan pendidik atau kalau dalam madrasah diniyyah di sebut ustadz atau ustadzah. Di sini dapat kita lihat bahwa begitu besar peran para ustadz atau ustadzah dalam mendidik para santri, dari yang tidak bisa membaca sama sekali sampai menjadi bisa. Pada kenyataannya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi melihat kemajuan zaman yang sudah sedemikian rupa. Tidak mudah untuk bisa mencari ustadz atau ustadzah tersebut, apalagi dengan bayaran seikhlasnya. Melihat realita seperti itu, maka yang terjadi pada kebanyakan Madrasah Diniyyah pada saat ini adalah jumlah santri yang banyak dengan jumlah tenaga pengajar yang sedikit. Bertolak pada kesulitan dalam rekruitmen tenaga pengajar, dengan gaji (transport) seikhlasnya khususnya yang berdomisili di sekitar Madrasah Diniyyah, maka banyak tenaga pengajar yang direkrut berasal dari luar wilayah tersebut. Dengan keadaan seperti ini maka tidak heran kalau ustadz atau ustadzahnya bergantian dalam mengajar santrinya. Kondisi tersebut dialami oleh Madin al-amien di Bareng Tengah, Kecamatan Klojen Kota Malang. Dengan memperhatikan kondisi tenaga pengajar seperti ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Memenej Pembelajaran al-qur an Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Huruf Arab di Madin al-amien Bareng Tengah-Malang. 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana memenej pembelajaran baca tulis al-qur an di Madin al Amien Bareng Tengah-Malang? 2. Apakah dengan memenej pembelajaran baca tulis al-qur an itu dapat meningkatkan kualitas baca tulis huruf arab di Madin al-amien Bareng Tengah-Malang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan dalam memenej pembelajaran baca tulis al-qur an di Madin al-amien Bareng Tengah-Malang. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-qur an di Madin al-amien Bareng Tengah-Malang dapat meningkatkan kualitas. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengelola Madin al-amien pada khususnya dan Madin lainnya pada umumnya dalam hal memenej pembelajaran al-qur an. 2. Pengasuh dan ustadz atau ustadzah Madin, sebagai sumbangan pemikiran atau masukan kepada para pengasuh ustadz atau ustadzah Madin 6

al-amien pada khususnya dan Madin lainnya pada umumnya dalam memenej pembelajaran al-qur an. 3. Peneliti, mengembangkan ilmu yang telah dimiliki sekaligus untuk memenuhi tugas akhir dalam penyelesaian Sarjana Strata 1. E. Batasan Istilah a. Pengertian Manajemen Secara sistematis manajemen berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin. Kata Management berasal dari bahasa latin mano yang berarti tangan, kemudian menjadi manus berarti bekerja berkalikali. 7 Menurut George R. Terry : Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya. 8 Pengartian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa, manajemen merupakan ilmu yang didasari untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan sebelumnya. 7 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Bandung : Educa, 2010) hlm. i. 8 Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm.16. 7

Bila dihubungkan dengan judul skripsi, maka pengertian manajeman di atas adalah untuk meningkatkan kualitas baca tulis al-qur an di Madrasah Diniyyah. b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. 9 Pembelajaran dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dapat diartikan sebuah proses belajar dan mengajar, bertujuan agar siswa tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi memiliki kemampuan yang lebih jauh, mampu menerapkan suatu konsep dalam berbagai keadaan atau memiliki bentuk - bentuk keterampilan tertentu disesuaikan dengan tuntunan tujuan. 10 Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaktif antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang meliputi proses interaksi antara anak dengan temannya, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan gurunya serta anak mampu menerapkan keterampilan sesuai dengan tujuan. 9 Mansur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) hlm. 163. 10 Syaiful Sagala, Konsep dam Makna Pembelajaran (Bandung : PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 61. 8

Bila dikaitkan dengan judul skripsi, maka pengertian pembelajaran di atas adalah untuk menjadikan tingkah laku dan motivasi belajar santri Madrasah Diniyyah lebih baik. c. Pengertian al-qur an Menurut Kamus Bahasa Indonesia : al-qur an adalah firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. 11 Al-Qur an menurut istilah adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan membacanya adalah ibadah. 12 Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa al- Qur an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang berupa firmanfirman Allah SWT yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Melihat kesimpulan di atas apabila dihubungkan dengan judul skripsi maka, diharapkan pembelajaran al-qur an bisa membuat santri Madrasah Diniyyah mengetahui dan menyadari bahwa al-qur an sebagai petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. 11 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), hlm. 44. 12 Taufik Rahmat, Hidayat, Khazanah Istilah Al-Qur an (Bandung : Mizan, 1998), hlm. 114. 9

d. Pengertian Upaya Menurut Kamus Bahasa Indonesia : kata upaya berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb). 13 Menurut peneliti kata upaya merupakan strategi guru dalam memudahkan proses pembelajaran kepada siswa. Upaya dapat berupa berbagai usaha, ikhtiar dari guru Pendidikan Agama Islam untuk memahamkan siswa terhadap pembelajaran agama Islam, termasuk mengungkap berbagai persoalan yang dihadapi guru serta jalan keluar yang diambilnya. Berbagai usaha dan ikhtiar mencakup pemikiran, strategi yang ditempuh maupun keputusan-keputusan yang diambil terkait dengan pembelajaran al-qur an. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya adalah usaha guru untuk membuat siswa agar paham terhadap pembelajaran al-qur an. Kesimpulan di atas jika dihubungkan dengan judul skripsi adalah guru mengusahakan berbagai strategi pembelajaran agar siswa dapat meningkatkan kualitas membaca dan menulis al-qur an. e. Pengertian Meningkatkan Kualitas Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : kata kerja dengan arti antara lain : 1. Menaikkan ( derajat, taraf, dsb ); 13 Hasan Alwi, et.el, (ed.) upaya Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), hlm. 1250. 10

mempertinggi; memperhebat ( produksi, dsb ); 2. Mengangkat diri; memegahkan diri. 14 Sedangkan menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik. 15 Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata meningkatkan tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak. Sedangkan meningkatkan yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas baca tulis huruf arab bagi murid atau santri yang nilainya rendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya bisa lebih tinggi atau memuaskan. Melihat judul skripsi di awal maka kesimpulan dari makna meningkatkan diharapkan guru menemukan metode mengajar yang sesuai sehingga murid atau santri yang awalnya memiliki nilai rendah bisa berubah mendapatkan nilai yang lebih baik. f. Pengertian Baca Tulis Huruf Arab (al-qur an ) Menurut Henry Guntur Tarigan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau media 14 Ibid, hlm. 1197-1198. 15 Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Perpustakaan UT, 2009), hlm. 4. 11

lisan. 16 Menulis diartikan membuat huruf, (angka dan sebagainya) dengan pena, pensil, kapur dan sebagainya. 17 Menurut Kamus Bahasa Indonesia membaca adalah : mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. 18 Sedangkan menulis membuat huruf atau angka dengan pena juga bisa berarti melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang atau membuat surat dengan tulisan. 19 Kesimpulan dari dua pendapat di atas yaitu : membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk melafalkan tulisan. Sedangkan menulis adalah menuangkan sesuatu yang terucap ke dalam tulisan. Hubungannya dengan judul skripsi adalah diharapkan murid atau santri mampu membaca sekaligus menulis al-qur an dengan baik dan benar. F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan berisi tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan istilah dan sitematika penulisan. Bab II Kajian pustaka berisi tentang : pengertian-pengertian yang berkaitan dengan memenej pembelajaran baca tulis al-qur an. 16 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung : Angkasa, 1985), hlm. 7. 17 Depertemen dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1993), hlm. 553. 18 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), hlm 110. 19 Ibid, hlm. 1744. 12

Bab III Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data yang terakhir teknik pengumpulan data. Bab IV Hasil penelitian, bab ini menguraikan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, serta penyajian data dan analisa data. Bab V Kesimpulan dan saran, bab ini membahas tentang kesimpulan yang berisi kesimpulan umum dari hasil penelitian juga saran-saran dari penulis. 13