BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khidmatul Mamluah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munandar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap aktifitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sekolah Dasar disebutkan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

K BAB I PENDAHULUAN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS MELALUI PENDEKATAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Navika Dzuhisna, 2013

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen adalah aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Asesmen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Siti Amila Rafiani Silmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis sangat penting untuk dikuasai siswa, karena keterampilan ini tidak akan terpisahkan dalam proses belajar siswa, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai pada jenjang pendidikan tinggi. Dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah, siswa diharapkan dapat menguasai ragam keterampilan menulis yang tercakup dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada kenyataannya, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai siswa. Hal tersebut dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwasilah (2007: 193), keterampilan menulis dipersepsi sebagai keterampilan paling sulit dikuasi (43,22%) dibandingkan ketiga keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut terjadi dikarenakan dalam sistem pendidikan nasional sejak SD sampai PT membekali keterampilan menulis hanya 23,34% saja, lebih rendah daripada keterampilan membaca (23,45%). Dalam KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs terdapat salah satu pembelajaran menulis yang harus diajarkan kepada siswa, yaitu pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi tersebut salah satunya diajarkan pada kelas VIII SMP/MTs dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas dan kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Dengan menulis puisi siswa mempelajari dua keterampilan sekaligus, yaitu keterampilan berbahasa dan bersastra. Akan tetapi, dalam pengimplementasian pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah masih ditemukan hambatan dalam pembelajaran menulis puisi, seperti kurang berminatnya siswa pada pembelajaran tersebut karena menganggap kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang tidak mudah.

2 Hambatan yang siswa alami saat menulis puisi adalah saat menuangkan gagasan/ide, memilih diksi yang sesuai, merangkai kata menjadi puisi yang utuh, serta kurangnya rasa percaya diri siswa bahwa mereka mampu untuk menulis puisi. Mereka beranggapan bahwa hanya orang-orang berbakat saja yang dapat menulis. Pernyataan tersebut tentu tidak benar, karena keterampilan menulis puisi merupakan keterampilan yang dapat ditumbuhkan melalui latihan. Faktor bakat hanya menunjang antara 10-20 %, selebihnya bekerja keras, yaitu berlatih menulis dengan didukung banyak membaca. Setiap orang bisa membuktikannya, dengan cara mulai latihan menulis (Provost dalam Pranoto, 2011: 2). Menurut Senny S. Alwasilah (2007: 43) kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan latihan. Latihan ini bisa dikembangkan di bangku sekolah. Dengan latihan yang intensif, siswa berlatih dan tanpa mereka sadari mereka telah mempunyai kemampuan menulis. Selain faktor-faktor di atas, motivasi juga menjadi faktor lain yang menjadi hambatan dalam keberhasilan pembelajaran menulis puisi. Motivasi yang dimaksud, baik motivasi dari dalam diri siswa (internal) maupun motivasi yang diberikan guru kepada siswa (eksternal). Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono (2008: 83) bahwa motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembelajaran menulis puisi yang disebutkan di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyadi (2012) bahwa: Siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis puisi. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan/ide ke dalam larik-larik puisi, kurang memiliki perbendaharaan kata yang memadai, kurang dapat memilih kata-kata dengan tepat serta kurang memahami bagaimana merangkaikan kata-kata ke dalam sebuah puisi. Hambatan yang ke dua berasal dari guru. Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk lebih menyenangi pembelajaran menulis puisi. Bertolak dari apa yang sudah dipaparkan di atas, penulis akan melakukan sebuah penelitian eksperimen kuasi untuk mengatasi kesulitan yang dimiliki siswa

3 dalam menulis puisi dan menjadikan pembelajaran menulis puisi menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS). Model pembelajaran ARIAS ini merupakan modifikasi dari model pembelajaran ARCS. Model pembelajaran ini terdiri atas lima komponen, yaitu assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment (evaluasi), dan satisfaction (kepuasan). Komponen pertama dalam model pembelajaran ini adalah menumbuhkan rasa percaya diri siswa (assurance). Karena pada dasarnya ketercapaian suatu tujuan pembelajaran selain karena guru, juga bergantung pada kepercayaan diri siswa untuk mampu melakukannya. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menulis puisi, guru dapat memperkenalkan siswa kepada penyair-penyair Indonesia, khususnya penyair muda yang sudah memiliki karya puisi yang bagus. Komponen kedua adalah relevance, yaitu menghubungkan kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan siswa dengan pembelajaran yang sudah, sedang, dan akan dilakukan siswa nantinya. Tahapan ketiga adalah menumbuhkan dan mempertahankan minat/perhatian siswa supaya tetap fokus dengan pembelajaran yang sedang dilakukannya. Dalam setiap pembelajaran sangat penting untuk melakukan evaluasi. Tahapan evaluasi dilakukan untuk meninjau perkembangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap ini dijadikan sebagai tahapan perbaikan oleh siswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari puisi yang dibuatnya, sehingga siswa dapat memperbaiki hasil karyanya lagi. Tahapan terakhir dari model pembelajaran ini adalah satisfaction (kepuasan), siswa merasa puas dengan puisi hasil karyanya sendiri. Sejauh pengamatan penulis, penelitian yang dapat dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ismahani (2011) dengan judul Penggunaan Teknik P4 (Pencarian Ide, Perenungan, Penulisan dan Perbaikan) dalam Keterampilan Menulis Puisi. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah menerapkan teknik tersebut menjadi meningkat.

4 Penelitian yang menerapkan model pembelajaran ARIAS pernah dilakukan oleh Latifah (2010) dengan Judul Efektivitas Metode ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi: Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 13 Bandung Tahun Ajaran 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode ARIAS efektif meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Reni Setiawati (2012) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Berpidato. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpidato siswa mengalami kenaikan yang signifikan tiap siklusnya. Berdasarkan rujukan dari penelitian-penelitian di atas, penulis akan menerapkan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP. Model pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan minat, kepercayaan diri serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi, maka penulis menentukan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS) dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang bisa diidentifikasi untuk diteliti. Beberapa hal tersebut di antaranya sebagai berikut. 1. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai namun keterampilan yang dapat ditumbuhkan melalui latihan. 2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi karena menganggap kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang sulit dilakukan.

5 3. Hambatan yang siswa alami saat menulis puisi adalah saat menuangkan gagasan/ide, memilih diksi yang sesuai, merangkai kata menjadi puisi yang utuh. 4. Kurangnya rasa percaya diri siswa bahwa mereka mampu untuk menulis puisi. 5. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi belum mengatasi kesulitan siswa dalam membuat puisi. C. Batasan Masalah Penelitian Penelitian dalam meningkatkan kemampuan menulis sangat umum, karena jenis pembelajaran menulis banyak ragamnya. Maka, agar penelitian dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian, dilakukan pembatasan dalam penelitian ini, yaitu penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS) dalam pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. 1. Penuangan ide dan gagasan secara luas. 2. Pemilihan tema, diksi, imaji, dan gaya bahasa. 3. Membangkitkan rasa percaya diri siswa dalam menulis puisi. D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum diterapkan model pembelajaran ARIAS? 2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sesudah diterapkan model pembelajaran ARIAS? 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran ARIAS?

6 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang: 1. kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum diterapkan model pembelajaran ARIAS; 2. kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sesudah diterapkan model pembelajaran ARIAS; 3. signifikansi perbedaan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran ARIAS. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan teori pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran assurance, relevance, interest, assessment, satisfaction (ARIAS), menambah khazanah rujukan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi, dan menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang baru, membantu siswa untuk mengatasi hambatan dalam menulis puisi, menumbuhkan rasa percaya diri siswa serta menjadikan pembelajaran menulis puisi menjadi pembelajaran yang menyenangkan. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat membantu guru, khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam menerapkan model pembelajaran dalam

7 pembelajaran menulis puisi, sehingga pembelajaran menulis puisi menjadi pembelajaran yang menyenangkan. c. Bagi Penulis Menambah pengalaman penulis sekait dengan pembelajaran menulis dan pengaplikasiannya saat melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. G. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika skripsi terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, dalam Bab I memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka yang berisi konsep-konsep atau teori-teori utama dalam bidang yang dikaji dan hipotesisi penelitian. Bab III merupakan metode penelitian, dalam bab ini dijelaskan secara rinci lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode serta desain yang digunakan dalam penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab V berisi kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.