BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia bahkan diseluruh dunia adalah gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap terjadinya transisi epidemiologi, dengan semakin meningkatnya. penyakit tidak menular. Menurut WHO ( World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang


BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI SUPLEMEN ENERGI DENGAN STADIUM CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG HEMODIALISIS RSUD IBNU SINA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalalah Gagal ginjal kronik (GGK) adalah proses kerusakan ginjal selama rentang waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible (tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit), sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012). Hidup zaman sekarang rentan terhadap berbagai penyakit. Banyak orang mengabaikan hal-hal kecil karena kesibukan mereka. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan akar dari berbagai penyakit. Pola perilaku masyarakat saat ini gemar melakukan kegiatan yaitu kurang mengkonsumsi air dan cenderung mengkonsumsi jamu dalam jangka panjang, mengkonsumsi obat-obatan sembarangan, kurang olahraga, merokok, mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia seperti pewarna, pengawet, dan penyedap rasa, serta mengkonsumsi serbuk atau minuman penambah stamina yang kurang memperhatikan aspek kesehatan memicu penyakit dengan leluasa memasuki tubuh (www.fajar.co.id). Masyarakat menganggap penyakit yang banyak mengakibatkan kematian adalah jantung dan kanker. Padahal ada penyakit lain yang tidak kalah mengancam jiwa, dan angka kejadiannya di masyarakat terus 1

2 meningkat. Penyakit itu adalah gagal ginjal kronik (GGK). Penyakit ini tidak terdeteksi secara dini, tahu-tahu penderita berada tahap yang sudah lanjut. Ginjal termasuk organ vital yang dimiliki manusia, ketika terjadi kegagalan pada fungsi organ ginjal, akibatnya bisa fatal (Santoso, 2009). Prevalensi dan insiden penyakit gagal ginjal berdasarkan etiologi utama menurut WHO (Word Health Organitation), bahwasanya penyebab tersering gagal ginjal kronik adalah diabetes Melitus, diikuti oleh hipertensi dan glomerulonefritis. Penyakit ginjal poli kistik, obstruksi, dan infeksi adalah penyebab gagal kronik yang lebih jarang. Prevalensi penderita gagal ginjal kronik dengan sebab diabetes sejumlah 100.892 dengan presentase 33,2%, hipertensi 72.961 dengan presentase 24,0%, glomerulonefritis 52.229 dengan presentase 17,2%, dan penyakit kistik 13.992 dengan presentase 4,6%. Insiden gagal ginjal kronik yang terjadi dengan sebab diabetes sejumlah 33.096 dengan presentase 41,8%, hipertensi 20.066 dengan presentase 25,4%, glmerulonefritis 7.390 dengan presentase 9,3%, dan penyakit kistik 1.772 dengan presentase 2,2% (Joachim & Lingappa, 2012) Berdasarkan data yang tercatat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, terjadi peningkatan penyakit gagal ginjal yang signifikan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya populasi penderita diabetes dan hipertensi di indonesia. Berdasarkan data yang dirilis PT. Askes pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 15.507 orang, kemudian meningkat lima ribu lebih pada tahun 2011 dengan jumlah pasti sebesar 23.261 orang, kemudian meningkat

3 menjadi 24.141 orang di tahun 2012. Kemungkinan di tahun 2013 akan terjadi peningkatan gagal ginjal yang lebih banyak di karenakan jumlah populasi penderita diabetes dan hipertensi juga semakin meningkat (Nawawi, 2013). Perkiraan dari data di beberapa bagian nefrologi, insiden gagal ginjal kronik di Indonesia berkisar 100-150 per 1 juta penduduk dan prevalensi mencapai 200-250 kasus per juta penduduk. Di Jawa timur, menurut data Dinkes Jatim 2010 berkisar 1-3 dari 10.00 pendunduknya mengalami gagal ginjal kronik dan untuk Ponorogo sedikit lebih tinggi, 2-4 dari 10.000 pendunduk mengalami gagal ginjal kronik (Indraratna, 2012). Di Ponorogo terjadi peningkatan jumlah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Pada tahun 2012 jumlah kunjungan pasien yang menjalani hemodialisa sejumlah 3285 pasien sedangkan pada bulan januari sampai bulan November 2013 jumlah kunjungan pasien yang menjalani hemodialisa sejumlah 7340 pasien dan kebanyakan berasal dari Kelurahan Sukosari Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo (Rekam Medik RSUD Dr Hardjono Ponorogo, 2013). Hasil survey di Desa Sukosari Kecamatan Babadan didapatkan bahwa masyarakatnya mengkonsumi makanan yang mengandung pewarna, pengawet, penyedap rasa, jamu dan minuman bersuplemen serta kebiasaan merokok yang masih digemari masyarakat. Saat ini dengan berbagai perkembangan yang terjadi khususnya di masyarakat Indonesia, dapat ditemukan berbagai perilaku pola hidup yang salah. Perilaku masyarakat saat ini gemar melakukan kegiatan yaitu kurang mengkonsumsi air dan cenderung mengkonsumsi jamu dalam jangka panjang, mengkonsumsi obatobatan sembarangan, kurang olahraga, merokok, mengkonsumsi makanan yang

4 mengandung zat kimai seperti pewarna, pengawet, dan penyedap rasa, serta mengkonsumsi serbuk atau minuman penambah stamina. Perilaku masyarakat tersebut menimbulkan berbagai masalah kesehatan yaitu terjadinya gangguan pada fungsi ginjal. (www.fajar.co.id). Bila GGK (gagal ginjal kronik) tidak terdiagnosis dan tidak diobati akan menjadi masalah kesehatan yang serius, termasuk berpotensi menjadi gagal ginjal terminal (GGT). Oleh karena itu, jika GGK (gagal ginjal kronik) bisa diketahui secara dini, kerusakan ginjal dapat diperlambat bahkan dihentikan. Mencegah datangnya penyakit itu lebih baik dari pada mengobati penyakit (Santoso, 2009). Pencegahan yang perlu dilakukan oleh masyarakat agar tidak terjadi gagal ginjal kronik yaitu mengkonsumsi air cukup, menghindari konsumsi jamu jangka panjang, menghindari konsumsi obat-obatan sembarangan, berolahraga teratur, berhenti merokok, menghindari konsumsi bahan kimia seperti pewarna, pengawet, dan penyedap rasa, menghindari serbuk atau minuman bersuplemen dan mengurangi berat badan (Santoso, 2009). Berdasarkan fenomena diatas adanya angka kejadian gagal ginjal kronik di Kelurahan Sukosari Cukup Tinggi, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana perilaku masyarakat dalam pencegahan gagal ginjal kronik di RT 04 RW 01 Kelurahan Sukosari Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, Bagaimana perilaku masyarakat dalam mencegah gagal ginjal kronik di RT 04 RW 01 Kelurahan Sukosari Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam mencegah gagal ginjal kronik di RT 04 RW 01 Kelurahan Sukosari Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dapat dijadikan sumber data penelitian lebih lanjut dan sebagai dasar untuk lebih memantapkan dalam pemberian informasi dan pengetahuan tentang penyakit GGK (gagal ginjal kronik). 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi institusi Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka tentang gagal ginjal kronik. 2. Bagi masyarakat Sebagai masukan dalam meningkatkan perilaku tentang pencegahan gagal ginjal kronik.

6 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai sumber data selanjutnya dalam meneliti tentang perilaku masyarakat dalam pencegahan gagal ginjal kronik. 4. Bagi peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian yang dapat secara langsung dan mendapatkan informasi mengenai perilaku masyarakat dalam pencegahan gagal ginjal kronik. 1.5 Keaslian Tulisan Dari penelusuran peneliti mengenai perilaku masyarakat dalam pencegahan gagal ginjal kronik (GGK) belum pernah diteliti. Adapun beberapa penelitian yang sudah diteliti: a. Kartika Indraratna (2012), dengan penelitiannya yang berjudul Tingkat Pengetahuan Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Tentang Diet GGK di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, data hasil penelitian didapatkan responden berpengetahuan kurang tentang diet GGK. Persamaan terletak sama-sama meneliti gagal ginjal kronik. Perbedaan penelitian terletak pada variabel perilaku masyarakat dan respondennya adalah masyarakat yang belum terkena gagal ginjal kronik (GGK). b. Dewi Ernawati (2011), dalam penelitiannya yang berjudul Pengetahuan Masyarakat Tentang Gagal Ginjal Kronik di Kelurahan Keniten, Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian diperoleh bahwa responden berpengetahuan

7 cukup tentang gagal ginjal kronik. Persamaan terletak sama-sama meneliti tentang gagal ginjal kronik (GGK) di Masyarakat. Perbedaan penelitian terletak pada variabel perilaku masyarakat dan tempat penelitian. c. Nindya Afifah (2007), dengan judul penelitian Perbedaan Kesiapan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Menghadapi Hemodialisa. Metode yang digunakan yaitu menggunakan rancangan cross sectional dan pendekatan retrospektif. Dengan hasil responden menunjukkan kesiapan yang baik. Persamaan terletak sama-sama meneliti gagal ginjal kronik. Perbedaan penelitian terletak pada variabel perilaku masyarakat dan respondennya adalah masyarakat yang belum terkena gagal ginjal kronik (GGK).