BAB I. PENDAHULUAN. sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bertaqwa, bersikap mulia dan berpengetahuan yang sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSISDIKNAS)

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

2014 KORELASI PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF DAN SIKAP SISWA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGARUH PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MUATAN NILAI SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang kompleks. Proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan, siswa dengan siswa dan siswa dengan berbagai sarana yang ada. Dari berbagai interaksi tersebut, diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang disebut hasil belajar. Hasil belajar menurut Bloom (Depdiknas, 2008:4) terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotoris.saat ini, hasil belajar aspek afektif siswa sangat penting untuk diperhatikan oleh para pendidik karena berhubunganerat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hasil belajar aspek afektif selain dibutuhkan dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional, juga sangat dibutuhkan siswa di era globalisasi seperti sekarang ini,karena berhubungan dengan sikap dan moral yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri serta yang tidak kalah penting adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sangat dibutuhkan siswa dalam menghadapi arus globalisasi.

Berdasarkan observasi peneliti di SMP 11 Maret Sumberagung selama satu tahun,dapatdiketahui bahwa bagi sebagian besar guru, orientasi keberhasilan belajar siswa hanya dilihat dari segi kognitif saja.hal ini mungkin yang menjadi penyebab ketercapaian hasil belajar aspek afektif siswa di SMP 11 Maret Sumberagungbelum maksimal. Dalam skala mikro pada kehidupan di kelas, ditunjukkan antara lain masih banyak siswa yang tidak mencintai kebersihan, baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, kurang menghargai waktu, kurang menghargai guru, malas belajar, tidak percaya diri, saling mencela sesama siswa dan tidak jujur dalam ulangan. Sikap siswa yang cenderung negatiftersebut akan membangun generasi yang tidak tahan uji, memiliki daya saing rendah, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Fenomena kecildari realita diatas dan banyaknya kasus kejahatan serta asusila yang melibatkan siswa sebagai pelakunya seperti tawuran, pencurian, perkosaan, minuman keras dan narkotika serta maraknya hubungan seks pranikah yang dilakukan oleh pelajar, membuktikan bahwa nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa belum terintegrasi secara utuh dalam setiap pembelajaran. Dengan demikian, secara otomatis tujuan pendidikan nasional belum tercapai sepenuhnya. Dan salah satu cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar afektif siswa dapat tercapai adalah dengan mengintegrasikan materi pelajaran dengan ayat-ayat Al-Quran bagi sekolah yang mayoritas siswanya beragama islam.

Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas harus diawali dengan sikap adaptif guru terhadap dinamika perkembangan siswa-siswanya, dan perkembangan setiap siswa harus terisi oleh nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan melalui proses pembelajaran oleh guru. Guru harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada siswanya dalam setiap pembelajaran agar jiwa siswa tidak kering dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Pengintegrasian nilai-nilai ketuhanan dalam setiap pembelajaran menjadi sangat penting untuk menancapkan tiang pancang konstruksi kepribadian siswa yang dalam dan kuat sehingga mampu menahan getaran, dorongan, dan tarikan dari dampak negatif globalisasi yang mengukur keberhasilan seseorang dari segi materi saja. Salah satu bentuk pembelajaran yang relevan dengan kondisi tersebut adalah dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Quran dalam pembelajaran. Menurut Sauri (2008:46)Integrasiantara ilmu agama dalam hal ini ayat-ayat Al-Quran dengan ilmu umum (biologi) esensinya adalah perpaduan antara dimensi agamadan ilmu sehingga menjadi suatu kesatuan yang koheren dan tidak bisa dipisahkan hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Biologi termasuk kedalam sains. Menurut Suroso (2006:27), secara isi maupun metodologi sains mengandung pelajaran moral untuk kehidupan manusia sehingga dapat dilakukan pembelajaran yang memuat ayat-ayat Al-Quran. Untuk sekolah-sekolah yang mayoritas siswanya beragama islam, sudah semestinya pembelajaran sains yang memuat ayat-ayat Al-Quran

diterapkan sehingga menambah keyakinan dan keimanan siswa terhadap ajaran agamanya, serta lebih meyakini kebenaran ilmu yang dipelajarinya. Salah satu konsep yang harus dipelajari siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam mata pelajaran IPA Terpadu adalah pertumbuhan dan perkembangan hewan. Konsep ini dalam Al-Quran ternyata dijelaskan secara tersurat. Salah satunya dalam QS. Al-Mu minun ayat 12-14 yang mengungkapkan mengenai fase-fase perkembangan manusia yang ternyata sangat relevan dengan ilmu Biologi yang berkembang sekarang ini, khususnya dengan Embriologi. Dengan demikian, pembelajaran kontektual pada konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan yang memuat ayat-ayat Al-Quran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa. Berdasarkan hasil penelitian Hadiyanto (2008: 80) menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual yang memuat nilai-nilai Al-Quran pada konsep sistem reproduksi dapat meningkatkan hasil belajar afektif (sikap) siswa kelas XI MAN I Bandung. Dan hasil penelitian Mulyati (2008:1) menunjukan bahwa integrasi Imtaq dalam pembelajaran matematika dapat menumbuhkan kecerdasan ruhaniah siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Integrasi ayat-ayat Al-Quran dalam Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Terhadap Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas VIII SMP 11 Maret Sumberagung B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengaruh integrasi ayat-ayatal-quran dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan terhadap hasil belajar aspekafektif siswa kelas VIII SMP 11 Maret Sumberagung tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh integrasi ayat-ayat Al-Quran dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan terhadap hasil belajar aspek afektif siswa kelas VIII SMP 11 Maret Sumberagung. D. Kegunaan Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi untuk berakhlak mulia yang didasari keyakinan terhadap kebenaran Al-Quran. 2. Penelitian ini dapat memberikan contoh pembelajaran yang mengintegrasikan ayat-ayat Al-Quran pada konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan serta memberikan variasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan konsep yang dipelajari. 3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas siswa dan guru. E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ayat-ayat Al-Quran yang diinformasikan kepada siswa adalah ayatayat Al-Quran yang berhubungan dengan konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan (QS.Al-Qiyaamah: 36-40, QS.Al-Alaq : 1-3, QS.Al-Baqarah: 164,QS. Al-Mu minuun: 12-14dan 67, QS.Al-Mu min ayat 79, QS.Al-Hajj:5, QS. An Nahl: 78). 2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek afektif (sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral)depdiknas (2008:4). 3. Integrasi ayat-ayatal-qurandalam pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah bentuk pembelajaran yang memasukan, menggabungkan dan mengaitkankonsep pengetahuan dalam Al-Quran dengan pengetahuan umum yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, yaitu pertumbuhan dan perkembangan hewan.yang diharapkan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga dan masyarakat. Dimodifikasi dari Sauri (2008:3) 4. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII C dan kelas VIII D semester ganjil SMP 11 Maret Sumberagung tahun pelajaran 2010/2011. 5. Materi pokok yang diberikan adalah pertumbuhan dan perkembangan hewan. F. Kerangka Pikir Integrasiayat-ayat Al-Quran dalam pembelajaran merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Semakin maraknya tindakan asusila yang dilakukan oleh pelajar Indonesia menuntut perhatian lebih dari pihak yang berkecimpung di bidang pendidikan, khususnya sekolah dan guru. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME tidak boleh hanya sebatas menuliskannya dalam visi dan misi sekolah saja, tetapi sekolah juga harus segera membuat action plan untuk peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa. Langkah yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Quran dalam pembelajaran. Dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Quran yang relevan dengan konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan,berarti guru telah melakukan suatu langkah yang revolusioner karena selain memberikan pemahaman tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan kepada siswa, juga menanamkan keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karena pada hakikatnya, belajar merupakan proses pembiasaan dan penanaman pemahaman yang akan mempengaruhi sikap siswa. Untuk itu, integrasi ayat-ayat Al-Quran pada konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan perlu dilakukan, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar aspek afektif siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah Integrasiayat-ayat Al-Quran dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan dan variabel terikat adalah

hasil belajar afektif siswa. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dalam diagram paradigma penelitian sebagai berikut : X Y Gambar 1. Kerangka pikir Keterangan : X = Integrasiayat-ayat Al-Quran dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan; Y = Hasil belajar aspek afektif siswa. G. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Integrasi ayat-ayat Al-Qurandalam konsep pertumbuhan dan perkembangan hewan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar aspek afektif siswa kelas VIII SMP 11 Maret Sumberagung Tahun Pelajaran 2010/2011?