BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang sempurna diturunkan Allah Swt untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum. dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).

UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut:

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan isinya

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2016 M / 1437 H

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitasnya. Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kota Banjarmasin merupakan pusat kota yang terletak di sebelah selatan,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk-nya bersyukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut sehingga laut

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. disebabkan bahasa Arab merupakan bahasa agama. Umat Islam dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana sekitar 70 % wilayah teritorialnya berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang melimpah. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat tinggal dan menempati daerah sekitar wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya bekerja sebagai nelayan. Jumlah nelayan perikanan laut di Indonesia menurut kategori nelayan, maka status nelayan penuh merupakan jumlah terbesar dari nelayan sambilan utama maupun nelayan sambilan tambahan dan jumlah ini setiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Hal ini mempunyai indikasi bahwa jumlah nelayan yang cukup besar ini merupakan suatu potensi yang besar dalam pembangunan perikanan. Keberadaan kehidupan nelayan selama ini dihadapkan dengan sejumlah permasalahan yang terus membelitnya, seperti lemahnya manajemen usaha, rendahnya adopsi teknologi perikanan, kesulitan modal usaha, rendahnya pengetahuan pengelolaan sumberdaya perikanan, rendahnya peranan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan lain sebagainya mengakibatkan kehidupan nelayan dalam realitasnya menunjukkan kemiskinan. 1

2 Kemiskinan, rendahnya pendidikan dan pengetahuan serta kurangnya informasi sebagai akibat keterisolasian pulau-pulau kecil merupakan karakteristik dari masyarakat pulau-pulau kecil. Hasil pembangunan selama ini belum dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di kawasan pulau terpencil. Masyarakat diletakkan sebagai obyek pembangunan dan bukan sebagai subyek pembangunan, Dengan demikian dibutuhkan perhatian dan keinginan yang tinggi untuk memajukan kondisi masyarakat pesisir khususnya nelayan sebagai pengelola sumberdaya pulau-pulau kecil agar dapat berlangsung secara lestari. Pemerintah melalui Departemen Perikanan dan Kelautan selama ini telah melakukan kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang berjalan berdasarkan kebijakan Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2000 tentang Pedoman Umum pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Tujuan dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kebijakan tersebut menghendaki perlu adanya partisipasi masyarakat, karena keikut sertaan masyarakat akan membawa dampak positif, mereka akan memahami berbagai permasalahan yang muncul serta memahami keputusan akhir yang akan diambil. Untuk itu, dalam partisipasi masyarakat diperlukan adanya komunikasi dua arah yang terus menerus dan informasi yang berkenaan dengan program, proyek atau kebijakan yang disampaikan dengan bermacam-macam teknik yang tidak hanya pasif dan formal tetapi juga aktif dan informal.

3 Salah satu faktor yang penting untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat nelayan adalah pembinaan yaitu antara lain; melalui penyuluhan dan pendidikan yang terus menerus kepada masyarakat setempat. Pembinaan masyarakat dapat dilihat dari beragam pendekatan, sehingga dapat memahami pokok-pokok pikiran tentang pembinaan yaitu antara lain ; pembinaan merupakan suatu sistem pendidikan nonformal, yang berupaya mengubah perilaku sasarannya. Namun hal itu sering diidahkan oleh para nelayan,, yang penting bagi mereka bagaimana caranya bekerja sehingga dapat menghasilkan uang guna mencukupi kebutuhan hidup dirinya serta keluarganya. Islam sesungguhnya agama yang sangat menjunjung tinggi nilai kerja. Islam menganggap kerja sebagai cara yang paling utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja demi kebahagiaan hidup di dunia, apapun jenis pekerjannya yang penting halal menurut ajaran agama Islam. Islam juga mengajarkan agar beribadah demi kebahagiaan hidup di akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, bekerjalah untuk kepentingan dunia akan tetapi jangan sampai melalaikan beribadah untuk kepentingan akhirat dan begitupula sebaliknya. Dalam kehidupan sekarang ini, umumnya masyarakat lebih giat berusaha daripada beribadah, sehingga keberagaman masyarakat dapat dilihat dan dinilai dari pengalaman ajaran agamanya sehari-hari. Islam memandang positif keinginan umatnya untuk selalu bekerja keras. Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus menjadikan Al-Qur an dan al-hadits pedoman bekerja keras dalam hal kebaikan, karena kerja dalam Islam merupakan ibadah dan hidup ini untuk ibadah.

4 Oleh karena itu, dengan sendirinya kerja mempunyai makna ibadah dan ibadah dapat di wujudkan dengan kerja keras. Dengan kerja keras pulalah, diharapkan perekonomian masyarakat akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, masalah ekonomi senantiasa menjadi perhatian utama dalam memajukan taraf kehidupan. Pentingnya pengetahuan tentang ajaran agama dan adanya kesadaran untuk mengamalkannya dalam kehidupan keseharian. Maka dalam rangka membentuk, mendidik dan membina serta membimbing mental masyarakat kejalan yang sesuai dengan nilai dan tuntunan agama, mengingat fungsi dan peranan dakwah yang demikian penting, maka pengertian dakwah dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya harus dipahami secara tepat dan benar, sesuai dengan tuntunan Al-Quran, sunnah Rasul dan Sirah Nabawiyyah yang berisikan petunjuk atau pedoman hidup yang bagaimana dakwah itu dilakukan, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang istiqamah, tangguh dan melahirkan tatanan kehidupan masyarakat yang Islami. Dalam upaya membentuk, mendidik dan membina serta membimbing manusia untuk mendapatkan pengendalian dirinya agar tidak terpengaruh oleh urusan dunia saja, maka dakwah sangat penting sekali. Dikatakan demikian, karena dakwah itu sendiri bertujuan untuk mengajak manusia kejalan yang benar dan mengubah perilaku sasarannya agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun masalah sosial kemasyarakatannya, agar terdapat kehidupan yang penuh dengan keberkahan, mendapat kebaikan

5 didunia dan akhirat. Para penyuluh berusaha meningkatkan keberagamaan masyarakatnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan. Mengungkap persoalan kehidupan dalam masyarakat nelayan tradisional pada dasarnya adalah membicarakan komunitas pengetahuan nelayan dalam konteks kehidupan lokal. Secara kategori, kehidupan komunitas nelayan berbeda dengan kehidupan komunitas masyarakat lainnya, seperti masyarakat petani ataupun pedagang. Perbedaan itu terlihat tidak hanya terletak pada gaya hidup dan pola fikir, tetapi juga pada nilai-nilai kebudayaan mereka. Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan, matapencaharian penduduk Desa Batakan ini lebih dominan sebagai nelayan laut. Para nelayan itu menangkap ikan dilaut karena wilayah yang mereka tempati merupakan wilayah yang dikelilingi oleh laut. Jenis tangkapan merekapun beragam tidak hanya berupa ikan tetapi ada juga jenis binatang laut lainnya yang bisa dimakan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari seperti udang, cumi, kepiting, kerang dan jenis binatang laut lainnya. Mereka bekerja sebagai penangkap ikan ada yang memulai kerja dari pukul 02:00 dini hari hingga pukul 17:00 sore tetapi terkadang waktunya juga tidak menentu tergantung pasang surutnya air laut. Dengan latar pendidikan mereka rata-rata tamatan Sekolah Dasar. Ditengok dari rentang waktu, jam kerja dan latar belakang pendidikan mereka, penulis berpendapat bahwa keberagamaan para nelayan itu nampak kurang.

6 Karena kesibukan mereka bekerja sebagai pelaut atau penangkap ikan (nelayan) diduga bisa menyita waktu mereka dan melupakan kewajiban agama seperti shalat, puasa dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Rendahnya pendidikan bisa menjadi pemicu minimnya pengetahuan mereka tentang agama. Andai saja mereka bisa mengatur waktu kerja dengan menuntut pengetahuan agama, tentunya urusan dunia dan akhirat bisa di imbangi, sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan kebahgiaan akhirat. Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut dan akan membahasnya kedalam sebuah skripsi dan penulis mengambil sebuah kesimpulan judul: PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BATAKAN KECAMATAN PANYIPATAN KABUPATEN TANAH LAUT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk kegiatan pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut? 2. Apa kendala yang di hadapi penyuluh dalam pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut?

7 3. Apa upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi kendala pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut? C. Operasionalisasi Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan interpretasi judul di atas, maka penulis memberikan penegasan judul sebagai berikut: 1. Maksud penulis dengan Pembinaan mental keagamaan adalah semua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh juru dakwah/ penyuluh atau tokoh agama dalam rangka membimbing, membina mental keagamaan masyarakat nelayan Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. 2. Kendala dalam pembinaan mental keagamaan adalah faktor-faktor yang menghambat kelancaran proses pembinaan yang dilakukan, baik faktor yang berasal dari dalam maupun faktor dari luar, serta hal-hal yang mempengaruhi proses pembinaan mental keagamaan. 3. Upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi kendala pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. D. Tujuan Penelitian mengetahui: Adapun tujuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah adalah untuk

8 1. Bentuk kegiatan pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. 2. Kendala yang dihadapi penyuluh dalam pelaksanaan pembinaan mental keagamaan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. 3. Upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi kendala pembinaan mental keagamaan pada masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan berguna sebagai bahan: 1. Masukan bagi masyarakat nelayan di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT di masa sekarang dan akan datang. 2. Informasi bagi para juru dakwah atau penyuluh agar lebih mengintenfikasikan dakwah ke daerah terpencil. 3. Masukan dan informasi bagi para peneliti, khususnya mahasiswa yang ingin meneliti dalam hal yang sama namun dalam permasalahan yang berbeda. 4. Pustaka bagi perpustakaan fakultas dakwah khususnya dan perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin pada umumnya.

9 F. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan ini penulis jabarkan kedalam lima bagian yaitu: Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teoritis yang meliputi tentang, pembinaan mental keagamaan, masyarakat nelayan, dasar-dasar pembinaan mental keagamaan, fungsi pembinaan mental keagamaan dan tujuan, pelaksanaan pembinaan mental keagamaan dan usaha untuk meningkatkan keagamaan. Bab III Metode Penelitian, didalamnya berisi tentang jenis, sifat dan lokasi penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metode penelitian dan teknik pengumpulan data. Bab IV Berisi laporan hasil penelitian, didalamnya berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran.