BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis pemasaran mempunyai peranan yang sangat. penting. Pemasaran sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang kemudian berpengaruh terhadap berbagai sektor industri yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke-3 terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia yang kaya akan kuliner khas dari berbagai provinsi

memegang market share terbesar. Kedua produsen ini merupakan produsen yang berasal dari perusahaan yang cukup ternama, yaitu Indofood Grup dan Wings G

BAB I PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan berdampak pada perusahaan. Pemasaran merupakan hal yang. dengan produk baru yang semakin inovatif dan beragam.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai kinerja merek-merek mie

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk membeli. Konsumen dalam melakukan suatu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktivitas pada masa kini di kalangan masyarakat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektifitas dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat,

ANALISIS PRODUK (INDOMIE) DINAR N S RIZKY PRADANA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang makanan sangat

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global perubahan ekonomi berubah begitu cepat, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PADA INDUSTRI MI INSTAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan yang ketat terutama dalam menghasilkan produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua

Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. industri. Setiap perusahaan di berbagai industri senantiasa melakukan inovasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

BAB I PENDAHULUAN. menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis. rasanya juga cukup lezat. Salah satu makanan cepat saji yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan para pelaku bisnis khususnya dalam bidang usaha

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK MIE SEDAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

P.T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumen merupakan tujuan utama dari produsen untuk memproduksi barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di Indonesia sebagai negara berkembang, telah mendidik masyarakatnya untuk menjadi konsumen yang cerdas dalam membeli produk yang akan mereka konsumsi. Berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh konsumen ada yang berkualitas tinggi maupun berkualitas rendah, hal inilah yang akan mempengaruhi pada harga yang ditawarkan. Bagi pihak produsen, mereka berlomba-lomba untuk memasarkan produknya agar meningkatkan daya produksi yang akan berimbas pada keuntungan yang diperoleh. Mereka menggelontorkan budget yang tidak sedikit untuk iklan, sponsorship, mengontrak artis terkenal untuk menjadi Brand Ambassador hingga mendesain promosi lainnya dengan berbagai hadiah undian menarik. Selama ini konsumen memiliki pengambilan keputusan untuk membeli produk yang diinginkan secara kompleks karena munculnya berbagai macam produk yang serupa namun dari produsen dan merek yang berbeda.selain itu usia dari produk yang telah eksis selama puluhan tahun di Indonesia menjadikan masyarakat ragu untuk mencoba produk dari merek yang lain yang menjadi kompetitor merek lawas. Bahkan masyarakat Indonesia menyebut berbagai mie instan yang ada di warung maupun supermarket 1

2 dengan nama merek dagang Indomie, meskipun mereka tidak membeli mie instan dengan merek Indomie. Mie instan juga sangat kental dengan kultur kebudayaan masyarakat Indonesia, selain tersedia dari harga yang cukup murah hingga harga yang premium, makanan ini juga mudah ditemui disetiap warung kecil di pedesaan hingga supermarket ditengah kota. Mie instan menjadi makanan cepat saji yang praktis untuk dikonsumsi pada saat keadaan darurat seperti saat terjadi bencana alam. Banyak korban bencana alam yang mengonsumsi mie instan di dapur umum yang disediakan relawan untuk menyambung hidup selagi kondisi mental, ekonomi, hingga sosial dilingkungan mereka pulih. Salah satu merek Mie instan terkenal dan tertua di Indonesia adalah Indomie yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 1972 diproduksi dengan rasa kaldu ayam yang pada saat itu banyak masyarakat Indonesia suka akan makanan berkuah, kemudian pada tahun 1975 Indomie sukses mengeluarkan varian barunya yaitu Indomie Goreng. Tak hanya mengeksplorasi rasa khas kuliner nusantara, pada tahun 2013 Indomie juga mengeluarkan varian rasa khas Asia seperti Indomie rasa Tom Yum khas Thailand, Indomie Bulgogi ala Korea, dan Indomie Laksa khas Singapura. Seiring berjalannya waktu muncul berbagai kompetitor di industri makanan Mie instan, seperti merek Mie Sedaap dari PT. Sayap Mas Utama pada tahun 2003 yang memiliki tambahan produk inovatif berupa mie instan goreng dengan kriuk-kriuk, mie instan rasa soto dengan koya, dan mie instan rasa ayam bawang dengan bawang goreng renyah.

3 Permasalahan yang dihadapi konsumen tersebut, muncul berbagai survei yang dilakukan oleh berbagai pihak independen untuk mengetahui tingkat persepsi dan kepuasan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Tujuan dari adanya berbagai survei tersebut disambut baik oleh para produsen untuk evaluasi dan merencanakan strategi pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah produksi yang akan berimbas pada keuntungan produsen. Salah satu survei yang telah dilakukan selama delapan kali di Indonesia sejak tahun 2007 ialah Top Brand Index yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group yang bertujuan untuk membuktikan daya saing antarmerek di Indoneisa dari berbagai dimensi dengan tiga variabel penilaian, yaitu Top of Mind Awareness, Last Used, dan Future Intention. Dikutip dari (Mulyadi,2014) sejak tahun 2011 Indomie menjadi penguasa pasar dalam kategori Mie instan dalam kemasan bag dengan Top Brand Index (TBI) sebesar 75,2%, di tahun 2012 dengan TBI sebesar 77,5%, tahun 2013 dengan TBI sebesar 80,6%, dan tahun 2014 dengan TBI 75,9%. Menurut Kadir (2015) Jumlah produksi mie instan merek Indomie dari seluruh pabriknya baik yang Indonesia maupun di luar negeri dari tahun 2011 sebesar 9 miliar bungkus per tahun dengan rata-rata peningkatan produksi sebesar 6% per tahun. Hingga akhir tahun 2014 angka produksi mie intan merek Indomie menyentuh angka 11 miliar per tahun. Produksi mie instan merek Indomie Namun, menurut (Burhanuddin, 2013) survei yang dilakukan oleh Kantar Worldpanel di kota Medan, Banjarmasin, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar untuk produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pada tahun

4 2012 Mie Sedaap unggul atas Indomie dengan pembelian 54 kali dalam kurun waktu satu tahun, berbanding 43 pembelian dalam satu tahun. Data tersebut menunjukkan bahawa Indonesia menjadi negara pengonsumsi mie intsan terbesar kedua dunia setelah China menurut World Instant Noodles Association (WINA) tahun 2014. Mie intan merek Indomie yang terkenal di masyarakat karena sudah hadir selama lebih dari 40 tahun di tanah air, mengalami penurunan pangsa pasar berdasarkan hasil survei dari Top Brand Index 2014. Pangsa pasar di Indonesia bergerak dinamis dengan pertumbuhan konsumsi mie instan mencapai 2% per tahun. Hasil survei diatas menjadi alasan penulis untuk mencari tahu seberapa besar tingkat pengambilan keputusan membeli oleh konsumen terhadap mie instan merek Indomie. Pengambilan keputusan membeli pada konsumen menurut Prabastiningrum (2011) dapat berpengaruh pada beragam jenis merek, kualitas barang, hingga harga yang bersaing sesuai dengan segmentasi konsumennya. Beragam jenis merek suatu produk sangat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mengambil keputusan membeli yang tepat, sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang pada merek yang pernah digunakan. Menurut Anorogo (2003) secara psikologis keputusan membeli oleh konsumen dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu motivasi, persepsi, dan belajar. Motivasi dapat berfungsi sebagai pembangkit minat untuk membeli barang yang ada dan memutuskan membeli barang secara tulus untuk mencapai kepuasan. Persepsi dapat berfungsi untuk mempengaruhi konsumen

5 terhadap barang yang akan dibeli, sehingga hal ini bersifat subjektif tergantung pada perbedaan perhatian dan memori pengalaman masing-masing konsumen, hal ini juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli suatu produk. Belajar dapat berfungsi sebagai proses evaluasi terhadap produk yang pernah dibeli oleh konsumen itu sendiri atau hasil mencari informasi dari pihak lain apakah produk tersebut layak dibeli lagi atau mencoba produk lain. Adanya faktor-faktor yang tersebut menjadikan mayoritas konsumen di Indonesia dalam memilih suatu produk sangat dipengaruhi oleh harga. Menurut Olson (2014) Konsumen yang bijak akan membuat harga acuan internal atau harga yang dianggap rasional oleh konsumen terhadap harga suatu produk yang ditawarkan oleh produsen. Selain sebagai suatu hal untuk evaluasi terhadap produk yang telah dibeli, harga acuan juga berfungsi sebagai acuan produsen untuk memberikan harga yang relevan atas produk yang dipasarkan, sehingga dapat bersaing dengan kompetitor. Sehingga merek dapat dipersepsi sesuai dengan kualitas harga yang ditawarkan oleh konsumen. Mie instan impor dengan varian rasa yang jarang dijumpai pada varian rasa mie instan yang dijual di Indonesia sering kali menjadi selingan masyarakat untuk menghindari kebosanan mengonsumsi mie instan lokal. Harga yang lebih mahal dan distribusi yang terpusat di kota besar, menjadikan masyarakat perkotaan saja yang mayoritas dapat menikmatinya. Selain itu untuk menjaga dan mendongkrak eksistensi mie instan di pasar nasional merek Indomie dan Mie Sedaap kerap mengadakan undian

6 berhadiah pada setiap bungkus mie instan produksinya, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya serta berkesempatan untuk mendapatkan undian hadiah menarik dalam bungkusnya. Berbagai produk mie instan yang baru pun memberikan berbagai hadiah langsung seperti mie instan cup merek mie sedaap cup yang memberikan penawaran beli 2 mie instan Sedaap cup langsung gratis 1 buah mie instan Sedaap cup dengan varian rasa yang sama. Menurut Kotler dan Amstrong (2009) ada berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan membeli yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Faktor psikologis yang menjadi salah satu hal dalam mempengaruhi keputusan membeli ialah persepsi terhadap merek. Setiap calon konsumen dalam membeli suatu produk secara otomatis membeli suatu merek, Menurut Tantri (2012) Merek merupakan janji pemasar untuk menyampaikan sejumlah sifat, manfaat, dan jasa spesifik kepada konsumen. Persepsi setiap orang terhadap objek yang ada dihadapannya dapat bereda-beda, demikian juga dengan persepsi konsumen yang akan berbedabeda ketika akan membeli suatu produk, hal ini karena proses untuk mengenali stimulus yang ada dihadapannya tergantung pada memori dan informasi yang dimiliki si konsumen.ketika memutuskan membeli suatu produk, seorang konsumen akan mempertimbangkan keunggulan dari suatu

7 produk,yang terdapat pada atribut produk itu sendiri dan tingkat ketertarikan konsumen atas karakateristik dari produk yang ditawarkan. Menurut Peter dan Olson (2013) pesepsi merek merupakan rasa kesadaran dan pengenalan merek yang dipasarkan oleh produsen sehingga konsumen memiliki kepercayaan terhadap merek yang dipasarkan tersebut, sehingga dapat memunculkan persepsi positif saat akan membeli produk yang ditawarkan dalam merek yang sama. Fenomena saat ini adalah varian rasa yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan mie instan telah banyak beredar. Bahkan banyak yang memproduksi dengan varian rasa yang hampir sama dengan kompetitor, hanya kemasan dan isi bumbu tambahan yang membedakannya.maka dari itu banyak produsen mie instan ingin merebut pangsa pasar merek Indomie yang sudah melakukan produksi sejak tahun 1972 hingga menjadikan nama produk Indomie adalah sebutan untuk setiap mie instan yang dibeli oleh masyarakat indonesia. Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rumusan masalah: Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan membeli pada konsumen? Mengacu pada pertanyaan penelitian tersebut peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul: Hubungan antara persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan membeli pada konsumen.

8 B. Tujuan Penelitian Berdasarkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan pembelian pada mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Tingkat persepsi terhadap merek pada mahsiswa fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Tingkat perilaku pengambilan keputusan pembelian pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4. Peran persepsi terhdap merek dengan pengambilan keputusan membeli pada konsumen. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam bidang ilmu psikologi industri dan organisasi, serta memperkaya hasil penelitian yang telah ada. b. Dapat memberikan gambaran mengenai hubungan antara persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan pembelian. 2. Manfaat Praktis a. Pihak Konsumen. Memberikan sumbangan berupa data empirik yang berkaitan tentang hubungan antara persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan membeli. Sehingga diharapkan dapat mengevaluasi produk yang akan dibeli.

9 b. Pihak Produsen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan strategi pemasaran, agar persepsi terhadap merek dibenak konsumen semakin positif dan mengetahui pola pengambilan keputusan membeli oleh konsumen di Indonesia