NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI FRAKTUR INTERTROCHANTER FEMUR DEXTRA DI RSO.PROF.DR.R.

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREWS

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR SUBTROCHANTOR FEMUR SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR COLUMN FEMUR DEXTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDHI Dr. SOEHARSO SURAKARTA TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR RADIUS ULNA 1/3 DISTAL SINISTRA DI RST SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASKA OPERASI FRAKTUR TIBIA-FIBULA 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRACTURE SUPRACONDILER HUMERI SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA MERAH DAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR OLECRANON SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RS. PROF.DR.SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATIONPASCA FRACTURECRURIS 1/3 DISTAL DEXTRA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA PEMASANGAN PLAT AND SCREW FRACTUR CRURIS 1/3 TENGAH SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR INTERTROCHANTOR FEMUR SINISTRA DI RS ORTOPEDI PROF. Dr. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR TROCHANTOR MAYOR DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FIXATION) Oleh: Fathrun Nisaa J

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI PERTROKANTER FEMUR DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS SINISTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTIN MOORE PROTHESE DI RS. ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : VEMICO J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI ARTHROPLASTY FRAKTUR COLLUM FEMUR DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION CLOSE FRACTURE METACARPAL V DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

DI RS,AL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRIGGER FINGER SINISTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRIGGER FINGER DEXTRA DI RS. PARU ARIO WIRAWAN SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST OPERASI MALUNION FRAKTUR PATELLA SINISTRA DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI FRAKTUR CAPUT RADIUS SINISTRA DENGAN PEMASANGAN SCREW

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTURE ANTEBRACHII 1/3 PROXIMAL NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA SERVIKAL V FRENKEL A DI RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PARAPLEGI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES DEXTRA DI R.S PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI STIFFNESS ELBOW POST REPOSISI DISLOKASI ELBOW SINISTRA DI RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR 1/3 DISTAL OS. RADIUS DAN OS. ULNA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PRE OPERASI KONDISI FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA 1/3 LATERAL DAN FRAKTUR COSTAE 3, 4, 5,6 DEXTRA DI RSO. PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Disusun Oleh : Nopi Sri DwiHandayani NIM. J100100031 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 i

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PRE OPERASI KONDISI FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA 1/3 LATERAL DAN FRAKTUR COSTAE 3, 4, 5,6 DEXTRA DI RSO. PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA Disusun oleh : Nopi Sri DwiHandayani J 100 100 031 Pembimbing Wahyuni, SSt.FT, M.Kes ii

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PRE OPERASI KONDISI FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA 1/3 LATERAL DAN FRAKTUR COSTAE 3,4,5,6 DEXTRA DI RSO.PROF.DR.SOEHARSO SURAKARTA (Nopi Sri DwiHandayani, 2013, halaman) ABSTRAK Latar Belakang : Fraktur Clavikula, yaitu putusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan berputar / tertarik keluar( outstretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai clavicula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur clavicula(helmi,2012). Fraktur Costa, yaitu terputusnya kontinuitas/jaringan tulang rawan akibat cedera langsung. Tetapi pada pasien ortoporotik tulang rusuk dapat patah dengan tekanan kecil misal batuk atau berbangkis(apley,1995). Fisioterapi adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan kepada individu atau kelompok masyarakat yang mengalami gangguan gerak dan fungsi normal tubuh sebagai akibat pertambahan usia, sakit atau cidera. Gerak dan fungsi tubuh yang normal dan sehat adalah inti dari hidup sehat. Tujuan: Untuk mengetahui tentang manfaat penatalaksanaan terapi latihan pada pre operasi kondisi fraktur clavicula dextra 1/3 lateral dan fraktur costae 3,4,5,6 dextra dengan modalitas Terapi Latihan. Hasil : setelah dilakukan terapi 6x di dapatkan hasil penurunan nyeri pada nyeri diam T1:2cm menjadi T6:1,2 cm, nyeri tekan pada bahu T1: 2,7cm menjadi T6:2,4, nyeri tekan daerah dada T1:3cm menjadi T6: 3cm, nyeri gerak T1: 5cm menjadi T6: 4,3 cm, penurunan oedema dari epycondilus lateral 5 cm ke distal T1 : 24,5 cm menjadi T6 : 23 cm, dari epycondilus lateral 10 cm ke distal T1 : 23 cm menjadi T6 : 22 cm, dari epycondilus lateral 15cm ke distal T1: 19,5 cm menjadi T6: 19cm, dari epycondilus lateral 5cm ke proximal T1 : 23cm menjadi T6: 23cm, dari epycondilus lateral 10 cm ke proximal T1: 26,5 cm menjadi T6: 26 cm, dari epycondilus lateral 15cm ke proximal T1: 28 cm menjadi T6 : 27,5 cm, peningkatan lingkup gerak sendi S:T1: 0-0-50, menjadi T6: 0-0-60, F: T1: 70-0- 30, menjadi T6: 50-0-35. Kesimpulan : Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri, mengurangi oedema dan meningkatkan lingkup gerak sendi. Kata kunci :Fraktur Clavicula, Fraktur Costae, Fisioterapi dan Terapi latihan iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Fraktur didefinisikan sebagai perpatahan kontinuitas tulang yang diakibatkan trauma secara langsung maupun tidak langsung. Dapat juga disebabkan karena penekanan berulang-ulang atau akibat patologik tulang itu sendiri (Apley,1995) Pada kasus pre operasi fraktur clavicula dekstra 1/3 lateral dan costa dekstra akan menimbulkan problematik seperti (1) oedema, (2) nyeri, keterbatasan LGS, (4) penurunan kekuatan otot, (5) gangguan aktivitas fungsional. Salah satu peran dari fisioterapi, yaitu dengan penerapan teknologi fisioterapi dengan menggunakan metode Terapi Latihan. Terapi Latihan tersebut ditujukan untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak, serta mencegah komplikasi yang mungkin timbul, sehingga pasien akan dapat beraktifitas kembali seperti sedia kala. Terapi latihan tersebut diantaranya, (1) static contraction, (2) active exercise, (3) breathing exercise. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut, Apakah Terapi Latihan dapat mengurangi oedema sehingga nyeri berkurang, memelihara Lingkup Gerak Sendi, dan memelihara kekuatan otot? C. Tujuan penulisan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk mengetahui manfaat terapi latihan dapat mengurangi oedema sehingga nyeri berkurang, dapat memelihara lingkup gerak sendi dan memelihara kekuatan otot. 1

BAB II A. Deskripsi Kasus 1. Definisi Fraktur Fraktur adalah suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau perimpilan korteks, biasanya patahan tersebut lengkap dan fragmen tulangnya bergeser. Jika kulit diatasnya masih utuh, disebut fraktur tertutup sedangkan jika salah satu dari rongga tubuh tertembus disebut fraktur terbuka (Apley, 2010). Fraktur Clavikula, yaitu putusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan berputar / tertarik keluar( outstretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampaiclavicula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur clavicula(helmi,2012). Fraktur 1/3 medial clavicula yaitu fraktur yang terjadi pada sepertiga bagian medial bahu. Fraktur 1/3 lateral clavicula yaitu fraktur yang terjadi pada sepertiga bagian lateral bahufraktur 1/3 mid clavicula yaitu fraktur yang terjadi pada sepertiga bagian tengah bahu.fraktur Clavicula dekstra 1/3 lateral yaitu putusnya hubungan tulang clavicula pada sepertiga bagian lateral bahu kanan Fraktur Costa, yaitu terputusnya kontinuitas/jaringan tulang rawan akibat cedera langsung. Tetapi pada pasien ortoporotik tulang rusuk dapat patah dengan tekanan kecil misal batuk atau berbangkis (Apley,2010). 2. Etiologi Pada kasus fraktur biasanya terjadi karena trauma mendadak yang disebabkan oleh kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut etiologinya fraktur dibedakan menjadi 3 yaitu (1) fraktur yang disebabkan trauma baik secara langsung amupun tidak langsung, (2) fraktur yang disebabkan oleh kelelahan tulang, (30 fraktur yang disebabkan keadaan patologi (Apley,2010). 2

Fraktur Clavicula merupakan fraktur yang diakibatkan trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar/ tertarik keluar (outstreched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai clavicula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur clavicula (Helmi,2012) Fraktur Costa merupakan tulang pipih dan memiliki sifat yang lentur. Oleh karena tulang inisangat dekat dengan kulit dan tidak banyak memiliki pelindung, maka setiap ada trauma dadaakan memberikan trauma juga kepada costa. Fraktur costa dapat terjadi dimana saja disepanjangcosta tersebut. Dari keduabelas pasang costa yang ada, tiga costa pertama paling jarangmengalami fraktur hal ini disebabkan karena costa tersebut sangat terlindung. Costa ke 4-9 paling banyak mengalami fraktur, karena posisinya sangat terbuka dan memiliki pelindung yang sangat sedikit, sedangkan tiga costa terbawah yakni costa ke 10-12 juga jarang mengalami fraktur. BAB III A. PROSES FISIOTERAPI Pasien merupakan seorang laki-laki bernama A, berumur 30 tahun, beralamat di Sedan rt 01/01 Sedan - Rembang, beragama islam, dengan diagnosa fraktur clavicula dekstra 1/3 lateral dan fraktur costae 3,4,5,6 dekstra. Telah dilakukan pemeriksaan nyeri, kekuatan otot, dan kemampuan fungsional 1. Impairment adanya oedema pada lengan kanan atas, terdapat nyeri gerak pada sendi bahu kearah fleksi ekstensi,abduksi adduksi karena adanya fraktur, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi kearah fleksi ekstensi, abduksi adduksi,adanya penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu. 2. Fungtional Limitation pasien belum mampu miring ke kanan dan ke kiri, duduk secara mandiri, dan adanya gangguan aktivitas seperti makan,dresing,dan toileting. 3

3. Disability Pasien belum mampu melakukan aktivitas/kegiatan sehari-hari karena masih dirawat B. Teknologi Intervensi Fisioterapi 1. Breathing exercise Breathing exercise merupakan salah satu teknik pernafasan dengan cara menarik nafas lewat hidung (inspirasi) dan mengeluarkan melalui mulut (ekspirasi). Teknik latiahn pernafasan yang digunakan pada kasus ini adalah deep breathing exercise. Teknik ini menekankan pada inspirasi maksimal dan panjang lalu dihembuskan dengan perlahan sampai akhir ekspirasi yang bertujuan mempertahankan alveolus agar tetap berkembang,mobilisasi thorak dan mempertahankan volume paru agar mencegah timbulnya komplikasi paru pada pre operasi akibat bed rest. 2. Static Contraction Static contaction merupakan salah satu terapi latihan dengan cara mengkontraksikan otot-otot tanapa disertai perubahan panjang otot maupun pergerakan sendi (Kisner,2007). Tujuan dari static contraction adalah meningkatkan tonus otot,mengurangi oedema sehingga nyeri akan berkurang dan peredaran darah lancar. 3. Active movement exercise Active movement exercise merupakan gerakan yang dilakukan oleh tubuh sendiri tanpa bantuan. Tujuan active movement exercise (1) memelihara dan meningkatkan kekutan otot, (2) mengurangi bengkak pada daerah sekitar fraktur (Kisner,2007). 4

Menurut Heri Priyatna (1985), latihan gerak aktif merupakan suatu gerakan yang diselenggarakan dan dikontrol oleh kerja otot yang disadari, bekerja melawan tenaga dari luar. C. Edukasi Edukasi sangat penting diberikan kepada penderita antara lain sebagai berikut a. Pasien disarankan untuk melakukan latihan latihan yang di ajarkan terapis.. b. Pasien dianjurkan untuk membatasi aktivitas yang menambah sakit dan memperparah fraktur. Evaluasi nyeri dengan VAS Hasil evaluasi T0 T3 T6 Nyeri Diam 2 cm 1,4 cm 1,2 cm Nyeri tekan pada bahu 2,7 cm 2,4 cm 2,4 cm Nyeri tekan pada dada 3 cm 3,7cm 3 cm Nyeri gerak 5 cm 4,8 cm 4,3 cm (Tabel 1. Evaluasi Nyeri dengan VAS) 5

Evaluasi Oedema dengan Midline Titik refrence Kanan Kiri T0 T3 T6 T0 T3 T6 Epycondilus lateral 23 23 23 20 20 20 5 cm ke distal 24,5 24,5 23 22,5 22,5 22,5 10 cm ke distal 23 23 22 22 22 22 15 cm ke distal 19,5 19,5 19 18 18 18 5 cm ke proximal 23 23 23 22 22 22 10 cm ke proximal 26,5 26,5 26 22,5 22,5 22,5 15 cm ke proximal 28 28 27,5 23 23 23 (Tabel 2. Evaluasi oedema dengan midline) Evaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan Goneometer 1. GERAK Fleksi ekstensi shoulder (pasif) Abduksi-Adduksi shoulder (pasif) Fleksi ekstensi shoulder (aktif) Abduksi- Adduksi shoulder (aktif) KANAN KIRI T0 T3 T6 T0 T3 T6 S= 0-0-60 S= 0-0-60 S= 0-0-65 S=0-0-120 S=0-0-120 S=0-0-120 F = 90-0-45 F= 90-0-45 F= 90-0-45 F= 180-0- 60 S=0 0-0- 50 0 S=0-0- 50 0 S=0-0- 60 0 S= 0-0- 120 F=70-0- 30 0 F=70-0-30 0 F=70-0-35 0 F= 180-0- 60 (Tabel 3. Evaluasi LGS dengan Goneometer) F= 180-0- 60 S= 0-0- 120 F= 180-0- 60 F= 180-0-60 S= 0-0-120 F= 180-0-60 6

Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT Group otot KANAN KIRI T0 T3 T6 T0 T3 T6 Fleksor shoulder 2 2 2 4 4 4 Abductor shoulder 2 2 2 4 4 4 Adductor shoulder 2 2 2 4 4 4 Fleksor elbow 4 4 4 4 4 4 ( Tabel 4. Hasil Evaluasi Kekuatan Otot) Hasil evaluasi kemampuan aktivitas fungsional AKTIFITAS FUNGSIONAL T0 T3 T6 Mandi C C C Berpakaian C C C Pergi ke toilet C C C Transfer C C C Bladder dan bowel C C C Makan C C C Hasil G G G (Tabel 5. Evaluasi Kemampuan Fungsional) Penilaian : a = Dapat mengerjakan sendiri b = Sebagian atau bagian tertentu dibantu c = Sebagian besar atau seluruhnya dibantu Klasifikasi menurut Indeks Katz : A : Mandiri untuk 6 fungsi B : Mandiri untuk 5 fungsi 7

C : Mandiri kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lain D : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakaian, dan 1 fungsi lain E : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet, dan satu fungsi lain F : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet, transfer dan satu fungsi lain G : Tergantung untuk 6 fungsi 1. Penurunan Nyeri BAB IV Pembahasan Dengan latihan kontraksi statik dapat meningkatkan rileksasi otot dan sirkulasi darah dimana zat-zat yang menyebabkan radang dapat terangkut sirkulasi darah tersebut sehingga nyeri berkurang (Kisner dan Colby, 2007). Latihan aktif dapat menstimulasi otot-otot untuk menjadi lebih kuat. Dengan merangsang motor unit maka serabut-serabut otot juga akan ikut berkontraksi sehingga kekuatan otot akan meningkat. Latihan aktif digunakan untuk memberi bantuan yang cukup ke otot-otot secara hati-hati yang dikendalikan sendiri oleh pasien sehingga otot dapat berfungsi pada tingkat maksimum dan secara progresif akan meningkat(kisner,2007) 2. Penurunan oedema Penurunan oedema dapat juga dipengaruhi karena penurunan nyeri. Pada kasus ini terapi latihan yang digunakan untuk mengurangi oedema yaitu latihan aktif dan statik kontaksi. Pengurangan oedema dengan latihan aktif pada prinsipnya adalah memanfaatkan sifat vena yang dipengaruhi oleh pumping action otot 8

sehingga dengan kontraksi yang kuat maka otot akan menekan vena dan cairan oedema dapat dibawa vena menuju proksimal dan ikut dalam peredearan darah. 3. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Dengan gerak aktif maka perlengketan jaringan dapat dikurangi (Apley, 1995), sehingga pasien akan lebih mudah untuk menggerakkan sendi tanpa ada hambatan yang berefek pada peningkatan LGS.Gerakan yang teratur dan terkoordinir yang merupakan perpaduan antara kekuatan otot penderita sendiri dan bantuan kekuatan dari luar sampai batas ROM dapat menambah ROM yang terbatas. Disamping itu pasien juga dapat mengerjakan sendiri atas dasar instruksi dan pengawasan fisioterapis sehingga pasien dapat mengerjakan gerakan gerakan tersebut di rumah sakit maupun di rumah. Jenis gerakan ini sangat menguntungkan dalam meningkatkan ROM. 4. Kekuatan Otot data dilihat belum adanya peningkatan kekutan otot. untuk meningkatkan kekuatan otot dan mempertahankan kekuatan otot terapis memberikan latihan berupa latihan aktif. gerakan yang teratur dan terkoordinir yang merupakan kekuatan dari diri pasien yang dilakukan berulang-ulang, kekuatan otot mampu dipertahankan(zuyina). 5. Kemampuan Fungsional Peningkatan kemampuan fungsional dipengaruhi oleh berkurangnya nyeri, motivasi pasien, dorongan dari keluarga dan terapis, serta lingkungan di rumah sakit tersebut yang mendukung kesembuhan pasien. Pasien mempunyai motivasi 9

dan keinginan sembuh yang tinggi, sehingga pengembalian kemampuan fungsional akan lebih mudah. BAB V A. KESIMPULAN Pada kasus ini akan muncul problem fisioterapi diantaranya rasa nyeri diam, nyeri tekan, nyeri gerak, bengkak pada daerah sekitar fraktur yaitu lengan atas kanan, keterbatasan LGS dan penurunan kekuatan otot. Dengan beracuan pada permasalahan tersebut penulis mencoba memberikan program fisioterapi dengan modalitas terapi latihan dengan tujuan untuk mengatasi problematik yang muncul. Pada pasien ini setelah dilakukan pelaksanaan sebanyak 6 kali dengan modalitas tersebut dan membandingkan hasil sebelum terapi dan setelah terapi didapat hasil berkurangnya nyeri diam, tekan, dan gerak, berkurangnya oedema, peningkatan lingkup gerak sendi bahu kanan dan nilai kekuatan otot belum ada peningkatan. B. SARAN Bagi pasien dengan kondisi pre operasi fraktur clavicula dekstra 1/3 lateral dan fraktur costa 3,4,5,6 dianjurkan untuk sering latihan seperti yang diajarka oleh terapis sesuai dengan toleransi atau kemampuan pasien dan edukasi post operasi. Supaya mendapatkan hasil yang optimal diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pasien, dokter, fisioterapi dan tenaga medis yang lain. Untuk masyarakat 10

umum yang lain untuk berhati hati dalam melaksanakan aktivitas kerja maupun aktivitas sehari hari guna menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan patah tulang. 11

DAFTAR PUSTAKA Helmi Zairin N.2012.Buku Saku Kedaruratan di Bidang bedah Ortopedi.Jakarta:Salemba Medika Pearce,C,Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Appley, G.A & Solomon, Louis, 2010; Ortopedi dam Fraktur Sistem apley; ninth edition Terjemahan Widya medika. Jakarta Kisner Carolyn and Lynn Colby, 2007; Therapeutic Exercise Foundations and Tecniques; Five Edition, F A Davis Company, Philadelpia Adams, C. J. 1992; Outline of Fracture Including Joint Injuries; Tenth Edition, Churchill Livingstone, New York. Putz, R dan Pabst, R. 2007. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jakarta. Gartland, JJ. 1974; Fundamental of Orthopedics; Second Edition, W. B Saunders Company, Philadelpia Garrison, S.J 1996. Dasar-dasar terapi dan Rehabilitasi Fisik; Hipokrates, Jakarta. Low, John et all; 2000. Electrotherapy Explained, 3 rd edition, Oxford Aukland Boston Johaneburg, Melbourne dan New Delhi. Priatna, Heri; 1985. Exercise Therapy; Akademi Fisioterapi Surakarta, Surakarta. L Joseph Rubino, 2006, Clavicle Fractures, http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm. Kevin J Eerkes, 2008, Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/topic25.htm Jeffrey A. Housner, John E. Kuhn, 2003, Clavicle Fractures, http://www.physsportsmed.com/issues/2003/1203/housner.htm Luklukaningsih Zuyina.2010.sinopsis fisioterapi untuk terapi latihan.yogjakarta:mulia Medika CN za.2012.manajemen Fraktur. Diakses: 25 Agustus 2013. http://zahstraces.blogspot.com/2012/04/manajemen-fisioterapi-fraktur.html 12