BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mempunyai kelebihan dana kemudian disalurkan kembali. kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

PENDAHULUAN. dalam hal ini masih dibebankan pada bank-bank pemerintah. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dalah penelitian kuantitaif dengan data time siries. Kuntitatif

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Laba merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. terbuka, oleh sebab itu Indonesia tak luput dari dinamika pasar keuangan global.

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

I. PENDAHULUAN. kepermukaan. Sebagai suatu alternatif kini mulai di terapkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang muncul pada era ini adalah permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Masyarakat sangat merindukan munculnya berbagai institusi

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. namun perkembangannya mulai marak pada dekade 90-an. Ekonomi syariah

Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk (Bank BJB) Periode

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. ini didasari dari realita, bahwa Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha, yaitu: Bank yang melakukan usaha secara konvensional dan bank yang melakukan usaha secara syariah. Perkembangan industri keuangan syariah secara informasi telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha pembiayaan non-bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU perbankan maka munculah bank umum syariah dan bank umum yang membuka unit usaha syariah.1 Alasan mendasar lahirnya bank syariah sebenarnya lebih berkaitan dengan masalah keyakinan berupa unsur riba, ketidakadilan dan moralitas dalam melakukan usaha. Penerapan bunga pada bank konvensional dianggap sebagai bentuk transaksi riba karena terdapat unsur ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan peminjam dana untuk membayar lebih dari pada 1 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35. 1

2 yang dipinjam tanpa memperhatikan apakah peminjam mengalami keuntungan atau kerugian. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sisitem perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa keuangan yang sehat juga memenuhi prinsip syariah.2 Perkembangan Bank syari ah di Indonesia kini semakin pesat, terbukti dengan banyak didirikannya bank-bank syariah yang banyak beroperasi. Diantara bank-bank tersebut ialah BNI Syariah dan BRI Syariah yang dulunya merupakan bank umum kemudian mendirikan unit syariah, yang beroperasional berdasarkan syariah Islam. PT BNI Tbk membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) untuk merespon kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Dimulai dengan lima kantor cabang yakni di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin, UUS BNI menghasilkan laba pertama sebesar Rp. 7,189 miliar dengan dukungan tujuh cabang. Berturutturut UUS BNI mendapatkan penghargaan the most profitable bank di antara dua BUS dan delapan UUS. Pembentukan Tim Implementasi Bank Umum Syariah yang akan mentransformasikan UUS BNI menjadi PT Bank BNI Syariah sebagai implementasi dari UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah didukung dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/10/PBI/2009 tanggal 19 Maret 2009 tentang Pemisahan Unit Usaha Syariah dari Bank Konvensional.3 Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010, PT Bank BNI Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 19 Juni 2010 dengan 27 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu. Pada akhir Desember 2010 berhasil membukukan aset Rp. 6,4 triliun, naik 21% dari Juni 2010. PT Bank BNI Syariah 2 M. Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, UIN Malang Press, Malang, 2008, hlm. 125. 3 Ahmad Syahtiri, Assets-Liabilities Management Tingkat Profitabilitas dan Likuiditas Bank Syariah dan Bank Konvensional, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Desember 2009, hlm. 128.

3 membukukan laba Rp. 66 miliar dengan dukungan 38 cabang, 54 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, serta lebih dari 1.000 Syariah Channelling Outlet BNI (SCO BNI) dengan total aset Rp. 8,4 triliun pada akhir Desember 2011. Sedangkan PT BRI Syariah sendiri merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. Aktivitas PT BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk melebur ke dalam PT BRI Syariah (Proses Spin Off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRI Syariah. Tiga tahun lebih PT BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. Tujuan jangka panjang suatu bank yakni memperoleh keuntungan. Keuntungan dapat diperoleh jika suatu bank dikelola dengan manajemen yang tepat. Untuk menjaga posisi perusahaan agar tetap likuid, perusahaan harus mengelola likuiditasnya dengan cara yang benar. Likuiditas bagi bank merupakan masalah yang penting karena berkenaan dengan kepercayaan masyarakat, nasabah, dan pemerintah. Dalam dunia perbankan sering timbul pertentangan antara kepentingan likuiditas dan profitabilitas. Untuk mempertahankan posisi likuiditas yang tinggi harus menggunakan dana yang seharusnya bisa dipinjamkan untuk memperbesar cadangan primer. Dengan demikian maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang.4 4 hlm. 90. Subagyo, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, STIE YKPN, Yogyakarta, 2002,

4 Manajemen dana sebagai suatu usaha pengelolaan dana bertujuan untuk mengelola posisi dana yang dihimpun dan pengalokasiannya pada aktivitas financing yang tepat dan optimal sehingga menghasilkan profitabilitas yang memadai dengan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditasnya. Di antara tujuan manajemen dana adalah memperoleh profit yang optimal, menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai serta menyimpan cadangan.5 Kontradiksi antara tujuan pencapaian laba yang optimal (profitabilitas) dengan penyediaan dana kas yang memadai (likuiditas) harus diatasi dengan kebijaksanaan manajemen dana yang efektif.bank syariah diharapkan mampu mengelola dananya dengan efektif dan efisien sehingga dapat memberikan keyakinan kepada deposan atas dana yang ditabung, yang sewaktu-waktu akan diambil. Hal ini terkait dengan tingkat likuiditas bank syariah yang dimilikinya, serta tingkat profitabilitas yang diharapkan. Manajemen dana yang diterapkan belum tentu bisa mencapai sasaran pengelolaan aktiva. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen dana yang efektif dan sumber daya yang profesional. BNI Syariah dan BRI syariah merupakan dua bank syariah yang cukup dikenal dalam masyarakat luas, pandangan positif mengenai dua bank tersebut tidak lepas dengan kesehatan bank tersebut dan juga tingkat profit dari bank tersebut. BNI Syariah dan BRI Syariah juga merupakan dua bank yang mempunyai tingkatan yang hampir sama, tetapi kedua bank tersebut mempunyai pertimbangan yang berbeda dalam menentukan tingkat likuiditas dan profitabilitasnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Komparasi Likuiditas dan Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada BNI Syariah dan BRI Syariah) judul tersebut dipilih karena peneliti ingin mengetahui bahwa jika perusahaan hanya menitik beratkan pada likuiditasnya saja dan untuk rasa aman hanya menyediakan dana tanpa ditanamkan pada aktiva lain yang dapat memberikan tambahan pendapatan akan menyebabkan rendahnya keuntungan. Begitu pula 5 Muhammad, Op. Cit, hlm. 48.

5 sebaliknya jika perusahaan hanya menitik beratkan pada profitabitas saja dengan hanya menyediakan sedikit alat-alat likuid maka akan mengurangi kepercayaan kreditur. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan batasan penelitian. Berdasarkan uraian yang tertulis dalam latar belakang masalah, maka peneliti memberi batasan masalah, yaitu perbedaan tingkat likuiditas dan profitabilitas keuangan antara BRI Syariah dan BNI Syariah. C. Rumusan Masalah Melihat fokus penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat likuiditas keuangan BRI Syariah dan BNI Syariah? 2. Bagaimana tingkat profitabilitas keuangan BRI Syariah dan BNI Syariah? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas keuangan BRI Syariah dan BNI Syariah 2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas keuangan BRI Syariah dan BNI Syariah. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfat baik secara teoritis maupun praktis sebagi berikut: 1. Manfat Teoritis Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan perbankan syariah, khususnya mengenai akuntansi, yang kaitannya dengan likuiditas dan profitabilitas dalam laporan keuangan. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pembanding antara teori dan fakta atau kenyataan yang terjadi di lapangan

6 b. Sebagai salah satu bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan pengembangan penelitian yang lebih lanjut c. Menjadi acuan dan masukan serta bahan evaluasi bagi BRI Syariah dan BNI Syariah dalam hal meningkatkan profitabilitas dengan tetap menjaga tingkat likuiditas dari bank-bank syariah tersebut. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk lebih memudahkan dalam memahami, penulis akan menjabarkan sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bagian Muka Pada bagian muka memuat halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman daftar isi dan abstraksi. 2. Bagian Isi Pada bagian isi terdiri dari 5 (lima) bab, meliputi: Bab I: Pendahuluan, memuat tentang: latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: Kajian pustaka, memuat tentang: likuiditas, profitabilitas, bank syariah, hasil penelitian terdahulu, dan kerangka berfikir. Bab III: Metode penelitian, memuat tentang: jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari: gambaran umum obyek penelitian, data penelitian, serta analisis perbedaan tingkat likuiditas dan profitabilitas keuangan antara BRI Syariah dan BNI Syariah. Bab V: Penutup, yang berisi kesimpulan, saran, keterbatasan penelitian dan penutup.

7 3. Bagian Akhir Terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiranlampiran.