ANALISIS STRUKTUR CULVERT LENGKUNG DI BAWAH LINTASAN LANDAS PACU BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NURUL FAJRIYAH NRP DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO, ST., MT., Ph.D.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk Jembatan SNI dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

VERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

Jl. Banyumas Wonosobo

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA

EVALUASI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG SECARA EKSPERIMEN DAN ANALISIS NUMERIK

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONFIGURASI PENEMPATAN BALOK ANAK TERHADAP PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

Desain Review Pier Flyover Bridge di Jakarta Jalur Tn.Abang Kp.Melayu

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP PADA PORTAL BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PANJANG BENTANG DAN JUMLAH TINGKAT

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

menggunakan ketebalan 300 mm.

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

ABSTRAKSI STUDI EVALUASI DESAIN BANGUNAN BAWAH ( PONDASI TIANG PANCANG ) JEMBATAN WANGKAL - PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

KAJIAN KEKUATAN PADA STRUKTUR BALOK GRID PERSEGI. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ONE GALAXY DENGAN METODE SISTEM RANGKA MOMEN PEMIKUL KHUSUS

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

EVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN JEMBATAN TUKAD WOS DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTUR CULVERT LENGKUNG DI BAWAH LINTASAN LANDAS PACU BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA Ashar Saputra 1, Bambang Wijanarka 2 1 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jl. Grafika No.2 Komplek UGM Yogyakarta Email: ashar@tsipil.ugm.ac.id 2 Alumni Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: beambee@yahoo.co.id 1. ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi mendorong manusia untuk melawat baik untuk keperluan usaha atau keperluan wisata. Pertambahan pergerakan menggunakan sarana transportasi pesawat udara mendorong penggunaan pesawat yang lebih besar. Bandara Adisutjipto di Yogyakarta memiliki landas pacu yang sebelumnya direncanakan untuk mampu digunakan oleh pesawat dengan kelas seri DC-9 atau Boeing 737. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah struktur culvert lengkung yang ada di bawah landas pacu mampu mendukung beban pesawat seri Boeing 767 yang kemungkinan akan dioperasikan di Bandara Adisutjipto. Analsisis struktur dilakukan melalui perhitungan numerik dengan menggunakan software ATENA yang berbasis elemen hingga. Hasil analsis menunjukkan bahwa struktur culvert luengkung di bawah landas pacu Bandara Adisutjipto mampu mendukung beban pergerakan pesawat seri Boeing 767. Kata kunci: culvert lengkung, beton, analisis, ATENA PENDAHULUAN Sebuah bandara untuk bisa beroperasi dalam jaringan transportasi internasional harus memenuhi regulasi yang bersifat internasional. Regulasi tersebut meliputi tata letak dan spesifikasi teknis dari suatu bagian bandara, salah satunya adalah landas pacu. Struktur landas pacu diharapkan mampu mendukung pesawat dalam melakukan pergerakan memulai penerbangan dan pendaratan, baik dari dimensi landas pacu maupun kekuatannya dalam mendukung beban hidup berupa pesawat. Bandara Adisutjipto Yogyakarta merupakan salah satu bandara internasional di Indonesia. Sehingga dalam mengikuti perkembangan moda transportasi udara diperlukan penyesuaian-penyesuaian pada bagian-bagian bandara tersebut, salah satunya adalah landas pacu bandara. Landas pacu Bandara Adisutjipto membentang pada arah timurbarat dan memotong Kali (Sungai) Kuning, seperti dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Denah rencana Bandara Adisutjipto dan posisi culvert Pada awalnya, landas pacu termasuk culvert di bawahnya dibangun dengan mempertimbangkan akan digunakan untuk operasional pesawat dengan seri DC-9 atau Boeing 737. Seiring dengan perkembangan kebutuhan, direncanakan landas pacu akan digunakan untuk operasional pesawat dengan seri Boeing 767-400 ER atau seri Airbus A-319. Beban rencana awal pesawat dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan beban rencana pesawat baru dapat dilihat pada Tabel 2. Posisi pembebanan pada pesawat jenis Boeing dapat dilihat pada Gambar 2. SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-85

Tabel 1. Pembebanan pesawat seri Boeing 737 (Boeing, 2005) Tabel 2. Pembebanan pesawat seri Boeing 767 (Boeing, 2005) Gambar 2. Distribusi beban pada roda pesawat (Boeing, 2005) Makalah ini bertujuan memaparkan analisis kekuatan culvert di bawah landas pacu Bandara Adisutjipto Yogyakarta dalam mendukung beban pesawat yang lebih besar dari pada beban rencana. Analisis dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan alat bantu software ATENA. S-86 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

2. ANALISIS STRUKTUR CULVERT Untuk mengetahui kekuatan culvert dalam mendukung beban pesawat pada kondisi riil akan sangat sulit dilaksanakan karena padatnya kegiatan penerbangan di Bandara Adisutjipto. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan analisis numerik dengan menggunakan metode elemen hingga. Untuk membantu analisis tersebut digunakan program ATENA 2D. Dengan keterbatasan yang ada, maka kondisi eksisting disederhanakan menjadi kasus plane strain 2D. Penyederhanaan ini terutama karena dimensi dari culvert yang cukup besar sehingga pemodelan 3D akan menyulitkan perhitungan. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data teknis struktur culvert landas pacu Bandara Adisutjipto, beban luar yang bekerja pada struktur culvert landas pacu Bandara Adi Sutjipto mengacu kepada standar yang berlaku, dan jenis tanah pada daerah tersebut diambil dari data pengujian tanah terakhir di sekitar lokasi. Karakterisitik beban roda pesawat jenis Boeing 767 dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan konfigurasi rodanya ditampilkan pada Gambar 3. Dari data sekunder diketahui mutu beton terpasang adalah 28 MPa, penulangan utama D25-250 dan penulangan pembagi D12-250. Gambar ukuran penampang melintang dapat dilihat pada Gambar 4. Lebar landas pacu di atas struktur culvert adalah 45 meter. Tabel 3. Karaketeristik beban rodan pesawat jenis boeing 767 (Boeing, 2005) Gambar 3. Konfigurasi roda pesawat jenis Boeing 767 (Boeing, 2005) SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-87

Gambar 4. Penampang melintang culvert Pada pemodelan menggunakan software ATENA dilakukan idealisasi struktur sebagai plane strain 2D, termasuk beban tanah dan beban pesawatnya. Idealisasi pemodelan dalam analisis ditampilkan pada Gambar 5 sampai Gambar 8. Gambar 5. Idealisasi kondisi culvert Gambar 6. Idealisasi beban vertikal pada kasus plane strain Gambar 7. Idealisasi beban horisontal S-88 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

Struktur 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dengan menggunakan software ATENA telah dapat memberikan gambaran mengenai kondisi culvert dan lapisan di atasnya pada berbagai kondisi pembebanan. Pada Gambar 8 dapat dilihat hasil analisis struktur culvert. a. Regangan utama c. Nodal displacement b. Kondisi lebar retak d. Regangan pada tulangan Gambar 8. Hasil analisis struktur culvert dengan ATENA Pada Gambar 8 terlihat perilaku culvert dengan adanya beban vertikal dan horisontal dimana beban berada di atas salah satu culvert. Kondisi ini menggambarkan pesawat melintas dengan beban gandar terbesar berada di atas salah satu culvert. Hasil analisis menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi karena adanya beban pesawat pada beton tekan adalah 1,67 MPa, dan tegangan beton tarik sebesar 2 MPa. Lapisan tanah yang berada di atas culvert memberikan pengaruh positif pada penyebaran beban sehingga beban yang sampai pada culvert intensitasnya kecil. Sementara pada tulangan baja, tegangan maksimum yang terjadi adalah tegangan tarik sebesar 127,6 MPa. Nilai tegangantegangan yang terjadi akibat beban operasional pesawat terlihat masih keci. Hal ini meunjukkan bahwa bentk culvert lengkung setengah lingkaran ternyata memberikan keuntungan berupa efektifitas menahan beban-beban yang ada. Kondisi tegangan ini menujukkan level tegangan pada struktur culvert masih pada kondisi yang aman untuk mendukung beban pesawat seri Boeing 767. Lebar retak yang diperoleh dari analisis adalah 0,27 mm akibat adanya beban pesawat dengan gandar terberat melintas di atas satu lengkung culvert. Mengacu kepada SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, batasan lebar retak untuk struktur yang terpengaruh cuaca adalah 0,3 mm. Dengan demikian potensi lebar retak pada struktur culvert masih di bawah batas yang diijinkan. Displacement pada struktur culvert akibat beban pergerakan pesawat terhitung sebesar 0,199 mm pada arah horisontal dan 1,0 mm pada arah vertikal. SNI 03-2847-2002 memberikan batasan lendutan untuk struktur beton, dengan batasan terkecil adalah l/480. Dengan menyederhanakan diameter dalam culvert sebagai lebar bentang 9 m, maka nilai batas lendutan adalah 18,75 mm. Nilai yang terhitung masih jauh lebih kecil dari batas yang diijinkan. Hal ini karena pemilihan struktur lengukung memberikan keuntungan berupa optimasi bahan beton akan dominan dalam menahan gaya tekan. SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-89

4. KESIMPULAN Analisis struktur culvert sudah dilakukan dengan penyederhanaan struktur menjadi plane strain 2D menggunakan software ATENA. Hasil penelitian memberikan jawaban atas pertanyaan apakah struktur culvert di bawah landas pacu akan mampu mendukung beban pesawat seri Boeing 767 yang awalnya direncanakan dengan jenis pesawat Boeing 737. Dengan analisis pembebanan statik, parameter struktural yang diperhitungkan dalam analisis menunjukkan bahwa struktur culvert masih mampu mendukung beban pesawat baru, meskipun untuk parameter lebar retak sudah mendekati batas yang diijinkan. Kondisi tersebut dimungkinkan karena pada saat perencanaan awal digunakan nilai faktor aman yang cukup tinggi, atau menggunakan kondisi adanya beban kejut roda pesawat pada saat menyentuh landasan dalam proses mendarat. Adanya beban dinamik berupa beban kejut pesawat yang mendarat dengan pesawat yang lebih besar dalam hal ini jenis Boeing 767 mungkin akan membuat struktur culvert menjadi tidak aman dalam mendukung beban kejut tersebut. Pada kondisi di lapangan, posisi culvert berada di area yang cukup jauh dari lokasi yang didedikasikan untuk touchdown roda pendaratan. Untuk mendapatkan gambaran struktur yan glebih baik dalam mendukung beban pesawat yang baru dapat dilakukan dengan menggunakan analisis 3D serta mempertimbangkan seluruh kemungkinkan pembebanan termasuk beban dinamik dan beban kejut dari touchdown roda pesawat. Dalam hal data material, dapat ditingkatkan dengan melakukan pengujian material eksisting. Selain dari itu, untuk memperbaiki akurasi perhitungan, diskritisasi elemen diperhitungkan lebih baik, sehingga didapat hasil yang lebih mendekati keadaan asli dan lebih efisien dalam pemodelan menggunakan software berbasis metode elemen hingga. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005, 737 Airplane Characteristics for Airport Planning. Tersedia di http://www.boeing.com [30 Januari 2010] Anonim, 2005, 767 Airplane Characteristics for Airport Planning. Tersedia di http://www.boeing.com [3 September 2009] Anonim, 2005, Perencanaan Pengembangan Bandara Adi Sutjipto Tahap II (DED). Tidak dipublikasikan. Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Yogyakarta Anonim, 2007, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung(SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002), ITS Press, Surabaya Bowles, JE., Silaban, P. (Alih Bahasa), 1986, Analisa dan Disain Pondasi Jilid 1, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta Červenka, Vladimír, Jendele, Libor, dan Červenka, Jan. 2009, Atena Program Documentation. Tersedia di http: //www.cervenka.cz [29 Juli 2009] Hardiyatmo, H. C., 2002, Mekanika Tanah I, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Hardiyatmo, H. C., 2003, Mekanika Tanah II, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Hardiyatmo, H. C. 2006, Teknik Fondasi 1, Cetakan Ketiga, Beta Offset, Yogyakarta Horonjeff, R., dan McKelvey, X., 1993, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 2, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta Sartono, W., 2005, Airport Engineering, Biro Penerbit Teknik Sipil UGM, Yogyakarta Sosrodarsono, S., dan Nakazawa, K., 1990, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Cetakan Kelima, PT Pradnya Paramita, Jakarta Suhendro, B., 2000, Metode Elemen Hingga dan Aplikasinya, Yogyakarta Triatmodjo, B., 2002, Metode Numerik, Beta Offset, Yogyakarta S-90 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5