BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Angka Kematian Ibu. tertinggi bila dibandingkan dengan AKI di Negara ASEAN lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga diperlukan pengawasan yang husus terhadap ibu hamil untuk mencegah

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian ibu (AKI). Makin tinggi AKI menunjukkan bahwa derajat kesehatan dapat dikategorikan buruk dan belum berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 Angka kematian ibu (AKI) termasuk di dalam target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) nomor lima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. MDGs menargetkan bahwa setiap negara yang telah menyepakati MDGs harus berhasil mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu. Oleh karena itu, Indonesia harus berhasil menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. 2 Tahun 2015, MDGs telah berakhir dan dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan kerangka kerja pembangunan global baru. Target mengurangi angka kematian ibu yaitu 306 per 100.000 kelahiran tahun 2019. Akan tetapi, target tersebut masih perlu direvisi mengingat target SDGs secara global yaitu mengurangi AKI kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2030. Data menunjukkan bahwa AKI di Indonesia tahun 2012

2 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. 3 Jumlah AKI di Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 40 kasus dan meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar 46 kasus. 2 Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung dari kehamilan atau persalinannya. 1 Penyebab langsung kematian tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung antara lain adalah ibu hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, dan malaria. Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang memadai. 4 Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan ANC (antenatal care) oleh tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal (K1) yang merupakan indikator akses dan cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. 2 Antenatal care (pemeriksaan kehamilan) sangatlah penting diketahui oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

3 Keuntungan yang lain yaitu untuk menjaga agar selalu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. 4 Hasil pencapaian indikator cakupan pelayanan K1 Indonesia tahun 2013 sebesar 95,25% dan K4 sebesar 86,85%. Cakupan K1 Indonesia sudah sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu 95% sementara K4 masih belum sesuai dengan target MDGs yaitu 90%. Dari angka pencapaian di atas terlihat ada kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 yang menunjukkan angka drop out, dengan kata lain ada ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal tidak meneruskan hingga kunjungan ke empat pada trimester ketiga, sehingga kehamilannya tidak dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan. 5 Cakupan K1 ibu hamil sesuai data dari profil kesehatan kota Yogyakarta tahun 2013 yaitu 100%. Untuk cakupan K4 masih di bawah target yaitu 89,3%. Cakupan pelayanan komplikasi kebidanan adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Cakupan K1 ibu hamil di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta tahun 2013 yaitu 100% dan untuk K4 yaitu 97,7 %. Tahun 2013, di Puskesmas Umbulharjo 1 jumlah ibu hamil yaitu 700 orang. Diperkirakan 20% atau 140 orang dari 700 ibu hamil tersebut adalah

4 ibu hamil dengan komplikasi. Dari 20% atau 140 orang tersebut yang tertangani adalah 118 ibu hamil komplikasi. 2 Dari kohort register ANC, 12 ibu hamil (10,1%) sebagai sampel terdeteksi berisiko pada saat melakukan kunjungan pertama di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta. Dari 12 ibu hamil tersebut terdapat 7 orang ibu hamil trimester III dan yang terdaftar untuk K4 ada 5 orang ibu hamil. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan kom plikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal. Faktor risiko pada ibu hamil dapat dikenali atau dideteksi lebih dini dengan pemeriksaan antenatal care di tenaga kesehatan. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 6 Ada beberapa tujuan antenatal care yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial. 7

5 Manfaat antenatal care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal care yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, temu wicara serta pemberian tablet Fe. 4 Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini m ungkin ketika haidnya terlambat satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan, periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan, dan periksa khusus bila ada keluhan-keluhan. ANC dilakukan setidak-tidaknya sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III. Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, dan Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi. 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care yaitu pengetahuan, pendidikan, umur, ekonomi, sumber informasi, letak geografis dan dukungan sosial. Ketidakmengertian

6 ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Jika pengetahuan ibu baik tentang persalinan, maka akan lebih siap dalam menghadapi persalinan. Keinginan ibu dalam melakukan pemeriksaan terhadap kehamilannya dipengaruhi oleh dukungan dari suami atau anggota keluarga lainnya. Ibu hamil membutuhkan perhatian yang lebih selama hamil sehingga hal ini bisa membantu ibu hamil untuk lebih percaya diri dalam menerima kehamilannya. Konsep yang terbentuk dalam pemikiran ibu hamil salah satunya adalah bahwa bukan hanya ibu hamil tersebut yang menginginkan kehamilannya tetapi keluarga juga sangat menginginkan kehamilannya yang dapat dibuktikan dengan memberikan perhatian dan rasa nyaman pada ibu selama kehamilannya. 4 Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial dengan Kepatuhan dalam Melakukan ANC pada Ibu Hamil Risiko Tinggi di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan dalam melakukan Antenatal Care pada ibu hamil risiko tinggi?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan dalam melakukan ANC pada ibu hamil risiko tinggi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dukungan sosial pada ibu hamil risiko tinggi. b. Mengetahui kepatuhan dalam melakukan ANC pada ibu hamil risiko tinggi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memperkaya bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melakukan ANC ibu hamil risiko tinggi. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan ataupun tenaga kesehatan lainnya jika kelak melakukan penelitian maka dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dalam penelitian. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi tentang perlunya dukungan sosial dari keluarga kepada ibu hamil dalam melakukan ANC. b. Menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan keluarga dalam memberikan dukungan yang nyata selama ibu dalam masa hamil.

8 E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Sari Hayati dengan judul Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia Tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan oleh Sari Hayati adalah menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. 8 Letak perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sari Hayati dengan yang peneliti lakukan adalah desain penelitian Sari Hayati yaitu metode korelasional sedangkan untuk penelitian ini menggunakan desain studi analitik. Perbedaan variabel terdapat di variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian Sari Hayati adalah kesepian lansia sedangkan untuk penelitian ini variabel terikatnya adalah kepatuhan dalam melakukan ANC. 2. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Chandra Aji Permana dengan judul Hubungan dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Stres pada Lansia Andropause di Gebang Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember Tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan oleh Chandra Aji Permana adalah menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat stres pada lansia andropause. 9 Letak perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Chandra Aji Permana dengan yang peneliti lakukan terletak di variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian Chandra Aji

9 Permana adalah tingkat stres pada lansia andropause sedangkan untuk penelitian ini variabel terikatnya adalah kepatuhan dalam melakukan ANC. 3. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Anita Putri dengan judul Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan ANC di Puskesmas Ambarawa Lampung Tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan ANC. 9 Letak perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Anita Putri dengan yang peneliti lakukan terletak di variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian Anita Putri adalah pengetahuan sedangkan untuk penelitian ini variabel terikatnya adalah dukungan sosial. 4. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan ANC di Puskesmas Jatinegara Demak Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan ANC. 9 Letak perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dengan yang peneliti lakukan yaitu terletak pada metode pengumpulan data. Pengumpulan data yang digunakan oleh Ramadhan melalui wawancara sedangkan peneliti menggunakan kuesioner.