BUPATI PESISIR SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 14 TAHUN 2005 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PESISIR SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

PEMERINTAH KOTA PADANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

TAHUN 2003 NOMOR 18 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

KABUPATEN BUTON UTARA


PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 5 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN,

BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2009 NOMOR 16 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NIAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 1 SERI A NOMOR SERI 1

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI NGANJUK NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 13 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANK JAWA TENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 16

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 31 TAHUN 2000 SERI B NOMOR SERI 10

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN Menimbang : a. bahwa pasal 115 dan 116 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 menyatakan Pemerintah Daerah dapat melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal, deposito atau bentuk lainnya sepanjang hal tersebut memberi manfaat bagi peningkatan pelayanan masyarakat dan tidak menganggu likuiditas Pemerintah Daerah ; b. bahwa investasi yang dilakukan seperti maksud diatas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan/atau pelayanan masyarakat serta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah ; c. bahwa untuk memenuhi maksud huruf a dan b diatas, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah jis Undang-Undang Nomor 21 Drt Tahun 1957 jo Undang Undang Nomor 58 Tahun 1958. 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Kolusi Korupsi. Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851) ; 3. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4150); 4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47); 5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 1

6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 7. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ; 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Dan BUPATI PESISIR SELATAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang'dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Pesisir Selatan. 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. 5. Investasi adalah Penanaman Uang atau Modal disuatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 6. Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat dicairkan segera dalam jangka waktu maksimal selama 12 (dua belas) bulan. 7. Investasi Jangka panjang adalah investasi untuk jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. 8. Modal Daerah adalah modal dalam bentuk uang dan atau kekayaan daerah yang belum dipisahkan yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin inventaris, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya yang dimiliki oleh daerah yang merupakan kekayaan daerah dan bukan merupakan kekayaan Perusahaan Daerah. 9. Deposito adalah salah satu jenis investasi jangka pendek pada Bank Pemerintah yang sehat dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan imbalan berupa bunga. 10. Penyertaan Modal adalah setiap usaha dalam menyertakan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak ketiga dan atau pemanfaatan modal daerah oleh pihak ketiga dengan maksud untuk mendapatkan imbalan. 11. Saham adalah surat bukti pemilikkan bagian modal disuatu perusahaan yang memberi hak atas dividend dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. 12. Deviden adalah imbalan jasa atas penyertaan saham, yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan dan kesepakatan. 13. Bunga Deposito adalah imbalan jasa atas Deposito, yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan. 14. Obligasi adalah surat pinjam dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. 15. Dana Bergulir adalah dana yang disediakan Pemerintah untuk dipinjamkan kepada masyarakat melalui suatu ikatan perjanjian yang digunakan sebagai penguatan modal dalam rangka peningkatan usaha masyarakat, dana tersebut wajib dikembalikan selama jangka waktu yang ditentukan yang selanjutnya akan dipinjamkan kembali / digulirkan kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan. 16. Pihak Ketiga adalah instansi atau Badan. Usaha dan atau perseorangan yang berada diluar Organisasi Pemerintah Daerah antara lain Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Lainnya, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Usaha Koperasi, Swasta Nasional dan atau Swasta Asing yang tunduk pada hukum Indonesia. 17. Investasi bentuk lainnya adalah investasi yang dilakukan selain dalam bentuk deposito dan penyertaan modal. 3

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1). Investasi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah Kabupaten Pesisir Selatan dan menambah pendapatan asli daerah. (2). Investasi sebagaimana dimaksud ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan / atau pelayanan kepada masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan. BAB III SUMBER DANA, JENIS DAN JUMLAH INVESTASI Pasal 3 (1). Sumber dana investasi adalah APBD Kabupaten Pesisir Selatan. (2). Sumber dana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan daerah. Pasal 4 Investasi oleh Pemerintah Daerah dilakukan dalam bentuk : (1). Investasi jangka pendek yaitu dalam bentuk deposito berjangka 1 (satu) bulanan sampai dengan 12 (dua belas) bulan. (2). Investasi jangka panjang yaitu penyertaan modal pada pihak ketiga dalam bentuk saham atau obligasi. I (3). Investasi bentuk lainya yaitu : a. Dalam bentuk dana bergulir yaitu dalam bentuk dana yang disisihkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pelayanan pemberdayaan masyarakat. b. Dalam bentuk lainnya yang akan diatur dengan Peraturan Bupati dengan Persetujuan DPRD. Pasal 5 (1). Jumlah investasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah disesuaikan dengan kondisi keuangan Daerah dengan tetap memperhatikan prinsip tidak mengganggu likuiditas keuangan Daerah. (2). Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 ayat (2) huruf b dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. (3). Investasi yang dimaksud ayat (1) dalam bentuk uang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pos Pembiayaan dan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati dan diberitahukan kepada DPRD. 4

BAB IV HASIL INVESTASI Pasal 6 (1). Hasil investasi jangka pendek berupa bunga deposito yang menjadi hak daerah disetorkan ke Kas Daerah dan dianggarkan dalam APBD. (2). Hasil investasi jangka panjang berupa deviden, bunga atau bagi hasil yang menjadi hak daerah disetorkan ke Kas Daerah dan dianggarkan pada APBD (3). Hasil investasi dalam bentuk lainnya berupa bunga, deviden atau bagi hasil yang menjadi hak daerah disetorkan ke Kas Daerah dan dianggarkan pada APBD. (4). Hasil investasi yang dimaksud ayat (1), (2) dan (3) diakui sebagai Penerimaan Daerah dan merupakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan BAB V PENGELOLAAN INVESTASI Pasal 7 (1). Bupati memberi wewenang pengelolaan investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang kepada Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah. (2). Pejabat yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3). Pejabat sebagaimana dimaksud ayat (2) i menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati secara berkala. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 (1). Semua investasi Pemerintah Daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang telah ada sebelum dikeluarkan Peraturan Daerah ini, dinyatakan sebagai investasi Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah ini. (2). Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (3). Semua ketentuan mengenai investasi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang ada sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. 5

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Daerah ini, mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ditetapkan di : Painan Pada tanggal : Maret 2006 BUPATI PESISIR SELATAN Diundangkan di : Painan Pada Tanggal : SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN = H. NASRUL ABIT = = Drs. H. A D R I L= NIP. 010087271 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2006 NOMOR SERI 6

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN I. PENJELASAN UMUM Penyelenggaraan fungsi Pemerintahan Daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan Pemerintahan diikuti dengan sumber- sumber penerimaan yang Cukup. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lainnya yang sah. Pemerintah Daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan penyertaan modal, deposito dan/atau bentuk investasi lainnya sepanjang hal tersebut membawa mantaat bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan tidak menggangu likuiditas Pemerintah Daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, maka dirasa perlu untuk mengatur mengenai investasi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dengan Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Sisa lebih penghitungan anggaran adalah selisih lebih realisasi pendapatterhadap realisasi belanja daerah dan merupakan komponen pembiayaan. Defisit anggaran adalah anggaran pendapatan daerah lebih kecil dari anggaran belanja daerah. Ayat (2) Likuiditas keuangan daerah adalah keadaan/posisi keuangan daerah yang mampu untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. 7

Pasal 4 Angka 1 Angka 2 Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Angka 3 Huruf a Dana bergulir adalah dana yang disediakan Pemerintah Daerah untuk dipinjamkan kepada masyarakat melalui suatu ikatan perjanjian yang digunakan sebagai penguatan modal.dalam rangka peningkatan usaha masyarakat dan dana tersebut wajib selama jangka waktu yang ditentukan akan dipinjamkan kembali/digulirkan masyarakat lainnya yang membutuhkan. Huruf b Investasi bentuk lainnya kepada Bank Nagari, Bank Rakyat Indonesia dan lain-lain. Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pemberitahuan ke DPRD dalam bentuk laporan triwulan Pasal 6 Ayat (1) Bunga deposito setiap periode atau jangka Waktu Langsung dipindah bukukan oleh Bank ke kas daerah. Ayat (2) s/d Ayat (4) Pasal 7 s/d Pasal 10 8