PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PALU

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BAT AM NJOMOR 3 T AHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BAT AM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

RAMBU LALU LINTAS JALAN

PEMERINTAH KOTA PADANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 10 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENERBITAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAGAR ALAM

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG WAJIB LAPOR LOWONGAN PEKERJAAN DAN IZIN PENEMPATAN TENAGA KERJA DI KOTA PAGAR ALAM

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH PROPINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

Yogyakarta, 18 September LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 7 Tahun 1980 Seri C

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 120 TAHUN 1987 SERI : D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PENYIMPANAN BAHAN BAKAR MINYAK

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN IZIN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI BUPATI ACEH BESAR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Transkripsi:

Menimbang : PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN RIAU, a. bahwa dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lambang dan Motto Provinsi Kepulauan Riau; b. bahwa Lambang dan Motto Daerah merupakan perwujudan identitas yang khas dan menggambarkan corak, budaya jati diri masyarakat serta menjadi sumber motivasi Pembangunan Daerah; c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut pada huruf a dan b tersebut di atas, perlu Lambang dan Motto Daerah Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 111 Tambahan Lembaran Negara Nomor 176); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3592); 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/M/2005 Tanggal 18 Maret 2005 tentang Pengesahan Pengangkatan Drs.DARDJO SUMARDJONO, M.Si sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU dan GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Riau; b. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau; c. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Kepulauan Riau; d. DPRD adalah DPRD Provinsi Kepulauan Riau; e. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau; f. PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau; g. Lambang Daerah adalah Lambang Daerah Provinsi Kepulauan Riau; h. Motto Daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah Berpancang Amanah Bersauh Marwah; i. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang untuk melakukan penyelidikan; j. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan; k. Penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan; l. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. B A B II BENTUK UKURAN DAN MAKNA LAMBANG DAERAH Pasal 2 (1) Lambang Daerah berbentuk Tameng/Perisai melambangkan pertahanan dengan warna utama Biru, Kuning, Merah dan Hijau. Sedangkan warna pendukung adalah hitam dan putih; di dalamnya terdapat gambar unsur-unsur lambang dan Tulisan Provinsi Kepulauan Riau, serta didisain dengan Pita berwarna Kuning dengan tulisan Berpancang Amanah Bersauh Marwah. (2) Lambang Daerah terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai berikut : a. Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau

sebagai Provinsi yang ke- 32 di Negara Republik Indonesia; c. Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau; d. Padi berwarna kuning berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas berwarna hijau dan putih berjumlah 9 (sembilan) kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sebagai tujuan utama dan mengingatkan tanggal disyahkannya Undang-Undang terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau 24 September 2002, Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, di atas tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna kuning yang dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing melambangkan sebagai berikut : - Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan negeri bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran, - Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan, - Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang, melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau, - Gelombang berlapis 7 sebagai simbol bulan Juli, sehingga mengingatkan kita diresmikannya Provinsi Kepulauan Riau yakni tanggal 1 Juli 2004; e. Tulisan PROVINSI KEPULAUAN RIAU berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah; f. Pita berwarna kuning bertuliskan BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH berwarna hitam adalah semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya yakni masyarakat sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia. Pasal 3 Bentuk dan Ukuran lengkap Lambang Daerah adalah sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Daerah ini, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. B A B III MAKNA WARNA DALAM LAMBANG, UKURAN DAN WARNA DASAR BENDERA Pasal 4 Warna-warna dalam Lambang Daerah adalah sebagai berikut: (1) Warna Utama; a. Biru tua berarti kebaharian, keluasan. b. Kuning berarti keagungan, kemegahan, kecerdasan dan kemuliaan. c. Merah berarti keberanian, kepahlawanan dan keperkasaan d. Hijau muda berarti ketaqwaan, kesejahteraan, kesuburan dan kemakmuran. (2) Warna pendukung; a. Hitam berarti ketegasan, keabadian dan ketenangan. b. Putih berarti kesucian dan kebersihan.

(3) Ukuran Bendera; a. Bahwa Lambang ditempatkan di tengah-tengah Bendera dengan ukuran Bendera, lebar 1 (satu) meter dan panjang 1,5 (satu setengah) meter. b. Warna dasar bendera Putih, Renda-renda berwarna Kuning. B A B IV PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH Penggunaan Lambang Dalam Gedung Pasal 5 (1) Lambang Daerah yang digunakan pada gedung, kantor, rumah jabatan, kapal milik Pemerintah Daerah dan kendaraan bermotor ditempatkan pada tempat yang pantas dan menarik; (2) Apabila Lambang Daerah ditempatkan bersama-sama dengan Lambang Negara, maka Lambang Negara diberikan tempat utama; (3) Penggunaan Lambang Daerah didalam Gedung diharuskan pada : a. Kantor Gubernur. b. Gedung Daerah. c. Kantor Dewan, Ruang Sidang Dewan. d. Kantor / Badan / Dinas / Biro / Instansi, Kecamatan, Kelurahan, Desa. Pasal 6 Lambang Daerah digunakan pada surat-surat resmi yang dikeluarkan Pemerintah Daerah ditempatkan pada bagian depan kiri atas surat. Penggunaan Lambang di Luar Gedung Pasal 7 (1) Penggunaan Lambang Daerah dibagian luar gedung hanya diperbolehkan pada : a. Rumah-rumah Jabatan Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Sekretaris Daerah. b. Kantor-kantor Kepala Daerah dan Kantor-kantor Dewan Perwakilan Daerah. (2) Lambang Daerah dapat digunakan pada : a. Barang-barang milik Pemerintah Daerah. b. Kapal-kapal milik Pemerintah Daerah. c. Kendaraan-kendaraan bermotor milik Pemerintah Daerah. d. Surat-surat Dinas Kepala Daerah, DPRD Daerah, Dinas/Kantor/Badan/Biro. e. Buku, majalah, papan nama kantor, dan ataupun himpunan surat-surat Dinas yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah, dan ataupun himpunan Naskah atau resmi yang diterbitkan seseorang dan Badan Hukum Perdata dengan izin Gubernur. f. Pakaian resmi dan ataupun pada atribut yang dianggap perlu dan ditentukan oleh Gubernur. g. Perusahaan-perusahaan Daerah. h. Lencana Anggota DPRD yang pemakaiannya disematkan pada dada sebelah kiri. i. Pada upacara-upacara resmi, gapura, pintu gerbang, baju, plakat, vandel dan

lencana yang diperlukan Daerah. j. Perusahaan-perusahaan Daerah. Larangan Penggunaan Lambang Pasal 8 (1) Dilarang menggunakan Lambang Daerah yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini; (2) Dilarang menulis huruf, angka, kalimat, gambar dan tanda-tanda lain pada Lambang Daerah; (3) Dilarang menggunakan Lambang Daerah untuk tujuan penghinaan, dagang dan propaganda politik; (4) Lambang untuk perorangan, perkumpulan organisasi swasta atau perusahaan tidak boleh sama atau menyerupai Lambang Daerah. B A B V M OT T O Makna Motto Pasal 9 Motto Daerah adalah BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH; (1) BERPANCANG AMANAH bermakna menunjukkan sifat teguh untuk mempertahankan adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah guna mencapai akhlak mulia; (2) BERSAUH MARWAH bermakna menjaga adat dan budaya guna menata masa depan yang lebih baik menuju cita-cita luhur untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat Kepulauan Riau; BAB VI KETENTUAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN Pasal 10 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Propinsi diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksudkan dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; (2) Wewenang penyidikan sebagaimana ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang terjadi, agar keterangan ataupun laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti keterangan dan barang bukti dari orang pribadi tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana yang terjadi; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran penggunaan Lambang Daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana pelanggaran penggunaan Lambang Daerah; e. melakukan penggeledahan atau mendapatkan barang bukti berupa dokumen

dokumen serta melakukan penyitaan terahadap barang bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana pelanggaran penggunaan Lambang Daerah; g. menyuruh berhenti, melarang, seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung, dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa seabagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana pelanggaran penggunaan Lambang Daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyelidikan tindak pidana pelanggaran penggunaan Lambang Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) PPNS sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. pemeriksaan tersangka; b. memasuki rumah tersangka; c. penyitaan benda dan atau barang bukti; d. pemeriksaan surat; e. pemeriksaan saksi; f. pemeriksaan ditempat kejadian. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; (5) Apabila PPNS dalam lingkungan Pemerintah Propinsi Kepulauan Riau belum diangkat dan atau belum ada pengangkatan, Gubernur dapat meminta bantuan Penyidik Kepolisian. B A B VII KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 8 Peraturan Daerah ini dikenakan ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); (2) Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundangan lainnya. B A B VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Peraturan Daerah ini dinyatakan berlaku pada tanggal pengundangan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau; (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau. Ditetapkan di : B A T A M pada tanggal : 03 Mei 2005

PENJABAT GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, dto. Drs. DARDJO SUMARDJONO, M.Si. Diundangkan di : BATAM pada tanggal : 07 Mei 2005 Plt. SEKRETARIS DAERAH, dto. DRS. H. SAID JAAFAR Pembina Utama Muda NIP. 010125452 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005 NOMOR 01 SERI E. P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 T E N T A N G LAMBANG DAN MOTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU I. PENJELASAN UMUM : Untuk penyelengaran Pemerintah Daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang memberikan hak otonomi kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadailan, serta keistimewaan dan kekhususan daerah dalam sistem Negera Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004, dengan demikian maka kedudukan, hak dan kewajiban serta tatanan dalam pemerintahan sejajar dan sama dengan Provinsi lainnya di Indonesia. Potensi sumber daya alam dan ciri khas budaya suatu daerah dapat memberikan gambaran jati diri masyarakat daerah tersebut pada umumnya dituangkan dalam bentuk Lambang dan Motto Daerah.

Lambang dan Motto Daerah selain sebagai sarana untuk memperkenalkan daerah juga digunakan pada Tata Naskah Dinas dalam administrasi Pemerintahan Daerah. Sebagai Provinsi yang baru terbentuk, Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan Peraturan Daerah tentang lambang yang berbentuk Tameng atau Perisai yang memiliki arti kebersamaan masyarakat, bersatu padu dalam semangat kebersamaan dan tekad membangun Provinsi Kepulauan Riau. II. PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 : Sampai dengan Pasal 3 cukup Jelas. Pasal 4 : Penetapan akan Lambang dilengkapi dengan Perpaduan warna yang serasi sehingga mengandung arti dan makna tertentu. Pasal 5 : Sampai dengan Pasal 12 cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1