BAB I PENDAHULUAN. busana terdiri dari bebarapa system yaitu sistem konstruksi dan sistem drapping.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi sesuai kejuruannya. Menurut UU Diknas pasal 15

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. secara formal di sekolah sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk. pendidikan formal itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban utama pendidikan dan kependidikan yang diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

Diterima : 12 Juli 2012 Disetujui : 14 Agustus 2012

Diterima : 1 Agustus 2013 Disetujui : 23 Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas ditengah tengah kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat. sudah banyak gedung-gedung sekolah yang dibangun.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan. Menurut Hasibuan (dalam Sagala, 2007), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Detie Rachmawatie, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang mutlak di butuhkan dalam sebuah Negara,

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang tata kecantikan. Kecantikan merupakan keelokan baik wajah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena tanpa adanya minat belajar dari siswa proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Chairiah Iriani, 2014 Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEKS) telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian integral dalam perubahan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap manusia, tidak ada seorangpun yang dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan. pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya yaitu suatu pembelajaran pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup ini salah satu aktivitas dasar bagi manusia adalah. memecahkan suatu masalah. Berdasarkan kenyataan, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari- hari. Melihat pesatnya perkembangan mode busana saat ini maka para pencipta busana berlomba menciptakan busana yang trendi dan nyaman saat digunakan. Dalam pembuatan suatu busana, tahap awal atau pembuatan pola menjadi faktor penentu dari kualitas suatu busana. Pembuatan pola yang tepat dapat menentukan kenyamanan suatu busana. Pembuatan pola busana terdiri dari bebarapa system yaitu sistem konstruksi dan sistem drapping. Pembuatam pola sistem konstruksi adalah sistem pembuatan pola bidang dengan menggunakan kertas sedangkan pola sistem drapping adalah sistem pembuatan pola dengan menggunakan dress form yang ukurannya sesuai dengan ukuran pemakai busana. Dari kedua system pembuatan pola tersebut, pola drapping merupakan system pembuatan pola yang lebih memfokuskan kesesuaian hasil jadi busana dengan ukuran tubuh. Selain itu, pembuatan busana dengan menggunakan pola drapping dapat menghasilkan busana yang sesuai dengan desain suatu busana, dan letak jatuh bagian bagian busana sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai. Pola sistem drapping digunakan guna menghasilkan suatu busana yang sesuai dengan desain dan bentuk tubuh. Maka diperlukan sumber daya manusia yang mahir dalam pembuatan pola sistem drapping. Untuk menghasilkan sumber

daya manusia tersebut, maka diperlukan lembaga pendidikan yang memberikan kompetensi dalam bidang busana. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi kejuruan tertentu, Salah satunya adalah kompetensi dalam bidang busana. SMK Negeri 3 Tebing Tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki kompetensi dalam bidang busana. Dalam kejuruan busana, terdapat berbagai kompetensi yang harus dicapai, salah satunya adalah pembuatan Pola Dasar Drapping. Siswa diharapkan mampu menguasai kompetensi tersebut, namun pada kenyataanya siswa masih kurang mampu dalam pembuatan Pola Dasar Drapping. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 03 Agustus 2015, wawancara dengan guru bidang studi Dasar Pola yaitu Ibu Purnama. Menerangkan bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembuatan pola dasar drapping seperti: kurangnya pengetahuan dasar tentang pola drapping, kemampuan berhitung siswa yang kurang baik, minat dan keseriusan belajar siswa kurang baik, kemampuan siswa dalam membuat pola dasar drapping belum maksimal, hal tersebut juga dikarenakan siswa belum pernah belajar pola pada pembelajaran sebelumnya, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal. hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa yang masih banyak di bawah KKM yaitu 75. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui tes observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat observasi. Hasil tes observasi menunjukkan bahwa terdapat 70 % yaitu 49 siswa tidak memenuhi KKM dan 30 % yaitu 18 siswa memenuhi

KKM. Dari data tersebut terlihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, diharapkan agar peserta didik dapat menguasai pembuatan pola dasar drapping dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil wawancara dengan guru bidang studi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kemampuan Membuat Pola Dasar Drapping Siswa Kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kurangnya pengetahuan dasar tentang pembuatan Pola Dasar Drapping 2. Lemahnya kemampuan menghitung dalam pembuatan pola. 3. Kurangnya minat dan keseriusan pada saat pembelajaran pembuatan pola dasar drapping. 4. Hasil pembuatan pola dasar drapping siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Tebing Tinggi masih kurang baik. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan mengingat kemampuan penulis yang terbatas dalam hal tenaga, waktu, biaya, dan fasilitas lainnya maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada : Analisa kemampuan membuat pola dasar

drapping siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Tebing Tinggi dibatasi pada pola dasar drapping bagian depan dan belakang dengan menggunakan ukuran standar Medium (M) dan bahan kain belacu. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: Bagaimana kemampuan pembuatan pola dasar drapping siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? E. Tujuan Penelitian Mengingat pentingnya suatu tujuan penelitian yang akan dicapai, maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui tingkat kemampuan pembuatan pola dasar drapping siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a) Bagi siswa: 1. Untuk mengetahui kekurangan dalam pembuatan pola dasar drapping. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang pembuatan pola dasar drapping.

b) Bagi guru: 1. Untuk mengetahui kelemahan kelemahan siswa dalam pembuatan pola drapping. 2. Sebagai perbaikan untuk pembuatan pola drapping. c) Bagi sekolah: 1. Sebagai perbaikan untuk system pembelajaran d) Bagi peneliti: 1. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2. Menambahkan pengetahuan peneliti tentang pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah. 3. Sebagai referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.