BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

DAFTAR ISI BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia atau I n d on e sia S tock E xc h an g e (IDX)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB I PENDAHULUAN. resiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksi oleh para investor. Menurut Maya

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pesatnya perkembangan dunia industri menimbulkan persaingan yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana yang sangat besar untuk mampu bersaing di pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan teori Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mencari sumber-sumber dana yang efektif dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia adalah perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang sekarang sudah berganti menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Bursa Efek Indonesia (BEI) terbentuk dari hasil penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa hasil penggabungan ini resmi beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007. Dan sampai dengan bulan Maret tahun 2015, jumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sejumlah 507 perusahaan (www.idx.co.id). Dan 20 diantaranya merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari berbagai sektor. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dan kekayaan negara yang dipisahkan. Daftar perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia disajikan dalam tabel 1.1 berikut. 1

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan BUMN Di BEI No Kode Nama Perusahaan Sektor 1 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk Konstruksi 2 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Pertambangan 3 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Perbankan 4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Perbankan 5 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perbankan 6 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Perbankan 7 GIAA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Angkutan dan Prasarana Angkutan 8 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk Farmasi 9 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk Angkutan dan Prasarana Angkutan 10 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk Farmasi 11 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Industri Logam 12 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Energi 13 PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk Pertambangan 14 PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Konstruksi 15 SMBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Semen 16 SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Semen 17 TINS PT Timah (Persero) Tbk Pertambangan 18 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Telekomunikasi 19 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Konstruksi 20 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk Konstruksi Sumber : http://www.sahamok.com (diakses tanggal 6 Maret 2015). Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar (UUD) 1945. Untuk itu, BUMN paling tidak diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, memberikan sumbangan kepada penerimaan negara dan meningkatkan sumbangan bagi 2

perkembangan perekonomian nasional (http://indonesia.go.id, diakses tanggal 20 Maret 2015). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan BUMN memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat luas dan negara. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan akan dibutuhkan pengelolaan manajemen perusahaan yang baik dan benar serta dukungan dari seluruh stakeholder perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dan amanat UUD 1945 dapat diwujudkan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2012:55). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu Dividen dan Capital Gain (www.idx.co.id, diakses tanggal 21 Maret 2015). Salah satu keuntungan membeli saham bagi para investor berasal dari dividen yang diperoleh. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus 3

memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen (http://www.idx.co.id, diakses tanggal 21 Maret 2015). Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau saham (stock dividend) (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:140). Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham sedangkan dividen saham berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Tingkat pembayaran dividen disebut juga dengan dividen payout ratio yaitu tingkat pembayaran dividen yang menunjukkan besarnya dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih atau EPS (Earning Per Share) perusahaan (Keown et al, 2010:201). Earning Per Share atau dividen per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2011:138). Jumlah dividen yang akan dibayarkan akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perusahaan, dan akan berpengaruh juga terhadap pandangan investor terhadap perusahaan. Apabila dividen payout ratio perusahaan tinggi, maka akan menguntungkan para investor, namun akan memperkecil laba ditahan perusahaan, sehingga akan membuat proses pengembangan perusahaan tidak berjalan seperti yang diinginkan manajemen. Sedangkan apabila dividen payout ratio perusahaan kecil, maka akan dianggap tidak menguntungkan para investor, namun laba ditahan perusahaan akan semakin besar, sehingga dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan. Setiap perusahan didirikan dengan harapan bahwa perusahan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang dengan pesat dan dapat eksis untuk jangka waktu yang panjang. Pada awal pendirian perusahaan, pada umumnya telah dipandang cukup untuk dapat bertahan dalam aktivitasi usahanya. Namun dengan berjalannya waktu, terjadi persaingan usaha yang semakin meningkat, sehingga diperlukan strategi-strategi yang tidak hanya membuat perusahaan bertahan, namun mampu membuat perusahaan tersebut memenangkan 4

persaingan bisnis yang semakin ketat (http://www.idx.co.id, diakses tanggal 21 Maret 2015). Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN paling tidak diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum, memberikan sumbangan kepada penerimaan negara dan meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional (http://indonesia.go.id, diakses tanggal 20 Maret 2015). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa penyelenggaraaan kemanfaatan umum adalah berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Misalnya, produksi obat-obatan yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (persero), Tbk. Dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara poin ke dua disebutkan bahwa BUMN merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi. Hasil privatisasi yang diserahkan ke kas negara adalah hasil divestasi saham milik negara. Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha swasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/korporasi. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi. Sebagai pemegang saham terbesar dalam setiap perusahaan BUMN, pemerintah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. 5

Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, ditemukan bahwa problematika yang ada pada BUMN belum juga teratasi. Bagian pemerintah atas laba atau deviden mengalami penurunan, yaitu Rp. 30,1 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 28,2 triliun pada tahun 2011. Bagian laba BUMN yang diterima negara tidak sebanding dengan jumlah penyertaan modal yang dikeluarkan oleh negara untuk 141 BUMN sebesar Rp 573,3 triliun dan 5 BUMN dibawah naungan Kementerian Keuangan sebesar Rp 16,4 triliun sepanjang 2010 hingga semester I- 2012. Itu pun dari 141 hanya 118 BUMN yang menyumbangkan laba. Memang, sejak dua tahun belakangan kementerian BUMN melonggarkan setoran dividen kepada Negara dari perusahaan plat merah. Penyisihan dividen ini diharapkan dapat menjadi dana pengembangan atau ekspansi usaha BUMN di masa mendatang. Meski dividen menurun, sebagai gantinya akan dilakukan penarikan dana dari setoran pajak (www.detik.com, diakses tanggal 5 Maret 2015). Pada dasarnya, setiap perusahaan mempunyai kebijakan dividen nya masingmasing. Kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan laba ditahan. Namun, bagaimanapun juga kebijakan dividen yang akan menjadi keputusan perusahaan hanya pihak intern saja yang mengetahuinya. Kebijakan dividen dalam hal ini dapat diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu, investor dituntut untuk meramalkan sendiri Dividend Payout Ratio yang akan menjadi keputusan perusahaan dengan cara menganalisis rasio-rasio kinerja keuangannya (Isnani, 2012). Fahmi (2011:127) menyatakan bahwa rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio leverage yang digunakan dalam hal ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Mengenai Debt to Equity Ratio ini Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (dalam Fahmi, 2011:128) mendefinisikannya sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Menurut Brigham & Houston (2010:143) Debt to Equity Ratio adalah Rasio total utang terhadap total aset, yang digunakan untuk mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor. DER dapat mempengaruhi dividend payout ratio karena perusahaan 6

dengan rasio leverage yang tinggi lebih cenderung untuk menggunakan laba yang diperoleh untuk melunasi hutang. Dalam penelitian Wiyatno dan Isroah (2013) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Selain itu, dalam penelitiannya Marlina dan Danica (2008) mengemukakan hal serupa bahwa DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Isnani (2012) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Dalam penelitiannya, Isnani (2012) menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh adanya teori signal yang berpendapat bahwa dividen sebagai signal yang baik oleh perusahaan merupakan indikasi prospek perusahaan di masa yang kan datang. Ada kecenderungan harga saham naik jika ada pengumuman penurunan dividen, sebaliknya harga saham dapat menjadi turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, atau pendapatan dan aliran kas diperkirakan dapat meningkat dan diperoleh pada saat dimana dividen tersebut dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Tingkat profitabilitas perusahaan, dalam hal ini diproksikan dengan menggunakan indikator Return On Assets (ROA). Menurut Fahmi (2011:135) rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. ROA merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asetnya (Brigham & Houston, 2010:153). ROA dapat diperoleh dengan membandingkan nilai laba bersih dan total aset.. ROA diyakini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen. Karena dengan semakin tingginya laba yang diperoleh perusahaan, maka kemungkinan jumlah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila jumlah laba yang diperoleh 7

perusahaan menurun maka, kesempatan pemegang saham memperoleh dividen akan menjadi semakin kecil. Dalam penelitian Marlina dan Danica (2008) menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian Wiyatno dan Isroah (2013) yang juga menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Isnani (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Isnani (2012) menyatakan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena pengambilan sampel dalam penelitian yang terbatas pada jumlah 10 perusahaan manufaktur dari seluruh populasi sebanyak 134 perusahaan manufaktur. Selain itu, dapat pula disebabkan karena kebijakan dividen yang memang telah diterapkan oleh manajemen dan juga karena kemungkinan perusahaan selalu berusaha mempertahankan dividen yang dibayarkan walaupun keadaan profitabilitas perusahaan dalam keadaan baik atau buruk. Sama halnya dengan tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR). Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Fahmi, 2011:121). Karena itu, rasio likuiditas sering disebut juga dengan short term liquidity. Current Ratio merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jumlah dividen yang akan dibayarkan. Karena kemampuan perusahaan membagikan dividen dalam bentuk kas akan berbanding lurus dengan tingkat likuiditas perusahaan. Dalam penelitian Wiyatno dan Isroah (2013) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. sedangkan dalam penelitian Isnani (2012) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. dalam penelitiannya Isnani (2012) menyatakan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya teori kebijakan pembayaran dividen stabil yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan berusaha memberikan dividen secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba atau tingkat likuiditas perusahaan berfluktuasi. 8

Growth merupakan tingkat perluasan aktiva yang tinggi sehingga menyebabkan kebutuhan dana daripada membayar dividen (Su ad Husnan, 1984; dalam Isnani, 2012). Growth atau tingkat pertumbuhan perusahaan akan berpengaruh terhadap dividend payout ratio, tergantung dari cepat atau lambatnya tingkat pertumbuhan suatu perusahaan. Dalam penelitian Isnani (2012) menyatakan bahwa Growth berpengaruh positif dan sifnifikan terhadap dividend payout ratio. Perusahaan yang sedang berada dalam masa pertumbuhan, lebih cenderung memerlukan dana yang lebih banyak, sehingga akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Dan akan menyebabkan perubahan terhadap jumlah dividen yang akan dibagikan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, dan Growth terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013). 1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Growth dan Dividen Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013? 2 Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, dan Growth terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013? 3 Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013? 9

4 Apakah Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013? 5 Apakah Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013? 6 Apakah Growth berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Growth dan Dividen Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, dan Growth terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013 secara simultan. 3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013. 5. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013. 10

6. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara Growth terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2013. 1.5 Kegunaan Penelitian a. Aspek Teoritis Hasil penelitian mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, dan Growth terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi para pembaca mengenai faktor apa saja yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. b. Aspek Praktis Hasil penelitian mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, dan Growth terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi yang berhubungan dengan tingkat pengembalian dari perusahaan yang berupa dividen. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan secara umum dan ringkas mengenai Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar Belakang Penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian serta Sistematika Penulisan. BAB II KERANGKA TEORITIS Bab ini berisi rangkuman teori yang berkaitan dengan topik atau masalah, peneitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. 11

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode dan teknik yang digunakan, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan berupa analisis pengolahan data sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan berupa penyajian secara singkat dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang ditujukan untuk perbaikan terhadap hasil penelitian dan anjuran kepada pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. 12