TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

I. PENDAHULUAN. subjek dan objek pembangunan nasional Indonesia dalam usaha mencapai aspirasi

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Pendidikan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai subyek, menjadi pelaku dalam kegiatan atau peristiwa yang digerakkannya,.

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

KATA PENGANTAR. Prof. Dr. Dodi Nandika, MS RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI Oleh : Dr. Muhammad Ridwansyah, SE, M.Sc (Dosen Fakultas Ekonomi UNJA) 1. Pendahuluan Tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara bertanggungjawab terhadap kemajuan pendidikan bangsanya. Tugas dan tanggungjawab negara terhadap kemajuan pendidikan dilaksanakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional. Pemerintah wajib membiayai dan menganggarkan anak bangsanya dalam bidang pendidikan karena pendidikan merupakan lokomotif yang akan membawa bangsa dalam perjalanan menuju yang lebih baik. Pendidikan tidak cukup hanya dikelola oleh pemerintah sendiri. Perlu ada kemitraan antara masyarakat, keluarga dan sekolah. Melalui konsep kemitraan dalam bidang pendidikan akan terjadi simbiosis mutualisme segitiga. Biaya pendidikan tidak hanya berasal dan bersumber dari pemerintah saja akan tetapi dapat bersumber dari individu seseorang, lembaga swasta, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau bahkan berasal dari luar negeri. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat biasanya semakin tinggi pula tingkat kesadarannya terhadap pentingnya pendidikan. Permasalahannya adalah bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia masih relatif tinggi yang berdampak terhadap proses pendidikan. Dalam lingkaran setan kemiskinan pendidikan, siswalah yang menjadi korban pada tataran yang paling menderita. Sebagai contoh dalam proyek pengadaan buku pelajaran, seragam, dan sebagainya, guru (dan juga kepala sekolah) mengambil keuntungan dengan dalih kesejahteraan guru yang amat memprihatinkan. Jika siswa tidak mampu membayar berbagai biaya tambahan itu, terancamlah kesinambungan pendidikannya. Pembiayaan pendidikan yang tidak terencana dengan baik oleh pemerintah akan menimbulkan (atau makin mengukuhkan) kesenjangan di masyarakat.

Anggaran dan pembiayaan pemerintah yang rendah dalam bidang pendidikan dikhawatirkan akan semakin mengukuhkan degradasi siswa berdasarkan status sosioekonomi. Siswa-siswi dari keluarga miskin yang mendapat subsidi pemerintah tidak akan mampu menanggung kekurangan biaya sehingga mereka akan terpaksa mencari dan terkonsentrasi di sekolah-sekolah yang minimalis (baca: miskin), dimana biaya operasional per anak tidak (jauh) melebihi unit cost yang sudah ditetapkan. Sementara itu, siswa-siswi dari kelas menengah dan atas bebas memilih sekolah dengan sarana dan prasarana memadai. Selanjutnya, karena sekolah-sekolah ini mendapat iuran pendidikan memadai dari siswa, sekolah-sekolah ini akan mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk makin membenahi diri dan meningkatkan mutu pendidikan. Pasal 31 Amandemen UUD 1945 Ayat (1) menyatakan, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan", dan Ayat (2) "Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya". Amanat Undang-undang Dasar 1945 ini dikukuhkan lagi dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan antara lain adalah Pertama, "setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu" (Pasal 5 Ayat (1)). Kedua, "setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar" (Pasal 6 Ayat (1)). Ketiga, "pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi" (Pasal 11 Ayat (1)). Keempat, "pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun" (Pasal 11 Ayat (2)). Amanat Undang-undang ini sudah sesuai dengan Konvensi Internasional Bidang Pendidikan yang dilaksanakan di Dakkar, Senegal, Afrika, 2000. Konvensi menyebutkan, semua negara diwajibkan memberikan pendidikan dasar yang bermutu secara gratis kepada semua warga negaranya. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan nasional adalah : Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan

yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilainilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. Sementara itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 sasaran utama pembangunan nasional bidang pendidikan dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Sasaran Utama Pembangunan Nasional RPJMN 2010-2014 No. 1. Bidang Pendidikan Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas Sasaran Status Awal Target (Tahun 2008) Tahun 2014 7,5 tahun 8,25 tahun 2. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas 5,97 persen 4,18 persen 3. Meningkatnya SD/SDLB/MI/Paket A APM 95,14 persen 96,0 persen 4. Meningkatnya SMP/SMPLB/MTs/Paket B APM 72,28 persen 76,0 persen 5. Meningkatnya SMA/SMK/MA/Paket C APK 64,28 persen 85,0 persen 6. Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun 21,26 persen 30,0 persen 7. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat Sumber : Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014 Dari data di atas dapat di lihat bahwa fokus sasaran utama pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2010-2014 adalah rata-rata lama sekolah, buta aksara, APM Sekolah Dasar/Sekolah Menengah Pertama, APK Sekolah Menengah Atas/Perguruan

Tinggi serta penurunan disparitas. Ini artinya pemerintah harus lebih banyak lagi menganggarkan kebutuhan pendidikan rakyat melalui APBN atau melalui partisipasi masyarakat. Dalam RPJMN Tahun 2010-2014 terdapat 11 prioritas nasional, salah satunya yakni prioritas kedua adalah pendidikan. Disebutkan dalam RPJMN tersebut bahwa prioritas pendidikan merupakan peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga pendidik dengan kemampuan : 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan tentang pengaturan mengenai pendanaan pendidikan yang disusun berdasarkan semangat desentralisasi dan otonomi satuan pendidikan dalam perimbangan pendanaan pendidikan antara pusat dan daerah. Dengan demikian pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dari aspek landasan hukum, untuk mewujudkan program pendidikan yang berkualitas diyakini dapat terealisir dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut maka harus dianggarkan dan dialokasikan 20% dari APBN atau APBN untuk program pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa semenjak diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tersebut berbagai pihak berupaya untuk mengejar target alokasi dana pendidikan sebesar 20% tersebut baik dalam APBD maupun dalam APBN, namun dari aspek penganggaran masih dirasakan kurang fokus dan tidak berdasarkan dengan perhitungan yang relatif valid. Memang besarnya anggaran belum menjamin naiknya kualitas pendidikan karena besarnya anggaran harus diiringi juga dengan komitmen semua elemen masyarakat. Menurut Anita Lie (2006) besarnya anggaran tidak menjamin peningkatan mutu pendidikan. Namun, kekurangan anggaran hampir pasti amat menghambat peningkatan mutu pendidikan.

2. Metode Analisis Metode pengkajian dilakukan melalui kompilasi data anggaran selama 5 tahun terakhir, tahun 2005 2009 baik APBD maupun APBN pada Dinas Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk estimasi anggaran 5 tahun kedepan dihitung berdasarkan atas dasar indikator kinerja utama sesuai standar biaya yang berlaku. Untuk biaya kegiatan yang belum terstandarisasi dilakukan melalui pendekatan kepatutan. Untuk membuat estimasi jumlah murid dan jumlah guru selama lima tahun kedepan dilakukan melalui metode trend eskponensial dengan menggunakan SPSS versi 16.00. Trend ini digunakan karena nilai standar error yang dihasilkan dari estimasi sangat kecil yaitu mendekati 0. Trend exponensial adalah suatu bentuk persamaan yang bukan dalam bentuk garis lurus, dimana persamannya berbentuk Y = a.b x. Persamaan di atas dapat dirubah dalam bentuk persamaan garis lurus dengan cara melakukan logaritma pada kedua bagian persamaan sehingga menjadi : Log Y = Log a + log bx Untuk membuat estimasi anggaran pendidikan selama 5 tahun kedepan didasari atas biaya oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang membuat estimasi estimasi terbaik mengenai berapa besar biaya yang diperlukan untuk memenuhi hak atas pendidikan dasar. Estimasi estimasi tersebut dibuat dalan Rencana kegiatan Nasioanl: Pendidikan Indonesia s Untuk Semua. Laporan ini menyatakan apa yang diperlukan untuk memenuhi Deklarasi Dakar 2000 tentang uapaya mencapai pendidikan untuk semua dengan member semua anak laki laki dan perempuan akses yang sama ke pendidikan berkualitas tinggi. Semua ini ditunjukkan dalam tabel yang dibawah ini dimana diperlihatkan kenaikan biaya per murid pertahun. Tidak semua kebutuhan ini dapat segera dilaksanakan, yang diberikan tanda *** dibutuhkan, yang diberi tanda ** memiliki prioritas yang tinggi. Sedangkan yang diberi tanda * adalah penting, tetapi dapat ditangguhkan hingga sumber dananya cukup tersedia. Dikarenakan adanya time of value of money antara tahun 2000 dan tahun yang akan datang maka digunakan metode present value dengan rumus sebagai berikut :

FV = Pv (1+ r) n Dimana: PV : Nilai uang tahun 2000 FV : Nilai uang tahun i r : Tingkat suku bunga (12%) n : Tahun Estimasi Tabel 3.1 Pendidikan Dasar, biaya tambahan per murid No Indikator biaya permurid 1 Perbaikan Mutu 1. Buku - buku untuk 100% murid*** 14,400.00 2. Bahan - bahan Pengajaran*** 24,000.00 3. Tambahan gaji guru*** 20,550.00 4. Pembangunan perpustakaan* 7,430.00 5. Beberapa buku perpustakaan untuk sekolah - sekolah yang tidak 1,150.00 memiliki perpustakaan ** 6. Renovasi kecil Sekolah 70% untuk tahun 2011 dan 100% untuk tahun 2015* 13,310.00 7. Renovasi besar sekolah70% untuk tahun 2009 dan 100% untuk tahun 2015* 15,470.00 8. Para ghubunguru perpustakaan yg juga membantu para murid yg mempunyai kesulitan dan orang tua penghubung* 40,280.00 2 Perbaikan - perbaikan yang Wajar 1. Dukungan bagi murid yang secara ekonomis miskin (tambahan gaji guru 46,710.00 didaerah pedalaman, dapat dipergunakan untuk beasiswa)*** 2. Biaya bersih untuk mengganti kerugian distrik distrik dengan para murid 38,000.00 yang miskin secara langsung karena kekurang BP3 serta lain - lain Pendapatan*** 3 Biaya Tingkat distrik permurid 1. Perbaikan Manajemen dan sekolah *** 30,000.00 2. Pengajian; penaksiran, jaminan mutu** 6,000.00 Sumber: Laporan Pembangunan Manusia (2004) Tabel 3.2 Pendidikan Lanjutan Menengah, biaya tambahan per murid No Indikator Biaya/murid 1 Perbaikan Akses 1. Biaya pembangunan ruang kelas baru, peralatan dan mebel*** 36,520 2. Biaya pembangunan gedung kepala sekolah yang baru 43,470 peralatan mebel dan laboratorium*** 2 Perbaikan Mutu 1. Buku - buku untuk 100% murid*** 21,600 2. Bahan - bahan mengajar untuk 100% murid *** 36,000 3. Tambahan gaji guru *** 35,100 4. Pembangunan Perpustakaan * 11,130 5. beberapa buku perpustakaan untuk sekolah yg tdk memiliki perpustakaan ** 440 6. Para guru - pustakaan (yang membantu para murid yang mempunyai 60,000

kesulitan serta orang tua penghubung ** 7. Renovasi sekolah kecil * 8,790 8. Renovasi sekolah besar * 11,970 3 Perbaikan - perbaikan yang wajar 1. Biaya bersih untuk pengantian distrik - distrik dengan para murid yang miskin ** 195,890 2. Lain -lain biaya pendapatan ** 275,060 Sumber: Laporan Pembangunan Manusia (2004) 3. Kesimpulan Dari hasil kajian tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain adalah sebagai berikut : A. Estimasi biaya pendidikan untuk semua merupakan tambahan biaya permurid yang diperlukan agar terjadi pemerataan dan perbaikan mutu di bidang pendidikan. B. Dalam upaya untuk mengembangkan pendidikan SD alokasi anggaran yang diperhatikan meliputi: o Untuk kategori yang dibutuhkan, meliputi alokasi untuk perbaikan mutu, perbaikan-perbaikan yang wajar untuk murid miskin dan perbaikan manajemen sekolah o Untuk kategori prioritas tinggi, meliputi: pengadaan buku perpustakaan perbaikan mutu dan perbaikan yang wajar dan jaminan mutu o Untuk kategori penting adalah pembangunan perpustakaan, renovasi gedung sekolah dan pustakawan. C. Dalam upaya untuk mengembangkan pendidikan SMP dan SMA alokasi anggaran yang diperhatikan meliputi: o Untuk kategori yang dibutuhkan, meliputi alokasi untuk perbaikan akses, perbaikan mutu. o Untuk kategori prioritas tinggi, meliputi: perbaikan mutu dan perbaikan yang wajar dan jaminan mutu D. Untuk lima tahun yang akan datang (2010-2015), anggaran tersebesar untuk semua jenjang pendidikan dasar (SD, MP dan SMA) dengan kategori dibutuhkan adalah untuk perbaikan akses dengan alokasi pada: (a) pembangunan ruang kelas baru, peralatan dan mebel; (b) pembangunan gedung kepala sekolah yang baru, peralatan mebel dan laboratorium.