BAB II STUDI TEORITIS TENTANG UPACARA KEMATIAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN. dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari

dokumen-dokumen yang mirip
Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Konsisten dalam kebaikan

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

ISLAM IS THE BEST CHOICE

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الا نبياء والمرسلين :و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Oleh: M. Taufik. N.T

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Download > 300 ebook dari:

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

TAFSIR SURAT AT-TIIN

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

ISBN:

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

PENGERTIAN TENTANG PUASA

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa.

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

ر ز ق ه ف ي ق ول ر ب ي أ ه ان ن

Istiqomah dalam menjaga ibadah ********************

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

DOA TOWAF د د د د د ع د د د د

URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENCAPAI KEKOKOHAN AKIDAH PERSPEKTIF AL-QUR AN. Oleh, H. Muh. Arif R *

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

KEUTAMAAN MENGANDUNG

AKHLAK & ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

TAFSIR SURAT AL-QAARI AH

BAB IV NILAI-NILAI ISLAM DALAM TRADISI TUTUS DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Transkripsi:

11 BAB II STUDI TEORITIS TENTANG UPACARA KEMATIAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN. A. Upacara Kematian Menurut Hertz tentang upacara kematian adalah upacara kematian selalu dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari masyarakatnya yang berwujud sebagai gagasan kolektif. 1 Upacara kematian juga mengandung nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kegotong-royongan, kemanusiaan, dan religius. Upacara yang bernada kesedihan adalah upacara kematian, yang terkadang menghabiskan uang, terutama di kalangan orang kaya, sebab memberi pesangon atau disebut salawat kepada semua yang hadir di upacara kematian, ada serangkai upacara disini yaitu upacara 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari. Upacara kematian merupakan masalah yang sosial karena ia tidak hanya melibatkan anggota keluarganya tetapi juga masyarakatnya. Maka dari itu jika ada kematian seluruh warga datang membantu keluarga yang sedang berkabung. Biasanya salah seorang perempuan dari setiap keluarga yang sedang berduka cita sambil membawa sejumlah beras. Sementara itu para lelakinya disamping 1 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I ( Jakarta : Universitas Indonesia, 1987), 71 11

12 membantu dalam persiapan penguburan juga mempersiapkan kayu-kayu yang diperlukan untuk masak dalam rangka selamatan. Bahwa berkaitan dengan konsep kematian mengatakan bahwa kematian adalah sebagai proses penyucian terhadap dosa-dosa yang tidak bisa kita bersihkan sepanjang hidup kita. 2 Maksudnya dengan adanya kematian tersebut manusia akan kembali lagi pada proses pensucian. Dan hasilnya setelah kita meninggal dunia, masih banyak dosa-dosa kita yang belum terputihkan ketika didunia, baik oleh taubat maupun musibah. Karena itu dari kasih sayang Allah Swt maka Tuhan melakukan lagi proses pembersihan. Hanya saja proses pembersihan itu tidak lagi berasal dari amal kita. Sebab setelah mati, putuslah segala amalnya. Menurut Ibn Qayyim, pada waktu mati ada proses pembersihan terhadap diri kita. Ialah, sakitnya pada saat sakaratul maut. Ia menjadi penebus dari beberapa dosa. Perbuatan dosa yang paling besar pada sakitnya sakaratul maut adalah berbuat dzalim terhadap sesama hamba Allah dan menyakiti hati orang lain. 3 Kemudian menurut Ibn Qayyim, yang menghapus dosa setelah kita meninggal adalah istighfar dari saudara-saudaranya kaum muslimin. Istighfar yang kita kirimkan untuk saudara-saudara kita yang meninggal dunia, menjadi penghapus dosa-dosanya. Dan itulah arti firman Tuhan: Ta aawanu alal birri wattaqwa yang artinya Hendaknya kamu saling membantu dalam kebajikan dan 2 K.H. Jalaluddin Rahmat, Memaknai Kematian ( Bandung : Pustaka II Man, 2006), 15 3 Ibid, 22

13 ketakwaan. Bantulah orang-orang yang sudah mati itu dengan kebajikan kita. Antara lain dengan istighfar. Doa-doa dari orang shaleh juga dapat menjadi pembersih dosa. Ada orang yang ketika maut menjemputnya masih banyak dosa-dosa yang belum terhapus, baik oleh taubat maupun musibah. Umumnya orang yang ahli maksiat itu sehat-sehat. Mereka tidak mendapat musibah. Dagangnya untung terus. Kalau berbuat salah, pengadilan pun tak sanggup menuntutnya. Musibahmusibah jarang menimpanya. Sakit yang menghapuskan dosa, juga tak dialaminya. Haji pun jarang dilakukannya dan seterusnya. Maka saat ia kembali, dipintu kerajaan Tuhan itu seperti anak kecil, masih penuh kotoran dan debu. Pendeknya mereka membutuhkan proses penyucian lagi. Maka kematian itu termasuk proses penyucian. Kematian bukanlah akhir dari kehidupan, pertama makna kematian adalah proses pembersihan sedangkan yang kedua, kematian adalah kehidupan sementara. Apa yang disebut barzah? Barzah adalah sebuah perjalanan hidup yang kedua setelah perjalanan kita hidup di dunia. Oleh karena itu, kematian itu bukan akhir dari kehidupan. Kematian adalah permulaan kehidupan episode yang kedua. Sebelumnya kita hidup di alam arwah, berpindah ke alam rahim ibu, kemudian hidup di dunia ini. Di dunia ini sebenarnya kita mengalami beberapa kali kehidupan. Dari bayi, anak kecil, remaja hingga dewasa. Katanya setiap sepuluh tahun kita adalah makhluk baru. Seluruh sel-sel yang lama diganti dengan sel-sel yang baru. Sel-sel kita berubah tanpa kita sadari. Pendeknya kita

14 mengalami beberapa kali kehidupan. Pertama, kehidupan kita di dunia. Kedua, kehidupan di alam barzah. Dan ketiga kehidupan di akhirat. 4 Sesungguhnya Allah Swt. Yang maha suci dan Maha Tinggi telah menciptakan manusia untuk senantiasa langgeng (baqa ), bukan untuk rusak (fana ). Mereka hanya berpindah dari satu tempat tinggal menuju tempat tinggal lainnya. 5 Allah telah menempatkan kehidupan manusia di alam dunia ini untuk menguji siapa di antara mereka yang terbaik amal ibadahnya. Selanjutnya mereka dipindahkan ke alam Barzah. Mereka tertahan di sana sampai datangnya hari kiamat. Setiap manusia akan mendapatkan pembalasan dari Allah secara terperinci menurut ukuran amalnya. Mereka tinggal di alam barzah hanya bertemankan amal. Bila amalnya baik, mereka akan dimuliakan, dan bila amalnya buruk mereka akan dihinakan. Allah Swt telah berfirman: و م ن و ر اي ه م ب ر ز خ إ ل ى ي و م ي ب ع ث ون Artinya: Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan ( Qs. Al-mukminun:100). Barzah adalah dinding penghalang yang menghalangi manusia setelah mati dari kembali lagi ke dunia. 6 Sebagian penduduk alam barzah dimuliakan oleh Allah dengan amal shalehnya, meskipun amal itu sudah tidak bisa menghasilkan pahala karena terputus oleh kematian tetapi sesungguhnya amal itu 4 Ibid, 26 5 Imam Zainuddin Ibnu Rajab al-baghdadi, Alam Barzakh Dan Perjalanan Roh Setelah Kematian (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2004) 26 6 Ibid, 27

15 akan senantiasa melekat kepadanya hingga dia dapat menikmati dalam berdzikir kepada Allah dan mentaati peraturan-nya. Menurut para ulama, mengatakan bahwa mati bukanlah sekedar ketiadaan, bukan pula sebuah kebinasaan, akan tetapi mati adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan, keterpisahan dan keterhalangan antara keduanya, perubahan keadaan, dan perpindahan dari satu alam ke alam lainnya. 7 Kematian manusia adalah jalan manusia untuk dapat berpindah dari alam satu ke alam yang lain. Yang dimaksud dengan pemilik keabadian adalah ruh. Kematian adalah salah satu dari dua hal yang di benci umat manusia. Padahal, seandainya manusia tahu, mati itu lebih baik daripada fitnah. Selain mati, hal lain yang dibenci manusia adalah miskin harta,. Padahal dengan harta yang sedikit, di akhirat manusia akan lebih mudah di hisab. Orang yang senantiasa melaksanakan perbuatan baik akan terhindar dari segala bahaya dan kesusahan yang akan menimpa dirinya, hal ini karena perbuatan baik itulah yang melindungi mereka, begitulah sebaliknya. Segala kesenangan, kebahagiaan dan segala apapun yang tak ternilai harganya akan dimiliki oleh orang yang berbuat kebajikan. Orang yang mengejar hawa nafsu hanya untuk kepuasan pribadi adalah orang yang mempunyai pandangan rendah dan nilainya sangat hina. Kalau ia memiliki sifat jahat maka pusat segala kegiatan hidupnya terletak pada kepentingan dirinya belaka yang akibatnya membawa ia tenggelam kedalam 7 Imam Jalaluddin al suyuthy, Spiriritualitas Kematian ( Yogyakarta : DIVA Press, 2007), 9

16 dunia sengsara dan menempuh jalan reinkarnasi berulang-ulang. Pada suatu masa dimana sifat-sifatnya bisa berubah apabila seseorang memiliki sifat-sifat suci. 8 Begitu pula apabila manusia itu mati, maka rohnya nanti akan keluar dari jasad yang telah rusak tersebut. Dan apabila dalam kehidupannya itu belum mencapai kebebasan dalam unsur keduniawian, maka roh tersebut akan dilahirkan kembali dengan diikuti perbuatannya. Apabila dalam kehidupan terdahulunya baik maka kehidupan yang akan dilaluinya juga baik, begitu juga sebaliknya apabila dalam kehidupannya yang dulu berbuat jahat, maka kehidupan yang akan dilaluinya akan menerima hasil dari kejahatannya. Begitulah perjalanan roh sampai dia bisa mencapai kebebasan duniawi atau melepaskan diri dari unsur keduniawian, maka ia akan menyatu kembali dengan Sang Hyang Widhi dan mencapai kebahagiaan dan kedamaian abadi. 9 Anggapan bahwa roh itu bersifat abadi, tetap hidup selama-lamanya adalah ajaran seluruh agama dunia. 10 Diakui oleh ahli filsafat dan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Didalam Al-qur an dan hadist, masalah roh di barzah ini diuraikan dengan lengkap dan terperinci. Firman Allah Qs: Al-Isra :85 و ي س ا ل ون ك ع ن ال روح ق ل ال روح م ن أ م ر ر بي و م ا أ وت يت م م ن ال ع ل م إ ل ا ق ل يل ا Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra : 85). 8 Ngadiono Tokoh Agama Hindu Dusun Purwono, Wawancara, Purwono, 8 Maret 2009. 9 Gimin Tokoh Agama Hindu dusun Purwono, Wawancara, Purwono, 15 Maret 2009. 10 Halimuddin, Kehidupan di Alam Barzah ( Jakarta : Rineka Cipta, 1992), 7

17 Masalah roh tidak terjangkau oleh ilmu. Tidak tembus oleh kemampuan berfikir, dalam masalah arwah yang penting adalah iman, bukan rasio, rasio ini kadang berbahaya. Dari sinilah bertolaknya orang yang berpendapat bahwa arwah orang meninggal itu bertempat tinggal di gunung-gunung, di atas bukit batu karang, di atas pohon-pohon kayu besar. Dari sinilah berasalnya anggapan bahwa kayu besar itu sakti, batu basar itu sakti, mata air itu sakti. ي ح د ي ز ي د ا ث ا ب ن م س ع و د ر.ض. ق ا ل ول م ي و ذ ن ل ر س ن ي ق و ل ال ر و ح م ن أ م ر ر ىب (متفق عليه) ن لا ا ك ل م ف ي ها و ن ي ت ل الله ص.م أ و Artinya: Hadits Ibnu Mas d r.a katanya, kami tidak diizinkan oleh Nabi SAW membicarakan masalah arwah. Jangan ditambah firman Tuhan yang berbunyi, roh itu adalah urusan Tuhanku. (Mutafaq alaih). Setelah itu karena adanya suatu kepercayaan bahwa roh itu sudah ada. Setelah lahir ke dunia, setelah beraduknya roh dan jasad, maka timbullah gejala alami dan gejala-gejala kejiwaan di antaranya merasa sakit dipukul dan dibakar. Timbul nafsu untuk makan dan minum dan nafsu berkelamin. Nafsu untuk mempertahankan hidup dan melanjutkan keturunan. Gejala ini akan hilang setelah roh itu berpisah dari jasad. Oleh karena itulah masyarakat Tengger melaksanakan upacara kematian. Dengan dilaksanakan upacara tersebut diharapkan agar roh atau jasa mereka itu suci kembali. 11 B. Perilaku Keagamaan 11 Darmo Tokoh Agama Hindu Dusun Purwono, Wawancara, Purwono 8 Maret 2009.

18 1. Pengertian Perilaku Keagamaan Pengertian perilaku dalam kamus antropologi yaitu segala tindakan manusia yang disebabkan baik dorongan baik dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam serta hasrat-hasrat kebudayaannya. 12 Sedangkan prilaku didalam kamus sosiologi sama degan action artinya rangkaian atau tindakan 13 Sedangkan perilaku, dalam hal ini agama islam, jika disimpulkan pengertian diatas maka perilaku keagamaan itu adalah rangkaian perbuatan atau tindakan yang didasari oleh nilai-nilai agama islam ataupun dalam proses melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh agama, misalnya meninggalkan segala yang dilarang oleh agama, atau meninggalkan minumminuman keras, berbuat zina, judi dan yang lainnya. Begitu pula faktor-faktor untuk melaksanakan norma agama, seperti halnya melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan tolong menolong dalam hal kebaikan adapun perilaku keagamaan itu sendiri timbul diakibatkan oleh adanya dorongan-dorongan atau daya tarik baik disadari atau tidak disadari. Jadi jelasnya, prilaku keagamaan itu tidak akan timbul tanpa adanya hal-hal yang menariknya. 14 Dan pada umumnya penyebab prilaku keagamaan manusia itu merupakan campuran antara berbagai faktor baik faktor lingkungan biologis, psikologis 12 Ariyono Suyono, Kamus Antropologi (Jakarta : Akademi Persindo, 1985) 315 13 Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi (Jakarta : Rajawali, 1985) 7 14 Nico Syukur Dister Ofm, Motivasi Pengalaman Beragama Suatu Pengantar Psikologi Agama (Yogyakarta : Kanisius, 1990) 71

19 rohaniah unsur fungsional, unsur asli, fitrah ataupun karena petunjuk dari Tuhan. Perilaku keagamaan merupakan variabel yang dependen, yang dipengaruhi oleh, pemahaman, penafsiran, dan tradisi keagamaan yang merupakan variabel yang independen. Ekspresi perilaku keagamaan di masyarakat secara korelatif dipengaruhi tiga variabel itu. Sehingga tatkala Islam sebagai agama yang dianut puluhan juta penduduk di Indonesia memberikan nilai-nilai kontributif dalam kontruksi budaya sofa state, maka sesungguhnya ia terkait dengan perilaku keagamaan yang dianut umatnya. Perilaku keagamaan di manapun di dunia ini akan memberikan citra ke publik. Jika perilaku keagamaan didominasi pemahaman, penafsiran, dan tradisi keagamaan yang radikal, maka yang muncul adalah streotyping citra perilaku keagamaan yang fundamentalis. Begitu juga sebaliknya, jika pemahaman, penafsiran dan tradisi keagamaan yang ramah dan sejuk, maka akan mengekspresikan perilaku keagamaan yang moderat surat: al;anbiya :107). و م ا أ ر س ل ن اك إ ل ا ر ح م ة ل ل ع ال م ين Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya : 107). Dengan demikian, perilaku keagamaan yang dianut umat Islam di tanah air telah turut serta dalam konstruksi budaya soft state. Tidak heran jika

20 maraknya fenomena aktivitas keislaman, yang diindikasikan semakin membengkaknya angka jamaah haji, semaraknya aktivitas pengajian di kalangan elite, artis, dan di masyarakat, serta munculnya lembaga-lembaga keislaman seperti lembaga keuangan syariah, lembaga pendidikan Islam, dan lain-lainya, sesungguhnya masih terkait dengan perilaku keagamaan. Ini artinya, kesemarakan itu masih pada dataran fenomena (artifisial), belum masuk dalam tataran pemahaman dan tradisi yang substantif. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa setiap perilaku manusia itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri manusia (intern) atau yang berasal dari luar diri manusia (ekstern). Perilaku seseorang termasuk perilaku keagamaan itu dihasilkan oleh interaksi dari faktor-faktor yang ada didalam diri manusia itu sendiri atau dengan faktor-faktor yang ada diluar diri manusia. Kalau dikaitkan dengan skripsi ini maka jelas bahwa pada satu sisi manusia (sebagai seorang muslim) berada pada suatu situasi yang mengharuskan untuk berperilaku/berbuat sesuai dengan norma-norma agama islam sebagai perwujudan dari ajaran agama yang telah diterimanya dari keikutsertaan mereka dalam aktivitas keagamaan. Tapi pada sisi lain manusia (yang beragama islam) itu juga dihadapkan pada situasi yang mana ia hidup dalam lingkungan masyarakat dimana para pendahulunya telah memiliki tradisi-tradisi yang tidak dapat

21 ditinggalkan dan tradisi-tradisi itu bila dilihat dari kacamata- norma-norma Islam bertentangan. Hafi Ansori dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar ilmu jiwa agama, menjelaskan bahwa: ada tiga faktor penyebab terjadinya perubahan keadaan masyarakat. 15 a. Kondisi iman Keimanan merupakan kekuatan sangat penting bagi seseorang untuk melakukan kelakuan-kelakuan religius dan seyoganya semua kelakuanreligios haruslah berangkat dari iman. b. Kondisi pesikis atau fisisk Keduanya memang sulit untuk dipisakan sementara dalam pembahasan ini, sebaba konsisi fisik mempengaruh pesikis, perubahanperubahan yang ada diri seseorang dalam segi fisik atau pesikis akan mempengaruhi juga terhadap kelakuan religiosnyasecara khusus dan realitas kehidupan secara umum c. Kondisi masyarakat atau lingkungan Didalam kehidupan masyarakat yang dinamis juga terdapat bentuk-bentuk tradisi, apakah tradisi-tradisi itu ada sejak awal atau tradisi sebagai produk perkembangan ilmu, teknologi dan budaya atau tradisi yang dibentuk nilai-nilai agama yang jelas kesemuanya itu membuka kemungkinan untuk terjadinya perubahan-perubahan dalam tata kehidupan 15 M. Hafi Ansori, Dasar-dasarIlmu Jiwa Agama (Surabaya : Usaha Nasional, 1991) 60

22 secara umum maupun kelakuan religius (prilaku kagamaan) dari anggota masyarakat secara umum.