Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.2, No.2 : , Maret 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

SP-36 PADA ULTISOL UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Z

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing Natal

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

PEMANFAATAN MIKROBA PELARUT PHOSPHAT DAN MIKORIZA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK PHOSPAT PADA TANAH ULTISOL KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT TERHADAP EFISIENSI PEMUPUKAN FOSFOR DAN PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS DI PASURUAN, JAWA TIMUR

DAMPAK DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL SKRIPSI. Oleh REGINA RUNIKE ANDREITA/ ILMU TANAH

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,USU, Medan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,USU, Medan 20155

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

IV. HASIL PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KAJIAN P-TERSEDIA PADA TANAH SAWAH SULFAT MASAM POTENSIAL. Study on P-Available at The Paddy Soil Potential of Acid Sulfate

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI JAGUNG DI INCEPTISOL TERNATE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

UJI METODE PENGUKURAN Al dd EKSTRAKTAN KCl DAN LaCl 3 DALAM MENETAPKAN KEBUTUHAN KAPUR DI TANAH ULTISOL MASAM SKRIPSI OLEH :

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

III. METODE PENELITIAN A.

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007.

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Pengaruh Pemberian Fosfat Alam dan Bahan Organik pada Tanah Sulfat Masam Potensial Terhadap P-Tersedia Tanah dan Produksi Padi (Oryza sativa L.

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

DAMPAK PEMUPUKAN P DAN PEMBERIAN MEDIA TANAM KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Transkripsi:

Ketersediaan Hara Fosfor dan Logam Berat Kadmium Pada Tanah Ultisol Akibat Pemberian Fosfat Alam dan Pupuk Kandang Kambing Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Availability Of Nutrients Phosphorus and Heavy Metals Cadmium On Ultisol From Application Of Natural Phosphate And Goat Manure On The Growth and Production Of Maize (Zea mays L.) Jona Simanjuntak, Hamidah Hanum *,dan Abdul Rauf Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail: hamidah1@usu.ac.id ABSTRACT Studies on the availability of nutrients phosphorus and heavy metals cadmium on Ultisol from application of natural phosphate and goat manure on the growth and production of maize (Zea mays L.) has been implemented in the Experimental Farm, Faculty of Agriculture University of North Sumatra, Medan since April to by October 2014. this study aims to determine the availability of nutrients phosphorus and heavy metals cadmium on Ultisol from application of natural phosphate and goat manure on the growth and production of maize. The method uses random sampling study group (RAK) factorial consisting of two factors: natural phosphate (0 ppm, 75 ppm, 150 ppm, and 225 ppm) and goat manure (0 tons / ha, 10 tons / ha, 20 tons / ha, and 30 tons / ha). The results showed that administration of natural phosphate significantly in improving P-available, plant P uptake, growth, and yield of corn in a linear manner. Goat manure significant effect in increasing the ph, available P, P uptake of plants, growth, and yield of corn in a linear manner. Interaction of phosphate and goat manure significantly in improving crop P uptake and the best combination is a natural phosphate 75 ppm and goat manure 30 tons / ha.. Cd content of the soil result to the application of rock phosphate 75 ppm - 225 ppm and goat manure 10 tons / ha - 30 tons / ha, are not included in the dangerous category. Keywords: rock phosphate, goat manure, cadmium, phosphate, corn ABSTRAK Kajian tentang ketersediaan hara fosfor dan logam berat kadmium pada tanah Ultisol akibat pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) telah dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan sejak bulan April sampai dengan Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan hara fosfor dan logam berat kadmium pada tanah Ultisol akibat pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktorial terdiri dari dua faktor yaitu fosfat alam (0 ppm, 75 ppm, 150 ppm, dan 225 ppm) dan pupuk kandang kambing (0 ton/ha, 10 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30 ton/ha). Hasil penelitian yaitu pemberian fosfat alam berpengaruh nyata dalam meningkatkan P-tersedia, serapan P tanaman, pertumbuhan, dan produksi tanaman jagung secara linier. Pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh nyata dalam meningkatkan ph, P-tersedia, serapan P tanaman, pertumbuhan, dan produksi tanaman jagung secara linier. Interaksi fosfat alam dan pupuk kandang kambing berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman dan kombinasi terbaik yaitu fosfat alam 75 ppm dan pupuk kandang kambing 30 ton/ha. Kadar Cd tanah akibat aplikasi fosfat alam 75 ppm 225 ppm dan pupuk kandang kambing 10 ton/ha 30 ton/ha, tidak termasuk dalam kategori berbahaya. Kata Kunci : fosfat alam, pupuk kandang kambing, kadmium, fosfat, jagung 499

PENDAHULUAN Batuan fosfat alam mempunyai kandungan P2O5 yang beragam (9,1 % - 35,58 %) tergantung dari asal batuan fosfat alam tersebut (Setyorini dkk, 2003). Penelitian yang telah dilakukan oleh Zega (2003), pemberian fosfat alam (250 ppm) dengan campuran bahan organik berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan P-tersedia tanah. Fosfat alam merupakan sumber P yang lambat tersedia sehingga diperlukan cara agar fosfat alam dapat tersedia cepat di dalam tanah. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan pemberian pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang dapat mempengaruhi ketersediaan dan kelarutan fosfat yaitu melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik yang mempunyai sifat mengikat ion Al dan Fe dalam tanah yang kemudian akan membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi Al dan Fe yang bebas akan berkurang dan diharapkan fosfat yang tersedia akan lebih banyak. Selain unsur utama P, batuan fosfat juga mengandung unsur logam berat sebagai bahan ikutannya seperti Pb, Cd, Cr, Co, Hg, Ni dan As. Salah satu unsur ikutan yang perlu diwaspadai dalam batuan fosfat adalah Cd (1,94-113 mg/kg pupuk) (Setyorini dkk, 2003). Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat berbahaya yang terdapat pada pupuk fosfat alam. Penggunaan pupuk batuan fosfat yang berlebihan berpotensi mencemari lingkungan pertanian apabila keberadaannya dalam tanah telah melebihi ambang batas Cd (3-8 ppm), (Alloway, 1990 dalam Setyorini dkk, 2003). Kandungan Cd dalam tanah dapat dikurangi dengan pemberian bahan organik. Pupuk kandang kambing mengandung bahan organik sebesar 31% dan P2O5 0,4% (Pinus Lingga, 1991 dalam Nasution, 2011). Asam fulvat dan asam humat yang terkandung dalam bahan organik dapat mengikat logamlogam berat pada tanah. Selain itu, pupuk kandang kambing hampir tidak mengandung Cd jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya (Setyorini dkk, 2003). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti apakah pemberian pupuk kandang kambing sebagai sumber bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan P dari pupuk fosfat alam yang diberikan serta mengurangi kandungan logam berat kadmium pada tanah yang merupakan unsur ikutan dari fosfat alam serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta analisis tanah dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl, pada bulan April 2014 sampai bulan Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan, yaitu Faktor 1 fosfat alam terdiri dari tiga taraf, yaitu : P 0 : 0 ppm P2O5 (setara 0 g Fosfat Alam / 8,4 kg BTKO); P1 : 75 ppm P 2 O 5 (setara 5,15 g Fosfat Alam / 8,4 kg BTKO); P 2 : 150 ppm P 2 O 5 (setara 10,3 g Fosfat Alam / 8,4 kg BTKO); dan P 3 : 225 ppm P 2 O 5 (setara 15,45 g Fosfat Alam / 8,4 kg BTKO). Faktor 2 pupuk kandang kambing terdiri dari tiga taraf, yaitu : K 0 : 0 ton/ha (setara 0 g / 10 kg BTKU); K 1 : 10 ton/ha (setara 50 g / 10 kg BTKU); K 2 : 20 ton/ha (setara 100 g / 10 kg BTKU); dan K 3 : 30 ton/ha (setara 150 g /10 kg BTKU). Bahan tanah diambil dari Desa Mancang Kecamatan Selesai Kabupaten langkat secara komposit pada kedalaman 0-20 cm dan dikompositkan lalu dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh kemudian dilakukan analisis awal yang meliputi kadar air (%KA), ph, N-total, P-total, Cd-total, K-dd. Pupuk kandang kambing yang telah diambil kemudian dikeringudarakan lalu diayak dengan ayakan 10 mesh kemudian dilakukan analisis awal yaitu C, N, P-total,K-total.Tanah dimasukkan ke dalam polybag kemudian diaplikasikan dengan fosfat alam dan pupuk kandang 500

kambing sesuai dengan perlakuan lalu diinkubasi selama 2 minggu dan dijaga agar tetap kapasitas lapang. Setelah tanah diinkubasi kemudian dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk urea sebanyak 200 ppm N (2,66 g / polybag) dan pupuk KCL 200 ppm K 2 O (2,42 g / polybag). Kemudian dilakukan penanaman benih jagung. Pemeliharaan meliputi penyiraman dan pembersihan gulma setiap hari. Pemanenan dilakukan pada akhir fase vegetatif dan akhir generatif. Parameter yang diamati pada akhir vegetatif meliputi P-tersedia (Bray II), Cdtersedia (ekstraksi EDTA ph 7), ph H 2 O (Elektrometri), Bobot Kering Tajuk dan Akar Tanaman, Serapan P-tanaman (hasil dari P- tanaman dikali bobot kering tajuk kemudian dibagi 100). Sedangkan setelah akhir generatif yaitu bobot biji pipilan kering. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisa sidik ragam diikuti dengan uji beda rataan duncan pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Serapan P Tanaman Pemberian fosfat alam, pupuk kandang kambing, dan interaksinya berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian fosfat alam pada P 1, P 2, dan P 3 berbeda nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian fosfat alam, namun antar perlakuan P 1, P 2, dan P 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Nilai rataan serapan P tanaman yang tertinggi diperoleh pada perlakuan P 2 yaitu sebesar 142,43 mg/tanaman. Hal ini disebabkan tingkat kelarutan fosfat alam tinggi pada tanah yang masam sehingga jumlah P yang dilepaskan ke tanah semakin besar seiringan dengan jumlah fosfat alam yang diberikan pada tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Zapata and Roy (2004) yang menyatakan bahwa secara umum, peningkatan kelarutan fosfat alam diharapkan dapat meningkatkan P tersedia, dan ini akan menghasilkan peningkatan serapan P pada tanaman. Ketika fosfat alam diaplikasikan pada lahan masam, kelarutan dari fosfat alam akan melepaskan P ke larutan tanah. Dari Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa pemberian pupuk kandang kambing pada K 1, K 2, dan K 3 masing-masing berbeda nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman jagung di tanah Ultisol. K 3 tidak berbeda nyata dengan K 2, namun berbeda nyata dengan K 1. Sedangkan K 2 tidak berbeda nyata dengan K 1 dan K 3. Nilai serapan P tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan K 3 dengan rataan sebesar 149,33 mg/tanaman. Peningkatan serapan P tanaman disebabkan oleh kandungan bahan organik yang terdapat pada pupuk kandang kambing. Bahan organik akan melepaskan senyawa-senyawa organik yang mampu berikatan dengan kation-kation dalam tanah seperti Al dan Fe, sehingga terjadi proses pertukaran muatan didalam kompleks jerapan. Hal ini mengkibatkan konsentrasi ion-ion basa akan semakin tinggi sehingga ph pun menjadi naik. Begitu juga dengan P- terserdia tanah akan meningkat karena senyawa-senyawa organik mampu melepaskan ikatan Al-P dan Fe-P sehingga dengan lepasnya ikatan tersebut, maka P yang tersedia di dalam tanah akan lebih banyak. Dengan demikian, P yang diserap tanaman pun semakin meningkat. Berdasarkan Tabel 1 diketahui pula bahwa kombinasi perlakuan fosfat alam dan pupuk kandang kambing dengan berbagai dosis, masing-masing berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman jagung di tanah Ultisol jika dibandingkan dengan tanpa pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing. Nilai serapan P tanaman jagung tertinggi diperoleh pada perlakuan P 1 K 3 dengan rataan sebesar 166,31 mg/tanaman. Perlakuan ini juga berbeda nyata P 0 K 0 dan perlakuan P 0 K 1, namun tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan semakin banyak pupuk kandang kambing yang diberikan, maka akan semakin banyak asam-asam organik yang dihasilkan untuk melarutkan fosfat alam sehingga P yang dikandungnya lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjono (1988) dalam Hasibuan (2010) yang menyatakan 501

bahwa untuk melarutkan fosfat alam diperlukan asam yang larut dalam tanah. Agar dapat terus berlangsung, ion-ion Ca yang dibebaskan dari fosfat alam harus dapat bereaksi atau diikat oleh asam-asam organik didalam tanah. Dengan demikian untuk melarutkadan fosfat alam dan melepaskan fosfat yang dikandungnya diperlukan banyak ion H + dan asam-asam organik. Namun dari grafik pengaruh fosfat alam dan beberapa dosis pupuk kandang kambing terhadap serapan P pada gambar 8 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan serapan P tanaman yang terdapat pada perlakuan P 2 K 3 dan P 3 K 3. Ini diduga karena sebagian unsur lain jumlahnya di dalam tanah tidak seimbang dengan jumlah unsur hara P sehingga dapat mempengaruhi serapan P. Misalnya unsur hara Kalium yang apabila jumlahnya sedikit di dalam tanah dapat menurunkan penyerapan unsur hara lain. Tabel 1. Nilai Rataan ph, P-tersedia, Serapan P, Bobot Kering Tajuk, Bobot Kering Akar, dan Bobot Biji Pipilan Kering Perlakuan ph P-tersedia (ppm) Serapan P Tanaman (mg/tanaman) Bobot Kering Tajuk (g) Bobot Kering Akar (g) Bobot Biji Pipilan Kering (g) Fosfat Alam (ppm) P 0 (0) 4,83 8,86 c 97,98 b 60,57 b 7,89 b 20,53 c P 1 (75) 5,01 16,04 b 119,34 a 72,53 ab 11,48 a 54,17 b P 2 (150) 4,98 24,30 a 142,43 a 75,50 a 11,90 a 63,46 a P 3 (225) 5,02 29,00 a 127,44 a 77,95 a 11,91 a 66,63 a Pupuk Kandang Kambing (ton/ha) K 0 (0) 4,32 c 17,21 bc 88,01 c 50,45 c 8,46 b 37,53 b K 1 (10) 4,72 b 14,70 c 109,25 b 71,59 b 10,49 a 42,66 b K 2 (20) 5,26 a 21,45 ab 140,60 ab 80,32 ab 10,84 a 59,22 a K 3 (30) 5,52 a 24,84 a 149,33 a 84,19 a 13,38 a 65,40 a Interaksi P 0 K 0 4,15 9,18 14,95 c 20,20 2,67 0,00 P 0 K 1 4,60 6,28 76,48 b 55,68 6,67 0,00 P 0 K 2 5,05 7,30 134,96 ab 79,79 8,37 38,68 P 0 K 3 5,50 12,67 165,51 a 86,62 13,87 43,46 P 1 K 0 4,50 13,46 95,39 ab 56,76 10,03 41,87 P 1 K 1 4,87 12,60 88,36 ab 68,89 13,20 46,70 P 1 K 2 5,07 17,79 127,31 ab 78,36 12,00 63,95 P 1 K 3 5,57 20,30 166,31 a 86,12 10,67 64,17 P 2 K 0 4,34 18,60 125,72 ab 59,05 7,77 55,22 P 2 K 1 4,72 18,52 142,48 ab 76,84 12,20 56,30 P 2 K 2 5,42 28,11 160,02 a 74,81 10,77 66,32 P 2 K 3 5,42 31,97 141,50 ab 91,30 16,87 76,01 P 3 K 0 4,30 27,61 115,97 ab 65,80 13,37 53,01 P 3 K 1 4,69 21,40 129,69 ab 84,92 9,90 67,62 P 3 K 2 5,50 32,59 140,12 ab 88,34 12,23 67,93 P 3 K 3 5,59 34,40 123,98 ab 72,73 12,13 77,96 Keterangan : Angka-angka pada baris yang diikuti huruf-huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 5 %. 502

Serapan P (mg/tanaman) Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597 Respon serapan P tanaman jagung di tanah Ultisol akibat interaksi beberapa taraf dosis fosfat alam dan pupuk kandang kambing disajikan pada Gambar 1. 200.00 180.00 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 ŷp2 = 123,8 + 3,295x - 0,088x 2 R² = 0,884 ŷp3 = 114,8 + 2,584x - 0,074x 2 R² = 0,912 0 10 20 30 40 Pupuk Kandang Kambing (ton/ha) ŷp0 = 21,45 + 5,101x r = 0,979 ŷp1 = 81,58 + 2,517x r = 0,833 Gambar 1. Pengaruh Fosfat Alam Dan Beberapa Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap Serapan P P0 P1 P2 P3 2. ph Pemberian fosfat alam pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan ph tanah. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang kambing pada K 1, K 2, dan K 3 masing-masing nyata dalam meningkatkan ph tanah Ultisol jika dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang kambing, namun dosis K 2 dan K 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Pemberian pupuk kandang kambing pada K 3 paling tinggi meningkatkan ph tanah Ultisol dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang kambing yaitu ph 4,32 menjadi ph 5,52. 3. P-tersedia Pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan P- tersedia tanah. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian fosfat alam pada P 1, P 2, dan P 3 masing-masing nyata dalam meningkatkan P-tersedia tanah Ultisol dibandingkan dengan tanpa pemberian Fosfat Alam. Namun, dosis P 2 dan P 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Pemberian fosfat alam pada P 3 paling tinggi meningkatkan P-tersedia tanah dengan rataan sebesar 29,00 ppm. Hal ini dikarenakan fosfat alam mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada kondisi masam (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).Tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanah Ultisol yang merupakan tanah masam. Oleh karena itu, semakin besar dosis fosfat alam yang diberikan maka P yang dilepaskan ke tanah akan semakin banyak sehingga jumlah P yang tersedia pun semakin besar. Dari Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa pemberian pupuk kandang kambing pada K 3 berbeda nyata dalam meningkatkan P-tersedia tanah Ultisol dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang kambing dan K 1 namun tidak berbeda nyata dengan K 2. Sedangkan pada K 2 berbeda nyata dengan K 1 namun tidak berbeda nyata pada K 3 dan K 0. Begitu juga dengan K 1 berbeda nyata terhadap dosis K 2 dan K 3 namun tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk kandang kambing. Nilai P-tersedia tanah yang tertinggi diperoleh pada perlakuan K 3 dengan rataan sebesar 24,84 ppm. 4. Bobot Kering Tajuk Pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot kering tajuk. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemeberian fosfat alam pada P 2 dan P 3 berbeda nyata dalam meningkatkan bobot kering tajuk tanamam jagung di tanah Ultisol dibandingkan dengan P 0, namun tidak 503

berbeda nyata dengan P 1. Nilai bobot kering tajuk tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan P 3 dengan rataan sebesar 77,95 g. Penambahan bobot kering akar dan bobot kering tajuk diakibatkan jumlah P di dalam tanah yang di sumbangkan oleh fosfat alam semakin besar dimana unsur hara P sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan literatur Winarso (2005) yang menyatakan bahwa fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanah, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Dari Tabel 1 dapat dilihat juga pemberian pupuk kandang kambing pada dosis K 1, K 2, dan K 3 masing-masing nyata dalam meningkatkan bobot kering tajuk tanaman jagung di tanah Ultisol dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang kambing, namun antar perlakuan K 1, K 2, dan K 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Nilai bobot kering tajuk tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan dosis K 3 dengan rataan sebesar 84,19 g. Hal ini terjadi karena didalam kandungan pupuk kandang kambing sudah terkandung kebutuhan hara tanaman walaupun dalam jumlah yang relatif kecil ditambah lagi unsur P yang ketersediaannya di dalam tanah lebih banyak akibat peran bahan organik dalam pembebasan P-fiksasi oleh senyawa Al dan Fe. Ini di dukung oleh literatur Pinus Lingga (1991) dalam Nasution (2011) yang menyatakan bahwa kandungan unsur hara dari pupuk kandang kambing adalah bahan organik: 31 %; N: 0,7 %; P2O5: 0,4 %; dan K2O: 0,25 %. 5. Bobot Kering Akar Pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot kering akar tanaman jagung. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian fosfat alam pada P 1, P 2, dan P 3 berbeda nyata dalam meningkatkan bobot kering akar tanamam jagung di tanah Ultisol dibandingkan dengan P0, namun antar perlakuan P 1, P 2, dan P 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Nilai bobot kering akar tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 dengan rataan sebesar 11,91 g. Dari Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa pemberian pupuk kandang kambing pada K 1, K 2, dan K 3 berbeda nyata dalam meningkatkan bobot kering akar tanamam jagung di tanah Ultisol dibandingkan dengan K 0, namun antar perlakuan K 1, K 2, dan K 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Nilai bobot kering akar tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan K 3 dengan rataan sebesar 13,38 g. 6. Bobot Biji Pipilan Kering Pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot biji pipilan kering tanaman jagung. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian fosfat alam pada dosis P 1, P 2, dan P 3 berbeda nyata dalam meningkatkan bobot biji pipilan kering tanamam jagung di tanah Ultisol dibandingkan dengan P 0, namun pada P 2 dan P 3 tidak berbeda nyata satu sama lain. Nilai bobot biji pipilan kering tanaman jagung di tanah Ultisol yang tertinggi diperoleh pada perlakuan P 3 dengan rataan sebesar 66,63 g. Dari Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa efek pupuk kandang kambing terhadap bobot biji pipilan kering pada K 2 dan K 3 berbeda nyata dengan K 1 dan K 0, namun antar perlakuan K 2 dan K 3 tidak berbeda nyata begitu juga antar perlakuan K 1 dan K 0 tidak saling berbeda nyata. Nilai bobot biji pipilan kering tanaman jagung yang tertinggi diperoleh pada perlakuan K 3 dengan rataan sebesar 65,40 g. 7. Cd-tersedia Hasil analisis pengaruh pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing terhadap Cd-tersedia tanah dapat dilihat pada Tabel 2. 504

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam dan Pupuk Kandang Kambing Terhadap Cd-Tersedia Tanah Ultisol Fosfat Alam Pupuk Kandang Kambing (ton/ha) (ppm) K0 (0) K1 (10) K2 (20) K3 (30) Total P0 (0) Td*) Td*) Td*) Td*) Td*) P1 (75) Td*) Td*) Td*) Td*) Td*) P2 (150) Td*) Td*) Td*) Td*) Td*) P3 (225) Td*) Td*) Td*) Td*) Td*) Total Td*) Td*) Td*) Td*) Td*) Keterangan : Td*) = Tidak terdeteksi Limit deteksi Cd = 0,02 ppm Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Cd-tersedia akibat pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing pada semua perlakuan tidak terdeteksi atau jumlahnya sangat kecil. Ini disebabkan logam berat Cd diduga mulai larut pada kondisi ph yang rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Jansson (2002) yang menyatakan bahwa kelarutan kadmium dipengaruhi oleh faktor diantaranya ph tanah. Kemasaman tanah yang rendah sering menyebabkan jumlah Cd larut yang tinggi. Untuk mengetahui berapa jumlah Cd yang terdapat di dalam tanah akibat pemberian fosfat alam maka dilakukan analisis Cd-total hanya pada 1 ulangan saja. Hasil analisis pengaruh pemberian fosfat alam dan pupuk kandang kambing terhadap Cd-total tanah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam Dan Pupuk Kandang Kambing Terhadap Cd-Total Tanah Ultisol Fosfat Alam Pupuk Kandang Kambing (ton/ha) (ppm) K0 (0) K1 (10) K2 (20) K3 (30) Total ------------------------ppm------------------------ P0 (0) 1,24 1,02 0,84 0,75 3,85 P1 (75) 1,01 2,26 1,14 1,43 5,84 P2 (150) 0,97 0,77 0,87 1,00 3,61 P3 (225) 1,00 1,31 1,67 4,56 8,54 Total 4,22 5,36 4,52 7,74 21,84 Keterangan : Analisis Cd-total dilakukan hanya pada 1 ulangan saja Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Cd-total pada perlakuan P 0 K 1 yang semula sebesar 1,02 ppm setelah diberi fosfat alam pada perlakuan P 1 K 1 terjadi peningkatan Cd-total menjadi 2,26 ppm. Hal ini terjadi karena adanya penambahan Cd dari fosfat alam yang merupakan bahan ikutannya. Pada Penambahan dosis pupuk kandang kambing juga terjadi peningkatan Cd-total yaitu pada perlakuan P 1 K 2 yang semula 1,14 ppm menjadi 1,43 ppm pada perlakuan P 1 K 3. Hal ini terjadi karena kelarutan Cd di dalam tanah dipengaruhi oleh ph yaitu kelarutan Cd tinggi pada ph rendah. SIMPULAN Pemberian fosfat alam meningkatkan P-tersedia, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan P, bobot biji pipilan kering 505

tanaman jagung. Sedangkan pemberian pupuk kandang kambing meningkatkan ph, P-tersedia, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan P, bobot biji pipilan kering tanaman jagung. Interaksi fosfat alam dan pupuk kandang kambing dapat meningkatkan serapan P tanaman jagung dan keberadaan Cd di dalam tanah Ultisol yang di sumbangkan oleh fosfat alam tidak termasuk dalam kategori berbahaya. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009. Fosfat Alam: Pemanfaatan Fosfat Alam Yang Digunakan Langsung Sebagai Pupuk Sumber P. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Hasibuan, B. E. 2010. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Jansson, G. 2002. Cadmium In Arable Crops, The Influence Of Soil Factors And Liming. Doctoral Thesis. Acta Universitatis Agriculturae Suecia, Agraria 341. Nasution, M. H. 2011. Pemanfaatan Pupuk Kandang Kambing Dan Abu Sekam Padi Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Urea Dan KCL Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Dan Sifat Kimia Tanah Sawah. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Setyorini, D., Soeparto dan Sulaeman. Kadar Logam Berat Dalam Pupuk. Badan Penelitian Tanah, Bogor. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta. Zapata, E and R. N. Roy. 2004. Use Of Phosphate Rocks For Sustainable Agriculture. Food And agriculture Organization Of The United Nations, Rome. Zega, R. 2003. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Ketersediaan Hara P Dari Beberapa Jenis Pupuk Fosfat Pada Tanah Ultisol. Skripsi Fakultas 506