BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

IV. KONSEP PERANCANGAN

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat


BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian


IV. KONSEP PERANCANGAN


V. ULASAN PERANCANGAN

Gambar 1.2.Furniture dari U&KL. Sumber : Gambar 1.1. Furniture dari U&KL Sumber :

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Latar Belakang Judul Perancangan

BAB 1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI


I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi


sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DATA PERANCANGAN

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

101 Ide. Multifungsi. Ruang Luar Kaya Manfaat. Rahasia di Balik Dinding: Manfaatkan dan Optimalkan Sesuai Kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


APARTEMEN. LU 74 m 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu banyak digunakan jemuran baju sebagai sarana untuk menjemur

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.4 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. jenderal kebudayaan, Direktorat Permuseuman : 1998)Hal 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

IV. Konsep Perancangan

DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen. Konsumen lebih memilih produk yang berkualitas baik sehingga peningkatan kualitas dari produk tertentu menjadi hal yang sangat penting. Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik dan aktivitas untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk. Furnitur merupakan kebutuhan utama ruangan, tanpa furnitur maka keadaan sebuah ruangan akan terasa hampa dan tidak berfungsi. Furnitur berbahan alami seperti kayu, bambu dan rotan merupakan pilihan sepanjang jaman bagi siapapun. Tekstur dan warnanya dapat ditempatkan di berbagai gaya dan suasana ruangan. Namun furnitur berbahan alami dengan kualitas bagus semakin tidak mudah didapat, selain harga yang mahal, pemakaian bahan alami juga mulai tergantikan dengan bahan sintetis yang tahan lama. Rotan sintetis atau yang kerap dikenal dengan rotan plastik memiliki kelebihan dan daya tarik tersendiri yang akan menjadi konsep utama dalam mengeksplorasi nilai estetika bentuk agar menjadi lebih unik. Rotan sintetis diolah dari bahan yang tidak mengandung racun maupun logam berat, dan dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan. Material yang digunakan yaitu High Density Polyethylene (HDPE) yang dihasilkan dari proses produksi secara kimiawi dipabrik. Salah satu tujuan dari adanya bahan ini adalah untuk mengurangi penggunaan rotan asli. Rotan sintetis juga mempunyai beberapa suasana baru, berdasarkan sifat yang dimiliki rotan sintetis ini tampil sangat natural dan memiliki tekstur sebagaimana rotan asli dan memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap sinar matahari langsung, hujan, dan perubahan cuaca panas dingin. Selain itu rotan sintetis juga tahan terhadap kelembaban, air laut, maupun air yang mengandung klorin sehingga dapat dicuci.

Rotan sintetis sudah sangat dikenal, bahkan beberapa desainer kelas dunia yang menggunakan rotan sintetis sebagai bagian dari desainnya, seperti Bilka di Denmark, B&B di Italia, Sunbrella di Amerika Serikat dan lain-lain. Material ini kini semakin diminati di Eropa dan Amerika, sebagai bahan yang sudah masuk ke dalam kategori Green. Furnitur dengan olahan rotan sintetis memang terlihat lebih kontemporer. Pilihan warna dan tekstur yang berjumlah ratusan, memudahkan para desainer untuk menciptakan karya-karya baru yang mutakhir. Untuk menggunakan bahan rotan sintetis, memang diperlukan penganyam-penganyam yang biasa mengolah rotan sintetis ini menjadi furnitur yang layak jual. Di Indonesia, para penganyam biasanya berada di sentra industri furnitur seperti Cirebon, Jepara dan Bali. 1.2. Judul Perancangan Pada judul perancangan daybed &Book Shelves ini akan memanfaatkan bahan dasar dari rotan sintetis untuk membuat sebuah rak buku dengan rangka alumunium yang kokoh untuk menguatkan dan menyeimbangkan bobot yang akan diolah dan diproduksi menjadi furnitur yang memiliki nilai unik dan fungsional. Sesuai dengan konsep perancangan, desainer akan membuat eksplorasi yang berbeda terhadap perancangan rak buku pada umumnya. Fungsi dan kebutuhan memang dua hal yang utama, akan tetapi nilai tambah dari segi estetis dan bentuk akan melengkapi rak buku yang desainer ciptakan. Pemilihan material yang berbahan dasar rotan sintetis menjadi tantangan dan daya tarik desainer untuk menciptakan sebuah produk baru yang bernilai lebih dimata masyarakat. Bahan dasar rotan sintetis yang akan digunakan dibuat dari High Density Polyethylene (HDPE). Material HDPE ini dapat didaur ulang dan tidak beracun. Desainer juga akan memilih bahan dan tekstur HDPE terbaik untuk proses produksinya, sehingga dapat menjaga konsistensi kualitas produk. Bahan HDPE mampu bertahan kurang lebih selama 6 tahun dari pengelupasan, patah atau retak dan tentunya dalam pemakaian normal serta perawatan yang memadai.proses produksi rak buku ini akan dibuat di Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, yang merupakan salah satu sentra industri furniture terbaik dan terbesar di Indonesia. Untuk hasil yang maximal, maka waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi rak buku berkisar 2-3 minggu. Setelah selesai diproduksi, rak buku akan dikirim melalui jasa pengangkutan yang aman dan bertanggung jawab.

1.3. Rumusan Masalah Lahan sempit dan terbatas untuk hunian merupakan kondisi yang tidak terhindarkan di kawasan urban saat ini. Dengan keterbatasan lahan, unit-unit kecil yang dikembangkan secara terbatas oleh pengembang. Townhouse misalnya, yang kini menjadi pilihan masyarakat. Pada hunian ini, jumlah ruang juga terbatas dengan ukuran luas yang kecil. Untuk mengisi ruang yang luasnya terbatas, furnitur multifungsi menjadi pilihan yang kian digemari. Furnitur ini mampu mengakomodasikan kebutuhan yang beragam dan menampung banyak barang dengan prinsip desain yang kompak. Untuk memaksimalkan fungsi dan menghemat luas ruang, furnitur multifungsi kebanyakan menggunakan metode lepas pasang atau menyelipkan fungsi-funfsi pendukung pada fungsi utama furnitur. Misalnya, meja yang bisa dilipat saat tidak dibutuhkan, lemari tersembunyi yang rata dan berkamuflase sebagai dinding, bangku yang juga merupakan tempat penyimpanan dan lain-lain. Hal ini dekarenakan furnitur harus disesuaikan dengan ukuran dan fungsi ruang agar tepat guna. Karena itu, jenis furniture ini kebanyakan dirancang khusus sesuai ukuran dan fungsi ruang. Dengan kegiatan yang beragam, ruang yang tidak terlalu besar cukup menyulitkan aktifitas-aktifitas tersebut. Disinilah peran furnitur multifungsi. Misalnya, buku-buku yang dapat disimpan di rak yang letaknya di bawah sofa. Tidak hanya terbatas pada ruan-ruang tersebut, furnitur multifungsi utamanya diaplikasikan di ruang yang menampung banyak (pilihan) aktifitas. Hal ini tentu perlu memperhatikan kegiatan-kegiatan yang kerap dilakukan penghuni agar tidak asal mengaplikasikan furnitur multifungsi. Selain itu, ukuran furnitur juga harus disesuaikan dengan luas ruang dan memperhatikan sirkulasi pengguna ruang agar tidak membuat ruang terasa semakin sempit. Menggunakan furnitur multifungsi, fungsi-fungsi ruang di dalam rumah terasa lebih cair karena tidak mengakomodasi kegiatan tertentu saja, selain itu, furnitur multifungsi juga menjadikan ruang tampak lebih rapih dan ringkas.

1.4. Kajian Penciptaan Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan atau proses mengubah input menjadi output dan produksi meliputi semua kegiatan untuk menciptakan/ menambah nilai/ guna suatu barang/ jasa. Kemudian mengenai nilai efisiensi yang telah dibagi menjadi tiga bagian yaitu; efisiensi teknik, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis. Efisiensi ekonomis merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga, sehingga efisiensi ekonomis dapat tercapai jika efisiensi teknis dan efisiensi harga dapat tercapai. Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik. Semakin tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai. Efisiensi juga dapat dijelaskan sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan sumber daya tertentu. Jika output yang dihasilkan lebih besar dari pada sumber daya yang digunakan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai. Adapun beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengenai pemilihan bahan dalam pembuatan furnitur rak buku ini, antara lain yaitu : - Warna dan tekstur yang tersedia sangat beragam sesuai pilihan, - Elastis, sehingga menunjang kenyamanan produk, - Tahan terhadap serangan hama/kutu, - Lebih lunak, sehingga bila di aplikasikan pada kursi akan terasa lebih nyaman, - Berat keseluruhan setelah di anyam lebih ringan, - Kemampuan tekukan dibatasi oleh kepadatan bukan pada serat yang dimiliki. Akan tetapi selain kelebihan-kelebihan dari bahan tersebut, rotan sintetis juga memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah: - adanya produk yang menciptakan bahan rotan sintetis dari unsur PVC (Polyvinyl Chloride). Ada dua bahan plastik yang banyak digunakan untuk membuat rotan sintetis, Polyethilene dan Polyvinyl Chloride (PVC). Keduanya adalah bahan plastik, bedanya polyethilene lebih aman daripada PVC. Bahan kedua ini akan mengeluarkan zat beracun melalui asap saat terbakar dan agak sulit untuk membedakan mana rotan sintetsi yang terbuat dari PVC.

1.5. Tujuan Dan Manfaat 1.5.1 Tujuan Perancangan Tujuan dilakukannya perancangan ini adalah untuk membuat inovasi bentuk baru sebuah rak buku yang menjadi produk kreatif dan fungsional. Setelah melalui proses tersebut, desain diharpkan mampu mengelola rotan sintetis menjadi furnitur berskala tinggi dan lebih bermanfaat. 1.5.2 Manfaat Perancangan a. Untuk Pribadi Dalam manfaat perancangan ini, bagi peneliti pribadi adalah memberikan manfaat positif yang dapat menambah wawasan mengenai rotan sintetis dan mampu memberikan nilai guna yang lebih baik untuk bahan baku material rotan sintetis, serta mengerti berbagai proses finishing dan teknik rotan sintetis serta mix media alumunium yang tepat untuk menggabungkan kedua material tersebut. b. Untuk Masyarakat diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat dan meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal dengan menggunakan hasil kerajinan khas Negeri sendiri serta mampu menjadi inspirasi untuk khalayak luas dalam mengambil bagian untuk mengelola desain yang bernilai ekonomis. c. Untuk Akademik Dengan adanya hasil perancangan dan kajian studi mengenai rotan sintetis ini, manfaat untuk bidang akademik adalah dapat memberikan data yang kompeten, yang bisa menjadi komparasi dan referensi dalam pembuatan produk serupa.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat diperlukan dalam pembuatan karya tulis, karena sistematika penyusunan memuat seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang perancangan, judul perancangan, rumusan masalah, kajian penciptaan, tujuan dan manfaat, peluang dan tantangan studi, relevansi dan konsekuensi studi. BAB II METODOLOGI Bab ini menjelaskan secara umum mengenai metode dan teori-teori obyek produk yaitu; Metode kerangka berfikir, kerangka berfikir studi, analisis estetika bentuk, elemen dasar interior, pengaruh desain dalam kesuksesan produk, definisi dan fungsi daybed, pedoman perancangan dasar rak buku, aspek dalam merancang rak buku, ragam gaya rak buku, fungsi rak buku, ukuran rak buku dan teori membaca. BAB III DATA PERANCANGAN Bab ini menjabarkan mengenai tabel data perancangan, identifikasi rotan sintetis, objek referensi dan inspirasi, teori antropometri, ukuran tempat duduk/sofa dan teknik rotan sintetis. BAB IV KONSEP PERANCANGAN Bab ini membahas tentang ide perancangan desain, konsep rak buku, perancangan bahan material, moodboard perancangan, sketsa desain, prinsip desain, sasaran desain, tinjauan perancangan desain dan pendekatan estetis desain. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjabarkan mengenai data premier, jenis material dan bahan yang digunakan serta proses produksi awal hingga tahap akhir karya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas mengenai masalah-masalah yang dibahas.

1.7. Peluang Dan Tantangan Studi 1.7.1. Peluang Studi Seiring dengan berkembangnya alat serta bahan baku yang melimpah, di Indonesia furnitur/mebel sudah menyebar luas dan populer di kalangan pengrajin rotan. Namun masih banyak diantara pengrajin rotan yang hanya mementingkan aspek fungsi dan kebutuhan, namun tidak mengutamakan fungsi lainnya, seperti fungsi estetis dan eksplorasi bentuk. Umumnya para pengrajin rotan mengesampingkan fungsi estetis karena dianggap rumit bagi mereka untuk menambahkan nilai estetis pada sebuah desain furnitur. Peluang inilah yang menjadi celah di ranah desain furnitur dimana fungsi estetis masih jarang di aplikasikan oleh pengrajin rotan sintetis. Di dunia furnitur sangat dibutuhkan untuk berbagai macam keperluan desain interior, mulai dari tatanan ruang tamu, ruang belajar, kamar tidur, sampai interior cafe. Sejauh ini perkembangan furnitur telah sampai tahap yang begitu pesat, akan tetapi masih sedikit pengelolaan rotan sintetis untuk menjadi furnitur yang bernilai estetis dari segi konsep dan material pendampingnya. Ruang lingkup dalam perencana desain rak buku ini adalah fokus terhadap kegiatan eksplorasi bentuk, fungsi dan unsur estetik. Kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan karya baru dengan gaya klasik modern. Deskripsi pekerjaan desainer mencakup pada pengaplikasian rak buku melalui sketsa bentuk gambar yang kemudian dijabarkan mengenai material, ukuran, dimensi, jenis bahan, warna dan tekstur secara detil. Ada pula penambahan yang dilakukan untuk media cetak pendukung seperti katalog, kartu nama dan souvenier sebagai media promo pembantu.

1.7.2. Tantangan Studi Kehidupan manusia akan semakin modern dari masa ke masa, dan seiring berkembangnya sebuah teknologi, furnitur yang telah diciptakan akan memenuhi tuntutan dari banyak segi aspek tertentu. Pengendalian kualitas pada input dalam sistem produksi merupakan pengendalian kualitas terhadap bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan bahan baku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses produksi, dan pada akhirnya berpengaruh juga terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Apabila bahan baku yang digunakan memiliki kualitas baik atau memenuhi standar maka barang yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik juga. Bahan baku yang digunakan ini dikatagorikan menjadi 2 (dua) jenis bahan baku berupa 1) bahan utama, yaitu rotan sintetis, serta 2) bahan pembantu, yaitu alumunium sebagai bahan untuk rangka penguat dan pembentukan produk sesuai dengan desain yang telah dibuat. Untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku baik bahan utama maupun bahan pembantu tersebut sesuai dengan standar dalam kualitas permukaannya maka dilakukan pemeriksaan terhadap kedua bahan tersebut. Usaha-usaha ini adalah pengendalian kualitas yang berlangsung saat proses produksi sedang berjalan. Studi material akan menjadi tantangan yang mempengaruhi sebuah desain furnitur dimana desainer dapat ikut ambil bagian dalam pengembangan desain rak buku untuk menjadi barang yang berarti, bahkan tidak menjadi barang yang berarti saja, namun juga indah dan cocok sebagai barang yang dapat dinikmati secara estetisnya. Desain furnitur yang diciptakan juga akan mengikuti trend yang saat berkembang sangat cepat dan pesat sehingga masyarakat umum dapat menanggapi desain furnitur yang telah dibuat untuk mengikuti perkembangan terkini.

1.8. Relevansi Dan Konsekuensi Studi Rak buku Book Shelves hadir dengan desain fungsional yang dapat mencakup kelebihan pada umumnya serta memberikan nilai baru dan kenyamanan yang di kemas menjadi satu. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya studi pemilihan material dengan memanfaatkan rotan sintetis dan penggabungan material pendamping. Bagi banyak orang, rak buku di rumah merupakan sumber inspirasi dan imajinasi. Desain rak buku yang diciptakan akan di kemas dalam desain yang menarik dan tentu akan membuat rak buku menjadi salah satu daya tarik yang lebih, namun tidak banyak orang yang berimajinasi bahwa rak buku juga bisa menjadi salah satu elemen interior yang dapat dijadikan inspirasi untuk memperindah tampilan sebuah ruangan, karena kebanyakan orang menganggap bahwa fungsi dari rak buku hanyalah tempat untuk menampung koleksi buku-buku yang menumpuk. Dan jarang pula rak buku tampil sebagai elemen interior yang memang sengaja dipamerkan. Justru biasanya, rak buku tersembunyi didalam kamar atau ruang baca. Penciptaan rak buku ini dilandasi oleh tujuan penerapan desain yang mengangkat nilai efisien sebuah produk baru dan pengulasan nilai estetika bentuk terhadap sebuah bentuk yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk menjadi lebih inovatif dan kreatif. Melalui proses desain rak buku ini juga mampu memberikan pengalaman baru bagi penggunanya dan relevansi studi yang harus dilakukan berkaitan dengan analisis aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, dimana nilai estetis ada kaitannya dengan hasil karya desain yang telah diciptakan.