PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No dan moneter guna mendukung pengambilan kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan. Guna keperluan tersebut dibutuhkan d

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/4/PBI/2013 TENTANG LAPORAN STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 40 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 26 /PBI/2003 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

No. 10/ 4 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 10 /PBI/2005 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

No.18/26/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/51/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

No Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan SLIK diperlukan pengaturan mengenai pelaporan dan permintaan informasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/2/PBI/2007 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:7/9/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. UMUM II. PASAL...

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No.13/33/DSM Jakarta, 30 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Laporan Keuangan Tahunan yang telah dipertanggungjawabkan dalam rapat umum pem

No II. PASAL PER PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Penunjukan Bank ACCD dilakukan berdasarkan kerja sama antara Bank Indonesia dengan bank sen

No. 10/ 47 /DPNP Jakarta, 23 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 19 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2017 TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR MELALUI

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/20/PBI/2006 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 18 /PBI/2009

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 12 /PBI/2011

2016, No Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan menjadi Undang-Undang; c. bahwa Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nom

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

No.18/ 23/DSta Jakarta, 26 Oktober 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN NASABAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Bulanan

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR MELALUI SISTEM LAYANAN INFORMASI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/16/PBI/2010 TENTANG SISTEM MONITORING TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM UMUM Dalam rangka mendukung tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia menetapkan kebijakan di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Penetapan kebijakan di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran dapat berjalan lebih efektif apabila didukung oleh pemantauan dan pengendalian stabilitas sistem keuangan serta pemantauan aktivitas bank yang lebih efektif. Hal tersebut perlu didukung data dan informasi secara mingguan, bulanan, triwulanan, dan tahunan yang tepat waktu, lengkap, dan benar. Agar data dan informasi dapat diperoleh secara tepat waktu dan lengkap, maka perlu adanya penyesuaian batas waktu penyampaian laporan, penyesuaian periode laporan, dan penambahan beberapa laporan. Dengan adanya penyesuaian batas waktu penyampaian laporan, penyesuaian periode laporan, dan penambahan beberapa laporan untuk mendukung perolehan informasi yang tepat waktu dan lengkap, perlu untuk menyempurnakan kembali ketentuan mengenai laporan kantor pusat bank umum dalam suatu Peraturan Bank Indonesia. PASAL...

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Yang dimaksud dengan PIC Laporan adalah petugas yang ditunjuk oleh Bank Pelapor untuk melakukan komunikasi dengan Bank Indonesia terkait dengan Laporan. Ayat (2) Penyampaian secara On-Line dilakukan melalui form Informasi Pokok Pelapor di dalam sistem LKPBU. Ayat (3) Yang dimaksud dengan tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab adalah bahwa tanggung jawab Laporan tetap melekat kepada Direksi Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri atau Kepala UUS. Ayat (4) Penyampaian perubahan PIC secara On-Line dilakukan dengan cara menyesuaikan informasi melalui form Informasi Pokok Pelapor di dalam sistem LKPBU. Pasal 4...

- 3 - Pasal 4 Huruf a Yang dimaksud dengan proyeksi arus kas adalah proyeksi arus kas dalam rangka pengelolaan posisi likuiditas dan risiko likuiditas harian sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Huruf b Yang dimaksud dengan kegiatan kustodian adalah kegiatan penitipan surat berharga (efek) untuk kepentingan nasabah berdasarkan suatu kontrak. Huruf c Yang dimaksud dengan SKBDN adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis dari pemohon (applicant) yang mengikat bank pembuka (issuing bank) untuk: 1. melakukan pembayaran kepada penerima/ordernya atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima; 2. memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima; atau 3. memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN dipenuhi. Huruf d...

- 4 - Huruf d Yang dimaksud dengan penyelenggaraan kegiatan APMK adalah penyelenggaraan kegiatan APMK sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Yang dimaksud dengan uang elektronik adalah uang elektronik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai uang elektronik. Huruf e Yang dimaksud dengan remittance TKI di luar negeri adalah penerimaan uang dari TKI di luar negeri melalui Bank Pelapor. Yang dimaksud dengan remmittance TKA di Indonesia adalah pengiriman uang TKA yang bekerja di Indonesia ke luar negeri melalui Bank Pelapor. Huruf f Yang dimaksud dengan mutasi rekening pemerintah adalah mutasi yang terjadi pada rekening milik pemerintah pusat maupun daerah yang ada di Bank Pelapor. Bagi Bank Pelapor yang tidak menatausahakan rekening pemerintah, maka mutasi rekening pemerintah tersebut berasal dari rekening antara atau rekening sejenis yang digunakan sebagai rekening penampungan pajak. Huruf g Angka 1 Yang dimaksud dengan bancassurance adalah bancassurance sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank...

- 5 - Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan aktivitas kerjasama pemasaran dengan perusahaan asuransi. Angka 2 Yang dimaksud dengan reksadana adalah reksadana sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan tentang pasar modal di Indonesia. Angka 3 Yang dimaksud dengan produk keuangan luar negeri adalah produk keuangan luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri oleh bank umum. Huruf h Yang dimaksud dengan e-banking adalah electronic banking sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh bank umum. Huruf i Yang dimaksud dengan structured products adalah structured products sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product bagi bank umum. Huruf j Yang dimaksud dengan pejabat eksekutif adalah pejabat eksekutif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank...

- 6 - Bank Indonesia mengenai bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum syariah. Huruf k Yang dimaksud dengan jaringan kantor adalah jaringan kantor Bank sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum syariah. Huruf l Angka 1 Yang dimaksud dengan laporan keuangan publikasi bulanan adalah laporan keuangan publikasi bulanan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi dan publikasi laporan bank. Angka 2 Yang dimaksud dengan laporan keuangan publikasi triwulanan adalah laporan keuangan publikasi triwulanan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi dan publikasi laporan bank. Huruf m Yang dimaksud dengan pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pada nasabah yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank. Huruf n Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai ketenagakerjaan. Pasal 5...

- 7 - Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Laporan proyeksi arus kas periode tanggal 8-12 Oktober 2012 disampaikan pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012. Pasal 11 Huruf a Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j merupakan data posisi akhir bulan sebelumnya. Laporan...

- 8 - Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf d, merupakan akumulasi data bulan sebelumnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e merupakan data mutasi harian bulan sebelumnya. Contoh : Laporan bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober 2012. Huruf b Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dan huruf f, merupakan data posisi akhir bulan sebelumnya. Laporan bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2012. Huruf c Laporan keuangan publikasi bank bulanan posisi akhir bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 7 November 2012. Pasal 12 Huruf a Laporan triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober 2012. Data yang dilaporkan merupakan akumulasi data dari tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 30 September 2012. Huruf b...

- 9 - Huruf b Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a merupakan data posisi akhir triwulan sebelumnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b merupakan data posisi setiap akhir bulan pada triwulan sebelumnya. Laporan triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2012. Huruf c a. Laporan keuangan publikasi bank triwulanan posisi bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 November 2012. b. Laporan keuangan publikasi bank triwulanan posisi bulan Desember 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 April 2013. Pasal 13 Laporan tenaga kerja untuk posisi akhir tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Februari 2013. Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dengan tidak memiliki data adalah kondisi dimana Bank Pelapor yang berdasarkan statusnya memungkinkan melakukan kegiatan - kegiatan yang wajib dilaporkan...

- 10 - dilaporkan melalui sistem LKPBU, namun sampai dengan akhir bulan laporan tidak ada data yang dilaporkan. Yang dimaksud dengan form header adalah formulir LKPBU yang memuat paling sedikit informasi tentang sandi bank, tanggal laporan, nomor form, dan jumlah record isi. Ayat (2) Pasal 15 Yang dimaksud dengan tanda terima dari Sistem LKPBU adalah tampilan atau hasil cetakan komputer yang menyatakan bahwa Laporan telah diterima oleh Bank Indonesia. Pasal 16 Ayat (1) Koreksi Laporan dapat diakibatkan oleh data tidak lengkap dan/atau tidak benar baik yang ditemukan oleh Bank Pelapor maupun Bank Indonesia. Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan tanda terima dari Sistem LKPBU adalah tampilan atau hasil cetakan komputer yang menyatakan bahwa koreksi Laporan telah diterima oleh Bank Indonesia. Pasal 17...

- 11 - Pasal 17 Ayat (1) Yang dimaksud dengan hari libur adalah hari libur umum mengikuti keputusan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah setempat. Laporan penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik bulanan untuk bulan November 2012 yang seharusnya disampaikan paling lambat tanggal 15 Desember 2012 menjadi disampaikan paling lambat hari Senin tanggal 17 Desember 2012, mengingat tanggal 15 Desember 2012 jatuh pada hari Sabtu. Ayat (2) Laporan mingguan proyeksi arus kas yang seharusnya disampaikan pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2012 menjadi disampaikan pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012, mengingat tanggal 26 Oktober 2012 merupakan hari libur. Pasal 18 Pasal 19 Ayat (1) Ayat (2)...

- 12 - Ayat (2) Contoh laporan bulanan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan kegiatan kustodian bulan September 2012 secara On-Line dari awal sampai dengan akhir bulan Oktober 2012. Contoh laporan triwulanan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan triwulan III tahun 2012 secara On-Line dari awal sampai dengan akhir bulan Oktober 2012. Contoh laporan tahunan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disusun secara tahunan untuk data tahun 2012 secara On-Line dari awal bulan Januari sampai dengan akhir bulan Februari 2013. Ayat (3) Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8-12 Oktober 2012 secara On-Line pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2012. Ayat (4) Pasal 20 Ayat (1) Yang dimaksud dengan gangguan teknis di Bank Pelapor antara lain gangguan pada sistem di internal Bank Pelapor yang...

- 13 - yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, atau koreksi Laporan secara On-Line kepada Bank Indonesia. Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan gangguan teknis di Bank Indonesia antara lain karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya sehingga menyebabkan Bank Indonesia tidak dapat menerima penyampaian Laporan, form header, atau koreksi Laporan secara On-Line dari Bank Pelapor Yang dimaksud dengan sarana lain antara lain e-mail, telepon, faksimili. Ayat (4) Ayat (5) Pasal 21 Ayat (1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan yang secara nyata-nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan, antara lain yang diakibatkan karena kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana...

- 14 - bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat. Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) dapat diatasi adalah keadaan dimana Bank Pelapor secara normal telah dapat melaksanakan kegiatan operasional sehingga dapat menyusun dan menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan kepada Bank Indonesia. Pasal 22 Ayat (1) Bank Pelapor menyampaikan laporan proyeksi arus kas periode tanggal 8-12 Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan kegiatan kustodian untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan...

- 15 - dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan produk keuangan luar negeri untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan SKBDN untuk form transaksi SKBDN bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Senin tanggal 12 November 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor seharusnya dikenakan sanksi sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 25 Hari Kerja atau sebesar Rp12.500.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp7.500.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan keuangan publikasi bulanan untuk bulan Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 7 Desember 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor...

- 16 - Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Ayat (2) Bank Pelapor menyampaikan form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan Penyebab Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III-2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 3 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp3.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan form Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelesaian Akhir (settlement) untuk laporan APMK dan uang elektronik triwulan III-2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan keuangan publikasi triwulanan untuk triwulan III-2012 yang seharusnya diterima oleh...

- 17 - oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 16 November 2012 (karena hari Kamis tanggal 15 November 2012 merupakan hari libur), namun diterima pada hari Selasa tanggal 20 November 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan Penyebab Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III-2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor secara perhitungan dikenakan sanksi sebesar Rp500.000,00 x 3 form x 40 Hari Kerja atau sebesar Rp60.000.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp15.000.000,00 x 3 form atau sebesar Rp45.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan form Laporan Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan untuk laporan tenaga kerja perbankan tahun 2012, yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 15 Februari 2013, namun diterima pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2013. Atas keterlambatan...

- 18 - keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Pasal 23 Koreksi Laporan disampaikan oleh Bank Pelapor karena Bank Pelapor tidak menyampaikan laporan secara lengkap dan benar. Bank Pelapor menyampaikan koreksi laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8-12 Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00. Bank Pelapor menyampaikan koreksi laporan Remittance TKI di luar negeri untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 3 Hari Kerja atau sebesar Rp150.000,00. Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Penerbit Kartu Kredit untuk laporan APMK dan uang elektronik bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal...

- 19 - tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00. Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan Penyebab Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III-2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor, secara perhitungan dikenakan sanksi sebesar Rp50.000,00 x 3 form x 17 Hari Kerja atau sebesar Rp2.550.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp750.000,00 x 3 form atau sebesar Rp2.250.000,00. Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Laporan Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan untuk laporan tenaga kerja perbankan tahun 2012, yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 15 Februari 2013, namun diterima pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2013. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00. Pasal 24 Koreksi Laporan disampaikan oleh Bank Pelapor karena Bank Pelapor tidak menyampaikan Laporan secara lengkap dan benar. Yang...

- 20 - Yang dimaksud dengan item adalah field-field pada setiap record dalam setiap form. Bank Pelapor menyampaikan koreksi atas laporan kegiatan kustodian bulan September 2012 yang didalamnya memuat koreksi atas 10 (sepuluh) item kesalahan. Penyampaian koreksi laporan tersebut dilakukan melewati periode On-Line yaitu Bank Pelapor seharusnya menyampaikan kepada Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun disampaikan pada hari Jumat tanggal 9 November 2012. Berdasarkan pelanggaran tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 10 item atau sebesar Rp500.000,00. Terhadap pelanggaran tersebut, Bank Pelapor tidak perlu dikenakan sanksi kewajiban membayar atas keterlambatan penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23. Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28...

- 21 - Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5349