Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan KEelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Puskesmas Lokbaintan Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNAN JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

ABSTRAK. Kata Kunci: Pendidikan, Sikap, Dukungan Keluarga, Perilaku petugas, Imunisasi TT

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS DIFTERI PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan melaksanakan upaya dalam peningkatan kesehatan ibu dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dalam usia reproduksi yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KETEPATAN IMUNISASI POLIO DI POSYANDU RW 10 KAMPUNG BANTENG KOTA SEMARANG

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Menjelang Persalinan Di Puskesmas Jambu Burung Kabupaten Banjar Tahun 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

SIKAP IBU TERHADAP TERJADINYA SCAR / BOROK SETELAH PEMBERIAN IMUNISASI BCG DI KIA PUSKESMAS PETERONGAN, KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

Karakteristik Dukun Bersalin Tentang Kemitraan dengan Bidan di Wilayah Puskesmas Mataraman Kabupaten Banjar

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci: Hamil, Anemia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN IBU HAMIL TIDAK MELAKUKAN IMUNISASI TT DI BPM SITI SUNDARI, S.ST DESA JUGLANGAN KECAMATAN KAPONGAN SITUBONDO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

Volume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA EVALUASI PROGRAM SKRINING STATUS TETANUS TOXOID WANITA USIA SUBUR DI JEMBER TAHUN 2010

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan KEelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Puskesmas Relationship Between Knowledge And Attitudes Of Pregnant Women With Tetanus Toxoid Immunization Completeness In Public Health Center Of Lokbaintan In 2013 Akhmad Mahyuni, S.Sos., MPH 1 *, H. M. Noor S.Sos., MPH 2, Fathia Yunidai 3 1 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut 3 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *korespondensi : rusman.efendi@yahoo.co.id Abstract Tetanus toxoid immunization to prevent tetanus useful for women of childbearing age and pregnant women. Tetanus cases found in tropical countries and countries that still have low health condition. WHO data shows, deaths from tetanus in developing countries 135 times higher than advanced countries. This study aimed to determine the relationship between knowledge and attitudes of pregnant women with tetanus toxoid immunization completeness in Public Health Center of Lokbaintan in 2013. Type a descriptive analytic study. The design of this study used a cross-sectional approach. Population in this research that all pregnant women with gestational age of three semester (28-37 weeks) in Public Health Center of Lokbaintan in 2013, amounting to 206 pregnant women. Samples were taken using random sampling techniques were 58 subjects. The result showed that the majority of respondents have sufficient knowledge of the 25 (43.1%), the majority of respondents have a positive attitude that is 38 (65.5%), most respondents did not complete the immunization of 37 (63.8%) and complete the 21 (36.2%). No association with complete knowledge of tetanus toxoid immunization Pregnant women (p = 0.164 > α = 0,05).The higher level of knowledge of the propensity of pregnant women pregnant women to do the higher tetanus toxoid immunization. No association with the attitude of tetanus toxoid immunization completeness Pregnant women (p = 0.062 > α = 0,05). The more positive attitude held pregnant women pregnant women the tendency to do the higher tetanus toxoid immunization. More mothers are expected to find the right information about the tetanus toxoid, the benefits, side effects, the impact of not getting immunized when tetanus toxoid and so forth. Mother in order to get immunity during pregnancy and protected from infection during childbirth for both mother and baby will be born. Keywords : Knowledge, Attitudes, tetanus toxoid immunization, pregnant women Pendahuluan Salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah adalah dengan imunisasi. Salah satu bukti keberhasilan tersebut adalah dapat dibasminya penyakit cacar dari Indonesia pada tahun 1974. Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Pada tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Salah satu imunisasi yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil adalah imunisasi TT yang berguna untuk mencegah terjadinya tetanus. Kasus tetanus banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum di antara 8 negara ASEAN, tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus tetanus neonatorum terjadi di Kamboja, Indonesia justru berada di urutan ke-5. Sedangkan Singapura dan 25

Thailand merupakan negara dengan kasus terendah, baik dari jumlah kasus maupun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Berdasarkan Incidence Series Immunization, pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus di negara lain di kawasan ASEAN, yaitu 937 kasus. Bila dibandingkan dengan jumlah kasus kedua dan ketiga terbesar di kawasan ini yaitu Bangladesh dan Indonesia masing-masing 206 dan 127 kasus. 158 Sedangkan di Bhutan, Korea Utara, Maladewa dan Sri Lanka dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka angka kasus tertinggi terjadi di Timor Leste dan Bangladesh. India justru menempati urutan ke-5 angka kasus tetanus neonatorum tertinggi (1). Tetanus neonatorum menyebabkan 50% kematian perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di perkotaan dan 11-23/100 kelahiran hidup di pedesaan. Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan sisanya pada bayi < 12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,7-30% (2) Pada tahun 2008 kejadian tetanus di Indonesia mencapai 165 kasus Tetanus Neonatorum dengan kematian sejumlah 91 kasus atau CFR 55%. Kasus terbanyak terjadi di Provinsi Banten yaitu mencapai 30,3%, disusul Jawa Barat 24,8%, Sumatra Selatan dan Jawa Timur masing-masing 10,3%, Lampung dan Riau masing-masing 5,5%, Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah 4,2% dan terendah terjadi Provinsi Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan yaitu mencapai 2,4% (Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2009) Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Akan tetapi masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih "jauh" dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkena Tetanus. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi Tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi Tetanus Neonatorum dan maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata; dan 3) surveilans (1). Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4. Cakupan imunisasi TT2 di Indonesia selama enam tahun terakhir tidak mengalami perkembangan, bahkan cenderung menurun. Cakupan terendah terjadi pada tahun 2007. Tahun 2008 sebanyak 42,85% ibu hamil mendapatkan imunisasi TT2. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan peneliti di Puskesmas Lok Baintan diketahui bahwa jumlah data ibu hamil yang melakukan Imunisasi TT1 pada trimester II (20-27 minggu) sebanyak 249 orang (82 %), sedangkan yang melakukan imunisasi TT2 pada trimester III ( 28-37 minggu) sebanyak 206 orang (68 %). Dari hasil data tersebut dilakukan studi pendahuluan diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil yang melakukan imunisasi TT 2 cukup baik yaitu 56%, sikap ibu hamil terhadap kepatuhan melakukan imunisasi TT 2 positif yaitu 46%, dan pendidikan ibu hamil yang melakukan imunisasi TT 2 menengah ke atas. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui serta melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kelengkapan imunisasi TT 2 di Puskesmas Lok Baintan Tahun 2013, Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil dengan umur kehamilan TM III (28-37 minggu)di wilayah Puskesmas 26

Lok Baintan pada tahun 2013 yaitu berjumlah 206 ibu hamil. Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Random Sampling. Variabel independentnya adalah pengetahuan dan sikap. Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner yang berupa kuesioner pengetahuan 10 pernyataan dan kuesioner sikap 10 pernyataan yang diadopsi dari KTI Siti Musrifah dan diisi oleh responden yang bersangkutan. Teknik analisis data menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05. Hasil Penelitian A. Analisis Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas No Pengetahua n Frekuensi Persentase (%) 1. Baik 24 41,4 2. Cukup 25 43,1 3. Kurang 9 15,5 Jumlah 58 100 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengetahuan cukup yaitu 25 (43,1%), baik yaitu 24 (41,4%) dan kurang yaitu 9 (15,5%) 2. Gambaran Sikap Ibu Hamil Di Puskesmas Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden menurut Sikap Ibu Hamil Di Puskesmas Sumber: Data Primer Tahun 2013 No Sikap Frekuensi Persentase(%) 1. Positif 38 65,5 2. Negatif 20 34,5 Jumlah 58 100 Berdasarkan tabel 4.7menunjukkan bahwa sikap positif yaitu 38 (65,5%), dan negatif 20 (34,5). 3. Gambaran Kelengkapan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Puskesmas Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden menurut kelengkapan Ibu Hamil Di Puskesmas No Imunisasi TT Frekuensi Persentase(%) 1. 21 36,2 2. Tidak lengkap 37 63,8 Sumber: Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.8menunjukkan bahwa sebagian besar responden imunisasi tidak lengkap yaitu 37 (63,8%), dan lengkap yaitu 21 (36,2) B. Analisis Bivariat 1. Hubungan pengetahuan dengan Tabel 4.9 Frekuensi Responden menurut pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil Di Puskesmas Lokbaintan Tahun 2013. 2. Sumber: Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.9 diatas yang terbanyak adalah ibu hamil yang mempunyai pengetahuan cukup dengan imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 19 orang (32,8%) Hasil Uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,164. Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak, yang artinya tidak ada Hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil 2. Hubungan sikap dengan 3. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden menurut sikap dengan Di Puskesmas. No No Jumlah 58 100 Pengetahuan Sikap Imunisasi Imunisasi Tidak Tidak Total N % N % N % 1. Positif 17 29,3 21 36,2 38 65,5 Total N % N % N % 1. Baik 12 20,7 12 20,7 24 41,4 2. Cukup 6 10,3 19 32,8 25 43,1 3 Kurang 3 5,2 6 10,3 9 15,5 Total 21 36,2 37 63,8 58 100 27

2. Negatif 4 6,9 16 27,6 20 34,5 Total 21 36,2 37 63,8 58 100 Sumber: Data Primer Tahun 2013 4. Berdasarkan tabel 4.10 diatas yang terbanyak adalah ibu hamil yang mempunyai sikap positif dengan imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 21 orang (36,2%) 5. Hasil Uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,062. Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak, yang artinya tidak ada Hubungan sikap dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil Pembahasan 1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Imunisasi TT Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 58 orang ibu hamil yang dijadikan sebagai responden penelitian didapat bahwa pengetahuan cukup yaitu 25 responden (43,1%), baik yaitu 24 responden (41,4%) dan kurang yaitu 9 responden (15,5%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lestari (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar ibu hamil cukup yaitu 24 responden (60%), baik yaitu 10 responden (25%), kurang 6 responden (15%). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objak tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (3) Menurut Notoatmodjo 2007 faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, lingkungan, umur, dan sosial budaya. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetepi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan forman saja, akantetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tertentu. (4). Pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil tidak membahayakan walaupun diberikan pada kehamilan muda. Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan pada ibu hamil sebanyak 2x pada trimester II. Interval waktu 4-6 minggu sehingga diharapkan dapat memberikan kekebalan selama 3 tahun (4) Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Imunisasi TT sebagian besar cukup 25 responden (43,1%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang sebagian besar SMA, sebagian besar responden bekerja, dan usia responden paling banyak usia 20-35 tahun. Sikap Ibu Hamil tentang Imunisasi TT 2. Sikap Ibu Hamil tentang Imunisasi TT Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 58 orang ibu hamil yang dijadikan sebagai responden penelitian didapat bahwa sikap positif yaitu 38 responden (65,5%), dan negatif 20 responden (34,5).Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Musrifah 5) yang menyatakan bahwa sikap wanita usia subur sebagian besar positif yaitu 35 responden (87,5%) dan sikap negatif yaitu 5 responden (12,5%). Menurut (3) bahwa sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (positif) maupun 28

perasaan tidak mendukung (negatif) pada objek tertentu. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (6) yang menunjukkan bahwa sebagian besar mereka menyatakan setuju bahwa wanita usia subur perlu dilakukan imunisasi TT (98,9%). Sikap positif yang ditunjukkan oleh sebagian besar responden ini dipengaruhi adanya pengetahuan yang baik dari responden tentang manfaat dari imunisasi TT. Pengetahuan responden tentang manfaat imunisasi TT akan membentuk sikap dan keyakinan secara positif terhadap imunisasi TT (6) 3. Kelengkapan Imunisasi TT yang dilakukan ibu hamil Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 58 orang ibu hamil yang dijadikan sebagai responden penelitian didapat bahwa sebagian besar responden imunisasi tidak lengkap yaitu 37 (63,8%), dan lengkap yaitu 21 (36,2). Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Musrifah (5)yang menyatakan bahwa WUS yang telah melakukan imunisasi TT caten tidak lengkap sebesar 24 orang (60%) dan WUS yang melakukan imunisasi TT lengkap sebesar 16 orang (60%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (7) berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner dari 31 responden yang menjadi sampel penelitian, maka dapat diketahui bahwa yang mendapat imunisasi TT lengkap (45%), dan tidak lengkap (55%). Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden masih belum mendapatkan imunisasi TT yang tidak lengkap dengan kata lain status imunisasi TT pada responden tidak lengkap. Keadaan tersebut sangat berhubungan dengan pengetahuan ibu. Menurut teori setelah seseorang mengetahui stimulus,obyek, maka proses selanjutnya akan bersikap terhadap stimulus tersebut. 3) Status imunisasi responden yang tidak lengkap bisa disebabkan karena sebagian besar responden hamil anak pertama dengan usia kehamilan kurang dari 7 bulan dan bekerja. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan responden dapat menyebabkan responden memiliki status imunisasi TT tidak lengkap. Dimana pengalaman yang termasuk didalamnya paritas dan kematangan jiwa. Selai itu, dikarenakan kesibukan yang menyita waktu. sehingga kurang memperhatikan masalah kesehatannya, Dari segi umur dan pekerjaan responden yang mendapat imunisasi TT lengkap adalah antara umur 20-25 tahun dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Semakin cukup umur maka bertambah juga pengetahuan seseorang yang dapat merubah perilaku untuk lebih baik. Selain itu pekerjaan ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu luang untuk menggali informasi tentang masalah imunisasi TT. Tetapi masih ada responden yang memiliki status imunisasi TT masih belum lengkap karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor lingkungan, keluarga, sosial, budaya, dll. Kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil dibutuhkan kesadaran dari ibu hamil itu sendiri. Selain itu, kedisiplinan ibu dalam memeriksakan kehamilannya dan dibantu oleh dukungan keluarga dalam memberikan semangat secara fisik dan mental kepada ibu serta arahan dari tenaga kesehatan dapat membantu ibu melewati masa-masa bahagia dalam kehamilannya dan mendapatkan informasi penting bagi kesehatannya dan janin terutama tentang imunisasi TT sehingga ibu dapat memperoleh imunisasi TT yang lengkap. 4. Hubungan pengetahuan dengan Secara statistik penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil (p = 0,164). Dimana dari ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup dengan imunisasi yang tidak lengkap sebanyak 19 responden (32,8%). Sedangkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dengan imunisasi lengkap sebanyak 12 responden (20,7%) serta ibu hamikl yang memiliki pengetahuan kurang dengan imunisasi lengkap sebanyak 2 responden (5,2%). Pengetahuan baik maupun kurang tidak berpengaruh dengan kelengkapan imunisasi TT karena akibat dari faktor perilaku untuk hidup sehat dan tidak ada motivasi dari WUS tersebut untuk datang kembali melaksanakan TT kedua karena alasan sakit. Seharusnya pengetahuan merupakan salah satu penyebab yang 29

memotivasi seseorang untuk bertindak atau berperilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Musrifah,( 5) Penelitian ini didukung oleh penelitian Nurgafiah dalam Musrifah (5) dimana tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi hepatitis B1 0-7 hari. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori Gerungan dalam Musrifah (5) bahwa berdasarkan pengetahuan yang diyakini akan membentuk sikap yaitu kecenderungan seseorang untuk bertindak. Dengan demikian antara pengetahuan dan sikap selayaknya konsisten terhadap perilaku yang muncul. Mislanya jika pengetahuan WUS tinggi maka sikap WUS juga akan baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seorang ibu yang memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi TT, akan mengerti tentang manfaat dari imunisasi TT tersebut, baik bagi dirinya maupun bagi janin yang sedang dikandungnya. Hal tersebut membuat ibu mau melakukan imunisasi TT secara lengkap. Rogers menyatakan bahwa perubahan atau adopsi perilaku melalui beberapa tahapan proses yang sangat berurutan. Upaya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya perilaku tersebut merupakan faktor utama dalam tahapan proses tersebut. Adanya kesadaran dan pengetahuan tersebut selanjutnya akan membangun minat dan usaha untuk mencoba perilaku yang diinginkan (6). 5. Hubungan sikap dengan Secara statistik penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil (p = 0,062). Dimana dari ibu hamil yang memiliki sikap positif dengan imunisasi tidak lengkap sebanyak 21 responden (36,2%) sedangkan ibu hamil yang memiliki sikap positif dengan imunisasi lengkap sebanyak 17 responden (29,3%) serta ibu hamil yang memiliki sikap negatif terhadap imunisasi lengkap sebanyak 4 responden (6,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Musrifah (5) yang menyatakan bahwa responden yang mempunyai sikap negatif dengan imunisasi tidak lengkap sebanyak 5 responden (12,5%) sedangkan responden yang mempunyai sikap positif dengan imunisasi tidak lengkap sebanyak 20 responden (50%) dan imunisasi lengkap sebanyak 15 responden (37,5%). Sikap yang berhubungan dengan perilaku ibu untuk melakukan imunisasi TT menunjukkan bahwa seorang ibu yang telah menerima informasi tentang imunisasi TT akan berpikir dan berusaha supaya dapat merasakan manfaat dari imunisasi TT tersebut, sehingga ibu mau melakukan imunisasi TT secara lengkap (6) Ibu hamil yang bersikap positif maupun negatif tidak ada hubungan dengan kelengkapan imunisasi TT, karena walaupun seseorang mempunyai sikap yang positif tetapi perilakunya terhadap kepatuhan untuk imunisasi TT secara lengkap masih kurang maka pencapaian program imunisasi TT2 di puskesmas Lokbaintan masih rendah. Hal ini dikarenakan kebanyakan ibu hamil malas dikarenakan jarak ke fasilitas kesehatan yang jauh, petugas kesehatan yang jarang ada di tempat. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab Musrifah. (5) Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar imunisasi TT tidak lengkap. Hal ini masih jauh dari harapan yang diinginkan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini seperti faktor dari ibu hamil sendiri meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, budaya, dan faktor pendukung seperti sikap petugas dan dukungan dari berbagai pihak. Perlu adanya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat, kerja sama lintas program dengan poli KIA dan sektor lainnya dalam upaya peningkatan cakupan imunisasi TT. 30

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada 58 orang responden ibu hamil di Puskesmas Lokbaintan dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 25 (43,1%) 2. Sebagian besar responden mempunyai sikap positif yaitu 38 (65,5%) 3. Sebagian besar responden imunisasi tidak lengkap yaitu 37 (63,8%), dan lengkap yaitu 21 (36,2) 4. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT Ibu hamil ( p = 0,164> α = 0,05), maka Ho diterima). 5. Tidak ada hubungan sikap dengan (p=0,062 > α = 0,05),maka Ho diterima). Daftar Pustaka 1. Depkes RI, 2009.Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta 2. Ismoedijanto & Darmowandowo, 2010. Tetanus, dalam web site: http://www. pediatrik.com/isi03.rmh279.htm. diakses pada [13 Januari2013]. 3. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 4. Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta. Jakarta. 5. Aini, Musrifah.2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Tahun 2008. Skripsi STIK, Palembang 6. Purwanto, Hari,2001. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Status Imunisasi TT 7. Firzana, F,2013 Jurnal Kebidanan Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto. (online) (http://unimasd3bidan.blogspot.com/201 3/06. hubungan antara tingkat pengetahuan ibu.html. 31